Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semikonduktor dewasa ini mempunyai peranan penting dibidang elektronika
yang penggunaannya tidak terbatas pada arus lemah saja. Sedangkan superkonduktor
merupakan bahan yang masih memerlukan penelitian untuk penyempurnaan lebih
lanjut.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan ditinjau dalam makalah ini adalah : Semikonduktor
dan Superkonduktor.

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah : Mencangkup
Semikonduktor dan Superkonduktor.

1.4 Tujuan Penulisan


Tujuan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah : Menjelaskan
Semikonduktor dan Superkonduktor.

1.5 Manfaat Penulisan


Untuk Akademik : Dengan makalah ini diharapkan akan memberikan manfaat
untuk mengkaji pengetahuan secara luas Semikonduktor dan Superkonduktor.

1|Semikonduktor dan Superkonduktor


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Semikonduktor
Semikonduktor adalah bahan yang sifat-sifat kelistrikannya terletak antara sifat-sifat
konduktor dan isolator. Sifat-sifat kelistrikan konduktor maupun isolator tidak mudah berubah
oleh pengaruh temperatur, cahaya atau medan magnet, tetapi pada semikonduktor sifat-sifat
tersebut sangat sensitive. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai isulator pada temperatur yang
sangat rendah, namun pada temperatur ruangan besifat sebagai konduktor.
Suatu hal yang penting untuk memahami konduksi elektronik baik pada bahan konduktor
maupun semikonduktrok adalah susunan pita dari atom. Pada semikonduktor jarak antara pita
valensi dan pita konduktor tidak terlalu jauh dan ini memungkinkan terjadinya tumpang tindih
jika dipengaruhi, misalnya panas, medan magnet, dan tegangan yang cukup tinggi.

Gb. 11-1 Celah energi pada bahan isolator, semikonduktor dan konduktor

Dari Gb 11-1 terlihat bahwa celah enerhi yang terlihat pada isolator memiliki resistivitas
yang tinggi. Sedangkan bahan semikonduktor mempunya celah energi yang lebih sempit dari
pada isolator yaitu 0,12 hingga 5,3 ev.
Bedasarkan lebar dan sempitnya celah energi bahan-bahan diatas terlihat bahwa untuk
menjadikan bahan semikonduktor agar menghantarkan listrik diperlukan energi yang tidak
terlalu besar. Silikon maupun germanium murni disebut semikonduktor intrinsik jika belum
mendapatkan bahan tambahan, sedangkan yang sudah mendapat tambahan disebut ekstrinsik.
Bahan tambahan yang dimaksud adalah arsenikum (As) atau boron (B). Bahan semikonduktor
yang mendapat tambahan As akan menjadi semikonduktor N, sedangkan yang mendapat
tambahan B akan menjadi semikonduktor P.

2|Semikonduktor dan Superkonduktor


2.1.1. Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor murni disebut semikonduktor intrinsik. Silikon dan germanium adalah
contoh paling umum dari semikonduktor intrinsik. Kedua semikonduktor ini paling sering
digunakan dalam pembuatan transistor, dioda dan komponen elektronik lainnya.
Semikonduktor intrinsik juga disebut semikonduktor undoping atau semikonduktor tipe-
I. Dalam semikonduktor intrinsik jumlah elektron dalam pita konduksi sama dengan jumlah
lubang pada pita valensi. Oleh karena itu muatan listrik keseluruhan atom bersifat netral. Pada
semikonduktor intrinsik, konduksi tersebut disebabkan oleh proses intrinsik dari bahan tanpa
adanya pengaruh tambahan. Elektron-elektron yang dikeluarkan dari baguan teratas pita
valensi ke bagian pita konduksi karena energi termal adalah penyebab terjadinya konduksi.
Karena perpindahan elektron-elektron dari pita valensi, maka pada pita valensi terjadi lubang
di setiap tempat yang ditinggalkan elektron tersebut. Suatu semikonduktor intrinsik
mempunyai lubang yang sama pada pita valensi dan elektron pada pita konduksi.
Pada pemakaian, elektron yang lari e pita konduksi dari pita valensi, misalnya karena
panas dapat dipercepat menggunakan keadaan kosong yang memungkinkan pada pita
konduksi. Pada waktu yang sama lubang-lubang pada pita valensi juga bergerak tetapi
berlawanan arah dengan gerakan elektron. Kondiktivitas dari semikonduktor intrinsik
bergantung pada konsentrasi muatan pembawa tersbut yaitu medan nh.

2.1.2. Semikonduktor Ekstrinsik


Pada semikonduktor ekstrinsik, konduksi dapat dilakukan setelah adanya penyuntikan
bahan penambah atau pngotoran dari luar. Proses penyuntikan bahan tambahan terhadap
semikonduktor murni disebut doping. Penambahan bahan tersebut pada semikonduktor murni
akan meningkatkan konduktivitas semikonduktor. Suatu kristal silikon yang di doping dengan
elemen kolom 5 pada susunan berkala seperti P, As, atau Sb. Tingkat energi pada elektron
dinamakan tingkat donor. Semikonduktor yang didonorkan dari elemen-elemen kolom 5
(mendonorkan muatan negatif) disebut semikonduktor tipe-n. Energi yang diperlukan untuk
mengeluarkan elektron yang masuk ke dalam pita konduksi disebut energi ionisasi seperti
ditunjukan pada tabel 11-2
Bahan Pengotoran Si (ev) Ge (ev)
Tipe- N Posfor 0,044 0,012
Arsen 0,049 0,013
Antimon 0,039 0,010

3|Semikonduktor dan Superkonduktor


Tipe-P Boron 0,045 0,010
Aluminium 0,057 0,010
Gallium 0,065 0,011
Indium 0,16 0,011
Gb. 11-2 Energi ionisasi

Dibandingkan dengan celah energi, besarnya energi ionisasi dari atom pengotor adalah
sangat kecil. Pada suhu kamar, elektron-elektron tingkat donor sudah dikeluarkan dari pita
valensi masuk kedalam pita konduksi. Kumpulan elektron ini jauh lebih besar dari kumpulan
elektron yang dikeluarkan dari pita valensi pada proses intrinsik.
Kumpulan lubang-lubang diusahakan dengan eksitasi termal pada silikon yang di doping
jauh lebih besar daripada yang diusahakan dengan eksitasi dari elektron pada pita konduksi.
Menurut hukum gerakan massa, disini lubang-lubang positif sebagai pembawa mayoritas
muatan. Dengan demikian, semikonduktor ekstrinsik disebut dengan semikonduktor tipe-p.
Pada semikonduktor ekstrinsik, banyaknya elektron pada pita konduksi dan banyaknya
lubang pita valensi tidak sama, apakah elektron atau lubangnya lebih dominan bergantung pada
proses ekstrinsiknya.
Adapun macam-macam penggunaan semikonduktor seperti ditunjukkan pada tabel 11-3.
Nama Semikonduktor Penggunaannya
Barium Tetinate Termistor (PTC)
Bismut Telurida Konversi Termoelektrik
Cadmium Sulfida Sel foto konduktif
Dioda, Transistor, Laser, Led,
Gallium Arsenida
Generator gelombang mikro
Germanium Dioda, Transistor
Magneto resistor, Piezo resistor,
Indium Antimonida
Detektor radiasi infra merah
Indium Arsenida Piezo resistor
Silikon Dioda, transistor, IC
Silikon Carbida Varistor
Seng Sulfida Perangkat penerangan elektro
Germanium Silikon Pembangkit termoelektrik
Selenium Rectifier

4|Semikonduktor dan Superkonduktor


Aliminium Stibium Dioda penerangan
Gallium posfor Dioda penerangan
Indium Posfor Filter inframerah
Tembaga Oksida Rectifier
Plumbun Sulfur Foto sel
Plumbum Selenium Foto sel
Detektor inframerah, filter inframerah,
Indium Stibium
generator hall
Gb. 11-3 Macam-macam semikonduktor dan penggunaannya

2.2. Superkonduktor
Pada bahan-bahan koduktor yang djumpai sehari-hari, selalu mempunyai resistansi. Hal
ini disebabkan bahan-bahan tersebut mempunyai resistivitas, dimana resistivitas akan
mencapai harga nol pada suhu kritis (Tc) sehingga pada saat ini dikembangkan usaha untuk
mencapai suhu kritis (Tc) bahan-bahan untuk dijadikan superkonduktor. Medan magnet pada
bahan superkonduktor lebih kecil daripada medan kritis (Hc) seperti ditunjukan pada Gb. 11-
4. Dengan demikian suatu superkonduktor akan hilang superkonduktivitasnya jika suhunya
diatas kritis dan medannya diatas kuat medan kritisnya.

Gb. 11-4 Daerah Superkonduktor pada bidang medan magnet dan suhu

Terdapat 30 unsur dan hampir 100 senywa yang dapat digunakan sebagai bahan
superkonduktor. Suhu kritis tertinggi superkonduktor adalah 18,1֯K untuk senyawa 𝑁𝑏3 𝑆𝑛
yang ditemukan oleh Mathias seorang ahli dari USA.

5|Semikonduktor dan Superkonduktor


Tabel 11-5 Suhu kritis (Tc) beberapa bahan superkonduktor

Unsur Tc (˚K) Senyawa Tc (˚K)


Ti 0,49 NaBi 2,2
Zn 0,82 BaBa3 6,0
Al 1,20 Nb2Zn 10,8
Tl 2,38 MoN 12,0
In 3,40 MoRe 12,6
Sn 3,73 V2,95Ga 14,4
Hg 4,16 NbN 15,2
Ta 4,39 V3Si 17,1
V 5,1 Nb3Al 18,0
Pb 7,22 Nb3Sn 18,1
Nb 8,00
Tc 11,2
Th 1,37 CuS 1,6
U 0,68 PbSb 1,5

Tetapi perlu diingat bahwa tidak selalu terjadi pada bahan yang pada suhu kamar,
misalnya Cu, Ag, dan Au merupakan konduktor yang baik akan menjadi superkonduktor pada
kondisi yang lebih mudah dibandingkan bahan lain yang pada suhu kamar konduktivitasnya
lebih jelek.

Terdapat 2 jenis superkonduktor yaitu jenis I termasuk Pb, Ag, dan Sn menyalurkan arus
pada permukaannya sampai kedalaman 10−4 mm pada medan magnet hingga setinggi-
tingginya adalah kuat medan magnet Nb dan paduan Pb. Pada superkonduktor jenis II, jika
medan magnetnya mencapai medan kritis dan suhu kritisnya relatif (kondisi tersebut lebih
tinggi dari jenis I), keadaan superkonduktor tidak langsung berubah menjadi dari konduktor
normal, tetapi menjadi bahan yang merupakan peralihan atau dari kondisi superkonduktor
menjadi konduktor normal.

Pada jenis I yang menghantarkan arus tetap akan menimbulkan medan magnet tanpa
kerugian karena medan listriknya di semua tempat adalah nol. Sedangkan jenis II salam
keadaan yang sama akan menimbulkan kerugian yang sangat kecil dan dapat diabaikan.

6|Semikonduktor dan Superkonduktor


Jika diteliti dari tabel 11-3 dapat dicatat bahwa :

a. Logam-logam monovalen adalah bukan superkonduktor


b. Logam-logam ferromagnetik dan antiferromagnetik adalah bukan superkonduktor.
c. Konduktor yang baik pada suhu kamar adalah bukan superkonduktor dan logam
superkonduktor sebagai logam normal adalah bukan konduktor yang baik pada suhu kamar.
d. Film tipis dari Be, Bi, dan Fe menunjukan sebagai superkonduktor.
e. Bismut, Pb, dan Te menjadi superkonduktor jika mendapat tekanan yang tinggi.

2.2.1. Penggunaan

Sampai saat ini superkonduktor belum dipabrikasi dalam skala besar. Mesin-mesin
listrik, transformator dan kabel sedang dikembangkan menggunakan superkonduktor. Dengan
menggunakan superkonduktor, efisiensi dapat mencapai 99,99%. Dengan kabel
superkonduktor berdiameter beberapa centimeter dapat digunakan menyalurkan semua daya
yang dihasilkan semua pembangkit listrik di Indonesia.

Terdapat 2 perangkat yang sudah umum menggunakan superkonduktor, yaitu :

a. Elektromagnet
Karena superkonduktor tidak mempunyai kerugian yang disebabkan resistansi, maka
dimungkinkan membuat selenoid dengan superkonduktor tanpa kerugian yang menimbukan
panas.
Selenoid dengan arus yang sangat kecil pada medan magnet nol untuk kawat yang
digunakan memungkinkan membangkitkan sebuah medan magnet kritis dan lilitan. Karena
dengan bahan superkonduktor memungkinkan membuat elektromagnetik yang kuat dengan
ukuran yang kecil. Aplikasi dari elektromagnet dengan superkonduktor antara lain
komponen magneto hidro dinamik.

b. Elemen penghubung
Karena superkonduktor mempunyai Hc dan Tc, maka dalam pemakaian superkonduktor
sebagai elemen penghubung dapat menggunakan pengaruh salah satu besaran diatas.
Artinya suatu gawai penghubung yang menggunakan superkonduktor akan berubah sifatnya
dari superkonduktor menjadi konduktor biasa karena pengubahan suhu atau medan magnet
diatas nilai kritisnya. Pemutus arus kerjanya diperngaruhi oleh magnetik dielektrik cryotron,
misalnya digunakan pada pemutus komputer.

7|Semikonduktor dan Superkonduktor


2.3. Semikonduktor Dan Superkonduktor
2.3.1 Perbedaan konduktor, Semikonduktor, dan Superkonduktor
Perbedaan antara konduktor, semi konduktor, dan superkonduktor terletak pada
ketahan pada tiap masing-masing bahan. Pada superkonduktor resistansi atau ketahan
akan mencapai harga nol atau suhu kritis (Tc).

8|Semikonduktor dan Superkonduktor


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Semikonduktor adalah bahan yang sifat-sifat kelistrikannya terletak antara sifat-
sifat konduktor dan isolator. Perbedaan antara isulator, konduktor, dan semikonduktor
terletak pada pita konduksi dan pita valensi. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai
isulator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan besifat
sebagai konduktor. Sedangkan untuk superkonduktor merupakan bahan yang memiliki
resistivitas mencapai harga nol pada suhu kritis (Tc). Namun perbedaan antara
konduktor, semi konduktor, dan superkonduktor terletak pada ketahan pada tiap masing-
masing bahan. Dan yang paling bagus diantara ketiga bahan tersebut adalah
superkonduktor dalam menyampaikan arus listrik.

3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk
bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka.

9|Semikonduktor dan Superkonduktor


DAFTAR PUSAKA

Muhaimin. 1991. Bahan-bahan Listrik untuk Politeknik. Jakarta: Andi Offset.

10 | S e m i k o n d u k t o r d a n S u p e r k o n d u k t o r

Anda mungkin juga menyukai