PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1. Semikonduktor
Semikonduktor adalah bahan yang sifat-sifat kelistrikannya terletak antara sifat-sifat
konduktor dan isolator. Sifat-sifat kelistrikan konduktor maupun isolator tidak mudah berubah
oleh pengaruh temperatur, cahaya atau medan magnet, tetapi pada semikonduktor sifat-sifat
tersebut sangat sensitive. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai isulator pada temperatur yang
sangat rendah, namun pada temperatur ruangan besifat sebagai konduktor.
Suatu hal yang penting untuk memahami konduksi elektronik baik pada bahan konduktor
maupun semikonduktrok adalah susunan pita dari atom. Pada semikonduktor jarak antara pita
valensi dan pita konduktor tidak terlalu jauh dan ini memungkinkan terjadinya tumpang tindih
jika dipengaruhi, misalnya panas, medan magnet, dan tegangan yang cukup tinggi.
Gb. 11-1 Celah energi pada bahan isolator, semikonduktor dan konduktor
Dari Gb 11-1 terlihat bahwa celah enerhi yang terlihat pada isolator memiliki resistivitas
yang tinggi. Sedangkan bahan semikonduktor mempunya celah energi yang lebih sempit dari
pada isolator yaitu 0,12 hingga 5,3 ev.
Bedasarkan lebar dan sempitnya celah energi bahan-bahan diatas terlihat bahwa untuk
menjadikan bahan semikonduktor agar menghantarkan listrik diperlukan energi yang tidak
terlalu besar. Silikon maupun germanium murni disebut semikonduktor intrinsik jika belum
mendapatkan bahan tambahan, sedangkan yang sudah mendapat tambahan disebut ekstrinsik.
Bahan tambahan yang dimaksud adalah arsenikum (As) atau boron (B). Bahan semikonduktor
yang mendapat tambahan As akan menjadi semikonduktor N, sedangkan yang mendapat
tambahan B akan menjadi semikonduktor P.
Dibandingkan dengan celah energi, besarnya energi ionisasi dari atom pengotor adalah
sangat kecil. Pada suhu kamar, elektron-elektron tingkat donor sudah dikeluarkan dari pita
valensi masuk kedalam pita konduksi. Kumpulan elektron ini jauh lebih besar dari kumpulan
elektron yang dikeluarkan dari pita valensi pada proses intrinsik.
Kumpulan lubang-lubang diusahakan dengan eksitasi termal pada silikon yang di doping
jauh lebih besar daripada yang diusahakan dengan eksitasi dari elektron pada pita konduksi.
Menurut hukum gerakan massa, disini lubang-lubang positif sebagai pembawa mayoritas
muatan. Dengan demikian, semikonduktor ekstrinsik disebut dengan semikonduktor tipe-p.
Pada semikonduktor ekstrinsik, banyaknya elektron pada pita konduksi dan banyaknya
lubang pita valensi tidak sama, apakah elektron atau lubangnya lebih dominan bergantung pada
proses ekstrinsiknya.
Adapun macam-macam penggunaan semikonduktor seperti ditunjukkan pada tabel 11-3.
Nama Semikonduktor Penggunaannya
Barium Tetinate Termistor (PTC)
Bismut Telurida Konversi Termoelektrik
Cadmium Sulfida Sel foto konduktif
Dioda, Transistor, Laser, Led,
Gallium Arsenida
Generator gelombang mikro
Germanium Dioda, Transistor
Magneto resistor, Piezo resistor,
Indium Antimonida
Detektor radiasi infra merah
Indium Arsenida Piezo resistor
Silikon Dioda, transistor, IC
Silikon Carbida Varistor
Seng Sulfida Perangkat penerangan elektro
Germanium Silikon Pembangkit termoelektrik
Selenium Rectifier
2.2. Superkonduktor
Pada bahan-bahan koduktor yang djumpai sehari-hari, selalu mempunyai resistansi. Hal
ini disebabkan bahan-bahan tersebut mempunyai resistivitas, dimana resistivitas akan
mencapai harga nol pada suhu kritis (Tc) sehingga pada saat ini dikembangkan usaha untuk
mencapai suhu kritis (Tc) bahan-bahan untuk dijadikan superkonduktor. Medan magnet pada
bahan superkonduktor lebih kecil daripada medan kritis (Hc) seperti ditunjukan pada Gb. 11-
4. Dengan demikian suatu superkonduktor akan hilang superkonduktivitasnya jika suhunya
diatas kritis dan medannya diatas kuat medan kritisnya.
Gb. 11-4 Daerah Superkonduktor pada bidang medan magnet dan suhu
Terdapat 30 unsur dan hampir 100 senywa yang dapat digunakan sebagai bahan
superkonduktor. Suhu kritis tertinggi superkonduktor adalah 18,1֯K untuk senyawa 𝑁𝑏3 𝑆𝑛
yang ditemukan oleh Mathias seorang ahli dari USA.
Tetapi perlu diingat bahwa tidak selalu terjadi pada bahan yang pada suhu kamar,
misalnya Cu, Ag, dan Au merupakan konduktor yang baik akan menjadi superkonduktor pada
kondisi yang lebih mudah dibandingkan bahan lain yang pada suhu kamar konduktivitasnya
lebih jelek.
Terdapat 2 jenis superkonduktor yaitu jenis I termasuk Pb, Ag, dan Sn menyalurkan arus
pada permukaannya sampai kedalaman 10−4 mm pada medan magnet hingga setinggi-
tingginya adalah kuat medan magnet Nb dan paduan Pb. Pada superkonduktor jenis II, jika
medan magnetnya mencapai medan kritis dan suhu kritisnya relatif (kondisi tersebut lebih
tinggi dari jenis I), keadaan superkonduktor tidak langsung berubah menjadi dari konduktor
normal, tetapi menjadi bahan yang merupakan peralihan atau dari kondisi superkonduktor
menjadi konduktor normal.
Pada jenis I yang menghantarkan arus tetap akan menimbulkan medan magnet tanpa
kerugian karena medan listriknya di semua tempat adalah nol. Sedangkan jenis II salam
keadaan yang sama akan menimbulkan kerugian yang sangat kecil dan dapat diabaikan.
2.2.1. Penggunaan
Sampai saat ini superkonduktor belum dipabrikasi dalam skala besar. Mesin-mesin
listrik, transformator dan kabel sedang dikembangkan menggunakan superkonduktor. Dengan
menggunakan superkonduktor, efisiensi dapat mencapai 99,99%. Dengan kabel
superkonduktor berdiameter beberapa centimeter dapat digunakan menyalurkan semua daya
yang dihasilkan semua pembangkit listrik di Indonesia.
a. Elektromagnet
Karena superkonduktor tidak mempunyai kerugian yang disebabkan resistansi, maka
dimungkinkan membuat selenoid dengan superkonduktor tanpa kerugian yang menimbukan
panas.
Selenoid dengan arus yang sangat kecil pada medan magnet nol untuk kawat yang
digunakan memungkinkan membangkitkan sebuah medan magnet kritis dan lilitan. Karena
dengan bahan superkonduktor memungkinkan membuat elektromagnetik yang kuat dengan
ukuran yang kecil. Aplikasi dari elektromagnet dengan superkonduktor antara lain
komponen magneto hidro dinamik.
b. Elemen penghubung
Karena superkonduktor mempunyai Hc dan Tc, maka dalam pemakaian superkonduktor
sebagai elemen penghubung dapat menggunakan pengaruh salah satu besaran diatas.
Artinya suatu gawai penghubung yang menggunakan superkonduktor akan berubah sifatnya
dari superkonduktor menjadi konduktor biasa karena pengubahan suhu atau medan magnet
diatas nilai kritisnya. Pemutus arus kerjanya diperngaruhi oleh magnetik dielektrik cryotron,
misalnya digunakan pada pemutus komputer.
3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk
bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka.
10 | S e m i k o n d u k t o r d a n S u p e r k o n d u k t o r