Bab 45 (Update)
Bab 45 (Update)
BAB IV
Kalimantan Timur.
pemerintah berjalan dengan baik. Dasar hukum yang berlaku sejak tahun 2004 untuk
Pemerintahan Daerah.
No. 23 Tahun 2014 Pemerintahan Daerah, Prediden Joko widodo pada tanggal 15
Juni 2016 telah mendatangani peraturan pemerinth Nomor (PP) 18 Tahun 2016
Perangkat Daerah. Dalam (PP) itu dijelaskan, bahwa perangkat daerah adalah unsur
berdasarakan asas
c. Efisiensi.
42
d. Efektivitas.
f. Rentang kendali.
h. Fleksbilitas.
berlaku setelah mendapat persetujuan dari Mentri (Mendagri, red) bagi perangkat
daerah provinsi dan dari gubernur sebagai wakil Pemerintahan pusat bagi
Gubernur dan wakilnya, Bupati dan wakilnya, atau Walikota dan wakilnya tidak
termasuk dalam satuan ini, karena berstatus sebagai kepala daerah. Ke dalam SKPD
Kota ini terletak sekitar 150 kilometer di utara Kota Samarinda. Dengan wilayah yang
Bontang memegang peranan yang cukup penting dalam membangun kaltim maupun
nasional. Karena di kota yang berpenduduk sekitar 110.000 jiwa ini, terdapat dua
sejak tahun 1999, setelah sebelumnya berada dalam wilayah administrasi Kabupaten
mendukung interaksi wilayah Kota Bontang dan wilayah luar Kota Bontang.
keseluruhan, luas Kota Bontang mencapai 49,752,56 Ha, dimana sebagian besar
merupakan wilayah perairan, sementara luas wilayah daratan sekitar 29% atau
14,870 Ha.
Obyek dalam penelitian ini meliputi kepala bagian dan staf bagian
Visi Kota Bontang: “Memantapkan Kota Bontang Sebagai Kota Maritim yang
Bertumpu Pada Kualitas Sumber Daya Manusia, Lingkungan Hidup, dan Good
yang tidak kembali ada 32. Sehingga kuesioner yang dalam keadaan lengkap serta
layak sebagai sumber untuk di gunakan sebesar 40 responden. Secara lebih lengkap
Tabel 4.1
Jumlah
No Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Samarinda Kuesioner
yang kembali
Sekretariat
1. Sekretariat DPRD 1
Badan
8. Badan LingkunganHidup 2
Dinas
45
Kantor
Tabel 4.2
Keterangan Hasil Kuesioner
Keterangan Jumlah
Kriteria responden atau sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Variabel dalam penelitian ini adalah indikator-indikator yang terdapat dalam variabel
penelitian terdiri dari variabel dependen yaitu: Efektivitas Pengendalian (Y), dan
Nilai jawaban atau tanggapan yang diberikan oleh responden berkaitan dengan
47
Tabel 4.3
Jumlah 40 100 %
Jumlah 40 100 %
Jumlah 40 100 %
48
Jumlah 40 100 %
Jumlah 40 100 %
Jumlah 40 100 %
Jumlah 40 100 %
49
Jumlah 40 100%
Jumlah 40 100 %
Jumlah 40 100 %
Jumlah 40 100 %
Jumlah 40 100 %
Jumlah 40 100 %
Dari tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden menjawab setuju.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa responden yang merupakan bagian seluruh
Pegawai SKPD keuangan setuju bahwa adanya Penganggaran berbasis kinerja para
Nilai jawaban atau tanggapan yang diberikan oleh responden berkaitan dengan
keuangan SKPD Kota Bontang yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
51
Tabel 4.4
Tanggapan Responden mengenai efektifitas pengendalian
Jumlah 40 100 %
Jumlah 40 100 %
Jumlah 40 100 %
52
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Sumber : Data di oleh 2017
Dari tabel 4.4 dapat di jelaskan bahwa mayoritas responden menjawab Setuju.
tahap pengolahan yang dilakukan dalam menilai Fit Model dari sebuah model
Terdapat dua kriteria untuk menguji outer model yakni, meliputi pengujian
Validitas konstruk dari outer model dengan indikator reflektif dapat diukur
dengan parameter skor loading di model penelitian. Hasil output korelasi antar
indikator dengan konstruknya dapat dilihat pada tabel 4.6 dan modifiksi result for
Tabel 4.5
Results for outer loadings
EP (EFEKTIVITAS PENGENDALIAN)
Tabel 4.6
Modifikasi akhir results for outer loadings
EP (EFEKTIVITAS PENGENDALIAN)
dan diketahui bahwa terdapat beberapa item (indikator) yang tidak valid, yaitu item
(PBK11 -.114), (PBK13 0.314), (PBK3 0.459) dan (PBK5 0.436) memiliki nilai outer
loading di bawah < 0.5, sedangkan item yang telah valid dengan nilai loading factor
di atas < 0.5, untuk analisis selanjutnya item, (PBK11 -.114), (PBK13 0.314), (PBK3
56
0.459) dan (PBK5 0.436) harus dikeluarkan dari model karena tidak valid. Hasil outer
loading dengan di lakukan pengujian kembali dapat dilihat pada tabel, dimana
Setelah dilakukan pengujian kembali maka didapatkan hasil bahwa semua item
pernyataan telah valid, sehingga hasil tersebut dapat dianalisis ketahap selanjutnya.
pendapatan dan belanja (0.845), (PBK7) penyediaan dana (0.793), (PBK10) neraca
dan catatan atas laporan keuangan (0.773), (PBK6) pelaksanaan anggaran (0.753),
berdaya guna (0.876), (EP2) kesesuaian dengan peraturan (0.846), (EP1) realisasi
anggaran (0.697).
Parameter uji validitas konvergen dapat dilihat dari nilai loading factor, pada
korelasi antara skor indikator refleksif dengan skor variabel latennya. Jika nilai skor
loading antara 0.5-0.7 dianggap cukup, pada jumlah indikator per variabel laten tidak
memenuhi validitas konvergen karena nilai T-statistik sudah diatas 1,64 dan tidak ada
57
outer loading yang nilainya dibawah 0.5. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Discriminant Validity indikator reflektif dapat dilihat pada cross loadings antara
indikator dengan konstruknya. Jika nilai cross loadings setiap indikator dari variabel
bersangkutan lebih besar dibandingkan cross loadings variabel lain, maka dapat
akar kuadrat dari Average Variance Extrated (√AVE) untuk setiap konstruk dengan
korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Model memiliki
discriminant validity yang cukup jika akar untuk setiap konstruk lebih besar daripada
korelasi antara konstruk dan konstruk lainnya dalam model seperti terlihat dari output
dibawah ini.
Tabel 4.7
AVE dan Akar AVE
Penganggaran Berbasis
0.604 0.837 Valid
Kinerja
Tabel 4.8
Latens Variables Collerations
Penganggaran Efektivitas
Variabel
berbasis kinerja Pengendalian
Penganggaran 1.000
Berbasis Kinerja
Berdasarkan perbandingn nilai akar AVE pada tabel 4.7, dan koefisien korelasi
antar konstruk pada tabel, diketahui bahwa akar AVE memiliki nilai yang lebih besar
daripada nilai korelasi antar konstruk lainnya dan ini menunjukkan bahwa semua
Suatu konstruk dikatakan reliabel, jika Composite Reliability harus > 0,7
(Jogiyanto dan Willy, 2009:81). Berikut hasil output uji Compositereliabilitas konstruk
Tabel 4.9
Composite Reliability
Dari hasil output diatas menunjukkan bahwa nilai Composite Reliability untuk
semua konstruk adalah di atas 0,7 yang menunjukkan bahwa semuakonstruk pada
Partial Least Square (PLS) menuru t Wold merupakan metode analisis yang
powerful oleh karena tidak didasarkan banyak asumsi. PLS sangat tepat digunakan
skala kategori, ordinal, interval sampai rasio dapat digunakan pada model yang
sama). Walaupun PLS digunakan untuk menkonfirmasi teori, tetapi dapat juga
digunakan untuk menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variabel laten.
PLS dapat menganalisis sekaligus konstruk yang dibentuk dengan indikator refleksif
dan indikator formatif dan hal ini tidak mungkin dijalankan dalam Structural Equation
variabel dependen dan nilai koefisien pada path untuk variabel independenyang
60
GAMBAR 4.1
Model Struktural
GAMBAR 4.2
Dalam menilai model dalam smartPLS dilakukan dengan melihat nilai R-square yang
Tabel 4.10
R-Square
Dari tabel 4.10, dapat diketahui bahwa model pengaruh penganggaran berbasis
sebesar 0.685 = 68.5% sedangkan sisanya 0.384 = 31.5% dijelaskan oleh variabel
signifikansi model prediksi dalam pengujian model struktural, dapat dilihat dari nilai
Tabel 4.11
Path Coefficient
Penganggar
Kinerja
berikut :
studi yang dilakukan oleh Lilik Singgih Nugraha (2016) yang menghasilkan bahwa
kinerja ini sehingga membuat tujuan yang akan dicapai dapat direalisasikan sesuai
yang direncanakan.
penyusunan anggaran berbasis kinerja. Anggaran yang disusun sangat erat kaitannya
keuangannya dengan prinsip pengukuran kinerja (value for money). Hal ini penting
untuk di evaluasi mengingat sudah banyaknya peraturan tertulis yang sudah dibuat
oleh pemerintah pusat sampai pada kebijakan pemerintah daerah itu sendiri.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
efektivitas pengendalian.
65
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kota Bontang. Nilai dari koefisiensi beta menunjukan terdapat pengaruh positif
sebesar 0.828 dengan nilai signifikan t-statistic sebesar 24.719. Hal ini memiliki
pendapatan dan belanja (0.845), (PBK7) penyediaan dana (0.793), (PBK10) neraca
dan catatan atas laporan keuangan (0.773), (PBK6) pelaksanaan anggaran (0.753),
berdaya guna (0.876), (EP2) kesesuaian dengan peraturan (0.846), (EP1) realisasi
anggaran (0.697).
berbasis kinerja telah dilakukan dengan efektif oleh Dinas Kota Bontang. Dalam
evaluasi kinerja Dinas Kota Bontang telah melakukan kerja evaluasi kinerja dengan
66
sangat baik karena mampu melakukan revisi anggaran program yang sudah
jawaban responden yang sangat terkecil meski pun masih dalam katagori yang baik.
5.2 Saran
penganggaran berbasis kinerja yang dilakukan sesuai dengan hasil penelitian ini
Kinerja yang sesuai dengan pedoman, diharapkan Dinas Kota Bontang dapat
mengelola berbagai sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien untuk