Elemenmesin2andri 161031022923 PDF
Elemenmesin2andri 161031022923 PDF
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan perencanaan ulang Roda Gigi, poros, pasak, dan
bantalan adalah untuk mengetahui atau untuk merancang ulang elemen mesin
tersebut melalui data-data yang telah di ketahui.
1
BAB II
TEORI DASAR
2
a. Menurut Letak Poros
Tabel 2.1: Klasifikasi Letak Poros[1] :
3
1. Rodagigi Lurus
Rodagigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar atau paralel.
Dibandingkan dengan jenis rodagigi yang lain rodagigi lurus ini paling mudah
dalam proses pengerjaannya
(machining) sehingga harganya
lebih murah. Rodagigi lurus ini
cocok digunakan pada sistim
transmisi yang gaya kelilingnya
besar, karena tidak menimbulkan
gaya aksial. [3]
Gambar 2.1. Rodagigi Lurus
Ciri-ciri rodagigi lurus adalah :
1. Daya yang ditransmisikan < 25.000 Hp
2. Putaran yang ditransmisikan < 100.000 rpm
3. Kecepatan keliling < 200 m/s
4. Rasio kecepatan yang digunakan
o Untuk 1 tingkat ( i ) < 8
o Untuk 2 tingkat ( i ) < 45
o Untuk 3 tingkat ( i ) < 200
(i)=Perbandingan kecepatan antara penggerak dengan yang
digerakkan
5. Efisiensi keseluruhan untuk masing-masing tingkat 96% - 99%
tergantung disain dan ukuran.
4
Rodagigi dalam (internal gearing)
Rodagigi dalam dipakai jika diinginkan alat transmisi yang berukuran
kecil dengan perbandingan reduksi besar.
2. Rodagigi Miring
Rodagigi miring (gambar 2.5) kriterianya
hampir sama dengan rodagigi lurus, tetapi dalam
pengoperasiannya rodagigi miring lebih lembut
dan tingkat kebisingannya rendah dengan
perkontakan antara gigi lebih dari 1. [3]
Gambar 2.5. Rodagigi Miring
5
3. Kemampuan pembebanan lebih besar dari pada rodagigi lurus.
4. Gaya aksial lebih besar sehingga memerlukan bantalan aksial dan rodagigi
yang kokoh.
Gambar 2.6. Rodagigi Miring Biasa Gambar 2.7. Rodagigi Miring Silang
Gambar 2.8. Rodagigi Miring Ganda Gambar 2.9. Rodagigi Ganda Bersambung.
3. Rodagigi Kerucut
Rodagigi kerucut (gambar 2.10)
digunakan untuk mentransmisikan 2
buah poros yang saling berpotongan. [3]
6
Jenis-jenis rodagigi kerucut antara lain[3]:
Gambar 2.11. Rodagigi Kerucut Lurus Gambar 2.12. Rodagigi Kerucut Miring
Gambar 2.13. Rodagigi Kerucut Spiral Gambar 2.14. Rodagigi Kerucut Hypoid
4. Rodagigi Cacing
Ciri-ciri rodagigi cacing adalah[3]:
1. Kedua sumbu saling bersilang dengan jarak sebesar a, biasanya sudut
yang dibentuk kedua sumbu sebesar 90°.
2. Kerjanya halus dan hampir tanpa bunyi.
3. Umumnya arah transmisi tidak dapat dibalik untuk menaikkan putaran
dari roda cacing ke cacing (mengunci sendiri).
4. Perbandingan reduksi bisa dibuat sampai 1 : 150.
5. Kapasitas beban yang besar dimungkinkan karena kontak beberapa gigi
(biasanya 2 sampai 4).
6. Rodagigi cacing efisiensinya sangat rendah, terutama jika sudut kisarnya
kecil.
Batasan pemakaian rodagigi cacing adalah:
a) Kecepatan rodagigi cacing maksimum 40.000 rpm
b) Kecepatan keliling rodagigi cacing maksimum 69 m/s
7
c) Torsi rodagigi maksimum 70.000 m kgf
d) Gaya keliling rodagigi maksimum 80.000 kgf
e) Diameter rodagigi maksimum 2 m
f) Daya maksimum1.400 Hp
Pemakaian dari rodagigi cacing meliputi: gigi reduksi untuk semua tipe
transmisi sampai daya 1.400 Hp, diantaranya pada lift, motor derek, untuk
mesin tekstil, rangkaian kemudi kapal, mesin bor vertikal, mesin freis dan juga
untuk berbagai sistim kemudi kendaraan.
1. N-worm atau A-worm Gigi cacing yang punya profil trapozoidal dalam
bagian normal dan bagian aksial, diproduksi dengan menggunakan mesin
bubut dengan pahat yang berbentuk trapesium, serta tanpa proses
penggerindaan.
8
2. E-worm
Gigi cacing yang menunjukkan involut pada gigi miring dengan β antara
o
87°sampai dengan 45 .
3. K-worm
Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat mempunyai bentuk
trapezoidal, menunjukkan dua kerucut.
4. H-worm
Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat yang berbentuk cembung.
Gambar 2.17. Cylindrical Worm Gear Gambar 2.18. Globoid Worm Gear
Dengan Pasangan Gigi Globoid Dipasangkan Dengan Rodagigi Lurus
Gambar 2.19. Globoid worm drive Gambar 2.20. Rodagigi cacing kerucut
dipasangankan dengan rodagigi globoid dipasangkan dengan rodagigi kerucut
globoid
9
Gambar 2.21. Bagian-bagian dari roda gigi kerucut[3]
Harga i adalah perbandingan antara jumlah gigi pada rodagigi dan pinion,
dikenal juga sebagai perbandingan transmisi atau perbandingan rodagigi.
Perbandingan ini dapat sebesar 4 sampai 5 dalam hal rodagigi lurus standar,
dan dapat diperbesar sampai 7 dengan perubahan kepala. Pada rodagigi
miring ganda dapat sampai 10. Jarak sumbu poros aluminium (mm) dan
diameter lingkaran jarak bagi d1 dan d2 (mm) dapat dinyatakan sebagai
berikut:
10
Gambar 2.22. memperlihatkan bagian roda gigi[3]
11
7. Adendum (addendum)
Jarak antara lingkaran kepala dengan lingkaran pitch dengan lingkaran
pitch diukur dalam arah radial.
8. Dedendum (dedendum) Jarak antara lingkaran pitch dengan lingkaran
kaki yang diukur dalam arah radial.
9. Working Depth
Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang rodagigi yang berkontak
dikurangi dengan jarak poros.
10. Clearance Circle
Lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran addendum dari gigi
yang berpasangan.
11. Pitch point Titik singgung dari lingkaran pitch dari sepasang rodagigi
yang berkontak yang juga merupakan titik potong antara garis kerja
dan garis pusat.
12. Operating pitch circle
lingkaran-lingkaran singgung dari sepasang rodagigi yang berkontak
dan jarak porosnya menyimpang dari jarak poros yang secara teoritis
benar.
13. Addendum circle
Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi gigi.
14. Dedendum circle
Lingkaran kaki gigi yaitu lingkaran yang membatasi kaki gigi.
15. Width of space
Tebal ruang antara rodagigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
16. Sudut tekan (pressure angle)
Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan kemiringan dari sisi
kepala gigi.
17. Kedalaman total (total depth) Jumlah dari adendum dan dedendum.
18. Tebal gigi (tooth thickness)
Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
12
19. Lebar ruang (tooth space)
Ukuran ruang antara dua gigi
sepanjang lingkaran pitch
20. Backlash
Selisih antara tebal gigi dengan lebar
ruang.
21. Sisi kepala (face of tooth)`Permukaan
gigi diatas lingkaran pitch
22. Sisi kaki (flank of tooth)
Permukaan gigi dibawah lingkaran
pitch.
23. Puncak kepala (top land) Permukaan
Gambar 2.23. Memperlihatkan
di puncak gigi
Bentuk RodaGigi [4]
24. Lebar gigi (face width) Kedalaman
gigi diukur sejajar sumbunya.
13
o Diameter Kepala (Dk) atau diameter luar adalah jarak sepanjang lingkaran
terluar yang menggambarkan ukuran roda gigi seutuhnya, dapat dilihat
pada gambar 2.21.
o Jarak Sumbu Poros pada Roda Gigi) atau lebar ruang adalah jarak atau
ruang diantara 2 buah gigi yang berdekatan
o Tinggi kepala gigi adalah Jarak antara diameter kepala dengan diameter
jarak bagi. Dimana tinggi kepala sama dengan modul, dapat dilihat pada
gambar 2.21.
14
H=m dan hk = h
k 1 k2
o Pada gambar 2.21. tinggi kaki gigi adalah jarak antara diameter kaki
dengan diameter jarak bagi. Dimana tinggi kaki dipilih sebesar 1,25 modul.
H = 1,25 x m dan h =h =h
f1 f1 f2 f
15
0,35
= =
1+
16
c. Untuk roda gigi 3
Dk3 = do3+ 2h
k3
o Gaya tangensial
17
g. Efisiensi transmisi 1
h. Efisiensi transmisi 2
i. Efisiensi transmisi 3
j. Efisiensi transmisi 4
1 + +
η = 1− +
7
k. Efisiensi transmisi 5
l. Efisiensi transmisi 6
IV=1- .
+ .
n. Efisiensi Mekanis
=
o Kerugian Daya (daya maksimum = 171 ps) adalah daya yang hilang akibat
putaran roda gigi yang dipengaruhi oleh efisiensi rodagigi.
Efisiensi total
18
Table 2.2: Faktor Bentuk Gigi[1]
19
6
Kec. Sedang v = 5 - 20 m/s =
6+
5,5
Kec. Tinggi v = 20 - 50 m/s = /
5,5 +
2.2 POROS
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya
berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi
(gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros
bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran
20
yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep
Edward Shigley,1983).
a. Berdasarkan Pembebanannya
1. Poros transmisi (transmission shafts)
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan
mengalami beban putar berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-
duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley,
[3]
sprocket rantai, All .
2. Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta
barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat beban
lentur[3].
3. Poros spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatip pendek, misalnya
pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban
puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur
(axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektip apabila deformasi
yang terjadi pada poros tersebut kecil[3].
b. Berdasar Bentuknya
1. Poros lurus
2. Poros engkol sebagai penggerak utama pada silinder mesin
Ditinjau dari segi besarnya transmisi daya yang mampu ditransmisikan,
poros merupakan elemen mesin yang cocok untuk mentransmisikan daya yang
kecil hal ini dimaksudkan agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah (arah
momen putar) [3].
21
2.2.2 Hal penting dalam perancangan poros
a. Kekuatan Poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban
lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur.
Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya:
kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros
bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang
dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut[3].
b. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam
menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar
akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin
(vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan
poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis
mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut[3].
c. Putaran Kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada
mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran
normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut
putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll.
Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada
poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu
mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari
putaran kritisnya[3].
d. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat
mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa
air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari bahan yang tahan
korosi perlu mendapat prioritas utama.
e. Material Poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada
umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit
22
(case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya
adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel molebdenum, baja khrom, baja
khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja paduan khusus tidak selalu
dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang
berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis
proses heat treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang
sesuai[3].
23
2. Untuk poros berlubang dengan beban puntir murni
24
2. Poros berlubang dengan beban lentur murni
25
o Teori tegangan normal maksimum :
26
c. Poros dengan Beban Berfluktuasi
Pembahasan yang telah dilakukan di atas adalah poros dengan beban torsi
dan momen lentur konstan. Jika terjadi fluktuasi beban baik torsi maupun lentur,
maka perlu ditambahkan faktor yang berkaitan dengan fluktuasi torsi maupun
lenturan[3].
27
28
2.3 PASAK ( KEYS )
Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau
memasang roda, roda gigi, roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin
tidak berputar pada poros.Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya
daya yang bekerja dan kestabilan bagian-bagian yang disambung.Untuk daya yang
kecil, antara naf roda dan poros cukup dijamin dengan baut tanam (set screw).
[4]
Jenis pasak dabat di bagi menjadi dua yaitu pasak benam dan pasak gigi .
29
b. Pasak bujur sangkar (Square key)
Bentuknya smaa seperti Rectangular sunk key, tetapi lebar dan tebalnya
sama yaitu :
30
g. Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana, tetapi
pasaknya dipasang dua buah berimpit.
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya
digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah
kerja putarannya bolak balik[4].
31
tersebut juga harus mampu meneruskan daya dan putaran, sehingga besar torsi
(T) yang bekerja pada poros yaitu[4] :
Dalam perencanaan pasak, besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu :
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui, maka
gaya keliling yang bekerja pada pasak dapat dicar yaitu :
Dalam perencanaan pasak, ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau
putus:
a. Putus akibat gaya geser
b. Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan kemungkinan putus akibat gaya geser maka :
32
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang :
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan, maka dari pers. 3
& 4 diperoleh :
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad astandarisasi.Bila hasil
perhitungan, ukurannya tidak ada yang cocok dalam tabel pasak, maka ukuran
pasak yang diambil adalah ukuran yang lebih besar. Di bawah ini dicantumkan
ukuran lebar dan tebal pasak, sesuai dengan standart yang dipasaran.
33
Tabel 2.7: Standart Pasak Melintang Menurut JIS : 2292 dan 2293 – 1963[4]
2.4 BANTALAN
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang berfungsi
untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami
gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros
serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. prinsip Kerjanya adalah Apabila
ada dua buah logam yang bersinggungan satu dengan lainnya saling bergeseran
maka akan timbul gesekan , panas dan keausan .Untuk itu pada kedua benda
diberi suatu lapisan/bantalan yang dapat mengurangi gesekan ,panas dan keausan
serta untuk memperbaiki kinerjanya, ditambahkan pelumasan sehingga kontak
langsung antara dua benda tersebut dapat dihindarai[5].
34
2.4.2 Klasifikasi bantalan (Bearing Classification)
Bantalan dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
a. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros.
1. Bantalan Luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantaraan lapisan pelumas.Pada bantalan ini :
• Bekerja pada permukaan pelumasan yang besar
• Peredaman ayunan
• Kejutan dan kebisingan
• Kurang peka terhadap goncangan dan kemasukan debu (pelumasan
gemuk sebagai pencegah debu).
Keuntungan Bantalan Luncur :
• Mudah dipasang
• Pada putaran tinggi
• Mudah dibuat
• Pada goncangan dan getaran kuat
• Jauh lebih murah dari bantalan gelinding
• Memerlukan diameter pemasangan yang lebih kecil.
2. Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru),
rol atau rol jarum dan rol bulat.
35
Gambar 2.31 Bantalan Gelinding
36
Kerja gesekan (kerja yang hilang) pada bantalan gelinding yang ditimbulkan
secara bersama-sama dari :
• Kehilangan histerisis (peredaman bahan pada perubahan bentuk
elastis).
• Luncuran dari badan gelinding pada sarangan dan pinggirannya.
• Tahan melalui benda asing (debu dan serpihan)
• Kerugian ventilasi (gesekan udara) pada bantalan kecepatan tinggi.
Kerja yang hilang tersebut dapat dikurangi melalui :
• Pendekapan yang efektif, sehingga benda asing dari luar tidak dapat
masuk.
• Menggunakan gesekan cairan pada permukaan luncur.
• Jumlah dan viskositas yang cukup dari bahan pelumas dan system
pelumas yang sesuai.
• Pemilihan bantalan yang sesuai dengan mesin / alat yang digunakan.
Bagian terpenting dari bantalan gelinding :
• Ring luar dan ring dalam
• Bola atau bagian yang menggelinding
• Ring pemisah (untuk memisahkan bola satu dengan yang lain)
37
2.4.3 Jenis Bantalan
Bantalan dibuat untuk menerima beban radial murni, beban aksial murni
atau gabungan keduannya. Tata nama dari bantalan peluru , seperti pada gambar
[5]
dibawah ini :
38
2.4.4 Keuntungan dan keburukan bantalan guling
Salah satu sifat yang penting dari bantalan guling adalah gesekan yang kecil.
Pada bantalan luncur poros meluncur pada film minyak dalam sebuah tabung
bantalan. Pada bantalan guling jika poros memutar maka cincin dalam
menggelinding pada benda – benda guling dalam cincin luar, (seperti gambar 2.33)
Pada beban yang sama gesekan bantalan guling lebih kecil dari pada bantalan
luncur, gambar 2.35 Memperlihatkan jalannya koefisien gesek bantalan luncur
yang dilumasi dengan baik, terhadap koefisien gesek dari bantalan guling, lihat
tabel 2.8
39
h. Oleh normalisasi didapat ukuran-ukuran standar, dimana bantalan-
bantalan dapat ditukar tukar.
40
Friction Bearing Manufacturers Asociation (AFBMA) menyatakan bahwa kriteria
kegagalan adalah suatu bukti awal dari kelelahan. Perlu dicatat ; Bahwa umur
yang berguna (useful life) sering dipakai sebagai defenisi dari umur lelah atau kata
lain adalah kehancuran atau penyompelan suatu permukaan seluas 0,01 in2
2.4.6 Pelumasan
Permukaan yang bersinggungan pada bantalan yang menggelinding
mempunyai suatu gerakan relativ yaitu menggelinding dan meluncur, sehingga
sulit untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi.
Tujuan dari pelumasan bantalan anti-gesekan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Untuk menyediakan suatu lapisan pelumas diantara permukaan yang
saling meluncur dan menggelinding (kontak).
2. Untuk membantu mendistribusikan dan mengeluarkan panas.
3. Untuk menjaga korosi dari permukaan – permukaan bantalan
4. Untuk menjaga bagian-bagian bantalan dari masuknya benda asing.
41
Baik oli ataupun gemuk (gomok) bisa dipakai sebagai pelumas. Aturan
berikut dapat membantu dalam memutuskan pilihan diantara keduannya :
42
3. Pelumasan Batas (Bavadary)
Terjadi kotak antara kedua permukaan secara terus menerus dan pelumas
atau minyak tersebar keseluruh permukaan akibat tekanan.
43
Pelumasan Hidrodinamis dapat dicapai jika :
• Terjadi gesekan aktif dari permukaan – permukaan yang dipisahkan
• Adanya “wedging action“ seperti terjadinya eksentrisitas pada sistim
poros bantalan tersebut.
• Adanya fluida yang cocok
Tabel 2.11: Kriteria dan grafik pemilihan bantalan untuk kondisi lingkungan tertentu
44
BAB III
PERHITUNGAN
45
3.2 Roda gigi
3.2.1 Perhitungan Transmisi
1. Transmisi 1
Jumlah roda gigi (Z)
2 2 (100)
= = = 14.56 ≫ 15
(1 + ) (1 + 3.579)3
2 2 (100)(3.579)
= = = 52.11 ≫ 52
(1 + ) (1 + 3.579)3
Diameter tusuk (Dt)
= =
= 3 15 = 45 = 3 52 = 156
Diameter kepala (Dk)
= ( + 2) = ( + 2)
= 3 (15 + 2) = 51 = 3 (52 + 2) = 162
Diameter kaki (Df)
= ( − 2) = ( − 2)
= 3(15 − 2) = 39 = 3(52 − 2) = 150
Jarak sumbu poros pada roda gigi
+ 45 + 156
= = = 100.5
2 2
2. Transmisi 2
Jumlah roda gigi (Z)
2 2 (100)
= = = 21.55 ≫ 22
(1 + ) (1 + 2.094)3
2 2 (100)(2.094)
= = = 45.12 ≫ 45
(1 + ) (1 + 2.094)3
Diameter tusuk (Dt)
= =
= 3 22 = 66 = 3 45 = 135
Diameter kepala (Dk)
= ( + 2) = ( + 2)
= 3 (22 + 2) = 72 = 3 (45 + 2) = 141
46
Diameter kaki (Df)
= ( − 2) = ( − 2)
= 3(22 − 2) = 60 = 3(45 − 2) = 129
Jarak sumbu poros pada roda gigi
+ 66 + 135
= = = 100.5
2 2
3. Transmisi 3
Jumlah roda gigi (Z)
2 2 (100)
= = = 26.35 ≫ 26
(1 + ) (1 + 1.530)3
2 2 (100)(1.530)
= = = 40.32 ≫ 40
(1 + ) (1 + 1.530)3
Diameter tusuk (Dt)
= =
= 3 26 = 78 = 3 40 = 120
Diameter kepala (Dk)
= ( + 2) = ( + 2)
= 3 (26 + 2) = 84 = 3 (40 + 2) = 126
Diameter kaki (Df)
= ( − 2) = ( − 2)
= 3(26 − 2) = 72 = 3(40 − 2) = 114
Jarak sumbu poros pada roda gigi
+ 78 + 120
= = = 99
2 2
4. Transmisi 4
Jumlah roda gigi (Z)
2 2 (100)
= = = 33.33 ≫ 33
(1 + ) (1 + 1.000)3
2 2 (100)(1.000)
= = = 33.33 ≫ 33
(1 + ) (1 + 1.000)3
47
Diameter kepala (Dk)
= ( + 2) = ( + 2)
= 3 (33 + 2) = 105 = 3 (33 + 2) = 105
Diameter kaki (Df)
= ( − 2) = ( − 2)
= 3(33 − 2) = 93 = 3(33 − 2) = 93
48
4 33 33 99 99 105 105 93 93 99
5 36 31 108 93 114 99 102 87 100.5
×
≤ 113 ……… ( )
× ×
Untuk diameter refrensi roda gigi yang digerakan pada poros 2 dapat
ditentukan dengan rumus:
=1× ………( )
Dimana rasio besarnya tergantung dari jenis tumpuan oleh dua bantalan
49
= × × × × ………
Dimana:
YG, YH, Yv, dan Ys, adalah faktor-faktor permukaan gigi. YG adalah faktor material,
dengan harga 1 untuk baja, dan 1.5 untuk besi cor. YH adalah faktor kekerasan
permukaan, dengan harga 1 jika harga kekerasannya sama dengan kekerasan
permukaan. Ko adalah faktor ketahanan permukaan material Ys adalah faktor
pelumasan, sedangkan viskositas sendiri fungsi dari kecepatan tangensial v,
Apabila diasumsikan v = 10 m/s maka V50 = 39 sd 78 cSt, diambil V50 = 40.1 cSt,
sehingga Ys = 0.85.
0.6 0.6
= 0.7 + = 0.7 + = 1.066
8 8
1+ 1 + 10
sehingga
= × × × × ………( ⁄ )
1 × 87
≤ 113
0.5 × 6000 × 0.1578
≤ 75.62
Lebar gigi
= × = 0.5 × 75.62 = 37.81
Tinggi kepala roda gigi
Karena tinggi kepala roda gigi sama dengan modul
= = 5.4
= = =
Tinggi kaki roda gigi
= = = 1.25 × 5.4 = 6.75
Diameter lengkungan kepala
o Roda gigi 1
= +2 = 75.62 + 2(5.4) = 86.42
o Roda gigi 2
= +2 = 281.84 + 2(5.4) = 292.64
o Roda gigi 3
= +2 = 368.65 + 2(5.4) = 379.45
Diameter lingkaran kaki
o Roda gigi 1
= −2 = 75.62 − 2(5.4) = 64.82
51
o Roda gigi 2
= −2 = 281.84 − 2(5.4) = 271.04
o Roda gigi 3
= −2 = 368.65 − 2(5.4) = 357.85
Jarak pusat
+ 75.62 + 281.84
= = = 178.73
2 2
Jarak bagi lingkaran
= × = 3.14 × 5.4 = 16.956
a. Transmisi kecepatan 1
Faktor bentuk gigi berdasarkan tabel 2.2 dan 3.2
Z1 = 15 Y1 = 0.289
Z2 = 52 Y2 = 0.411
52
6 = 26.01 /
= = 0.298
6 + 14.13
b. Transmisi kecepatan 2
Z1 = 22 Y1 = 0.33
Z2 = 45 Y2 = 0.399
- Kecepatan keliling - Gaya tangensial
× × 102 ×
= =
60 × 10
3.14 × 66 × 6000 102 × 63.945
= = 20.724 ⁄ = = 314.73
60000 20.724
c. Transmisi kecepatan 3
Z1 = 26 Y1 = 0.344
Z2 = 40 Y2 = 0.388
- Kecepatan keliling - Gaya tangensial
× × 102 ×
= =
60 × 10
3.14 × 78 × 6000 102 × 63.945
= = 24.492 ⁄ = = 266.3
60000 24.492
53
- Faktor dinamis - Beban lentur yang diizinkan
5.5 = × × ×
=
5.5 + √ = 30 × 3 × 0.344 × 0.53
5.5
= = 0.53 = 16.41 /
5.5 + √20.724
d. Transmisi kecepatan 4
Z1 = 33 Y1 = 0.368
Z2 = 33 Y2 = 0.368
- Kecepatan keliling - Gaya tangensial
× × 102 ×
= =
60 × 10
3.14 × 99 × 6000 102 × 63.945
= = 31.086 ⁄ = = 209.82
60000 31.086
e. Transmisi kecepatan 5
Z1 = 36 Y1 = 0.377
Z2 = 31 Y2 = 0.361
- Kecepatan keliling - Gaya tangensial
× × 102 ×
= =
60 × 10
54
3.14 × 108 × 6000 102 × 63.945
= = 33.912 ⁄ = = 192.33
60000 33.912
55
3.3 Perhitungan poros
Berdasarkan keterangan hal 3 tentang jenis-jenis bahan yang digunakan maka
dalam hal ini di pilih baja JIS G 4501 tipe S55C dengan kekuatan tarik = 66 kg/mm2
(Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan Elemen Mesin,(bab 1)).
Maka tegangan geser yang terjadi:
66 /
= = = 11 /
6.0
Ket: faktor keamanan Sf1 dapat dilihat hal 8
= 9.74 × 10 ×
.
= 9.74 × 10 × = 12456.486 ∙
56