Tugas PKN Pancasila
Tugas PKN Pancasila
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1. Pemilu
Pemilu dalam negara demokrasi Indonesia merupakan suatu proses pergantian
kekuasaan secara damai yang dilakukan secara berkala sesuai dengan prinsip-prinsip
yang digariskan konstitusi. Prinsip-prinsip dalam pemilihan umum yang sesuai
dengan konstitusi antara lain prinsip kehidupan ketatanegaraan yang berkedaulatan
rakyat (demokrasi) ditandai bahwa setiap warga negara berhak ikut aktif dalam setiap
proses pengambilan keputusan kenegaraan
Sebuah negara berbentuk republik memiliki sistem pemerintahan yang tidak pernah
lepas dari pengawasan rakyatnya. Adalah demokrasi, sebuah bentuk pemerintahan
yang terbentuk karena kemauan rakyat dan bertujuan untuk memenuhi kepentingan
rakyat itu sendiri. Demokrasi merupakan sebuah proses, artinya sebuah republik tidak
akan berhenti di satu bentuk pemerintahan selama rakyat negara tersebut memiliki
kemauan yang terus berubah. Ada kalanya rakyat menginginkan pengawasan yang
superketat terhadap pemerintah, tetapi ada pula saatnya rakyat bosan dengan para
wakilnya yang terus bertingkah karena kekuasaan yang seakan-akan tak ada batasnya.
Berbeda dengan monarki yang menjadikan garis keturunan sebagai landasan untuk
memilih pemimpin, pada republik demokrasi diterapkan azas kesamaan di mana
setiap orang yang memiliki kemampuan untuk memimpin dapat menjadi pemimpin
apabila ia disukai oleh sebagian besar rakyat. Pemerintah telah membuat sebuah
perjanjian dengan rakyatnya yang ia sebut dengan istilah kontrak sosial. Dalam
sebuah republik demokrasi, kontrak sosial atau perjanjian masyarakat ini diwujudkan
dalam sebuah pemilihan umum. Melalui pemilihan umum, rakyat dapat memilih siapa
yang menjadi wakilnya dalam proses penyaluran aspirasi, yang selanjutnya
menentukan masa depan sebuah negara.
C. Hubungan antara sistem pemilihan umum langsung dengan Pancasila sila ke-4
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden sengaja dimasukkan di dalam Pasal 22E Ayat (2)
bukan kebetulan semata, melainkan sebuah kesengajaan yang dilakukan oleh para pelaku
perumus perubahan UUD 1945 saat itu yang berpendapat bahwa sebaiknya pemilihan
umum Presiden dan Wakil Presiden bersamaan dengan pemilihan umum untuk memilih
anggota DPR, DPD dan DPRD. Sehingga pemiihan umum dilakukan serentak sekali
dalam lima tahun, bukan dua kali dengan memisahkan pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden tersendiri yang dilakukan sesudah pemilihan anggota legislatif. Kalau itu
dilaksanakan, akan ada lima kotak suara yang harus diisi, yaitu kotak suara untuk
memilih Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota.
Ada banyak keuntungan seandainya pemilihan umum diadakan serentak sebagaimana
yang difikirkan oleh pelaku perubahan UUD 1945. Di antaranya, akan terjadi efisiensi
biaya, memperpendek tensi suhu politik, dan ketegangan sosial akibat Pemilu. Selain itu,
dengan diberlakukannya pemilihan umum serentak maka koalisi antarpartai bisa
dilakukan sebelum pemilihan umum, bukan setelah Pemilu Legislatif.
Dalam kaitannya dengan Pemilihan Umum untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden,
UUD 1945 menentukan syarat-syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh para calon
Presiden dan Wakil Presiden, sekaligus bagaimana mekanisme yang harus dijalankan
dalam pemilihan tersebut. Secara khusus UUD 1945 setelah perubahan mengatur
pemilihan Presiden, yaitu dengan keharusan melakukan penggabungan dalam satu paket.
Alasan yang berkembang saat itu diantaranya adalah untuk menyederhanakan partai
politik. Dengan diharuskan calon Presiden dan Wakil Presiden satu paket maka bisa
dilakukan koalisi antarpartai untuk memenangkan calonnya.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari materi diatas setidaknya ada beberapa poin yang dapat disarikan dalam tema singkat
tentang “pemilu” ini:
a. Pemilihan umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.