1289-Article Text-2486-2-10-20130528 PDF
1289-Article Text-2486-2-10-20130528 PDF
Program Pasca Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang Indonesia
Abstract
The aim of this research is to develop of teaching materials with SETS perspective and con-
structivistic orientation to increase the critical thinking of students. The teaching materials
quality has been measured by the validity, effectiveness, and practicability criteria if its used
in the learning process. The teaching materials effectiveness was tested with 2-criteria, that
were 24 from 30 students gave the positive response to the teaching materials and 23 from 30
students achieved the study classically. The teaching materials practicability was analyzed
based on the observation during the learning prosess. The pretest and posttest data was ana-
lyzed with N-gain and t-test to know the increasing of the students critical thinking skills. The
results showed that the teaching materials met the effective and practice criteria. The analysis
data showed that tcount > ttable. This proved that there was a significant increasing of the pretest
to posttest scores that was tested to the students by using the essay question. Based the result on,
it could be concluded that the teaching materials met the criteria of validity, effectiveness, and
practicability and can be used to increase the critical thinking. Its recommended to multiply
and use the teaching materials in the real learning process.
28
Danu Aji Nugraha, dkk. / Journal of Innovative Science Education 2 (1) (2013)
29
Danu Aji Nugraha, dkk. / Journal of Innovative Science Education 2 (1) (2013)
Tabel 2. Contoh Representasi Kompetensi Reaksi Redoks yang Bervisi Sets dan Digunakan untuk
Dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
SETS dan berorientasi konstruktivistik, guru da- dalam konteks konstruktivisme, siswa dapat
pat memberikan pijakan-pijakan dan memancing diajak berbincang tentang SETS dari berbagai
siswa untuk mencari keterhubungkaitan antara macam arah dan dari berbagai macam titik awal
unsur-unsur dalam SETS sehingga kemampuan tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki
berpikir kritis siswa dapat meningkat. Representa- oleh siswa yang bersangkutan. Pernyataan terse-
si kompetensi reaksi redoks yang bervisi SETS dan but menjelaskan bahwa visi SETS dan orientasi
digunakan untuk dapat meningkatkan kemam- kostruktivistik merupakan dua hal yang tidak
puan berpikir kritis siswa dapat terwakili dengan dapat dipisahkan. Santyasa (2007) juga menya-
contoh-contoh pada Tabel 2. takan bahwa salah satu prinsip dasar yang me-
Binadja (2005) yang menyatakan bahwa landasi kelas konstruktivistik adalah mengu-
30
Danu Aji Nugraha, dkk. / Journal of Innovative Science Education 2 (1) (2013)
tamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam berbagai kondisi awal proses pembelajaran yang
konsteks yang relevan (kontekstual). berlangsung di sekolah. Kondisi awal tersebut
meliputi buku pegangan yang dipakai sebagai
Metode Penelitian rujukan dalam mengajar, metode pembelajaran
yang digunakan, pemahaman guru mengenai
Penelitian ini merupakan penelitian pembelajaran yang bervisi SETS serta penera-
pengembangan atau Research and Development pannya dalam proses pembelajaran, pemaha-
(R&D). Pengembangan bahan ajar pada peneli- man guru mengenai pembelajaran yang berori-
tian ini mengadaptasi model penelitian pengem- entasi konstruktivistik serta penerapannya dalam
bangan dari Plomp dalam Hobri (2009). Kelima proses pembelajaran, usaha yang dilakukan guru
tahap penelitian pengembangan tersebut dapat yang selain untuk meningkatkan hasil belajar
dijelaskan dalam Gambar 3. siswa juga untuk meningkatkan kemampuan
Penelitian pengembangan ini dilaksana- berpikir kritis siswa, dan bahan ajar yang digu-
kan di SMA Negeri 14 Semarang kelas X semes- nakan dalam proses pembelajaran. Tahap selan-
ter 2 yang berlokasi di Jalan Kokrosono raya Se- jutnya dalam penelitian ini adalah menyusun dan
marang, mulai bulan April sampai dengan Juni mengembangkan berbagai perangkat penelitian
2012. Keseluruhan teknik dan instrumen pen- yang diperlukan. Hasil validasi keseluruhan per-
gumpul data disajikan pada Tabel 3. angkat penelitian dapat disajikan pada Tabel 4.
Bahan ajar yang dikembangkan, disu-
Hasil dan Pembahasan sun dengan memperhatikan pedoman pengem-
bangan bahan ajar bervisi SETS, sehingga semua
Penelitian ini diawali dengan mengiden- indikator kesesuaian dan kecukupan bahan ajar
tifikasi dan menghimpun informasi mengenai bervisi SETS dapat terpenuhi. Selain itu bahan
Metode Instrumen
Jenis data Subjek
pengumpulan data pengumpulan data
Tahap penelitian Kuesioner Lembar Kuesioner Guru
Validasi perangkat Check List Lembar validasi Validator
Respon siswa Angket Lembar angket Siswa
Kemampuan berpikir kritis Tes Lembar soal uraian Siswa
Kepraktisan bahan ajar Observasi Lembar pengamatan Observer
Gambar 3. Skema kegiatan penelitian dan pengembangan atau Reasearch and Development (R&D)
(Plomp dalam Hobri, 2009).
31
Danu Aji Nugraha, dkk. / Journal of Innovative Science Education 2 (1) (2013)
ajar juga disusun dengan memperhatikan keleng- Ketertarikan siswa terhadap proses pemb-
kapan komponen bahan ajar berorientasi kon- elajaran merupakan sesuatu yang sangat penting
struktivistik serta peran guru sebagai fasilitator dan tidak bisa dianggap remeh. Sebagian besar
sesuai dengan belajar konstruktivisme. Setelah perhatian siswa akan tertuju pada proses pemb-
tahap validasi dan revisi dilakukan pada semua elajaran jika siswa sudah tertarik pada pembelaja-
perangkat penelitian tahapan selanjutnya ada- ran sehingga siswa akan lebih berperan aktif dan
lah melakukan uji coba terbatas. Uji coba ter- memberikan respon yang positif. Hal ini sesuai
batas dilakukan untuk mengetahui dan mencari dengan pemikiran Dorun (2006) yang menya-
kekurangan, kelemahan, kendala serta hambatan takan bahwa peran aktif siswa dapat membuat
yang mungkin terjadi selama proses pembelaja- proses pembelajaran lebih menyenangkan untuk
ran. Apabila bahan ajar sudah memenuhi kriteria guru dan siswa, dan yang paling penting peran
keefektivan dan kepraktisan makan penelitian da- aktif siswa dapat menyebabkan siswa untuk ber-
pat dilanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu uji pikir kritis. McCrae (2011) menyarankan kepada
coba skala luas. Keefektivan bahan ajar diukur para guru agar pembelajaran yang dilakukan
dengan menggunakan 2 kriteria yaitu respon memungkinkan siswa untuk aktif bekerja mela-
siswa dan ketuntasan kemampuan berpikir kritis lui isu-isu. Isu-isu tersebut dapat dikembangkan
siswa. Hasil penelitian keefektivan bahan ajar da- dengan pembelajaran bervisi SETS dimana guru
pat disajikan dalam Gambar 4 sampai dengan 7. dapat mengajak siswa untuk berdiskusi dari ber-
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis bagai macam titik awal. Guru dapat mulai dari
data, diperoleh bahwa siswa pada uji terbatas aspek science lebih dahulu selanjutnya dikem-
maupun skala luas memberikan respon positif bangkan pada aspek lainnya yaitu environment,
terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Adan- technology, society atau sebaliknya.
ya respon positif dari siswa disebabkan karena Hasil penelitian juga menunjukan bahwa
dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya terdapat 25 siswa kelas uji coba skala luas tun-
dibawa pada materi yang bersifat teori-teori saja tas dan 5 siswa tidak tuntas. Ketuntasan belajar
tetapi juga berkaitan dengan kehidupan sehari- dilihat dari hasil post test siswa yang dibandingkan
hari siswa. Pembelajaran bervisi SETS yang dengan KKM 74. Sebanyak 5 orang siswa tidak
menghubungkaitan antara teori yang dipelajari tuntas belajar karena soal post test yang digunakan
dengan penerapannya dalam bentuk teknologi, berupa soal uraian yang membutuhkan kemam-
dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan puan berpikir kritis. Meskipun terdapat 5 orang
merupakan suatu bentuk upaya pembelajaran siswa tidak tuntas belajar tetapi dengan menggu-
yang bersifat nyata dan konstekstual. Pembelaja- nakan rumus N-gain diperoleh bahwa terdapat 18
ran akan terasa lebih menyenangkan dan mem- orang siswa yang dapat mencapai tingkat capa-
buat siswa ingin mengetahui lebih jauh mengenai ian tinggi, 10 orang siswa dengan tingkat capa-
materi yang sedang dipelajari. ian sedang, dan 2 orang siswa yang memperoleh
32
Danu Aji Nugraha, dkk. / Journal of Innovative Science Education 2 (1) (2013)
Gambar 4. Analisis angket respon siswa kelas Gambar 5. Distribusi tingkat capaian
uji coba terbatas kemampuan berpikir kritis siswa uji coba terbatas
Gambar 6. Analisis angket respon siswa kelas uji Gambar 7. Distribusi tingkat capaian
coba skala luas kemampuan berpikir kritis siswa uji coba skala
luas
tingkat capaian rendah. Pengujian peningkatan Kepraktisan bahan ajar diukur berdasar-
kemampuan berpikir kritis siswa dilakukan den- kan hasil penilaian pengamat terhadap proses
gan menggunakan rumus t-test. Berdasarkan hasil pembelajaran yang berlangsung dengan bahan
analisis data, diperoleh bahwa ada peningkatan ajar yang dikembangkan. Hasil penelitian keefek-
kemampuan berpikir kritis siswa yang signifikan tivan bahan ajar dapat disajikan dalam Tabel 5.
dari pre test ke post test. Peningkatan kemampuan Berdasarkan penjelasan tersebut da-
berpikir kritis siswa yang signifikan ini merupa- pat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikem-
kan suatu hubungan sebab akibat dengan adanya bangkan dapat dikatakan praktis dengan tingkat
respon positif siswa terhadap bahan ajar yang kepraktisan baik. Dalam bahan ajar yang dikem-
digunakan. Respon positif siswa dapat dijadikan bangkan terdapat materi yang menghubungkait-
tolak ukur bahwa siswa merasa lebih nyaman kan meteri yang sedang dipelajari dengan kehidu-
dengan bahan ajar yang digunakan dalam proses pan sehari-hari siswa. Selian itu, dalam bahan
pembelajaran. Sebagian besar perhatian siswa ajar juga terdapat materi dan pertanyaan-pertan-
akan terfokus pada proses pembalajaran karena yaan yang dapat merangsang siswa untuk terlibat
ketertarikan siswa terhadap bahan ajar dan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Komponen-
tidak akan cepat merasa bosan terhadap pembe- komponen yang terdapat dalam bahan ajar sep-
lajaran yang berlangsung sehingga kemampuan erti kelengkapan kompenen visi SETS, orientasi
berpikir kritis siswa dapat meningkat. Hal ini se- konstruktivistik serta kemampuan berpikir kritis
suai dengan Binadja (2002) menyatakan bahwa siswa memudahkan guru untuk melibatkan siswa
pembelajaran bervisi SETS membentuk kesan secara aktif dalam proses pembalajaran. Sejalan
positif dalam diri siswa dan kesan positif yang dengan Ahn dan Class (2011) yang menganut so-
timbul akibat pembelajaran bervisi SETS berpen- sial konstruktivisme menyatakan bahwa proses
garuh positif terhadap hasil belajar siswa yang pembangunan pengetahuan itu harus melalui in-
dalam hal ini adalah kemampuan berpikir kritis teraksi aktif antara guru dengan siswa.
siswa.
33
Danu Aji Nugraha, dkk. / Journal of Innovative Science Education 2 (1) (2013)
Tabel 5. Skor rata-rata kepraktisan bahan ajar kelas uji coba terbatas dan skala luas.
34