Anda di halaman 1dari 4

PR dr. Melda Suryana, M.

Epid

1. Bias Recall dan Limitation Recall


2. Kohort Retrospektif; Neasted Case Control; Case-Cohort; Cohort berdasarkan Case-
control
3. Sampling yang biayanya tinggi
4. Cara Cluster
5. Syarat Chi-square
6. Cara menghitung expected dan jelaskan

Jawaban:

1. Bias Recall adalah perbedaan usaha untuk mengingat.


Contoh: Akan dilakukan suatu penelitian mengenai penyakit apa saja yang diderita ibu
pada saat hamil. Lalu terdapat 2 subjek penelitian. Subjek pertama, yaitu ibu yang
melahirkan anak dengan kelainan malformasi. Subjek kedua, yaitu ibu yang melahirkan
anak secara sehat. Ketika ditanyakan mengenai penyakit yang sedang diderita, maka ibu
yang menjadi subjek pertama, yaitu yang melahirkan dengan kelainan kongenital dia
akan berusaha keras mengingat setiap kejadian yang terjadi pada saat dia sedang hamil.
Seperti sakit batuk dan pilek, si ibu masih ingat kejadiannya. Berbeda dengan ibu yang
melahirkan dengan anak yang normal, ibu tersebut cenderung mengingat tetapi tidak
teralalu maksimal, karena tidak ada kelainan yang diderita oleh anak yang dilahirkannya.

Limitation Recall adalah lupa untuk mengingat.


Walaupun dipaksakan tetap tidak ingat, sehingga daya mengulang kejadiannya terbatas.

2. Kohort Retrospektif merupakan study yang lebih menghemat waktu dan biaya apabila
dibandingkan dengan kohort prospektif. Hal ini dikarenakan kita cukup melihat dari
rekam medis yang dibutuhkan untuk melihat apakah orang tersebut menderita sakit
tertentu karena terekspos dari pajanan tersebut atau bukan. Terlebih dahulu kita harus
memisahkan kelompok terpajan dan tidak terpajan. Lalu pastikan juga kedua kelompok
tersebut tidak memiliki sakit yang akan diteliti.
Contoh: Pada penelitian yang dilakukan pada kohort prospektif kita meneliti orang yang
merokok dan tidak merokok, lalu kita ikuti sampai minimal 20 tahun untuk terjadinya Ca
Paru. Karena membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang cukup besar, sehingga kita
akan meneliti dengan cara kita mengetahui orang yang sakit Ca Paru pada saat ini dan
tidak sakit, lalu kita ingin mengetahui apakah orang tersebut menderita sakit Ca paru
karena pajanan yang terjadi selama waktu tertentu dengan cara membaca rekam medis
orang tersebut, sehingga kita mengetahui dia sakit karena pajanan tersebut atau bukan.

Cohort berdasarkan Case Control, merupakan study cohort yang paling murah, karena
study ini dilakukan dengan cara kita mengambil data dari pasien atau subyek pada waktu
sebelum pasien yang kita teliti ingin diteliti denhan cara mengambil dari bagian yang
dibutuhkan, seperti darah, sputum, urine dan lain-lain, lalu kita simpan dan tidak kita
teiliti sampai pada suatu waktu si subyek sakit, lalu kita ingin menelitinya, cukup dengan
bagian-bagian yang sudah pernah kita ambil lalu kita teliti.

Nested Case-control, yaitu pada study ini kelompok control berasal dari sample juga,
yang merupakan kelompok beresiko juga. Jadi study ini merupakan study yang
memperlihatkan bahwa kelompok control bias menjadi kelompok kasus.

Case Cohort, yaitu study yang memperlihatkan bahwa kelompok control yang terpilih
dapat menjadi kelompok control untuk penelitian kasus penyakit yang lainnya. Hal ini
terjadi karena kelompok control yang terpilih tidak cocok dengan penelitian kasus yang
sedang diteliti.
3. Sampling yang biayanya tinggi, yaitu dengan menggunakan Stratified Random Sampling.
4. Cara Cluster Random Sampling, yaitu ambil populasi yang bisa terjangkau. Lalu setelah
terpilih lakukan random sampling.
Contoh: kita akan melakukan penelitian mengenai kecakupan gizi anak SD. Lalu kita
menentukan semua sekolah SD yang ada di wilayah kerja kita, karena kita sedang berada
di Puskesmas Kecamatan tersebut, seperti kita menentukan sekolah-sekolah SD yang ada
di daerah Kecamatan Kebon Jeruk, karena kita berada di daerah kerja Puskesmas
Kecamatan Kebon Jeruk, lalu setelah mengetahui sekolah-sekolah SD yang ada, kita
melakukan Random sampling pada SD-SD tersebut. Setelah terpilih kita lakukan
penelitian di SD tersebut.
5. Syarat Chi-Square, yaitu
a. Tidak ada Cell dengan nilai frekuensi kenyataan sebesar 0
b. Apabila bentuk table kontingensi 2 x 2, maka tidak boleh ada 1 cell saja yang
memiliki frekuensi harapan atau disebut expected count kurang dari 5
c. Apabila bentuk table lebih dari 2 x 2, seperti 2 x 3, maka jumlah cell dengan
frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.

6. Cara menghitung expected:


E = Ti x Tj

Keterangan:

E = Nilai Expected

Ti = Nilai Total Baris

Tj = Nilai Total Kolom

N = Total keseluruhan

Contoh:

Hitunglah nilai expected Voted

Voted Didn’t Voted Total


Experimental 65 49 114

Control 37 22 59

Total 102 71 173

E = Ti x Tj E = 114 x 102 E = 67.214

N 173

Anda mungkin juga menyukai