Anda di halaman 1dari 5

Standar audit 315 pEnGindEntiFiKaSian dan pEnilaian

riSiKO KESalahan pEnYajian matErial mElalui pEmahaman ataS


EntitaS dan linGKunGannYa
3 Standar Audit (“SA”) ini berkaitan dengan tanggung jawab
4 auditor untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan
5 penyajian material dalam laporan keuangan, melalui
6 pemahaman atas entitas dan lingkungannya, termasuk
7 pengendalian internal entitas.
8 Tujuan auditor adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko
9 kesalahan penyajian material, apakah karena kecurangan
10 atau kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan asersi,
11 melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya, termasuk
12 pengendalian internal entitas, oleh karena itu menyediakan
13 suatu dasar untuk merancang dan mengimplementasikan
14 respons terhadap risiko yang ditetapkan atas kesalahan
15 penyajian material tersebut.
28 prosedur penilaian risiko dan aktivitas terkait
29 5. Auditor harus melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk
30 menyediakan suatu dasar bagi pengidentifikasian dan
31 penilaian risiko kesalahan penyajian material pada tingkat
32 laporan keuangan dan asersi. Namun, prosedur penilaian
33 risiko semata tidak menyediakan bukti audit yang cukup dan
34 tepat sebagai dasar opini audit. (Ref: Para. A1–A5)
35
36 Prosedur penilaian risiko harus mencakup berikut:
37 (a) Permintaan keterangan dari manajemen, dan personel
38 lain dalam entitas yang menurut pertimbangan auditor
39 kemungkinan memiliki informasi yang mungkin
40 membantu dalam mengidentifikasi risiko kesalahan
41 penyajian material karena kecurangan atau kesalahan.
42 (Ref: Para. A6)
1 (b) Prosedur analitis. (Ref: Para. A7–A10)
2 (c) Observasi dan inspeksi. (Ref: Para. A11)
43 Jika auditor bermaksud untuk menggunakan informasi yang
44 diperoleh dari pengalaman sebelumnya dengan entitas
45 tersebut dan dari prosedur audit yang dilaksanakan dalam
46 audit sebelumnya, auditor harus menentukan apakah informasi
tersebut relevan dengan audit kini
28 pemahaman atas Entitas dan lingkungannya yang diharuskan,
29 termasuk pengendalian internal Entitas
30 Entitas dan Lingkungannya
31 11. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman berikut:
32 (a) Faktor-faktor industri, peraturan, dan eksternal lain
33 termasuk kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
34 (Ref: Para. A17–A22)
35 (b) Sifat entitas, termasuk:
36 (i) Operasinya;
37 (ii) Struktur kepemilikan dan tata kelolanya;
38 (iii) Jenis investasi yang dilakukan dan yang rencananya
39 akan dilakukan oleh entitas, termasuk investasi
40 dalam entitas bertujuan khusus; dan
41
42

SA 315.3
1 (iv) Cara entitas tersebut distrukturisasi dan bagaimana
2 entitas tersebut dibiayai,
3 untuk memungkinkan auditor memahami golongan
4 transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang
5 diharapkan ada dalam laporan keuangan. (Ref: Para.
6 A23–A27)
7 (c) Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi oleh
8 entitas, termasuk alasan perubahannya. Auditor harus
9 mengevaluasi apakah kebijakan akuntansi entitas adalah
10 tepat untuk bisnisnya dan konsisten dengan kerangka
11 pelaporan keuangan yang berlaku dan kebijakan
12 akuntansi yang digunakan dalam industri yang relevan.
13 (Ref: Para. A28)
14 (d) Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis terkait yang
15 dapat menimbulkan risiko kesalahan penyajian material.
16 (Ref: Para. A29–A35)
17 (e) Pengukuran dan penelahaan atas kinerja keuangan
18 entitas. (Ref: Para. A36–A41)
19
20 Pengendalian Internal Entitas
21 12. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas
pengendalian internal yang relevan dengan audit.
16 Proses penilaian risiko entitas
17 15. Auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang apakah
18 entitas memiliki suatu proses untuk:
19 (a) Mengidentifikasi risiko bisnis yang relevan dengan tujuan
20 pelaporan keuangan;
21 (b) Mengestimasi signifikansi risiko;
22 (c) Menentukan kemungkinan terjadinya risiko tersebut;
23 dan
24 (d) Memutuskan tentang tindakan untuk menangani risiko
25 tersebut. (Ref: Para. A79)
26 Auditor harus memperoleh pemahaman tentang sistem
27 informasi, termasuk proses bisnis yang terkait, yang relevan
dengan pelaporan keuangan,
1 Auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang
2 bagaimana entitas mengomunikasikan peran dan tanggung
jawab pelaporan keuangan
17 Auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan
18 penyajian material pada:
19 (a) Tingkat laporan keuangan; dan (Ref: Para. A105–A108)
20 (b) Tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan
Pengungkapan
23 Prosedur analitis yang dilaksanakan sebagai prosedur
24 penilaian risiko dapat mengidentifikasi aspek-aspek
25 dalam entitas yang tidak disadari oleh auditor dan dapat
26 membantu dalam menilai risiko kesalahan penyajian material
27 agar menyediakan suatu basis untuk perancangan dan
28 pengimplementasian respons terhadap risiko yang dinilai.
29 Prosedur analitis yang dilaksanakan sebagai prosedur
30 penilaian risiko dapat mencakup baik informasi keuangan
31 maupun informasi nonkeuangan, sebagai contoh, hubungan
32 antara penjualan dengan luas tempat penjualan atau dengan
33 kuantitas barang yang dijual.
34 Beberapa entitas yang lebih kecil mungkin tidak memiliki
35 informasi keuangan interim atau bulanan yang dapat digunakan
36 untuk tujuan prosedur analitis. Dalam kondisi ini, meskipun
37 auditor mungkin dapat melaksanakan prosedur analitis
38 terbatas untuk tujuan perencanaan audit atau memperoleh
39 beberapa informasi melalui permintaan keterangan, auditor
40 mungkin perlu merencanakan pelaksanaan prosedur analitis
41 untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian
42 material ketika draft awal laporan keuangan entitas tersedia.
27

1 Informasi yang Diperoleh dalam Periode Lalu (Ref: Para. 9)


2 A12. Pengalaman sebelumnya auditor dengan entitas dan prosedur
3 audit yang dilaksanakan dalam audit sebelumnya dapat
4 menyediakan bagi auditor informasi tentang hal-hal seperti
5 berikut:
6  Kesalahan penyajian periode lalu dan apakah kesalahan
7 penyajian tersebut telah dikoreksi secara tepat waktu.
8  Sifat entitas dan lingkungannya, dan pengendalian
9 internal entitas (termasuk defisiensi dalam pengendalian
10 internal).
11  Perubahan signifikan yang kemungkinan telah terjadi
12 dalam entitas atau operasinya sejak periode keuangan
13 lalu, yang dapat membantu auditor dalam memperoleh
14 suatu pemahaman yang cukup tentang entitas untuk
15 mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian
16 material.
17
18 A13. Auditor diharuskan untuk menentukan apakah informasi
19 yang diperoleh dalam periode lalu tetap relevan, jika
20 auditor bermaksud untuk menggunakan informasi tersebut
21 untuk tujuan audit periode kini. Hal ini karena perubahan
43 dalam lingkungan pengendalian
24 Risiko kesalahan penyajian material pada tingkat laporan
25 keuangan merujuk pada risiko yang berhubungan secara
26 pervasif dengan laporan keuangan secara keseluruhan dan
27 secara potensial berdampak pada banyak asersi. Risiko
28 tersebut tidak perlu berupa risiko yang dapat diidentifikasi
29 dengan asersi spesifik pada tingkat golongan transaksi,
30 saldo akun, atau pengungkapan. Melainkan, risiko tersebut
31 mewakili kondisi yang dapat meningkatkan risiko kesalahan
32 penyajian material pada tingkat asersi, sebagai contoh,
33 melalui pengabaian pengendalian internal oleh manajemen.
34 Risiko pada tingkat laporan keuangan mungkin secara khusus
35 relevan bagi pertimbangan auditor atas risiko kesalahan
44 penyajian material karena kecurangan
31 Risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi
32 untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan
33 perlu dipertimbangkan karena pertimbangan tersebut secara
34 langsung membantu dalam menentukan sifat, saat, dan luas
35 prosedur audit lebih lanjut pada tingkat asersi yang diperlukan
45 untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
46 Asersi yang digunakan oleh auditor dalam mempertimbangkan
47 jenis-jenis kesalahan penyajian potensial yang berbeda yang
48 dapat terjadi digolongkan ke dalam tiga kategori dan dapat
49 berbentuk sebagai berikut:
50 (a) Asersi tentang golongan transaksi dan peristiwa untuk
51 periode yang diaudit:
52 (i) Keterjadian (occurence): transaksi dan peristiwa
53 yang telah terbukukan telah terjadi dan berkaitan
54 dengan entitas.
55 (ii) Kelengkapan (completeness): seluruh transaksi
56 dan peristiwa yang seharusnya terbukukan telah
57 dicatat.
58 (iii) Keakurasian (accuracy): jumlah-jumlah dan data
59 lainnya yang berkaitan dengan transaksi dan
60 peristiwa yang telah dibukukan telah dicatat dengan
61 tepat.
62 (iv) Pisah batas (cut-off): transaksi dan peristiwa telah
63 dibukukan dalam periode akuntansi yang tepat.
64 (v) Klasifikasi (classification): transaksi dan peristiwa
65 telah dibukukan dalam akun yang tepat.
66 (b) Asersi tentang saldo akun pada akhir periode:
67 (i) Eksistensi (existence): aset, liabilitas, dan ekuitas
68 ada.
69 (ii) Hak dan kewajiban (rights and obligations): entitas
70 memiliki atau mengendalikan hak atas aset dan
71 memiliki kewajiban atas liabilitas.
72 (iii) Kelengkapan (completeness): seluruh aset, liabilitas,
73 dan ekuitas yang seharusnya terbukukan telah
74 dicatat.
• (iv) Penilaian dan pengalokasian (valuation and
• allocation): aset, liabilitas, dan ekuitas tercantum
• dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat
• dan penyesuaian penilaian atau pengalokasian
• yang terjadi dibukukan dengan tepat.
• (c) Asersi tentang penyajian dan pengungkapan:
• (i) Keterjadian serta hak dan kewajiban (occurrence
• and rights and obligations): peristiwa, transaksi, dan
• hal-hal lainnya yang diungkapkan, telah terjadi dan
• berkaitan dengan entitas.
• (ii) Kelengkapan (completeness): seluruh pengungkapan
• yang seharusnya tercantum dalam laporan keuangan
• telah disajikan.
• (iii) Klasifikasi dan keterpahaman (classification and
• understandability): informasi keuangan disajikan
• dan dijelaskan secara tepat, serta pengungkapan
• disajikan dengan jelas.
• (iv) Keakurasian dan penilaian (accuracy and valuation):
• informasi keuangan dan informasi lainnya
• diungkapkan secara wajar dan pada jumlah yang
• tepat.
34 Pengendalian dapat dihubungkan, baik secara langsung
35 maupun tidak langsung, dengan suatu asersi. Semakin
36 tidak langsung hubungan tersebut, makin kurang efektif
37 pengendalian tersebut mencegah, atau mendeteksi dan
75 mengoreksi, kesalahan penyajian dalam asersi
6 Risiko signifikan sering berkaitan dengan transaksi nonrutin
7 yang signifikan atau hal-hal yang memerlukan pertimbangan.
8 Transaksi nonrutin adalah transaksi yang tidak biasa, karena
9 ukuran maupun sifatnya, dan oleh karena itu, tidak sering
19 terjadi. Risiko kesalahan penyajian material mungkin lebih besar
20 untuk transaksi nonrutin yang signifikan yang disebabkan
21 oleh hal-hal sebagai berikut:
22  Intervensi manajemen yang lebih besar dalam
23 menentukan perlakuan akuntansi.
24  Intervensi manual yang lebih besar dalam pengumpulan
25 dan pengolahan data.
26  Perhitungan atau prinsip akuntansi yang kompleks.
27  Sifat transaksi nonrutin, yang dapat menyebabkan
28 kesulitan bagi entitas untuk mengimplementasikan
29 pengendalian yang efektif terhadap risiko.
30
31 A121. Risiko kesalahan penyajian material mungkin lebih besar
32 untuk hal-hal yang memerlukan pertimbangan yang signifikan
33 yang membutuhkan penyusunan estimasi akuntansi, yang
34 dapat timbul dari hal-hal sebagai berikut:
35  Prinsip akuntansi untuk estimasi akuntansi atau
36 pengakuan pendapatan dapat ditafsirkan secara
37 berbeda.
38  Pertimbangan yang dibutuhkan dapat bersifat subjektif
39 atau kompleks, atau membutuhkan asumsi tentang
40 pengaruh peristiwa di masa depan, sebagai contoh,
41 pertimbangan tentang nilai wajar.
76

Anda mungkin juga menyukai