Anda di halaman 1dari 10

69

BAB IV

PERAWATAN DAN ANALISA BIAYA MESIN

Perawatan mesin pemilah limbah sagu bertujuan untuk menjaga agar

mesin tetap awet dan tetap bekerja secara optimal. Di samping Sealin itu juga agar

komponen-komponen mesin lebih awet. Adapun perawatan yang perlu dilakukan

untuk mesin pemilah limbah sagu meliputi perawatan harian, perawatan

mingguan, perawatan bantalan dan juga perawatan sabuk dan puli, serta perbaikan

mesin dan pelumasan.

A. Perawatan Mesin

Perawatan berkala merupakan perawatan yang perlu dilakukan pada mesin

pemilah limbah sagu secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu. Adapun

yang termasuk dari perawatan berkala mesin pemilah limbah sagu antara lain

yaitu perawatan mingguan, perawatan bantalan dan juga perawatan sabuk dan

puli. (di atas sudah disebutkan)

1. Perawatan Harian

Perawatan harian merupakan perawatan yang dilakukan secara rutin setiap

hari pada mesin di dalam pengoperasiannya. Adapun perawatan ini meliputi:

 Membersihkan sisa-sisa ampas empulur sagu yang tertinggal

pada mesin penyaring, terutama pada bagian katup, dan baling-baling penyapu

sehingga mesin selalu dalam keadaan bersih pada saat tidak digunakan,

sehingga bagian-bagian mesin tidak mudah berkarat.

 Pemberian minyak pelumas pada bantalan untuk mengurangi

gesekan sehingga putaran lancar.


69
70

2. Perawatan Mingguan

Perawatan mingguan adalah perawatan yang dilakukan secara berkala

yaitu dalam satu minggu sekali. Adapun perawatan ini meliputi :

 Pemeriksaan baut-baut pengikat, apakah masih merekat dengan kencang

atau kendor. Apabila ada yang kendor maka perlu kita kencangkan sehingga

tidak mengganggu kerja mesin dan jalannya produksi.

 Pemeriksaan terhadap sumbu poros yang bertujuan untuk mengetahui

kekencangan dari sabuk terhadap puli. Apabila sabuk terlalu kendor maka

putarannya tidak maksimal dan bisa terjadi slip ataupun sabuk keluar dari

jalurnya. Sebaliknya apabila sabuk terlalu kencang maka akan menghambat

putaran.

3. Perawatan Bantalan

Untuk mengetahui kondisi bantalan dalam keadaan baik atau tidak

dilakukan dengan cara membuka tutup bantalan (rumah bantalan) dan memeriksa

kondisi bantalan tersebut atau dengan cara memegang poros pada saat mesin tidak

sedang beroperasi, apakah poros dalam keadaan goyah atau tidak. Apabila dalam

keadaan goyah berarti bantalan sudah aus atau rusak dan harus segera diganti.

Hal penting dalam perawatan bantalan adalah pemberian minyak pelumas

pada bantalan. Pemberian pelumas pada bantalan bertujuan untuk mengurangi

gesekan, keausan dan panas yang tinggi pada bantalan yang bergerak. Bantalan

hendaknya tidak dilumasi secara berlebihan karena dapat menyebabkan pecah dan

rusaknya penutup bantalan.


71

4. Perawatan Sabuk dan Puli

Karena kondisi pengoperasian sabuk dan puli adalah operasi kering, perlu

dihindari adanya air atau pelumas yang menempel pada sabuk dan puli. Bila hal

ini terjadi, maka akan mengganggu jalannya pengoperasian mesin, yaitu akan

terjadi slip antara sabuk dan puli. Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka akan

menimbulkan kerusakan pada sabuk dan puli. Ketentuan umum untuk perawatan

dan penggunaan sabuk antara lain:

a) Tegangan sabuk perlu dijaga agar tetap kencang. Sabuk yang kendor dapat

mengakibatkan slip, bergetar, dan keausan yang berlebihan. Apabila tidak ada

alat yang tepat untuk menguji tegangan sabuk, sabuk dapat disesuaikan

sedemikian rupa sahingga terpasang rapi pada alur puli agar sabuk menempati

alur dengan baik;

b) Puli yang mentransmisikan sabuk perlu dijaga

dalam kesejajaran yang tepat;

c) Apabila mesin tidak beroperasi dalam jangka

waktu yang lama, akan lebih baik jika sabuk dilepas dan disimpan di tempat

yang sejuk serta terhindar dari sinar matahari secara langsung;

d) Tidak memaksa atau merentang sabuk di atas puli

pada waktu melepas atau mengganti;

e) Sabuk terbebas dari debu, vaselin, dan minyak.

B. Perbaikan Mesin

Perbaikan pada mesin pemilah limbah sagu berupa penggantian

komponen-komponen mesin yang sudah tidak dapat berfungsi dengan baik atau

rusak. Dengan demikian mesin dapat selalu bekerja dengan baik. Selain itu juga
72

pengecatan pada rangka mesin dan bagian-bagian mesin lain yang memungkinkan

untuk dicat. Hal ini bertujuan untuk menahan bagian-bagian tersebut agar tidak

mudah mengalami korosi.

1. Pelumasan

Bagian yang bergerak pada suatu mesin apabila tidak diberi pelumas,

maka akan terjadi gesekan langsung antara logam dengan logam yang dapat

menaikkan temperatur. Sehingga kedua logam yang bergesekan tersebut menjadi

panas dan akhirnya menyebabkan keausan. Selain itu akibat dari kerjanya akan

menimbulkan kotoran dan kadang menimbulkan suara yang berisik. Oleh karena

itu, komponen mesin yang bergerak perlu diberi pelumas.

Fungsi dari pelumas antara lain :

1) Mengurangi atau memperkecil gesekan;

2) Sebagai media pendingin;

3) Meredam suara;

4) Sebagai media pembersih;

5) Menghindarkan keausan;

6) Mencegah korosi.

2. Perbaikan Poros

Pada poros-poros yang telah mengalami keausan yang berlebihan juga

dapat diperbaiki dengan jalan melakukan pelapisan kembali pada daerah yang

mengalami keausan, misalnya dengan melakukan pengelasan dengan las listrik,

menggunakan mesin metal spraying, dan dengan chromium plating.

Perbaikan untuk poros yang bengkok dapat diperbaiki dengan jalan

meluruskannya. Proses pelurusan tersebut dapat dilakukan secara panas dan


73

dingin, artinya secara panas adalah sebelum diluruskan poros tersebut dipanaskan

terlebih dahulu. Sedangkan cara dingin ialah poros yang bengkok dapat langsung

diluruskan.

Perbaikan terhadap poros yang patah ialah dengan jalan mengelasnya

dengan menggunakan mesin las listrik atau dapat digantikan dengan poros yang

baru sesuai dengan ukuran poros mesin.

3. Perbaikan Bantalan Poros

Keausan pada bantalan poros biasanya adalah terjadinya keausan dan

balur-balur pada permukaan bantalan. Keausan pada bantalan diakibatkan adanya

gesekan antara poros dan bantalan, di mana poros berputar pada bantalan yang

diam. Keausan mengakibatkan bantalan berubah bentuknya atau tidak

berpenampang bulat kembali, sehingga poros yang didukungnya tidak dapat

berputar secara lurus. Jalan satu-satunya untuk memperbaiki bantalan poros

adalah dengan cara mengganti bantalan poros yang baru.

4. Perbaikan Roda Gigi

Pada mesin pemilah limbah sagu ini terdapat sepasang roda gigi kerucut

yang terdapat di dalam box, roda gigi kerucut ini berfungsi untuk mengubah arah

putaran horizontal menjadi putaran vertikal dengan kecepatan putaran 1500 rpm.

Jika pada roda gigi mengalami masalah, maka dapat dipastikan mesin juga akan

berhenti berproduksi.

Kerusakan pada roda gigi biasanya adalah:

a. Gigi-gigi roda gigi mengalami keausan

b. Gigi-gigi roda gigi mengalami patah / pecah-pecah

c. Gigi-gigi roda gigi berubah bentuk


74

d. Alur pasak pada roda gigi mengalami kerusakan

Roda gigi yang menderita keausan dapat diperbaiki dengan jalan

menambal daerah yang mengalami keausan dengan cara di las atau dengan metal

spraying. Kemudian baru dikerjakan kembali dengan menggunakan mesin frais

untuk membentuk gigi-giginya kembali. Sedangkan gigi-gigi yang patah untuk

memperbaikinya perlu diperhitungkan biaya perbaikan dan biaya kalau diganti

dengan yang baru. Apabila nilai ekonomisnya masih tinggi, maka perlu

diperbaiki, tetapi jika sudah tidak ekonomis lebih baik diganti dengan roda gigi

yang baru. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara membuat gigi atau

menyambung gigi yang patah dengan jalan pengelasan, seterusnya dikerjakan

kembali dengan mesin frais untuk membentuk gigi-gigi kembali.

C. Analisis Biaya Mesin

Ada Beberapa hal yang harus dihitung untuk menentukan harga jual mesin

Pemilah Limbah Sagu . Antara lain yaitu; harga bahan baku, biaya proses

permesinan, biaya operasional, biaya transportasi, dan biaya perancangan.

1. Biaya Bahan Baku

Dalam menentukan harga bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan

mesin Pemilah Limbah Sagu ini diambil dari harga yang sesuai dengan yang ada

di pasaran.

Untuk harga masing-masing komponen dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Harga Bahan Baku


No Nama Barang Bahan Harga (satuan) Jumlah (Rp)
1 Rangka Profil L S30C Rp. 10.000,-/kg Rp. 80.000,-
2 Plat lembaran tebal SCr 5 Rp. 12.500,-/kg Rp. 37.500,-
3 Poros Mesin S30C Rp. 20.000,-/kg Rp. 30.000,-
4 Poros Transmisi S30C Rp. 20.000,-/kg Rp. 10.000,-
5 Rumah Mesin FC20 Rp. 400.000,- Rp. 400.000,-
6 Pasak FC20 Rp. 5.000,- Rp. 5.000,-
Total Rp. 562.500,-
75

Tabel 4.2 Harga Bahan Yang Di Order

No Bahan Jml Harga (satuan) Harga Beli


1 Motor 1,5 HP YAMAHA 1 Rp. 650.000,- Rp. 650.000,-
2 Pully Mesin 1 Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
3 Pully Penggerak 1 Rp. 25.000,- Rp. 25.000,-
4 Pully Tensioner 1 Rp. 25.000,- Rp. 25.000,-
5 Bantalan 6205 2 Rp. 30.000,- Rp. 60.000,-
6 Sabuk (Belt) 1 Rp. 26.000,- Rp. 26.000,-
7 Mur Baut M10 25 Rp. 1.000,- Rp. 25.000,-
8 Cat Hamerstone 1 Rp. 35.000,- Rp. 35.000,-
Total Rp. 896.000,-

Jadi biaya bahan baku dari peralatan yang dibuat adalah:

Biaya total = Total harga bahan baku + total harga bahan yang diorder

= Rp. 562.500,- + Rp. 896.000,-

= Rp. 1.458.500,-

2. Biaya Operasional Mesin

a) Biaya sewa alat atau mesin

Biaya operasional mesin yang dikeluarkan adalah untuk menyewa mesin-

mesin yang dipergunakan untuk pembuatan mesin pemilah limbah sagu dan upah

operator. Biaya sewa ini tergantung dari lamanya penggunaan mesin.

Dimana pembuatan alat ini membutuhkan waktu selama 20 hari.

Jadi: biaya operasional = Lama penggunaan mesin x sewa perhari

= 15 hari x Rp. 25.000,-/hari

= Rp. 375.000,-

b) Biaya pengerjaan

Perhitungan biaya pengerjaan berdasarkan waktu penggunaan mesin serta

ongkos operator per hari. Sebagai contoh perhitungan biaya pengerjaan,


76

perancang mengambil contoh untuk pengerjaan proses pembubutan, dimana pada

proses ini dibutuhkan waktu selama 20 hari.

Biaya pengerjaan = waktu pengerjaan x upah operator

= 15 hari x Rp. 15.000,-

= Rp. 225.000,-

(3) Biaya perancangan

Biaya perancangan dihitung 20% dari besarnya seluruh biaya yang

dikeluarkan, meliputi: bahan baku, biaya operasional, biaya pengerjaan dan biaya

transportasi. Adapun besar dari biaya perakitan adalah sebesar 15% dari biaya

permesinan. Sedangkan biaya transportasi sebesar 15% dari biaya bahan baku.

Biaya perakitan = 15% x biaya pengerjaan

= 15% x Rp. 225.000,-

= Rp. 33.750,-

Biaya transportasi = 15% x biaya bahan baku

= 15% x Rp. 1.458.500,-

= Rp. 218.775,-

Maka biaya perancangan adalah:

Biaya bahan baku = Rp. 1.458.500,-

Biaya operasional = Rp. 375.000,-

Biaya pengerjaan = Rp. 225.000,-

Biaya perakitan = Rp. 33.750,-

Biaya transportasi = Rp. 218.775,-

Total = Rp. 2.311.025,-

Biaya perancangan: = Rp. 2.311.025,-x 20%

= Rp. 462.205,-
77

3. Biaya Total Pembuatan

Biaya pembuatan mesin Pemilah Limbah Sagu ini meliputi harga bahan

baku, biaya permesinan, biaya perancangan, biaya transportasi, biaya perakitan

dan biaya pengecatan. Perincian biaya tersebut adalah sebagai berikut:

Biaya bahan baku = Rp. 1.458.500,-

Biaya operasional = Rp. 375.000,-

Biaya pengerjaan = Rp. 225.000,-

Biaya perakitan = Rp. 33.750,-

Biaya transportasi = Rp. 218.775,-

Biaya perancangan = Rp. 462.205,-

Biaya pengecatan = Rp. 35.000,-

Total = Rp. 2.808.230,-

4. Harga Jual Alat

Harga jual mesin ditentukan berdasarkan jumlah biaya pembuatan, pajak

penjualan dan keuntungan yang diperoleh. Besarnya keuntungan diambil 25% dari

biaya pembuatan.

Keuntungan = 25% x Rp. Biaya total pembuatan

= Rp. 25% x Rp. 2.808.230,-

= Rp. 702.057,-

Pajak penjualan diambil 10% dari biaya pembuatan

Pajak = 10% x biaya total pembuatan

= 10% x Rp. 2.808.230,-

= Rp. 280.823,-

Harga jual alat: = Biaya pembuatan alat + Keuntungan + Pajak


78

= Rp. 2.808.230,-+ Rp. 702.057,-+ Rp. 280.823,-

= Rp. 3.791.110,-

= Rp. 3.800.000,- (dibulatkan)

Anda mungkin juga menyukai