Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sehat dalam pengertian luas adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan untuk mempertahankan keadaan
kesehatannya. Apa bila mengalami ketidakseimbangan, maka individu berada dalam keadaan
yang disebut dengan sakit.Keadaan yang sakit dan tidak segera ditangani dengan pengobatan
yang tidak maksimal beresiko mempengaruhi tingginya angka peningkatan penyebaran
beberapa penyakit, penurunan status gizi, angka kematian ibu dan yang paling diperhatikan
adalah angka kematian anak (Hidayat, 2008).
Tonsiltis akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan. Radang
tonsil pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring
biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis. Tonsil akut lebih
sering ditemukan pada anak- anak dan remaja. Masa inkubasi selama 2- 4 hari. Gejala yang
mungkin muncul berupa nyeri tenggorok, nyeri menelan, demam tinggi, lesu, nyeri sendi,
penurunan nafsu makan, dan nyeri telinga sebagai nyeri alih melalui nervus glosofaringeus.
Pada anak – anak terkadang disertai drooling (air liur menetes keluar) karena terdapat sakit
menelan lebih berat lagi, dapat timbul tanda – tanda obstruksi jalan nafas yang tampak
dengan berhentinya bernafas atau mendengkur saat tidur (Christanto, 2014).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian Tonsilitis?

2. Bagaimana klasifikasii Tonsilitis?

3. Bagaimana etiologi Tonsilitis?

4. Bagaimana patofisiologi Tonsilitis?

5. Bagaimana manifestasi klinis Tonsilitis?

6. Bagaimana pemeriksaan penunjang Tonsilitis?

7. Bagaimana komplikasi Tonsilitis?

8. Bagaimana penatalaksanaan Tonsilitis?

9. Bagaimana konsep pengkajian asuhan keperawatan Tonsilitis?

10. Bagaimana konsep diagnosis keperawatan Tonsilitis?


1
11. Bagaimana konsep intervensi Tonsilitis?

12. Bagaimana konsep implementasi Tonsilitis?

13. Bagaimana evaluasi Tonsilitis?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian Tonsilitis

2. Untuk mengetahui klasifikasi Tonsilitis

3. Untuk mengetahui etiologi Tonsilitis

4. Untuk mengetahui patofisiologi Tonsilitis

5. Untuk mengetahui manifestasi klinis Tonsilitis

6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Tonsilitis

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan Tonsilitis

8. Untuk mengetahui konsep pengkajian asuhan keperawatan Tonsilitis

9. Untuk mengetahui konsep diagnosis keperawatan Tonsilitis

10. Untuk mengetahui konsep intervensi Tonsilitis

11. Untuk mengetahui konsep implementasi Tonsilitis

12. Untuk mengetahui evaluasi Tonsilitis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.TONSILITIS

2.1. Pengertian

1. Tonsilitis adalah suatu penyakit yang dapat sembuh sendiri berlangsung sekitar lima
hari dengan disertai disfagia dan demam (Megantara, Imam, 2006).
2. Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A
streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain
atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004).
3. Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering
ditemukan, terutama pada anak-anak (Firman sriyono, 2006, 2006).
Gambar :

2.2. Klasifikasi

Macam-macam tonsillitis menurut Imam Megantara (2006)

1. Tonsillitis akut

Disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan


streptococcus piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus.

3
2. Tonsilitis falikularis

Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi


bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus. Detritus ini terdapat
leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang
tersangkut.

3. Tonsilitis Lakunaris

Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk)


permukaan tonsil.

4. Tonsilitis Membranosa (Septis Sore Throat)

Bila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut menyerupai
membran. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang dan dibuang dan
berwarna kekuning kuninga.

5.Tonsilitis Kronik

Tonsillitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik (rokok, makanan)


pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene mulut yang
buruk.

2.3. Etiologi

Menurut Adams George (1999), tonsilitis bakterialis supuralis akut paling sering
disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus grup A.

1. Pneumococcus
2. Staphilococcus
3. Haemalphilus influenza
4. Kadang streptococcus non hemoliticus atau streptococcus viridens.

Menurut Iskandar N (1993). Bakteri merupakan penyebab pada 50 % kasus.

1. Streptococcus B hemoliticus grup A


2. Streptococcus viridens

4
3. Streptococcus pyogenes
4. Staphilococcus
5. Pneumococcus
6. Virus
7. Adenovirus
8. ECHO
9. Virus influenza serta herpes
Menurut Firman S (2006), penyebabnya adalah infeksi bakteri streptococcus atau
infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi.Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri
maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis.

2.4. Patofisiologi

Menurut Iskandar N (1993), patofisiologi tonsillitis yaitu :

Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid
superficial mengadakan reaksi.Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit
poli morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak
kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel
yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut tonsillitis lakunaris, bila
bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsillitis lakonaris.

Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu
(Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena proses radang
berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses
penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini akan mengkerut
sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses ini
meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengkapan dengan jaringan
sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar limfe
submandibula

5
Pathwa

6
2.5 Manifestasi Kinik

Menurut Megantara, Imam 2006, gejalanya berupa nyeri tenggorokan (yang


semakin parah jika penderita menelan) nyeri seringkali dirasakan ditelinga (karena
tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama).

Gejala lain :

1. Demam
2. Tidak enak badan
3. Sakit kepala
4. Muntah
5. Pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan
6. Tenggorokan terasa kering
7. Persarafan bau
8. Pada pemeriksaan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan
terisi detritus
9. Tidak nafsu makan
10. Mudah lelah
11. Nyeri abdomen
12. Pucat
13. Letargi
14. Nyeri kepala
15. Disfagia (sakit saat menelan)
16. Mual dan muntah

Gejala pada tonsillitis akut :

1. Rasa gatal / kering di tenggorokan


2. Lesu
3. Nyeri sendi
4. Odinafagia
5. Anoreksia
6. Otalgia
7. Suara serak (bila laring terkena)

7
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Tes Laboratorium

Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada
dalam tubuh pasien merupkan akteri gru A, karena grup ini disertai dengan demam
renmatik, glomerulnefritis, dan demam jengkering.

2. Pemeriksaan penunjang

Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.

3. Terapi

Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik,


dan obat kumur yang mengandung desinfektan.

2.7 Komplikasi

Komplikasi tonsilitis akut dan kronik, yaitu :

1. Abses pertonsil

Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini
terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus
group A.

2. Otitis media akut

Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi)


dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan
gendang telinga.

3. Mastoiditis akut

Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-
sel mastoid.

4. Laringitis
Suatu kondisi dimana pita suara membengkak sehingga suara menjadi serak.

8
5. Sinusitis
Inflamasi atau peradangan pada dinding sinus.
6. Rhinitis
Peradangan yang terjadi pada rongga hidung akibat reaksi alergi.

2.8 Penatalaksanaan

 Penatalaksanaan tonsilitis secara umum, menurut Firman S, 2006 :

1. Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut) selama


10 hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.
2. Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika :
a.Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih / tahun.
b.Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun
waktu 2 tahun.
c.Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun
waktu 3 tahun.
d.Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.
 Penatalaksanaan tonsilitis akut
a. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau
obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau
klindomisin

b. Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk


mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.

c. Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi


kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3x negatif.

d. Pemberian antipiretik.

 Penatalaksanaan tonsilitis kronik


a. Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.
b. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi
konservatif tidak berhasil.

9
B .KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TONSILITIS

3.1 Pengkajian
1. Wawancara

a. Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya (tonsillitis)

b. Apakah pengobatan adekuat

c. Kapan gejala itu muncul

d. Apakah mempunyai kebiasaan merokok

e. Bagaimana pola makannya

f. Apakah rutin / rajin membersihkan mulut

2. Pemeriksaan fisik

a. Intergritas Ego

Gejala : Perasaan takut

Khawatir bila pembedahan mempengaruhi hubungan keluarga, kemampuan kerja, dan


keuangan.

Tanda : ansietas, depresi, menolak.

b. Makanan / Cairan

Gejala : Kesulitan menelan

Tanda : Kesulitan menelan, mudah terdesak

10
c. Hygiene

gejala : kebersihan gigi buruk

d. Nyeri / Keamanan

Tanda : Gelisah, perilaku berhati-bati

Gejala : Sakit tenggorokan kronis, penyebaran nyeri ke telinga

e. Pernapasan

Gejala : Riwayat merokok / mengunyah tembakau, bekerja dengan serbuk kayu, debu.

Hasil pemerisaan fisik secara umum di dapat :

1. Pembesaran tonsil dan hiperemis

2. Letargi

3. Kesulitan menelan

4. Demam

5. Nyeri tenggorokan

6. Kebersihan mulut buruk

3. Pemeriksaan diagnostik
Pemeeriksaan usap tenggorokan
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sebelum memberikan pengobatan,
terutama bila keadaan memungkinkan.Dengan melakukan pemeriksaan ini kita dapat
mengetahui kuman penyebab dan obat yang masih sensitif terhadapnya.

3.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

1. Kerusakan menelan berhubungan dengan proses inflamasi.

11
2. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anoreksia

3.3 Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA KRITERIA HASIL (NOC) INTERVENSI (NIC)


1. Gangguan menelan - Peningkatan usaha 1. Instrusikan px untuk
berhubungan dengan menelan membuka dan menutup
abnormalitas - Ketidaknyamanan mulut terkait dengan
orofaring menelan berkurang persiapan menelan
- Penerimaan makanan 2. Ajari px untuk
meningkat mengucapkan “ Ash”
untuk meningkatkan
elevasi langit-langit
halus jika
memungkinkan
3. Bantu px untuk
menempatkan makanan
ke mulut bagian
belakang dan di bagian
yang tidak sakit
4. Sediakan atau monitor
konsistensi makanan
atau cairan menurut
temuan dari penilitian
mengnai menelan
5. Bantu untuk menjaga
intake cairan yang
adekuat

12
2. Nyeri akut - Skala nyeri yang 1. Lakukan pengkajian
berhubungan dengan dilaporkan berkurang nyeri komperhensif yang
pembengkakan - Dapat beristirahat meliputi lokasi,
jaringan tonsil dengan nyaman karakteristik, beratnya
- Ekspresi skala nyeri nyeri dan faktor pencetus
wajah berkurang 2. Pastikan perawatan
analgesik bagi px
dilakuakn pemantauan
yang ketat
3. Mengenali tingkatan
skala nyeri
4. Dorong px untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyerinya
dengan tepat
3. Ketidakseimbangan - Asupan makanan 1. Anjurkan pasien untuk
nutrisi kurang dari berkurang sarapan dan makan
kebutuhan - Resiko berat badan setidaknya 4-5 porsi
berhubungan dengan tinggi kecil makanan setiap
anoreksia - Asupan serat hari
berkurang 2. Anjurkan klien
resikountuk makan
dengan menggigit sedikit
demi sedikit, pelan-pelan
dan mengunyah
makanan padat yang
sudah dimasak dengan
baik.
3. Tentukan cara untuk
memasukan makanan
kesukaan pasien dalam
diet yang sudah
ditentukan.

13
4. Ciptakan lingkungan
dimana makanan bisa
disajikan sebaik
mungkin.

3.3 IMPLEMENTASI

Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan.

3.4 EVALUASI

Dx 1 : Kerusakan menelan berhubungan dengan proses inflamasi.


a. Reflek makan
b. Tidak tersedak saat makan
c. Tidak batuk saat menelan
d. Usaha menelan secara normal
e. Menelan dengan nyaman

Dx 2 : Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil.

a. Mengenali faktor penyebab.

b. Mengenali serangan nyeri.

c. Mengenali gejala nyeri

d. Melaporkan kontrol nyeri

Dx 3: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anoreksia.

a. Adanya peningkatan BB sesuai tujuan


b. Bb ideal sesuai tinggi badan
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

14
15
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Indikasi untuk tonsitektomi dulu dan sekarang tidak berbeda, namun terdapat
perbedaan prioritas relatif dalam menentukan indikasi tonsitektomi pada saat ini. Terakhir
dapat dicegah bila seorang pasien selalu menjaga personal hygene dan pola makan.

Dengan saya membuat, meneliti atau menggunakan kasus bedah post operasi
Tonsilitis akut pada Tugas Akhir saya. Saya serta anda semua dapat mengerti mengenai
tanda, gejala, ciri-ciri fisik, contoh pasien, dan therapy atau pengobatnya.

Selama 2 hari saya mengkaji pasien dengan kasus post operasi tonsillitis akut saya
dapat menyimpulkan bahwa :

1.Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A


streepfokus bila hemolitil, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau
oleh infeksi virus.

2 Cir.i-ciri atau dengan tanda dan gejala :

a.Demam

b.Tidak enak badan, mual, muntah

c.Tonsil membesar dengan permukaan tidak rata

3.Dengan pengobatan / therapi-therapi dari dokter dan insisi bedah, dapat


menyembuhkan tonsillitis.

B. SARAN

Diharapkan untuk masyarakat lebih memperhatikan kesehatan untuk mencegah


timbulnya masalah kesehatan dalam keluarga. Selaian itu agar meningkatkan mutu
kesehatan dalam masyarakat dalam pelaksanaan kesehatan dalam masyarakat atau
keluarga.

16

Anda mungkin juga menyukai