Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN SEMESTER PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK

OLEH:

EVA ROSALINA SILABAN

E10013249

D5

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehairat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunian-
Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Laporan ini diharapkan dapat menjadi pedoman kita bersama dalam mata kuliah Dasar Fisisologi
Ternak yang didasarkan pada praktikum yang telah dilaksanakan supaya menjadi titik acuan kita
bersama dalam study Dasar Fisisologi Ternak. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat penulis
harapkan dalam memperbaiki laporan ini dikesempatan yang akan datang.

Dalam hal ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan Asisten Dosen yang telah
membantu kami dalam pelaksanaan praktikum,dan tak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.

Jambi, April 2014

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu peternakan merupakan ilmu yang mempelajari tentang segala jenis hewan baik itu
ruminansia,unggas,dan aneka ternak. Landasan dari ilmu peternakan ini adalah pengetahuan
,ilmu pengetahuan itu banyak cara untuk mendapatkannya,banyak yang dapat dijadikan sumber.
Salah satunya yaitu dengan cara praktikum atau percobaan.

Oleh karena itu dilakukan praktikum agar kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan,yang dapat
kita gunakan sekarang dan nantinya dalam pengembangan skill kita. Dalam hal ini melaksanakan
praktikum Dasar Fisiologi Ternak dengan judul ” Fisiologi Darah”

Didalam tubuh terdapat suatu hal yang terpenting yaitu darah. Jantung merupakan organ
terpenting dalam peredaran darah,yang memiliki fungsi sebagai pemompa darah untuk dialirkan
atau disirkulasikan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah.

Jantung (bahasa latin, cor) adalah sebuah rongga, organ berotot yang memompa darah lewat
pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiakberarti berhubungan
dengan jantung, dari Yunani cardia untuk jantung.

Ukuran jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan seorang laki-laki dewasa. Jantung
adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga
thoracic, di balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah
kiri.

Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang
bernama perikardium, Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, disebut dengan
perikardium viseral, yang dipersarafi oleh saraf tonom. Sedangkan lapisan luarnya lebih longgar
yang dinamakan dengan perikardium parietal.

Secara internal, jantung terbagi atas 4 ruangan, 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik).
Dinding otot ventrikel lebih tebal dibandingkan atrium, terkait dengan fungsinya dalam
memompa darah ke seluruh tubuh.

Secara skematis, urutan perjalanan darah dalam sirkulasinya pada manusia, yaitu :

Darah dari seluruh tubuh – bertemu di muaranya pada vena cava superior dan inferior pada
jantung – bergabung di Atrium kanan – masuk ke ventrikel kiri – arteri pulmonalis ke paru –
keluar dari paru melalui vena pulmonalis ke atrium kiri (darah yang kaya O2) – masuk ke
ventrikel kiri, kemudian dipompakan kembali ke seluruh tubuh melaui aorta. Keluar masuknya
darah, ke masing-masing ruangan, dikontrol juga dengan peran 4 buah katup di dalamnya.

1. Katup trikuspidal – katup yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan.

2. Katup mitral – katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.

3. Katup pulmonalis – katup yang terletak antara ventrikel kanan ke arteri pulmonalis.

4. Katup aorta – katup yang terletak antara ventrikel kiri ke aorta.


Osmoregulasi adalah kemampuan organisme untuk mempertahankan keseimbangan
kadar dalam tubuh, didalam zat yang kadar garamnya berbeda. (Kashiko.2000:389)Secara
sederhana hewan dapat diumpamakan sabagai suatu larutan yang terdapat di dalam suatu
kantung membran atau kantung permukaan tubuh.

Ada beberapa sifat urin antara lain , Volume dalam ml, Warna, bau dan kejernihan, pH urin
dengan menguji reaksi terhadap lakmus dan kertas indicator universal. Juga dengan fenolftalein,
Berat Jenis Terlebih dahulu ketelitian hydrometer yang akan digunakan harus diuji terhadap air
suling. Bila kesalahan tidak terlalu besar, dapat dilakukan koreksi. Perlu diperhatikan bahwa
semua toluene harus dibuang.

Sedangkan untuk uji kebuntingan Implantasi adalah pristiwa berkontaknya suatu benda asing
pada lapisan endometrium uterus. Secara normal setiap benda asing yang masuk kedalam tubuh
akan mendapatkan perlawanan dari system homeostasis tubuh. Tetapi dalam pristiwa implantasi
tidak terjadi penolakan atas blastosit atau implantasi tersebut. Ini berarti bahwa untuk
memungkinkan terjadinya implantasi, tubuh harus menyiapkan diri untuk menerima blastosit
tadi. Uji gali Mainini didasarkan pada kenyataan bahwa pada umumnya wanita yang baru hamil
atau usia kehamilan masih dini. Bila air seninya disuntikkan pada katak jantan dapat
mengekresikan spermatozoa. Uji ini murah dan mudah untuk dilakukan. Reabilitasnya juga
cukup tinggi, namun mekanisme terjadinya eksresi spermatozoa oleh katak tersebut belum jelas
diketahui.

Saraf adalah serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan sistem saraf pusat
(yakni otak dan sumsum tulang belakang) dan antar bagian sistem saraf dengan lainnya. Saraf
membawa impuls dari dan ke otak atau pusat saraf. Neuron kadang disebut sebagai sel-sel saraf,
meski istilah ini sebenarnya kurang tepat karena banyak sekali neuron yang tidak membentuk
saraf.

Saraf adalah bagian dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawa sinyal sensorik ke sistem
saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan
kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkali disebut impuls saraf, atau disebut potensial akson.

Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang belakang (Latin:
'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat
penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga
dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi
radang yang disebut meningitis.

Koordinasi dan integrasi fungsi alat-alat tubuh ini dilaksanakan oleh sistem saraf (neural) dan
sistem endokrin (hormonal) saraf adalah sebagai alat komonikasi tubuh yaitu mempunyai
kemampuan menerima, mengubah rangsangan (stimulasi) menjadi implus (energi listrika) untuk
kemudian menyalurkan ke susunan saraf pusat.
Analisa fungsi tubuh memerlukan berbagai respon cepat, misalnya rangsangan pada otot skelet
yang berperan adalah saraf karena laju konduksinya cepat. Secara umum susunan saraf dapat
dibagi atas susunan saraf ousat, susunan saraf tepi atau perifer dan susunan saraf otonom. Sistem
saraf pusat terdiri dari otak dan susunan punggung sedangkan susunan saraf tepi terdiri
daribagian efferent (keuar dari saraf pusat atau interneuron menuju efektor). Bagian efferent
teridiri dari sistem saraf somatik, sistem saraf automatik (saraf simpatik dan saraf aparasimpatik).

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukanfungsi
tubuh.Sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormone, Hormon mengatur berbagai proses
yang mengaturkehidupan. Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum, yaitu Membedakan
sistem saraf dansistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang, Menstimulasi urutan
perkembangan, Mengkoordinasi sistem reproduktif, Memelihara lingkungan internal optimal,
Melakukanrespons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.

Perubahan-perubahan hormone yang meluas terjadi pada kehamilan dalam usaha untuk
mempertanyakan keadaan metabolisme ibu. Ovarium,korteks adrenal janin,plasenta,hipofisis
anterior,korteks adrenal ibu dan pancreas terlibat dalam timbulnya perubahan-perubahan
hormone ini,yang mempunyai pengaruh mendalam terhadap metabolisme kerbohidrat maupun
lipid.Terutama yang penting adalah peningkatan progresif dari sirkulasi estrogen yang pertama
kali dihasilkan oleh ovarium hingga minggu ke sembilan dari kehidupan intraurin dan setelah itu
oleh plasenta.Adrenal janin mangembangkan dehidroepiandosteron sulfat,steroid precursor untuk
estrogen pada akhir pertengahan kehamilan.

Sebagian besar estrogen yang dibentuk oleh plasenta adalah dalam bentuk estriol bebas yang
berkonjugasi dalam hevar menjadi glukoronida dan sulfat yang bertambah larut, yang
dieksresikan dalam urin.Progestero yang dihasilkan untuk korpus liteum sepanjang kehamilan
khususnya selama enam minggu pertama.Trofoblas mensintesis progesterone dari koresterol ibu
merupakan penyumbang untama terhadap kadar progesterone plasma yang meningkat secara
menetap selama kehamilan.Lactogen plasenta manusia (HPI) juga dikenal sebagai
somatomatrofin korionik manusia (HCS) merupakan hormone plasenta lain yang mempengaruhi
metabolisme karbohidrat.Hipofisis anterior menyebabkan peningkatan kadar prolaktin dari
minggu ke sembilan selanjutnya tegak lurus dengan kadar estrogen,mencapai puncak
aterm.Korteks adrenal terlibat dalam peningkatan kadar kortisol bebas secara progresif selama
kehamilan.Pada pertengahan atau akhir kehamilan hal ini tidak disebabkan oleh peningkatan
sekresi adrenal tetapi karena penurunan dari bersihan metabolic oleh hevar sebagai akibat dari
estrogen yang tinggi.

Perubahan hormone pada kehamilan yang mempengaruhi metabolisme pada ibu


hamil:Esrtogen, Progesteron, HPL(HCS) Meningkat secara progresif, Kortisol bebas, Prolaktim
bebas
Tes kehamilan dilakukan untuk mengetahui diagnosa kehamilan berdasarkan pada pendeteksian
keberadaan human chorionic gonadotrophin (HCG) pada darah dan urin wanita.HCG diproduksi
oleh embrio yang lazimnya tidak ada kecuali bila seorang wanita tersebut hamil.Beberapa test
yang paling modern dan canggih dapat mendeteksi kehamilan melalui darah dan urine hanya satu
minggu setelah pembuahan,hanya saja belum banyak tersedia. Tes urine dapat dilakukan sendiri
dengan alat test yang sudah tersedia di supermarket ataupun apotik.Berupa test pack yang
direndam dalam air seni untuk mengetahui terjadinya kehamilan atau tidak,hanya dengan melihat
jumlah garis setelah 5 menit perendaman.Test urine memiliki ketepatan 98% namun kesalahan
dapat terjadi,dikarenakan test yang terlalu dini dikerjakan, keenceran urine atau kerena terlalu
lama disimpan sebelum test,dan urine terkontaminasi dengan zat sabun detergent atau yang
lainnya.(Rose.W.2006)

Uji kebuntingan adalah pengujian yang baik dari beberapa prinsip endokrinologi dan
pengerjaannya relative mudah.Beberapa uji kebuntingan yang digunakan yang semuanya
didasarkan pada deteksi chorionic gonadotropins yang dihasilkan oleh wanita hamil pada awal
kebuntingan. Ada dua uji kebuntingan yaitu cara biologis dan imonologis. Pada praktikum kali
ini yang digunakan adalah secara biologis ( uji galli mainini ) menggunakan urin wanita hamil 2
bulan pertama kebuntingan atau diduga hamil disuntikkan pada katak jantan. Urin yang
mengandung Human Chorionic Gonadotropins ( HCG ) tersebut akan merangsang sel-sel leydig
pada testis katak untuk mensekresikan hormone testosterone. Rangsangan hormone testosterone
ini akan menyebabkan katak tersebut menunjukkan aktivitas kawin, sehinnga dalam saluran
kloakanya terdapat spermatozoa.

1.2 Tujuan

Pada hal ini ada beberapa praktikum yang harus dilakukan preparat natif darah,waktu
pendarahan,waktu beku darah. Dan dalam hal ini kita harus teliti dan hati-hati karna kita
langsung menggunakan pembuluh darah pada jari manusia.

Tujuan dari praktikum Laju Endap Darah adalah untuk menentukan laju endap darah dengan
menggunakan tabung Wastergreen. Sedangkan pada Praktikum Hemolisis ini bertujuan untuk
mengamati hemolisis darah dan keriput pada membran peritrosit (krenasi) akibat perubahan
larutan medium darah. Menentukan batas konsentrasi NaCl dari medium dimana eritrosit mulai
lisis (minimum resistance) dan hemolisis total (maximum resistance).

Tujuan dari praktikum mengenai fisiologi kardiovaskuler yaitu untuk mempelajari cara-cara
pemeriksaan fisis jantung, menentukan posisi apeks jantung, menentukan batas-batas jantung,
mempelajari suara-suara pada siklus jantung.

Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum fisiologi ginjal adalah untuk mempeelajari
respon ginjal dan pengaruh minum terhadap pembentukan urin dan konsentrasi HCl dalam urin .
Dan pada uji kebuntingan secara biologis (uji mainini) adalah mempelajari kehamilan secara dini
tanpa pengamatan klinis anatomis.

Tujuan dilakukannya praktikum Fisiologi Syaraf adalah mempelajari fungsi bagian-


bagian otak katak dengan menghilangkan bagian-bagian otak dan mengamati reaksi yang timbul
, mempelajari katak yang sedang decerebrasi , melihat katak yang telah dirusak cerebrllum dan
medulla oblongata. Mempelajari sifat aksi refleks pada katak dengan melakukan hambatan
terhadap refleks-pada katak normal, katak spinal dan refleks-refleks sederahan serta intensitas
rangsangan dan mempelajari beberapa sifat-sifat refleks pada kucing.

Dan pada uji kebuntingan secara biologis (uji mainini) adalah mempelajari kehamilan secara dini
tanpa pengamatan klinis anatomis

1.3 Manfaat

Adapun manfaatnya adalah untuk mengetahui waktu / lamanya terjadi pendarahan (mengalirnya
darah). Dan juga untuk memperhatikan terbentuknya fibrin pada waktu beku darah. Manfaat
yang didapatkan dari praktikum Laju Endap Darah adalah praktikan mampu mencatat grafik
penurunan sel-sel darah serta kecepatan pengendapan darah beberapa ternak. Sedangkan
hemolysis ini adalah kita dapat mengetahui terjadinya krenasi pada darah jika kita meberikan
larutan hipotonis. Kita juga mengetahui bentuk krenasi darah dari mikroskop setelah dilakukan
percobaan.

Manfaat dari praktikum fisiologi ginjal adalah untuk kita lebih tau tentang kesehatan
ginjal kita, dan bentuk spermatozoa yang ada di kloaka kodok yang telah di suntikkan urin.

Manfaat yang didapatkan dari praktikum Fisiologi Darah adalah praktikan dapat mengetahui
letak sistem syaraf, pengamatn pada normal dapat melakukan proses decerebrasi, spinal, sifat
refleks pada katak, hambatan terhadap refleks-refleks pada katak normal, refleks-refleks
sederhana, intensitas rangsangan, serta dapat mempelajari beberapa sifat refleks pada kucing
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Syaifuddin, 2002. Darah memiliki dua komponen penyusun yaitu plasma dan sel darah. Plasma
darah merupakan bagian dari komponen darah yang berwarna kekuning-kuningan yang
jumlahnya sekitar 60% dari volume darah, sedangkan sel darah adalah komponen selluler dari
darah termasuk sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (Leukosit) dan keping-keping darah
(trombosit).

Siregar, H 2000. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi
yang berfungsi mengirimkan zat-zat oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan metabolisme dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

Sonjaya, 2005. Darah merupakan jaringan tubuh yang terdiri dari bagian cair (plasma)
dan bahan-bahan interseluler. Plasma darah dan sel-sel darah dapat terpisah dan bebas bergerak
dalam cairan interseluler.

Anonim, 2009. Darah adalah cairan berwarna merah pekat. Warnanya merah cerah di
dalam arteri dan berwarna merah unggu gelap di dalam vena, setelah melapas sebagian oksigen
ke jaringan dan menerima produk sisa dari jaringan.

Srikini, 2000. Sel darah merah mengalami sejumlah stadium dalam perkembangannya di
dalam um-sum tulang. Eritroblas adalah sel besar yang mengandung inti dan sejumlah kecil
hemoglobin. Sel ini kemudian berkembang menjadi normoblas yang berukuran lebih kecil. Inti
sel kemudian mengalami disintegrasi dan menghilang sitoplasma mengandung benang-benang
halus.
(Anonim, 2009) Waktu pendarahan diamati sebagai interval waktu timbulnya tetes darah dari
mulai pembulh darah yang luka sampai darah terhenti mengalir keluar dari pembuluh darah.
Penghentian pendarahan ini disebabkan oleh terbentuknya agregat pletelat yang menutupi calah
pembuluh darah yang rusak.

(Anonim 2009) Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia (koagulan) ke dalam air yang
akan dioIah. Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan
terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi
secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti
penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.

(Dsyoghi, 2010) Faktor-faktor yang \mempengaruhi waktu pendarahan suatu darah yakni besar
kecilnya luka, suhu, status kesehatan, umur, besarnya tubuh dan aktivitas kadar hemoglobin
dalam darah. Kisaran waktu pendarahan yang normal adalah 15 hingga 120 detik.

(Indah, 2008) Proses koagulasi atau penggumpalan darah terjadi ketika luka pada tubuh mulai
mengeluarkan darah. Sebuah enzim yang disebut tromboplastin yang dihasilkan sel-sel jaringan
yang terluka bereaksi dengan kalsium dan protrombin di dalam darah. Akibat reaksi kimia,
jalinan benang-benang yang dihasilkan membentuk lapisan pelindung, yang kemudian mengeras.

(Puzzy, 2009) Bekuan mulai terbentuk dalam 15 sampai 20 detik bila trauma pembuluh sangat
hebat, dan dalam 1 sampai 2 menit bila traumanya kecil.

(Sonjaya, 2008) Waktu pendarahan biasanya dapat juga diartikan sebagai waktu ulai keluarnya
tetesan darah pertama sampai tidak ada lagi noda di kertas saring atau tissue. Faktor-faktor yang
mempengaruhi waktu pendarahan suatu darah yaitu besar kecilnya luka, suhu, status kesehatan,
umur, besarnya tubuh dan aktivitas, kadar hemaglobin dalam plasma dan kadar globulin dalam
darah.

Siklus jantung adalah periode dimulainya satu denyutan jantung dan awal dari denyutan
selanjutnya.Siklus jantung terdiri dari periode sistol dan diastol. Sistol adalah periode kontraksi
dari ventrikel, dimana darah akan dikeluarkan dari jantung. Diastol adalah periode relaksasi dari
ventrikel, dimana terjadi pengisian darah.(Rikayasa ,1996)

Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh darah setiap satuan luas pada pembuluh
darah. Tekanan darah terdiri atas tekanan sistol dan diastol. Tekanan dipengaruhi oleh curah
jantung dengan resistensi perifer.Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh tiap –
tiap ventrikel per menit.Dua faktor penentu curah jantung adalah kecepatan denyut jantung dan
volume sekuncup.Semakin teregang jantung, semakin meningkat panjang serat otot awal
sebelum kontraksi. Peningkatan panjang menghasilkan gaya yang lebih kuat pada kontraksi
jantung berikutnya dan dengan demikian dihasilkan volume sekuncup yang lebih besar.
Hubungan intrinsik antara volume diastolik akhir dan volume sekuncup ini dikenal sebagai
hukum Frank – Starling pada jantung. ( Febrinanda, 2008 )
Volume total yang masuk ke dalam diastol disebut End Diastolic Volume .Sistolik dapat dibagi
menjadi dua proses yaitu kontraksi isovolumetrik dan ejeksi ventrikel. Pada
kontraksi isovolumetrik, kontraksi sudah dimulai tetapi katup – katup tetap tertutup. Tekanan
juga telah dihasilkan tetapi tidak dijumpai adanya pemendekan dari otot. Pada ejeksi ventrikel ,
tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan pada aorta dan pulmoner
sehingga katup aorta dan katup pulmoner terbuka dan akhirnya darah akan dipompa ke seluruh
tubuh. ( Sarkayasa, 2008 )

Psikofisik merupakan cabang ilmu psikologi yang digunakan untuk menguji hubungan antara
persepsi dari sensasi tubuh terhadap rangsangan fisik.Melalui persepsi dan sensansi tubuh, dapat
diketahui kapasitas kerja seseorang.(Cotran, R. 2008)

Tingkat kekuatan seseorang dalam menerima beban kerja dapat diukur melalui perasaan
subjektif, dalam arti persepsi seseorang terhadap beban kerja dapat digunakan untuk mengukur
efek kombinasi dari tekanan fisik dan tekanan biomekanik akibat aktivitas yang dilakukan.Untuk
metode psikofisik ini hasil dari pengukuran tergantung dari persepsi seseorang dan
konsekuenainya, kemungkinan terjadi perbedaan antara persepsi yang satu dengan yang
lainny(Budianto, A. 2004)

Nadi mempunyai peran yang sangat penting di dalam peningkatan cardio output dari istirahat
samapi kerja maksimumk, peningkatan tersebut didefinikan sebagai heart rate reserve(HR
reserve). Rodahl (2009)

Pada Harvard Step Test menggunakan parameter waktu lama kerja dan frekuensidenyut nadi,
Denyut nadi dapat diketahui dengan menghitung denyut arteri radialis, suaradetak jantung, atau
dengan bantuan eleftrokardiogram. Dengan memakai kedua factor tersebut dapat dihitung indeks
kesanggupan badan, yang dibedakan antara kesanggupankurang sampai kesanggupan amat
baik.( Sherwood, L. 2001).

Harvard step test adalah jenis tes stress jantung untuk mendeteksi atau mendiagnosis penyakit
jantung dan pulmonal. Ini juga digunakan untuk pengukuranyang baik kebugaran, dan
kemampuan Anda untuk pulih setelah olahraga berat.Semakin cepat jantung Anda kembali
berelaksasi, semakin baik pula kerja nya.( Price, S. 2005).

4.Fisiologi Syaraf

Skerman (1993) refleks dapat juga terjadi dengan melibatkan antar sel saraf pusat dengan bagian
kanan dan kiri atau dari bagian atas sampai bawah spinal cord.

Yatim (1993), bahwa proses refreksi-nya adalah darah mengalir menutupi pernukaan luka lalu
membentuk scap yang sifatnya melindungi. Epitel kulit menyebar di permukaan luka di bawah
scab sel epitel bergerak secara nuboid. Butuh waktu dua hari agar kulit lengkap menutupi
luka.Redeferensiasi sel-sel jaringan di sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan
pluripotent, untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru.Pembentukan blastoma, yakni kuncup
refreksi pada permukaan bekas luka.

Anonim (2009) Pada katak yang diperlakuan dengan merusak sistem saraf otaknya, maka respon
yang dihasilkan tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan
sistem saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat penusukan dengan kawat atau
jarum pada saat praktikum.

Idel, antoni (2000) Katak dewasa bernapas dengan menggunakan tiga organ pernapasan, yaitu
permukaan kulit tubuhnya, permukaan rongga mulut dan paru-paru. Itulah sebabnya mengapa
pada saat asam cuka diletakkan pada bagian paha dalam, katak tidak memeberikan respon, karna
pada kulit di bagian dalam paha tibak termasuk organ pernapasannya.

Skerman (1993) refleks dapat juga terjadi dengan melibatkan antar sel saraf pusat dengan bagian
kanan dan kiri atau dari bagian atas sampai bawah spinal cord.

Skerman (1993) yang menyatakan bahwa refleks dapat juga terjadi dengan melibatkan antar sel
saraf pusat dengan bagian kanan dan kiri atau dari bagian atas sampai bawah spinal cord. Refleks
spinal merupakan contoh yang paling umum untuk mengambarkan gerakan refleks.

Selain otot lurik berfungsi sebagai efektor kebanyakan refleks terjadi secara alami pada saraf
automatk dengan efektor adalah otot jantung, kelenjar, dan hampir semua organ tubuh ( Kimabal,
1990).

Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya merupakan
contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang tidak disengaja merupakan gerak sumsum
tulang belakang. (Idel,antoni.2000:210-215).

Idel,antoni(2000) Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan
cahaya merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang tidak disengaja merupakan
gerak sumsum tulang belakang.

Basoeki (2000) menyebutkan bahwa pada proses urinalisis terdapat banyak cara metode yang
dapat digunakan untuk mendeteksi zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin. Analisis urin
dapat berupa analisis fisik, analisi kimiawi dan anlisis secara mikroskopik.

Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jenis cairan urin dan pH serta
suhu urin itu sendiri. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis glukosa, analisis protein
dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis kandungan proteinm ada banyak sekali metode yang
ditawarkan , mulai dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir
adalah analisis secara mikroskopik, sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskop
sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin tersebut, misalnya
kalsium phospat, serat tanaman, bahkan bakteri. (basoeki, 2000).
Urin yang kita keluarkan terdiri dari berbagai unsur seperti : air, protein, amoniak, glukosa,
sedimen, bakteri, epitel dsb. Unsur-unsur tersebut sangat bervariasi perbandingannya pada orang
yang berbeda dan juga pada waktu yang berbeda dan dipengaruhi oleh makanan yang kita
konsumsi. Kandungan urin inilah yang menentukan tampilan fisik air urin seperti kekentalannya,
warna, kejernihan, bau, busa, dsb.

Dalam keadaan normal kencing memang tampak sedikit berbusa karena kencing mengandung
unsur-unsur tersebut. Apalagi jika kencing dicurahkan kedalam tempat berwadah dari posisi
tinggi, akan terjadi reaksi yang menyebabkan urin tampak berbusa. Barangkali untuk
memastikan adanya kelainan perlu diperhatikan beberapa hal lain seperti warna, bau, kejernihan,
kekentalan dsb. Warna yang memerah menandakan adanya darah yang bercampur dalam urin.
Ini bisa terjadi pada keadaan infeksi, luka, batu saluran kemih, tumor, minum obat tertentu dsb.
Jika warna sangat merah menyerupai fanta ini menandakan adanya perdarahan yang masif di
saluran kemih.

BAB III

MATERI DAN METODA


3.1 Waktu dan Tempat

Pratikum fisiologi ternak dilaksanakan mulai hari sabtu tanggal 21 Maret 2014 pukul
09.00 WIB sampai dengan selesai bertempat di Laboratorium Fister fakultas Peternakan
Universitas Jambi.

3.2Materi

Adapun materi yang digunakan pada praktikum “Fisiologi Darah” ini adalah alkohol 70%,
Larutan garam faali (NaCl fisiologis/ NaCl 0.9%), darah sapi/kerbau, kambing/domba, ayam
yang telah diberi antikoagulan,ujung jari praktikan,Larutan NaCl dengan konsentrasi 0.9%,
0,65%, 0.45%, 0.25%,dan 3.5%, Larutan 1% urea dalam aquades, larutan 1% urea dalam aqudes,
larutan 1% urea dalam NaCl 0.9%, larutan saponin dalam 1% aquades, larutan 1% saponin
dalam 0.9%, Tabung reaksi, Pipet pasteur, larutan NaCl 1%, aqudestilata,larutan hayem, larutan
turk, larutan BCB, HCL .kapas atau tissue, lanset sterill,jarum pentul, gelas orlaji berlapis
parafin,kapiler tanpa heparin,dan alat pencatat waktu, Mikroskop,Tabung westergreen, Kaca
benda (objek glass), cover glass (kaca penutup),hemometer sahli, pipet sahli, standar
warna,pengaduk, pipet pasteur.

Adapun materi atau alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum fisiologi kardiovaskuler
adalah pratikan, stestoskop, sphygmomanometer, kursi, stopwat.

Pada praktikum kali ini yang berjudul “Fisiologi Ginjal” adalah urin praktikan,NaCl kristal,sitras
kaffein,KcrO4 20%,AgNO3 2,9%,urinometer,gelas piala,gelas ukur,tabung reaksi,pipet
pasteur,katak jantan,urin wanita hamil 2-3 bulan,disposible syring (spuit),object glass,cover
glass, dan mikroskop.

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ternak pada
Fisiologi Syaraf adalah katak 5 ekor, pucuk kates dan kembang kates, gula ¼ kilogram, garam,
jeruk nipis 3 buah, botol semprot, aquades, alat seksi (pisau karter, jarum pentul 3 buah),
ember/baskom, papan, jam stopwatch, kucing dewasa, lampu center, kain hitam.

Pada fisiologi endokrin Materi atau bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum Fungsi
Endokrin adalah,urin wanita hamil 2-3 bulan atau diduga hamil, katak rumahan jantan
sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah disposible syring (spuit), cover glass,
objeck Glas, dan mikroskop.

3.3 Metoda

3.3.1 Fisiologi Darah


Pada praktikum kali ini ada beberapa percobaan yaitu preparat natif darah, waktu
pendarahan,laju endap darah,hemolisis,hematokrit,hemoglobin,menghitung sel darah merah dan
sel darah putih dan diferensial leukosit.

Adapun metoda atau cara pengerjaannya untuk preparat natif darah yaitu tusuk jari praktikan
dengan jarum penusuk kemudian tetes kan ke objek glass yang sudah diberi larutan fisiologis
lalu amati di mikroskop lalu lakukan hal yang sama padadarah sapi,ayam,kambing kemudian
gambarkan yang saudara amati.

Waktu pendarahan tusuk jari praktikan dengan jarum lanset steril hingga mengeluarkan
darah,cacat waktu darah mulai keluar sampai pendarahan berhenti,kemudian catat waktu
pendarahan.

Waktu beku darah letakkan 1-2 tetes darahke glass arloji yang berlapis paraffin,dengan
menggunakan jarum stelil tusuklah kedalam darah dan angkat,lakukan hal tersebut 0.5 menit
sampai terlihat benang putih dan catat waktunya waktu darah mulai keluar sampai terbentuknya
benang-benang putih yang disebut waktu beku darah.

Laju endap darah hisaplah sample darah dengan tabung westergreen sampai angka 0,kemudian
tegakkan pada rak,tiap 30 menit catat penurunan dari sel-sel darahnya,dan buat grafik LED dari
0-90 menit.

Hemolisis caranya dimulai dari siapkan 14 tabung reaksi,beri nomor atau kode pada
setiap tabung sesuai konsentrasi NaCl 7 untuk darah sapi dan 7 untuk darah ayam,isi tabung
tersebut dengan masing-masing NaCl pisahkanantara tabung untuk darah sapi dan tabung untuk
darah ayam,selanjutnya tambah kan 3 tetes darah ke dalam setiap tabung dan biarkan selama 30
menit,dan selanjutnya tambahkan 10 tetes aquades,setelah 30 menit periksa atau amati warna dan
kekeruhan larutan di dalam tabung.

warna merah cerah menunjukkan adanya hemolisis warna keruh belum tentu tidak terjdi
perubahan kemungkinan sebagian sel mengalami hemolisis atau perubahan lainnya untuk
memastikan terjadinya hemolisis atau perubahan dilakukan secara mikroskopis, cara
pemeriksaan mikroskopis adalah pada gelas objeck sebelah kiri teteskan kan 1 tetes larutan dari
tabung pertama yang berisi larutan NaCl 0,9% sebagai kontrol(pembanding), bagian kanan
teteskan 1 tetes larutan tabung kedua,tutup dengan cover glass, periksa dengan menggunakan
mikroskop dengan pembesaran 10X dan 40X, lakukan hal yang sama untuk tabung lainnya
dengan menggunakan larutan 0,9% menjadi kontrol, catat hasil pengamatan pada tabel seperti di
contoh.

Cara pengerjaan untuk hematokrit adalah sebagai berikut haisap darah dengan pipa kapiler
sampai jarak 1 cm dari ujung bagian atas ( pipa kapiler yang digunakan telah dilapisi
heparin),sumbat ujung pipa kapiler dengan menggunakan chrystaseal, lilin ,atau
sabun.,tempatkan pipa kapiler kedalam sentrifus mikro hematokrit dengan ujung pipa kapiler
yang terbuka menghadap ketengah, sentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 2500 rpm,
keluarkan pipa kapiler dari sentrifus dan baca nilai hematokritnya dengan menggunakan reader
hematokrit.

Hemoglobin adalah isikan HCl 0,1N (5 tetes) kedalam tabung sahli sampai angka 10 (garis
paling bawah), hisaplah darah dengan pipet sahli sampai angka 20 µl,bersihkan darah yang
menempel pada ujung luar pipet sahli dengan kertas saring / tissue, kemudian massukkan darah
tersebut kedalam tabung sahli yang sudah berisi HCl 0,1N.hati-hati jangan sampai terjadi
gelembung udara,biarkan beberapa saat sampai warna coklat terbentuk,tambahkan setetes demi
setetes aquades sambil diaduk sampai warna sesuai dengan batang standar. persamaan warna
dengan batang standar harus dicapai dalam waktu 3-5 menit setelah darah dan HCl
dicampur,bacalah tinggi permukaan cairan pada tabung sahli ,angka yang terbaca menunjukkan
kadar HB dari sample darah tersebut.

Adapun cara kerja pada praktikum kali ini adalah pada penghitungan sel darah merah
hisaplah darah dengan pipet untuk eritrosit sampai angka 0,5, bersihkan ujungnya dengan kertas
saring atau tissue. Lalu hisap larutan hayem sampai angka 101, dengan demikian darah
diencerkan 200 kali. Peganglah ujung-ujung pipet dengan ibu jari dan telunjuk atau jari tengah
kemudian kocoklah dengan memutar-mutar pergelangan tangan membentuk angka 8 sampai
darah tercampur dengan larutan Hayem. Buanglah cairan yang tidal mengandung sel darah
merah (2 – 3 tetes). Isikan kedalam kamar hitung dengan penutup. Hitung sel darah pada kamar
hitung (5 bujur sangkar kecil yang deberi tanda R) dengan menggunakan mikroskop dengan
perbesaram 10x dan 40x.

Pada praktikum sel darah putih hisaplah darah dengan menggunakan pipet dengan inti
putih sampai angka 0,5 dan bersihkan ujungnya dengan kertas saring atau tissue. Lalu hisap
larutan Turk sampai angka 11 dengan demikian darah diencerkan 20 kali. Peganglah ujung-ujung
pipet dengan ibu jari dan telunjuk atau jari tengah kemudian kocoklah dengan memutar-mutar
pergelangan tangan membentuk angka 8, sampai darah tercampur dengan larutan, buanglah
cairan yang tidak mengandung sel darah putih (2 – 3 tetes). Isikan ke dalam kamar hitung yang
sudah ada kaca penutupnya. Kemudian hitung sel darah pada 4 bujur (diberi tanda huruf W)
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x.

Diferensial leukosit caranya untuk membuat oreparat ulas pengang ujuk sebuah objek
glass debgan ibu jari dan telunjuk kiri, kemudian letakkan 1 tetes darah pada ujung objek
glass,gerakkan objek glass yang disebelah kanan kebelakang sehingga menyinggung tetesan
darah tadi sehingga darah menyebar sepanjang sudut,kemudian keringkan,masukkn kedalam
larutam methanol selama 5 menit kemudian masukkan kedalam larutan Giemsa untuk
mendapatkan warna selama 30 menit.

3.3.2 Fisiologi Kardiovaskuler


Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada praktikum fisiologi kardiovaskuler ini yaitu cuff
dililitkan pada lengan atas dan stetoskop ditempelkan dibagian cuff tepat pada pembuluh darah
dilengan, kemudian cuff dipompa sampai kira-kira diatas tekanan sistolik. Tekanan pada cuff
yang tinggi akan menyebabkan aliran pada arteri terhenti, kemudian secara perlahan tekanan
pada cuff dikurangi. Pada saat ini aliran darah akan mengalir cepat dan tiba-tiba sehingga akan
menghasilkan suatu getaran atau suara yang bisa didengarkan dengan stetoskop. Pada penurunan
tekanan cuff selanjutnya masih akan tetap terdengar getaran atau suara sampai pada saat akan
berhenti sama sekali. Pada saat berhentinya suara disebut tekanan diastolik darah.

Letakkan stetoskop didada bagian kiri praktikan.Dengan menggunakan stetoskop dengarkan


suara jantung praktikan.

Pada test Scheneider praktikan bersandar santai selama 5 menit,kemudian ukur denyut nadi dan
ulangi sampai 2 kali selam 15 detik 15 detik, kemudian berdiri santai selama 2 menit,kemudian
ukur denyut nadi sama seperti diatas, selanjutanya berdiri diatas kursi atau bangku 50 cm selama
2 menit kemudian hitung denyut nadi anda,selanjutnya tetap berdiri atas kursi tapi dengan kaki
secara bergantian satu per satu,dan hitung denyut nadi selama 15 detik.kemudian hitung lah
sesuai rumus yang digunakan. 15 detik 1 + 15 detik 2 X 2

Pada test Harvard Step cara lambat dan cara cepat praktikan melakukan kegiatan naik turun
bangku maksimal selama 5 menit. Kemudian hitung denyut nadi berturut-turut dari 1 menit
sampai 1 menit 30 detik, dari 2 menit sampai 2 menit 30 detik dan dari 3 menit sampai 3 menit
30 detik. Selanjutnya kemampuan fisik praktikan dihitung dengan menetapkan angka indeks
kemampuan fisik (AIK) dengan menggunakan rumus cara lambat dan rumus cara cepat.

3.3.3 Fisiologi Ginjal

Untuk osmalaritas yaitu, praktikan hrus mempunyai jantung yang sehat dan makan/minum
terakhir sekurang-kurangnya 3 jam sebelum praktikum dimulai,mahasiswa dibagi 4 kelompok
(1: minum 800 ml air,2: minum 800 ml air + 7 gr NaCl,3: minum 80 ml air + 7 gr NaCl,4:
minum 800 ml air +150 mg sitras kaffein (kopi) ),sebelum percobaan dimulai,praktikan
mengelurkan urin sampai bladder/vesika urinaria kosong (urin ditampung dan diukur berat
jenisnya) ,Praktikan minum larutan NaCl,sitras kaffein,air minum sesuai dengan
kelompoknya,praktikan mengosongkan bladder 30 menit setelah minum larutan dan setiap 30
menit,urin ditampung. Apabila belum bisa mengosongkan bladder, maka tunggu 30 menit
berikutnya.lakukan hal tersebut s/d 120 menit (4X pengosongan bladder) tp,karena kita Cuma s/d
60 menit jadi hanya 2X pengosongan., Analisis urin meliputi volume dan Bj urin.cara
pengukuran dengan menggunakan urinnometer,pengukuran konsentrasi natrium clorida dengan
cara sbb: masukkan 10 tetes urin ke dalam tabung reaksi, tanbahkan 1 tetes 20% postassium
chromate ( KcrO4),tambahkan 2,9% perak nitrat (AgNO3)setetes demi setetes hingga menjadi
perubahan warna menjadi coklat, setiap tetes 2,9% AgNO3 yang ditambahkan untuk
menghasilkan warna merah mengandung 1 gr NaCl/lt urin,hitung total gr Nacl didalam setiap 30
menit.

3.3. 4 Fisiologi Syaraf

Lakukan pengamatan dan catat hasil reaksi pada percobaan pengamatan fungsi bagian-bagian
otak katak siakap badan, gerakan-gerakan spontan ,keseimbangan badan (refleks bangkit)
kemampuan berenang, frekuensi nafas (amati gerakan bagian dasar mulut), frekunsi denyut
jantung.

Katak decerbrasi yaitu potonglah otak katak yaitu pada bagian belakang mata (anterior
dari thalamus) secara melingtang menurut garis yang menghubungkan tepi-tepi anterior dari
keuda gendang telinga dengan menggunakan scalpel runcing yang tajam. Tunggu 10-15 menit
agar katak bebas dari shock, kemudian catatlah reaksi seperti yang dilakukan pada katak normal.

Katak spinal yaitu rusaklah cerebellum dan modulla oblongata dengan menusukkan
kawat penusuk otak kira-kira 1 cm dari tempat decerebrsi. Putarlah kawatnya untuk merusak
tenunan syarafnya. Berikan waktu untuk kembali dari keadaan shock dan catat reaksi-reaksi pada
tabel yang sudah disediakan.

Sifat aksi refleks pada katak normal yaitu sikap badan, gerakan-gerakan spontan,
frekuensi nafas dan denyut jantung, kondisi kelopak mata (sinar mata) keseimbangan (letakkan
bagian punggung katak pada papan, amati refleks membalik/bangkit).

Hambatan terhadap refleks-refleks pada katak normal. Ikatlah dengan tali erat-earat pada
masing-masing kedua kaki depan yang dipakai pada percobaan sifat refleks, ulangi
prosedurnya.catatlah hasilnya lepaskan tali-tali, biarkan katak kembali pada keadaan normal, lalu
ulangi prosedur sifat reaksi. Apakah fungsi yang hilang kembali atau tidak.

Katak spinal yaitu rusaklah otak (cebellum dan medulla oblongata) katak yang dipakai
pada proses hambatan.amati segera reaksi-reaksi seperti pada prosedur sifat reaksi. Dari
pengamatan, reaksi manakah yang diatur oleh cerebellum dan medulla oblongata.

Refleks-refleks sederhana, gantungkan katak melalui rahang bawah. Cubitlah sedang-


sedang salah satu jari kakinya ddengan penjepit. Catatlah reaksi-reaksinya. Jika sudah kembali
tanang, ulangi lah dengan lebih kuat. Catatlah hasilnya. Jika reaksinya terjadi pada sebelah badan
yang sama disebut homolateral, jika sebelah badan berlawanan disebut heterolateral.

Intensitas rangsangan, Sediakan tempat berisi air untuk mencuci zat kimia perangsang
pada katak, kemudian celubkan sebelah kaki belakang ke dalam beker glass yang 0.2% H2SO4.
Hitunglah detik-detik sejak pemberian rangsangan hingga dimulainya reaksi =.........detik. juga
catatlah sifat dan reaksinya, cucilah kakinya segera, tunggu 5 menit dan ulangi
percobaan..........detik. rata-ratakan kedua nilai percobaan = ........ detik. Setelah menunggu 5
menit. Ulangi lagi dengan memakai 0.4% asam sulfat.......detik. ulangi kembali prosedur
tersebut.......detik. rata-rata........detik. bandingkan hasilnya dengan hasil pada percobaan I.

Mempelajari sifat-sifat refleks pada manusia, pada percobaan reflek pupil ini dilakukan
pengamatan terhadap perubahan ukuran pupil pada mata yang menerima cahaya dan amati
respon pupil. Apakah diantara mata berubah secara serentak / apa reseptor dan efektor pada
redlek ini. Selanjutnya amati diameter pupil tanpa merubah intensitas cahaya atau fokus, tutup
salah satu mata dengan tangan. Amati perubahan pupil pada mata yang tidak ditutupi.
Bagaimana diameter pupil mata tersebut/. Jelaskan perubahan pupil pada mata yang tidak
ditutup. Hal ini disebut refleks konsensual.

Refleks akomodasi, fokuskan mata terhadap cahaya dalam jarak 5 meter. Amati ukuran pupil.
Tanpa merubah intensitas cahaya, dekatkanlah sumber cahaya dan amati perubahan pupil. Apa
efek dari keadaan demikian.

Akomodasi lensa diatur oleh mekanisme umpan balik yang secara otomatis menyesuaikan
kekuatan fokus lensa untuk ketajaman penglihatan derajat tinggi. Bila mata telah terinfeksi pada
beberapa objek yang jauh, kemudian mendadak memfiksasi pada objek yang dekat, maka lensa
mata akan berakomodasi untuk ketajaman penglihatan, maksimal satu detik.

Refleks Cornea (Blink), gerakan tangan anda ke depan mata teman anda secara tiba-tiba. Amati
apa yang terjafi pada mata teman anda. Apakah kelopak mata menutup menutup secara otomatis
/ refleks yang terjadi disebut refleks perlindungan.

Refleks Cillio-spinal, cubitlah tengkuk dan perhatikan dilatasi pupil. Respon refleks ini
merupakan akibat dari perangsangan saraf sympatis terhadap serabut-serabut radial iris dan
menyebabkan dilatasi pupil, keadaan ini disebut midriasis. Sebaliknya perangsangan syaraf
parasympatis akan merangsang spingter pupil sehingga mengurangi celah pupil. Reaksi ini
dinamakan miosis.

Refleks tendon (strech reflex), refleks patella ketuklah ligamentum patella sewaktu saudara atau
teman saudara sedang duduk dengan lutut disilangkan. Ulangi sekali lagi dengan subyek yang
sedang mengepalkan tinju rapat-rapat atau selagi membaca. Catatlah reaksi yang terjadi dan
bandingkan antara keduanya.

Refleks achilles, berlututlah pada kursi dengan bagian kaki bawah tergantung ditepi kursi. Ketok
bagian tumit dan perhatikan tumitnya. Catatlah reaksi yang terjadi.

Refleks biceps dan triceps, letak lengan bawah di atas meja kemudian angkat lengan tersebut
sehingga membentuk sudut kira0kira 90 derajat dan tangan mengepal sekuat-kuatnya. Cubitlah
otot bisep. Amati dan catat reaksinya.
Refleks bersin, cobalah bersin sekuat-kuatnya. Perhatikan reaksi-reaksi kelopak mata. Bersin
merupakan respon yang kurang lebih sama terhadap iritasi epitel hidung. Bersin dimulai dengan
perangsangan pada serabut nyeri dari nervis trigeminus.

Refleks menelenan, telan ludah di mulut saudara, kemudian segera mencoba menelan lagi.
Cobalah sekali lagi sementara saudara sedang minum air. Proses menelan ini ditimbulkan oleh
kerja volunter mendorong isi mulut ke belakang pharinks (lihat proses menelan pada tractus
digestivus.

Pengecapan, menentukan lokasi rasa manis, asin, masam dan pahit dengan jalan mencicipi gula,
garam, asam dan kina. Pengecapan merupakan fungsi putik pengecap pada lidah dan manfaatnya
memungkinkan seseorang memilih makanan menurut kesukaannya dan mungkin juga menurut
kebutuhan jaringan akan zat gizi tertentu. Berdasarkan penelitian fisiologi, diduga paling sedikit
ada empat kesan (rasa) pengecapan primer, yaitu asam, asin, manis dan pahit. Namun demikian
ternyata seseorang dapat merasakan secara harifiah beratus-ratus rasa. Hal ini diduga oleh
adanya kombinasi dari keempat rasa primer tersebut., palatum dan pharinx serta dalam dinding
papillae filiformis dan papillae (circum) valate lidah. Orang dewasa mempunyai sekitar 10.000
putik pengecap, dan anak-anak mempunyai putik pengecap sedikit lebih banyak dari orang
dewasa. Di atas usia 45 tahun, banyak putik pengecap cepat mengalami degenerasi sehingga
sensasi rasa secara progeresif makin berkurang.

Mempelajari sifat-sifat refleks pada kucing , reaksi gelap terang. Tutp kedua mata kucing,
setelah dibuka, kemudian secara tiba-tiba sorotkan lampu senter tepat mengenai bola mata
kucing tersebut. Perhatikan perubahan yang terjadi pada mata (pupil) kucing. Reaksi terang
gelap, sorotkan lampu senter tepat mengenai bola mata kucing, kemudian matikan lampu senter.
Perhatikan perubahan yang terjadi pada mata kucing.

3.3.5 Fungsi Endokrin

Adapun metoda fisiologi endokrin yang digunakan dalam praktikum ini adalah katak harus
pastikan terlebih dahulu kalau katak yang kita gunakan benar-benar jantan, kemudian urin
wanita hamil disuntikkan sebanyak 1-2 ml kedalam sakus limfatikus pada katak tersebut,tunggu
selama 30 menit sampai katak mengeluarkan cairan kloaka dan segera periksa ada atau tidak nya
spermatozoa dengan menggunakan mikroskop.Amati apakah terdapat spermatozoa atau tidak
pada cairan kloaka tersebut.Apabila terdapat spermatozoa maka hasilnya positif yang berarti urin
tersebut benar-benar urin wanita hamil.Namun apabila belum ditemukan maka ulangi lagi
posedur yang sama. Dan apabila percobaan sudah di ulang berkali-kali tidak di temukan
spermatozoa terdapat kemungkinan-kemungkinan tertentu, seperti katak tidak jantan, urin yang
di gunakan tidak benar-benar urin wanita hamil.

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

4.1 Fisiologi Darah

4.1.a Preparat Natif Darah

Data hasil pengamatan:

Berdasarkan hasil pengamatan dibawah mikroskop, terlihat bentuk-bentuk dari sel-sel darah.
Bentuk-bentuk dari sel darah merah tersebut berbeda satu sama lain. Perbedaan paling penting
terletak pada jumlah dan bentuk plasma. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang mampu
mengikat oksigen dan memberi warna pada darah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya
(2006) yang menyatakan bahwa bentuk sel darah merah pipih, bikonkaf, tidak mempunyai inti
dan mempunyai ukuran panjang 7,5 mikron sertaluaspermukaan120mikron.
Eritrosit merupakan bentuk bulat cakram yang tidak mempunyai inti. Eritrosit ini berisi
hemoglobin berwarna merah, darah yang berfungsi untuk mengikat oksigen. Perbedaan antara
leukosit dengan eritrosit yaitu eritrosit tidak berinti sedangkan leukosit selalu punya inti sel. Sel
darah merah terbentuk disumsum tulang belakang, masa hidupnya 90-120 hari, sapi 160 hari,
babi 62 hari, kuda 140-150 hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2006) yang
menyatakan bahwa hemoglobin dalam eritrosit berfungsi untuk mengikat oksigen, eritosit tidak
berinti kecuali pada unta, unggas, reptile serta pembentukan sel darah merah disumsum tulang
belakang.

Gambar preparat darah tersebut tampak sel darah putih (leukosit) dalam bentuk yang lebih
besar dan sela darah merah dan mempunyai granula yang mempunyai inti sel, mampu bergerak
bebas. Leukosit berfungsi mempertahankan tubuh dari invasi mikroorganisme. Leukosit lebih
sedikit dari erotrosit yaitu 500-9000/mm3. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2006) yang
menyatakan bahwa leukosit berfungsi untuk mempertahankan tubuh dari invasi miroorganisme
dan leukosit mempunyai granula berupa bintik-bintik. Pada gambar tidak terlihat adanya
trombosit disebabkan oleh sample darah yang kami gunakan terlalu tipis.

4.1.b Waktu Perdarahan

Hasil praktikum waktu pendarahan adalah setelah darah mengalir dari jari praktikan darah
berhenti mengalir pada detik ke 26. Setelah di usap atau dilap,darah pun tidak mengalir lagi.
Namun hal ini tidak sesuai dengan pendapat Subhan (2003) yang menyatakan bahwa waktu
pendarahan di pembuluh kecil itu lebih lama pendarahan waktu pertama keluar darah : 10 menit
waktu akhir/kering : 30 menit Terjadi penggumpalan.

Pada jari yang ditusuk dengan lanset sterill terdapat pembuluh darah kecil. Yang dimaksud
dengan pendarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari pembuluh darah karena pembuluh
tersebut mengalami kerusakan. Kerusakan ini bisa disebabkan oleh benturan fisik, sayatan, atau
pecahnya pembuluh darah yang tersumbat.

Berdasarkan letak keluarnya darah, pendarahan dibagi menjadi 2 macam, yaitu pendarahan
terbuka dan pendarahan tertutup. Pada pendarahan terbuka, darah keluar dari dalam tubuh.
Tekanan dan warna darah pada saat keluar tergantung dari jenis pembuluh darah yang rusak. Jika
yang rusak adalah pembuluh arteri (pembuluh nadi), maka darah memancar dan berwarna merah
terang. Jika yang rusak adalah pembuluh vena (pembuluh balik), maka darah mengalir dan
berwarna merah tua. Jika yang rusak adalah pembuluh kapiler (pembuluh rambut), maka darah
merembes seperti titik embun dan berwarna merah terang.

Tambayon (2003) menyatakan bahwa cepatnya proses pembekuan darah karena di dalam darah
manusia terdapat globin dan hem (sekitar 40%) sebagai proses konjugasi protein dalam tubuh
manusia.
4.1.c Waktu beku darah

Dibawah ini adalah tabel hasil pengamatan dari praktikum yang telah dilakasanakan.

Sampel darah Waktu Hasil Keterangan

Manusia 18 detik Terbentuk benang Tidak diberi


putih antikoagulan

Kambing 30 detik Tidak terbentuk Diberi


antikoagulan

Sapi 30 detik Tidak terbentuk Diberi


antikoagulan

Ayam 30 detik Tidak terbentuk Diberi


antikoagulan

Pada darah manusia terjadi pembekuan (terbentuk benang putih) karena darah tidak dibri
antikoagulan. Sedangkan darah sapi, kambing , dan ayam tidak terjadi pembekuan karena darah
– darah tersebut diberi antikoagulan.
Waktu beku darah biasa disebut dengan waktu koagulasi darah. Waktu antara darah masuk
sampai terjadi penggumpalan adalah waktu koagulasi rata-rata 4 – 5 menit (Wibowo, 2009).

4.1.d Laju Endap Darah

Pada praktikum ini menggunakan metode Wastergreen. (Riswanto, 2009) Metode yang
digunakan untuk pemeriksaan LED ada dua, yaitu metode Wintrobe dan Westergreen. Hasil
pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak seberapa
selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai LED meningkat, maka hasil
pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang menyakinkan. Dengan metode Westergreen bisa
didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu disebabkan panjang pipet Westergreen yang dua kali
panjang pipet Wintrobe.
Tabel 1. LED Ayam

Jenis Ternak Waktu

30 60 menit 90 menit

Ayam 3 mm 2 mm 2 mm

Laju Endap Darah ayam pada 30 menit pertama menunjukkan penurunan 3 mm, pada waktu 60
menit turun menjadi 2 mm, dan pada waktu 90 menit tidak terjadi penurunan (konstan) tetap 2
mm. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi darah masih cukup baik dikarenakan penurunan
pada LED relatif kecil. Hal ini di dukung oleh pendapat (Barbara, 2006).

Tabel 2. LED Kambing

Jenis Ternak Waktu

30 menit 60 menit 90 menit

Kambing 10 mm 0,5 mm 0,5 mm

Laju Endap Darah ayam pada 30 menit pertama menunjukkan penurunan 10 mm, pada waktu 60
menit turun menjadi 0,5 mm, dan pada waktu 90 menit tidak terjadi penurunan (konstan) tetap
0,5.

Tabel 3. LED Sapi

Jenis Hewan/ Waktu


Ternak
30 menit 60 menit 90 menit

Sapi 32 mm 7 mm 4 mm

Laju Endap Darah ayam pada 30 menit pertama menunjukkan penurunan 32 mm, pada waktu 60
menit turun menjadi 7 mm, dan pada waktu 90 menit terjadi penurunan menjadi 4 mm. Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi darah pada ternak tidak baik. Hal ini bertentangan dengan pendapat
(Barbara, 2006) Darah normal mempunyai LED relatif kecil karena pengendapan eritrosit akibat
tarikan gravitasi di imbagi oleh tekanan keatas akibat perpindahan. Bila viskositas plasma tinggi
atau kadar kolesterol meningkat tekanan keatas mungkin dapat menetralisasi tarikan kebawa
terhadap setiap sel atau gumpalan sel. Sebaliknya setiap keadaan yang meningkatkan
penggumpalan atau perletakan satu dengan yang lain akan meningkatkan LED.

4.1.e Hemolisis dan Ketahanan Osmotik Eritrosit

Di bawah ini adalah hasil pengamatan Hemolisis secara Makroskopis dengan hasil yang berbeda-
beda.

Tabel 4. Hasil Pengamatan Hemolisis Darah Sapi

Nomor Konsentrasi Makroskopis

Tabung NaCl (hemolisis)

1s 0,25 % +

2s 0,45 % +

3s 0,65 % -

4s 0,9 % -

5s 3,0 % -

Dari data diatas dapat dilihat, konsentrasi darah sapi konsentrasi ( 0,25 % dan 0,45 % )
mengalami hemolisis (+), sedangkan konsentrasi dari ( 0.65 % – 3.0 % ) terjadi kekeruhan pada
warnanya (-) atau tidak ada terjadi hemolisis. Untuk menentukan bentuk, nilai dan jumlah
relatifnya digunakan 0,45 % sebagai pembanding dari seluruh konsentrasi tersebut.Tekanan
osmosa sel darah merah adalah sama dengan osmosa larutan NaCl 0, 9%, bila sel darah merah
dimasukkan kedalam larutan NaCl 0, 65 % belum terlihat adanya hemolisa, tetapi sel darah
merah yang dimasukkan kedalam larutan NaCl 0, 45 % hanya sebagian saja dari sel darah merah
yang mengalami hemolisis dan sebagian lagi sel darah merahnya masih utuh. Perbedaan ini
desebabkan karena umur sel darah merah yang sudah tua, membran sel mudah pecah, sedangkan
sedarah merah yang muda, membran selnya masih kuat. Bila sel darah merah dimasukkan
kedalam laritan NaCl 0,25 %, semua sel darh merah akan mengalami hemolisa sempurna.

Pada Tabung pertama menunjukan terjadinya hemolisis dengan konsentrasi NaCl 0,25% ,
Tabung kedua menunjukan terjadinya hemolisis dengan konsentrasi NaCl 0,45%, Tabung ketiga
menunjukan tidak terjadinya hemolisis dengan konsentrasi NaCl 0,65%, Tabung keempat
menunjukan tidak terjadinya hemolisis dengan konsentrasi NaCl 0,9% dan pada Tabung kelima
menunjukan tidak terjadinya hemolisis dengan konsentrasi NaCl 3,0%

Tabel 5. Hasil Pengamatan Hemolisis Darah Ayam

Nomor Konsentrasi Makroskopis

Tabung NaCl (hemolisis)

1a 0,25 % +

2a 0,45 % -

3a 0,65 % -

4a 0,9 % -

5a 3,0 % -

Pada Tabung pertama menunjukan terjadinya hemolisis dengan konsentrasi NaCl


0,25%, Tabung kedua menunjukan tidak terjadinya hemolisis dengan konsentrasi NaCl 0,45%,
Tabung ketiga menunjukan tidak terjadinya hemolisis dengan konsentrasi NaCl 0,65%. Tabung
keempat menunjukan tidak terjadinya hemolisis dengan konsentrasi NaCl 0,9%. Tabung kelima
menunjukan tidak terjadinya hemolisis dengan konsentrasi NaCl 3,0%.

Dari darah ayam dapat diketahui bahwa ada konsentrasi atau terjadinya hemolisis dan
ada juga yang tidak terjadi hemolisis.

Tabel 6. Hasil Pengamatan Hemolisis Darah Kambing

Nomor Konsentrasi Makroskopis

Tabung NaCl (hemolisis)


1k 0,25 % +

2k 0,45 % +

3k 0,65 % +

4k 0,9 % -

5k 3,0 % -

Pada Tabung pertama menunjukan terjadinya hemolisis dengan konsentrasi NaCl 0,25%, Tabung
kedua menunjukan terjadinya hemolisis dengan konsentrasi NaCl 0,45%, Tabung ketiga
menunjukan terjadinya hemolisis dengan konsentrasi NaCl 0,65%, Tabung keempat menunjukan
tidak terjadinya hemolisis dengan konsentrasi NaCl 0,9% dan pada Tabung kelima menunjukan
tidak terjadinya hemolisis dengan konsentrasi NaCl 3,0%.

4.1.f Hematokrit

Setelah dilakukan percobaan yaitu mensentrifus darah ayam,kambing dan sapi maka
diperoleh nilai hematokritnya yaitu darah ayam 10%,hematokrit darah kambing 9% dan nilai
hematokrit pada darah sapi 40 %. Nilai hematokrit pada darah ayam tidak normal yang
seharusnya batas normal ayam 22-35 % karena pada saat pengerjaan terjadi kesalahan pipa
kapiler yang dimasukkan kesentrifus seharusnya 2500 rpm selama 5 menit ternyata tidak sesuai
dengan yang seharusnya.

Seperti yang dinyatakan oleh (Hamurwono GB, 2003.) yaitu nilai hematokrit adalah
persentase dari darah yang terdiri dari sel darah merah dan nilai hematokrit yang normal pada
sapi adalah 40 %.

Nilai hematokrit merupakan cara yang paling sering digunakan untuk menentukan
apakah jumlah sel darah merah terlalu tinggi, terlalu rendah atau normal. Hematokrit sejatinya
merupakan ukuran yang menentukan seberapa banyak jumlah sel darah merah dalam satu
mililiter darah atau dengan kata lain perbandingan antara sel darah merah dengan komponen
darah yang lain.

4.1.g Hemoglobin

Pada hemoglobin setelah tabung Sahli diisi 5 tetes HCl dan dicampur dengan darah
sebanyak 20 µl darah berubah menjadi warna coklat dan hasil uang didapat adalah pada sapi
setelah di tambah aquades setetes demi setetes hingga warnanya sama dengan batang standard
ternyata hasil yang didapat 12 % dan pada darah ayam setelah diberi aquades setetes demi setetes
hingga warnanya sama dengan batang standard ternyata hasil yang didapat 2,29 %. Ternyata
hasil yang diperoleh sesuai dengan kadar normal hemoglobin yaitu pada sapi 10-12 %.

Tabel 7 hasil praktikum hemoglobin:

No Jenis ternak/Hewan Hemoglobin (g%) Normal Hemoglobin (g%)

1 Darah Ayam 7- 13 10

2 Darah Sapi 10 – 12 8.3

3 Darah Kambing 6.2

Hal ini sesuai dengan pendapat (Gandasoebrata R, 1999) yaitu adanya hemoglobin
dalam darah menimbulkan timbulnya warna merah dalam darah dan hemoglobin tersebut
merupakan suatu senyawa organik yang kompleks yang terdiri dari empat pigmen porfirin
merah.Sedangkan pada ayam tidak normal karena kadar normal hemoglobin ayam itu 7-13%.

Hemoglobin adalah pigmen yang membuat sel darah berwarna merah yang pada
akhirnya akan membuat darah manusia berwarna merah. Menurut fungsinya, hemoglobin
merupakan media transport oksigen dari paru paru ke jaringan tubuh. Seperti kita ketahui
bersama, oksigen merupakan bagian terpenting dari metabolisme tubuh untuk menghasilkan
energi. Hemoglobin juga berfungsi membawa karbondioksida hasil metabolisme dari jaringan
tubuh ke paru paru untuk selanjutnya dikeluarkan saat bernafas. Saat kadar hemoglobin rendah
maka jumlah sel darah merah pun akan rendah. Demikian pula halnya dengan nilai
hematokrit.( Barbara A. B, 2006)

4.1.h Menghitung Jumlah Sel Darah

Pemeriksaan hematologi digunakan untuk mengetahui sel-sel darah dan bagian-


bagiannya termasuk fungsi fisiologisnya, antara lain sel darah merah, sel darah putih, trombosis
dan lain sebagainya. Pemeriksaan hematologi merupakan pemeriksaan rutin, digunakan untuk
pemeriksaan sceening awal maupun pemeriksaan lanjutan. Pada umumnya sampel darah
diperoleh dari darah kapiler dan darah vena. Komposisi darah kapiler sama dengan darah vena.

Darah kapiler pada umumnya diperoleh dari telinga dan dikeluarkan menggunakan
jarum suntik. Jumlah sel darah dapat dihitung dengan menggunakan alat Hemocytometer, alat ini
terdiri dari pipet dan kamar hitung, ada dua macam pipet yang digunakan yaitu pipet yang
mempunyai inti merah yang digunakan untuk sel darah merah dan inti putih digunakan untuk
menghitung sel darah putih. Pengamatan pada sel darah sangat dipengaruhi oleh tingkat
ketelitian seorang peneliti, karena pengamatan pada sel-sel yang saling bertumpuk lebih sulit
untuk dianalisis, namun demikian, sepanjang ciri khas yang tetap masih tampak maka masalah
tersebut masih dapat dipecahkan.

Untuk menghitung jumlah sel darah merah dipergunakan larutan pengencer yang
dinamakan larutan hayem, hal ini sesuai dengan pernyataan (Vander 2009), yang menyatakan
bahwa hitungan sel darah merah total ditentukan dengan mengencerkan suatu jumlah darah
dengan menggunakansuatu jenis pengencer.Larutan hayem mempunyai komposisi 1 gram NaCl,
5 gram Na2SO4, 0,5 gram HgCl2, dan 200 liter air. Kecuali berfungsi untuk mengencerkan
darah agar sel-sel darah tidak terlalu berdesakan sehingga mempermudahkan dalam perhitungan,
larutan hayem juga harus bersifat isotonik terhadap cairan didalam sel darah merah dan harus
dapat menghancurkan sel –sel darah lainnya yaitu sel darah putih dan keping darah.

Setelah dilakukan pengamatan dibawahnya mikroskop data yang didapat pada sel darah
merah pada sapi adalah sebanyak 761 X 10.000 = 7.610.000 mm. Sedangkan data yang didapat
pada sel darah ayam adalah sejumlah 325 X 10000 = 3.250.000 mm

Hasil data pada sel darah sapi sesuai dengan pendapat Ganong sedangkan pada hasil sel
darah merah ayam juga sesuai, karena menurut pendapat Ganong (2001) sel darah merah pada
sapi berkisar antara 5 – 10 juta per mm3, dan pada ayam berkisar 2,7 – 3,8 juta per mm3.

Perhitungan sel darah merah digunakan untuk menentukan apakah kadar sel darah
merah (anemia)atau tinggi (polisitemia). Pada perhitungan sel darah merah, akan dinilai jumlah
dan ukuran dari sel darah merah. Secara umum, volume total darah mamalia umumnya berkisar 7
sampai 8 persen berat badan. Bahan antarsel atau plasma darah, berkisar antara 45 sampai 65%
dari seluruh isi darah, sedangkan sisanya 35 sampai 55% diisi sel darah atau benda darah. Sel
darah terdiri dari 3 macam: sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan kepingan
darah (trombosit). Darah termasuk cairan intravaskuler yaitu cairan merah yang terdapat dalam
pembuluh darah. Bagian darah yang padat meliputi sel-sel darah merah, sel darah putih, dan
keping-keping darah (Frandson,).

Berdasarkan hasil perhitungan yang kami lakukan jumlah sel darah putih atau leukosit
pada sapi adalah sejumlah L X 50 = 44 X 50 = 2200. Menurut Frandson (2003), hitungan sel
darah putih total dinyatakan dalam jumlah sel dalam milimeter kubik darah, hitungan ini berlaku
untuk sel darah merah atau sel darah putih meski teknik dan peralatannya berbeda. Hasil ini
Sangat jauh melenceng dari data yang ada, seharusnya jumlah sel darah putih sapi bekisar 4,0 –
12,0. ternyata yang didapat lebih dari data yang telah ditentukan.(Bakta, 2003).

4.2 Fisiologi Kardiovaskuler


Jantung adalah suatu organ yang penting untuk peredaran darah.Fungsi jantung ini sebagai
pemompa darah untuk dialirkan atau disirkulasikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah
(vessel).Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang
ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang dikenal dengan otoritmisitas.Terdapat dua jenis khusus sel
otot jantung yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang melakukan kerja mekanis, yaitu
memompa.Sel – sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial
aksi.Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah sel otoritmik tidak berkontraksi tetapi
mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggungjawab
untuk kontraksi sel – sel pekerja.Kontraksi otot jantung dimulai dengan adanya aksi potensial
pada sel otoritmik.

Menurut Rikayasa , ( 2006 ) siklus jantung adalah periode dimulainya satu denyutan jantung dan
awal dari denyutan selanjutnya. Siklus jantung terdiri dari periode sistol dan diastol. Sistol
adalah periode kontraksi dari ventrikel, dimana darah akan dikeluarkan dari jantung. Diastol
adalah periode relaksasi dari ventrikel, dimana terjadi pengisian darah.

Diastol dapat dibagi menjadi dua proses yaitu relaksasi isovolumetrik dan ventricular filling.
Pada relaksasi isovolumetrik terjadi ventrikel yang mulai relaksaasi, katup semilunar dan katup
atrioventrikularis tertutup dan volume ventrikel tetap tidak berubah. Pada ventricular filling
dimana tekanan dari atrium lebih tinggi dari tekanan di ventrikel, katup mitral dan katup
trikuspid akan terbuka sehingga ventrikel akan terisi 80% dan akan mencapai 100 % jika atrium
berkontraksi.

Tabel 7. Kasifikasi Tekanan darah

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg

Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg

Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg

Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg


Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah;
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastic.

4.2.a Pemeriksaan Tekanan Darah

Hasil dari pemeriksaan:

Nama : Dedy Syaputra

Umur : 19 tahun

Jenis kelamin: Laki- laki

Tekanan darah: 110

Hasil pratikum yang di laksanakan bahwa tekanan darah pratikan adalah 110 mmHg,
berdasarkan tabel tersebut dapat di simpulakan bahwa praktikan mempunyai darah normal.
Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Rikayasa , (2006 )Pada pemeriksaan tekanan darah akan
didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik),
angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).Tekanan darah
kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal".Pada tekanan darah tinggi, biasanya
terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan
darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa
minggu.

Bunyi jantung dapat kita mendengar bunyi jantung normal,yg biasanya dideskripsikan
sebagai 'lub,dub,lub,dub..' Bunyi 'lub' dikaitkan dgn penutupan katup atrioventrikular (A-V) pd
permulaan sistol,dan bunyi 'dub' dikaitkan dgn penutupan katup semilunaris (aorta dan
pulmonaris) pd akhir sistol. Bunyi 'lub' disebut bunyi jantung pertama dan 'dub' sebagai bunyi
jantung kedua,karena siklus normal jantung dianggap dimulai pd permulaan sistol ketika katup
A-V menutup.

4.2.b Bunyi Jantung

Hasil dari pratikum yang dilaksanakan bahwa bunyi jantung praktikan dapat di derngar
dengar menggunakan stetostop sehingga dapat di katakan bahwa jantung praktikan normal
karena yang terdengar adalah suara lub-dub.
Pernyataan ini sesuai pendapat Sarkayasa, ( 2008 )dengan pendapat Bunyi jantung kedua
secara normal memiliki frekuensi lebih tinggi daripada bunyi jantung pertama pada saat
melakukan pernapasan yang berlangsung tanpa kita sadari
1. Ketegangan katup semilunaris jauh lebih besar daripada katup A-V.
2. Koefisien elastisitas arteri lebih besar sehingga ruang2 utama jantung bergetar selama bunyi
kedua bila dibandingkan dgn ruang ventrikel yg jauh lebih longgar saat menimbulkan sistem
getaran pd bunyi jantung pertama.

4.2.c Tes Kemampuan Fisik

Salah satu indikator kesehatan jantung adalah terjadinya peningkatan denyut nadi pada saat
beristirahat. Waktu yang tepat untuk mengecek denyut nadi adalah saat kita bangun pagi dan
sebelum melakukan aktivitas apapun.Pada saat itu kita masih relaks dan tubuh masih terbebas
dari zat-zat pengganggu seperti nikotin dan kafein.Kita dapat mengecek sendiri dengan
merasakan denyut nadi kita di bagian tubuh tertentu. Test Scheneider merupakan test
kemampuan fisik klasik yang digunakan sejak tahun 1920 untuk menguji status kesehatan
seseorang atau efisiensi sirkulasi darahnya.

Pertama praktikan bersandar santai selama 5 menit, dan mengukur denyut nadi selam15
detik yang di peroleh hasil 17 X, kemudian 15 detik berikutnya 18 X .kemudian ulangi pada saat
berdiri santai 15 detik ke1 20X dan 15 detik ke2 20X.pada saat berdiri diatas kursi selama 15
detik 21 X,dan tetap diatas kursi dengan kaki bergantian selama 15 detik 23X.

Pada Test Schneider didapatkan hasil sebagai berikut :

DENYUT NADI SKOR

Bersandar santai selama 5 menit : Jumlah 70 dengan skor 3

15 detik pertama yaitu 17 kali


berdenyut

15detik kedua yaitu 18 kali berdenyut

Berdiri santai selama 2 menit : Jumlah 80 dengan skor 3


15detik pertama yaitu 20 kali
berdenyut

15 detik kedua yaitu 20kali berdenyut

Berdiri diatas kursi selama 2 Jumlah 88 dengan skor 2


menit yaitu 21 kali berdenyut

Berdiri 1 kaki secara bergantian 23


kali berdenyut

Dari perhitungan denyut nadi diatas dan setelah dicocokkan dengan tabel skor Schneider
didapatkan penjumlahan untuk interprestasi skor yaitu 3 + 3 + 2 + 3 + 3 = 14.jadi test schneider
yang telah diuji dengan melakukan beberapa kegiatan didapatkan skor 14 yaitu baik.

4.3 Fisiologi Ginjal

Ginjal terdiri dari 1,2 juta nefron yang terbentuk sejak lahir. Nefron terbentuk dari glomerulus,
tubulus proksimal, ansa Henle dan tubulus distal. Glomerulus sendiri terbentuk dari pelebaran
ujung proksimal tubulus proksimal yang mengelembung yang dikenal dengan sebutan kapsula
Bowman, dengan vaskularisasi di dalamnya yang berasal dari kapiler afferen dan keluar ke
kapiler efferen. Darah yang berasal dari arteri renalis akan mengalir ke dalam kapiler afferen dan
zat dengan BM < 30.000 akan terfiltrasi ke dalam kapsula Bowman, yang dihasilkan akan
mengalir melalui tubulus ginjal sampai akhirnya ditampung dalam duktus colecductus.

Hasil dari praktikum analisis urin di peroleh data seperti pada tabel di bawah ini:

Kel Urin Warna Kejernihan Bau Dk BJ Kadar


kepadatan

1 Sapi betina Kuning Jernih Lumut 9 1,010 26 gr/100


ml

2 Sapi perah Hijau Keruh Rumput 9 1,010 26 gr/100


terang ml

3 Sapi jantan Hijau Jernih Rumput 9 1,010 26 gr/100


ml

4 Sapi betina Kuning Jernih Lumut 9 1,010 26 gr/100


keruh ml

5 Kambing Kuning Keruh Menyngat 10 1,016 36,4


jantan coklat gr/100ml

6 Kambing Coklat Keruh Rumput 10 0.014 36,4


betina gr/100ml

7 Sapi Kuning Jernih dan Rumput 9 1,016 26 gr/100


simental bersih ml

8 Sapi jantan Hijau Hijau Rumput 9 0.014 26 gr/100


terang terang ml

9 Sapi Jernih Jernih Rumput 9 1,016 26 gr/100


bunting ml

10 Kambing Kuning Jernih Rumput 8 0.014 26 gr/100


Bunting ml

Dari table tersebut kita dapat melihat pengaruh dari minum terhadap pembentukan urin. Urin kait
sekali kaitannya dengan ginjal. Sistem urinal adalah suatu sistem saluran dalam tubuh manusia,
meliputi ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk membersihkan tubuh dari zat-zat
yang tidak diperlukan. Zat yang diolah oleh sistem ini selalu berupa sesuatu yang larut dalam air.

Hasil praktikum dari pengaturan osmolaritas Ginjal dapat di lihat pada tabel berikut:

Praktikan Pengukuran Urin

Kel Volume NaCL NaCl

K 30’ 60’ 30’ 60’

800 ml air Ahmad 2.6 10 20 0.008 0.003 D1 = 8


Gustino
D2= 3
800 ml air + 7 Beni 2.6 42 120 0,01 0.003 D1= 10
gram NaCl
D2=3

80 ml air + 7 Darmawan 2.6 20 15 0.026 0,017 D1= 26


gr NaCl
D2=17

800 ml air + 7 2.6 50 20 0.02 0,005 D1= 20


gr kopi
D2=6

80 ml air + 7 M. iqbal 2.6 15 10 0.011 0,012 D1= 11


gr kopi
D2= 12

800 ml air + Natalia 2.6 35 40 0,199 0.004 D1=19


35 gram NaCl
D2= 12

80 ml air + 35 2.6 10 20 0,05 0.004 D1= 15


gram NaCl
D2= 12

800 ml air + Dwi 2.6 55 120 - 0.004 D1= 21


35 gram kopi
D2= 7

80 ml air + 35 Aqmal 2.6 18 10 0.012 0.004 D1= 12


gr kopi
D2= 14

80 ml air + 35 Ferdian 2.6 55 120 0,21 0.004 D1= 21


gram kopi
D2= 7

Salah satu fungsi ginjal adalah mengatur osmolaritas cairan tubuh sekitar 300
mmol/l.Biuresis di pengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya minum larutan yang hipotonis
maupun isotonis dalam jumlah besar akan meningkat diuresis.

GINJAL
Terletak di rongga perut sebelah kanan dan kiri ruas-ruas tulang pinggang. Berjumlah sepasang
dengan berat pada umumnya 0.5% dari berat tubuh manusia. Contohnya bila Doni memiliki
berat tubuh 50 Kg maka berat ginjalnya adalah 0.25 kg atau 250 gram.

Unit terkecil penyusun ren adalah NEPHRON/NEFRON yang jumlahnya jutaan buah,Memiliki
ukuran panjang sekitar 11 cm dan ketebalan 5 cm Fungsi Ren/ginjal: Menyaring darah yang
masuk dalam ren.Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2
liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya .

PROSES PEMBENTUKAN URINE

Terdiri dari 3 tahap yaitu :

1. FILTRASI

Merupakan proses penyaringan sel-sel darah yang terjadi di dareah glomerulus sehingga
menghasilksan filtrate glomerulus atau disebut juga dengan urine primer. Filtrat glomerulus ini
masih banyak mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh, seperti glukosa, asam amino dan
garam-garam mineral.

2. REABSORBSI

Merupakan proses penyerapan kembali zat-zat yang masih dapat bermanfaat bagi tubuh. Terjadi
di daerah tubulus kontortus proximal dan menghasilkan filtrate tubulus atau yang lebih dikenal
dengan urine sekunder. Filtrat ini mengandung kadar urea yang tinggi yang dapat bersifat racun
bagi tubuh.

3. AUGMENTASI

Merupakan proses penambahan zat-zat yang sudah tidak terpakai dalam tubuh/zat sisa. Terjadi di
daerah tubulus kontortus distal. Filtrate ini merupakan urine yang sesungguhnya. Dalam urine
mengandung zat-zat seperti :

Air sebanyak 95 % , Urea, asam ureat dan ammonia , Zat warna empedu (Bilirubin dan
Biliverdin) ,Garam mineral, terutama NaCl (Natrium Chlorida) ,Zat-zat yang bersifat racun
seperti sisa obat dan hormone).
PENGELUARAN URINE

Pengeluaran urine diatur oleh hormone ADH (Anti Diuretika Hormone).

1. Bila air minum yang masuk banyak maka pengeluaran hormone ADH akan berkurang,
sehingga urine yang dikeluarkan juga banyak.

Hal ini terjadi karena penyerapan air terhadap hormone ADH sedikit.

2. Bila air minum yang masuk sedikit maka pengeluaran hormone ADH akan terpacu menjadi
lebih banyak, sehingga urine yang dikeluarkan akan menjadi sedikit. Hal ini terjadi karena
penyerapan air terhadap hormone ADH banyak.

Proses jalannya pengeluaran urine

Urine dalam Tubulus kolektivus yang berada dalam ren diteruskan oleh ureter menuju vessica
urinaria menuju urethra dalam alat kelamin.

Dengan skema :

Ren Ureter Vessica urinaria Urethra

Fungsi Urine Untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh,Sebagai
penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening
seperti air,Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat.

Cairan yang diserap kembali mengandung unsur yang dibutuhkan oleh tubuh, sedangkan
10%yang tetap berada di saluran itu selanjutnya menjadi air seni (urine). Cairan yang diserap
kembali,mungkin juga mengandung obat yang diminum, yang akan mengalami proses seperti ini
sebelum berfungsi, urine yang dihasilkan mungkin juga mengandung obat atau zat lain yang
pembuangannya dari tubuh hams melalui urine. Dengan demikian, ada obat yang dapat
membahayakan ginjal, yaitu obat yang terhambat pengeluarannya jika ginjal tidak berfungsi
secara normal.

Lubang saluran urine yang bermuara ke calyx minor terdapat pada bagian yang
dinamakan papilla renalis. Bagian ini merupakan salah satu lokasi komplikasi terhadap
penderita diabetes mellitus (DM, kencing manis). Pada orang normal, gula
darah (glucose)termasuk zat yang seluruhnya diserap balik ke dalam darah. Biasanya ginjal
mampu menyerap balik secara lengkap bila kadar gula darah tidak lebih dari 180mg per 100
cc.Jika kadar gula darah melampaui nilai itu (nilaiambang ginjal),akan ditemukan glucose di
dalam urineseperti
Pada sebagian penderita diabetes mellitus. Pada penderita DM dengan kadar gula darah di bawah
nilai itu tidak akan ditemukan glucosadalam urine-nya.Oleh karena itu, perlu diperhatikan bahwa
urine yang tidak mengandung gula atau glucosa bukan berarti penderita tidak menderita DM.
Banyak penderita DM yang kadar gul darahnya terkontrol pada kadar antara 140-179mg per 100
cc darah. Karena urine dibentuk dari cairan yang berasal dari darah, jika darah mengandung
mineral atau zat tertentu dalam konsentrasi tinggi, juga dapat terjadi gangguan
kualitas urine. Salah satu zat tertentu di dalam urine, misalnya calcium dapat meninggi. Salah
satu risiko yang ditimbulkannya adalah penimbunan calcium tersebut setelah melalui proses
pembentukan urine di ginjal sehingga terbentuk batu ginjal (hatu calcium). Oleh karena itu,
untuk mencegah penimbunan mineral dalam ginjal, seseorang perlu minum paling sedikit 1200
cc setiap hari, atau setara dengan 5 gelas. Lebih banyak minum lebih menguntungkan, apalagi
jika dalam kehidupan sehari-hari seseorang banyak mengeluarkan keringat. Pada kondisi itu
cairan tubuh banyak dan lebih cepat

dikeluarkan melalui keringat sehingga ginjal mengalarni kekurangan cairan juga. Pada kondisi
seperti ini pemasukan cairan lewat minum atau makanan berkuah sebaiknya berjumlah tidak
kurang dari 2 liter sehari.

Dalam satu menit urine sebanyak 1 ee dihasilkan kedua ginjal kiri-kanan. Dalarn 2 jam
dihasilkan sekitar 120 ee urineyang akan mengisi kandung kemih. Pada saat
mengandung urine sebanyak itu mulai texjadi rangsangan pada kandung kemih sehingga yang
bersangkutan dapat merasakannya. Keinginan mengeluarkan

mulai muneul, tetapi biasanya masih dapat ditahan jika volumenya masih berkisar di bawah 150
ee. Kemampuan menahan buang air kedl diatur oleh kemarnpuan otot sphincteryang terdapat di
pangkal urethra dan saraf yang mengurus otot itu.Pada orang tua kadang-kadang ditemukan
ketidak mampuan menahan keinginan akibat gangguan pada sarafnya.

Makinbesar volumeurinedi kandung kemih maka makin besar pula dorongan untuk
mengeluarkannya sehingga suatu saat yang bersangkutan sulit menahannya. Pada penderita
infeksi kandung kemih (cystitis), dindingnya menjadi sangat sensitif sehingga penderitanya sulit
untuk menahan keinginan buang air ked!. Oleh karena itu, penderita infeksi kandung kemih
sering buang air kedl hingga meneapai frekuensi setiap beberapa menit sekali. Kadang-kadang
penderita sarna sekali tak marnpu menahan keinginan itu sehingga terpaksa langsung
mengeluarkannya. Penyakit ini sering mengenai wanita karena wanita mempunyai saluran
keluar (urethra) yang sangat pendek (sekitar 2-3 em) sehingga mudah meneruskan kotoran dari
luar ke kandung kemih.

Pada malam hari, walaupun urine tetap diproduksi, keeepatannya tidak sebesar seperti
pada siang hari. Hal itu sebagai salah satu hasil siklus diurnal dan keadaan tidur. Oleh karena itu,
biasanya kandung kemih tidak menjadi penuh dalam 2-3jam dan seseorang dapat menahan buang
air keeil sampai pagi. Terlalu sering buang air keeil pada malam hari menunjukkan keadaan yang
tidak biasa walaupun kadang-kadang masih bisa dianggap normal.Urinmengandung:
1. Air dan garam-garam dalam jumlah sedemikian rupa sehingga terdapat keseimbangan antara
cairan ekstrasel dan cairan intrasel.

2. Asam dan basa: Sisa-sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh
3. Zat-zat yang dikeluarkan dari darah karena kadarnya berlebihan.

Jika kita melakukan urinalisa dengan memakai urin kumpulan sepanjang 24 jam pada seseorang,
ternyata susunan urin itu tidak banyak berbeda dari susunan urin 24 jam berikutnya. Akan tetap,
jika kita mengadakan pemeriksaan dengan sampel-sampel urin pada saat-saat yang tidak
menentu di waktu siang atau malam, akan terlihat bahwa sampel urin dapat berbeda jauh dari
sampel lain. Oleh karena itu, penting sekali untuk memilih sampel urin sesuai dengan tujuan
pemeriksaan.

Pada percobaan adanya garam-garam ammonium, urin dibasakan terlebih dahulu menggunakan
NaOH dan kemudian dipanaskan. Bau yang timbul akibat pemanasan adalah bau amoniak yang
menandakan bahwa ammonium yang terkandung di dalam urin terlepas ke udara atau telah
menguap. Berarti urin sampel mengandung garam amonium. Reaksi utama pada tubuh yang
menghasilkan NH4+ terjadi di dalam sel, yaitu perubahan glutamin menjadi glutamat yang
dikatalisis oleh enzim glutaminase yang terdapat di dalam sel tubulus renalis. Glutamat
dehidrogenase mengkatalisis perubahan glutamat menjadi α-ketoglutarat.

Glutamin → glutamat + NH4+ Glutamate → α-ketoglutarat + NH4+

Di dalam cairan interstisial dan urin tubulus, NH3 bergabung dengan H+ membentuk NH4+
yang menyingkirkan NH3 dan mempertahankan perbedaan konsentrasi yangmemudahkan difusi
NH3 keluar sel. Bila pH urin7,0 maka rasio NH3 : NH4+ = 1 : 100. Bila urin lebih asam, maka
keseimbangan berubah lebih lanjut ke NH4+.Proses NH3 disekresikan disebut difusi non-ionik.
Salisilat dan sejumlah obat lain yang merupakan basa lemah atau asam lemah juga disekresi oleh
difusi non ionik. Ion ammonium berasal dari makanan, obat-obatan dan hasil hidrolisa urea.

Mekanisme dari tubulus renalis dalam memproduksi ammonia sangat penting untuk mengatur
keseimbangan asam basa dan penghematan kation, meningkat dengan nyata pada asidosis
metabolik tetapi sebagian besar akan diekskresikan dalam bentuk urea yaitu komponen utama
urin. Ammonia secara konstan diproduksi dalam jaringan tapi hanya ditemukan dalam jumlah
kecil pada darah tepi yang dengan cepat dikeluarkan dari dalam darah oleh hati dan diubah
menjadi glutamat, glutamin, ataupun urea (urin).

Dengan pereaksi nessler memberikan hasil negatif karena apabila dengan pereaksi nessler maka
warna yang dihasilkan adalah warna merah. Tingginya kadar garam di dalam cairan tubuh akan
mempengaruhi fungsi organ tubuh yang lain atau otak. Kadar garam yang berlebihan
menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Kondisi fatal adalah pecahnya pembuluh darah, dan
terjadilah stroke," ujar MacGregor. Lebih lanjut dia mengungkapkan, ketika level sodium terlalu
tinggi tubuh akan menahan terlalu banyak volume cairan di dalam tubuh kita yang semkin lama
makin terus meningkat.

Dalam keadaan yang sama, tingginya kadar garam di dalam saluran tubuh juga akan menekan
jantung, dan meningkatkan risiko serangan jantung koroner. Untuk itu, sudah saatnya bagi para
ibu rumah tangga yang menyiapkan masakan di rumah agar lebih memperhatikan penggunaan
garam. Karena kandungan garam yang sama, belum tentu akan diproses sama oleh masing-
masing anggota keluarga. Pada orang dewasa, akan sangat dimungkinkan untuk mengeluarkan
garam di dalam tubuh melalui ginjal dan dikeluarkan dalam bentuk urine.
Namun, bagi anak kecil akan terjadi kesulitan karena tidak mempunyai cukup kapasitas
dalam memproses garam dan mengeluarkannya kembali. Apalagi pada anak, organ-organnya
belum berkembang maksimal. Jika anak-anak tetap diberikan asupan makanan untuk porsi orang
dewasa, garam akan menumpuk dalam tubuh dan mampu merusakkan fungsi dari jantung, hati,
dan otak.

Bahkan, dalam keadaan terburuk menyebabkan kematian. Sementara itu, ahli nutrisi dari the
British Nurtrition Foundation Dr Wynnie Chan menambahkan, setiap orang sebaiknya
mengurangi garam dalam setiap santapannya. "Diet mengurangi garam akan secara signifikan
pula meminimalisasi risiko mengalami hipertensi," kata Chan seraya menambahkan, makanan
serba instan mempunyai kadar garam yang cukup tinggi karena hal ini telah menggunakan
pengawet.

4.4 Fungsi Syaraf

Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (bahasa Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang
belakang (bahasa Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak,
dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas
tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena
infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai endostium,
dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Di antara tulang
kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya
terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela
membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak
dari bahaya kerusakan mekanik.

Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan


permukaan otak.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)

serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)

sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf
pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih
terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk
kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum
tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur
dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion.
Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada
pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang
menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion
pendek,sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yangpanjang karena
ganglion menempel pada organ yang dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf
parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah
dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Tabel 1. Fungsi Saraf Otonom


Parasimpatik Simpatik

mengecilkan pupil memperbesar pupil

menstimulasi aliran ludah menghambat aliran ludah

memperlambat denyut jantung mempercepat denyut jantung

membesarkan bronkus mengecilkan bronkus

menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan menghambat sekresi kelenjar pencernaan

mengerutkan kantung kemih menghambat kontraksi kandung kemih

Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indra yang
kita kenal ada lima, yaitu:

1. Indra penglihat (mata)

2. Indra pendengar (telinga)

3. Indra peraba (kulit)

4. Indra pengecap (lidah)

5. Indra pencium (hidung).

Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya
disebut eksoreseptor.

Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau
karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.

Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding saluran
pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sesungguhnya
interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang membantu koordinasi
dalam sikap tubuh disebut kinestesis.

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon),
otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.

a. Otak besar (serebrum)


Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan
dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak,
walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna
kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area
motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area
asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar,
menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area
tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian
depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan
emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang

Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral
Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak yang membedakan
manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan berpikir, analisa,
logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual. Kecerdasan intelektual
atau IQ Anda juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.

Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus yang
menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus. Keempat
Lobus tersebut masing-masing adalah: Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus
Temporal.

Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar. Lobus ini
berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak, kognisi, perencanaan,
penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual
dan kemampuan bahasa secara umum. Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan
proses sensor perasaan seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit. Lobus Temporal berada di
bagian bawah berhubungan dengan kemampuan pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa
dalam bentuk suara. Lobus Occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan
rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek
yang ditangkap oleh retina mata. Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi
menjadi beberapa area yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah
ini.

Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua belahan, yaitu
belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu terhubung oleh kabel-kabel saraf di
bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh, dan belahan
otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam kreativitas dan kemampuan
artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional. Mengenai fungsi Otak Kanan
dan Otak Kiri sudah kami bahas pada halaman tersendiri. Anda bisa membacanya dengan klik
disini.

b. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat
talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas
(dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan
pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

c. Cerebellum (Otak Kecil)

Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung leher bagian
atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya: mengatur sikap atau
posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan gerakan tubuh. Otak Kecil juga
menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan
mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya.

Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi
gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu
memasukkan makanan ke dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.

d. Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke
otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung,
tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan
berkedip.

2. Sumsum Tulang Belakang (medulla spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang
sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk
dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke
sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf
penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat
saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa
impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.

Pengamatan Fungsi Bagian-Bagian Otak Katak

Didalam hasil percobaan sikap badan katak sangat agresif karena mudah sekali menghindar pada
saat kita ingin mengambilnya dan dengan gerakan spontan sebagai mana katak biasanya,
frekuensi nafas dan denyut jantung yang baik dapat menunjukkan bahwa katak tersebut
dikatakan normal dengan sinar mata yang hitam mengkilat dan keseimbangan tubuh yang baik,
pada saat kita membalikkannya mata katak tersebut kurang dari satu detik membalikkan
tubuhnya kembali.

Pada saat kita mengangkat secara tiba-tiba katak tersebut memberontak sambil mengepahkan
kaki dengan belakangnya dan katak tersebut kembali diam setelah dalam gengaman tangan, dan
setelah katak tersebut kita letakkan kembali diatas pemukaan papan yang telah kita sedikan lalu
papan tersebut kita putar, katak tersebut hanya diam tidak beraksi diatas papan tersebut dan katak
tersebut mengambang dan berenag dengan mengunakan kedua kaki bagian belakang dengan
sedikit membantu dengan kaki bagian belakang.

Pada saat diberi refleks-refleks sederhana reaksi pada katak yaitu kaki mengangkat keatas, akan
tetapi setelah dijepit kuat tidak terjadi reaksi. Skerman (1993) refleks dapat juga terjadi dengan
melibatkan antar sel saraf pusat dengan bagian kanan dan kiri atau dari bagian atas sampai
bawah spinal cord.
Gambar 5. Bagian-bagian katak

Tabel 2. Tabel Hasil Pengamatan terhadap katak

Katak
No Parameter Katak normal Katak spinal
decerebrasi

Normal, Normal,
Tenang,
1 Sikap badan tengkurap dan tengkurap
lemah
terkulai (lemah)

Cepat, lincah, Sedikit loncat


2 Gerakan-gerakan spontan Tidak lincah
2,5 detik (tidak normal)

Keseimbangan (refleks Normal dan Lemah, masih Kurang


3
bangkit) seimbang seimbang seimbang

Berenang
Agak lambat Tidak focus
4 Kemampuan berenang dengan cepat
(lebih rendah) (lambat)
(Normal)

Frekuensi nafas dalam 15 21 dalam 15 18 dalam 15 12 dalam 15


5
detik detik detik detik

20 kali dalam 14 kali dalam Tidak ada


6 Frekuensi denyut jantung
15 detik 15 detik denyut nadi

Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa perbandingan antara katak normal dengan
katak decerebrasi, spinal mempunyai kemampuan fisik yang berbeda. Gerakan lincah, cepat,
normal denyut jantung juga normal dimiliki oleh katak normal. Tetapi pada katak decebresi
mengalami penurunan fungsi tubuh sehingga tampak lemah, kurang seimbang gerakan lambat
dan denyut jantung tidak normal lagi. Sedangkan pada katak spinal seluruh fingsi tubuhnya
sudah tidak bagus lagi, denyut jantung berhenti dan pada akhirnya mati.

Dari tabel diatas dapat dikatakan bahwa proses refleks yang terjadi pada katak merupakan
mekanisme kerja dari syaraf yang komplek dimana katak tersebut bergerak menuruti kemauan
atau yang tidak disadari dan kemampuan untuk melaksanakan berbagai macam proses mental.
Hal ini sesuai dengan pendapat Yatim (1993), bahwa proses refreksi-nya adalah darah mengalir
menutupi pernukaan luka lalu membentuk scap yang sifatnya melindungi. Epitel kulit menyebar
di permukaan luka di bawah scab sel epitel bergerak secara nuboid. Butuh waktu dua hari agar
kulit lengkap menutupi luka.Redeferensiasi sel-sel jaringan di sekitar luka, sehingga menjadi
bersifat muda kembali dan pluripotent, untuk membentuk berbagai jenis jaringan
baru.Pembentukan blastoma, yakni kuncup refreksi pada permukaan bekas luka.

Anonim (2009) Pada katak yang diperlakuan dengan merusak sistem saraf otaknya, maka respon
yang dihasilkan tetap ada namun katak merespon stimulus sangat lama. Hal ini dikarenakan
sistem saraf pada otaknya telah mengalami kerusakan pada saat penusukan dengan kawat atau
jarum pada saat praktikum.

Gambar 6. Syaraf Pada Katak

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat bahwa pada katak normal, rangsang yang
diberikan menghasilkan respon yang normal pula. Namun terjadi pengurangan frekuensi respon
pada katak yang telah didekapitasi. Akan tetapi katak yang didekapitasi masih dapat memberikan
respon. Hal ini disebabkan karena jantung katak bersifat neurogenik sehingga katak masih
mampu memberikan respon.

Menurut Idel, antoni (2000) Katak dewasa bernapas dengan menggunakan tiga organ
pernapasan, yaitu permukaan kulit tubuhnya, permukaan rongga mulut dan paru-paru. Itulah
sebabnya mengapa pada saat asam cuka diletakkan pada bagian paha dalam, katak tidak
memeberikan respon, karna pada kulit di bagian dalam paha tibak termasuk organ
pernapasannya.

Pengamatan pada katak Normal


Didalam hasil percobaan sikap badan katak sangat agresif karena mudah sekali menghindar pada
saat kita ingin mengambilnya dan dengan gerakan spontan sebagai mana katak biasanya,
frekuensi nafas dan denyut jantung yang baik dapat menunjukkan bahwa katak tersebut
dikatakan normal dengan sinar mata yang hitam mengkilat dan keseimbangan tubuh yang baik,
pada saat kita membalikkannya mata katak tersebut kurang dari satu detik membalikkan
tubuhnya kembali.

Gambar 7. Katak Normal

Pada saat kita mengangkat secara tiba-tiba katak tersebut memberontak sambil mengepahkan
kaki dengan belakangnya dan katak tersebut kembali diam setelah dalam gengaman tangan, dan
setelah katak tersebut kita letakkan kembali diatas pemukaan papan yang telah kita sedikan lalu
papan tersebut kita putar, katak tersebut hanya diam tidak beraksi diatas papan tersebut dan katak
tersebut mengambang dan berenag dengan mengunakan kedua kaki bagian belakang dengan
sedikit membantu dengan kaki bagian belakang.

Pada saat diberi refleks-refleks sederhana reaksi pada katak yaitu kaki mengangkat keatas, akan
tetapi setelah dijepit kuat tidak terjadi reaksi. Skerman (1993)refleks dapat juga terjadi dengan
melibatkan antar sel saraf pusat dengan bagian kanan dan kiri atau dari bagian atas sampai
bawah spinal cord.

Hambatan terhadap refleks-refleks pada katak normal

Setelah dua kaki bagian depan katak diikat mata katak tersebut hanya diam dan tidak melompat
walaupun sedikit memberontak dan setelah kita lepaskan maka katak tersebut langsung
melompat lalu kita langsung melakukan percobaan ulang dengan mengikat kembali kaki bagian
depan katak terlihat schock dan hanya diam dan tali tersebut kita lepas kembali maka katak akan
terlihat lebih agresif dari yang sebelumnya dengan berusaha melompat kembali.

Katak Spinal

Setelah otak (cerebellum dan medulla oblongata) katak yang dipakai pada percobaan B kita
rusak, maka reaksi katak berubah secara spontan tidak terjadi lagi atau tidak normal dia melihat
hanya diam disaat kita balikkan.

Gambar 8. Katak Spinal

Reaksi pengangkatan secara tiba-tiba pun hanya sedikit mengerakkan kakinya dan selanjutnya
hanya diam dan terlihat lesu dan reaksi terhadap permukaan papanpu tidak beraksi hanya terdiam
lemas hanya cara berenag dan mengembangkan dirinyapun tidak seperti katak. Biasanya dia
hanya terapung dengan kepala keatas dan dan kakinya berendam lemas dalam permukaan air.

Refleks-refleks sederhana

Setelah katak yang dipakai pada percobaan sebelumnya kita gantung melalui rahang bawah lalu
kita cubit salah satu kakinya dengan penjepit maka reaksi yang terjadi pada katak tersebut
terlihat mengoyang-goyangkan kakinya dan sedikit mengerakkan bagian tubuhnya dan kita
lakukan percobaan yang sama dengan menjepit salah satu bagian jari kaki lebih kuat maka reaksi
gerakan yang timbul lebih kuat lagi dan gerakan yang kuat dengan terjadinya reaksi pada setelah
badan yang sama dan ini disebut dengan homolateral.

Intensitas Rangsangan

Kita ambil katak spinal, kita gantung pada kain kita siapkan stopwatch untuk menentukan waktu
refleks (Interval antara pemberian rangsangan dengan reaksi) lalu kita sediakan tempat yang
berisi air untuk mencuci zat kimia perangsang pada katak.

1. Celupkan sebelah kaki belakang kedalam beker glass yang berisi 0.2 % H2SO4hitunglah
detik-detik sejak pemberian rangsangan hingga dimulainya reaksi : 15 detik, 12 bersifat
membrontak dan agresif dan kita cuci kaki segera, kita tunggu selama 5 menit dan kita lakukan
percobaan yang kedua dengan cara dan prosedur yang sama, maka di dapat nilai percobaan yang
kedua ini adalah 37 detik, maka di dapat nilai percobaan yang kedua ini adalah 37 detik, maka
jika nilai kedua tersebut kita rata-ratakan yaitu : 15 detik + 37 detik = 52 detik / 2 = 26 detik.

2. Setelah menunggu 5 menit, kita ulangi kembali percobaan dengan memakai 0,4 % asam
sulfat 3 detik, lalu kita lakukan percobaan kembali dengan prosedur tersebut yaitu 13 detik,
maka kita rata-ratakan yaitu : 3 detik + 13 detik = 16 detik / 2 = 8 detik.

Maka perbandingan dengan menggunakan 0,2 % H2SO4 reaksi yang di dapat 26 detik dan
dengan menggunkan 0,4 % asam sulfat yaitu 8 detik.

Tabel 3. Pengamatan Aksi Integratif

No Parameter Katak normal Hambatan refleks Katak Spinal

Tenang dan Tenang


1 Sikap badan Normal dan bergerak
perut begetar (lemas)

2 Melompat tinggi (2,5 Melompat cepat


Gerakan-gerakan Tidak
detik selama 15
spontan detik) melompat

30 kali selama 15
3 Frekuensi nafas 18 dalam 15 detik Melemah
detik

Frekuensi denyut
4 Normal Lebih cepat Melemah
jantung

5 Kondisi kelopak mata Normal Pupil mengecil Sayup

Keseimbangan Tidak
6 Baik/lincah Kurang seimbang
(refleks bangkit seimbang

Reaksi pengangkatan Tidak


7 Lincah / tinggi Tidak bereaksi
tiba-tiba bereaksi

Reaksi terhadap Mengeluarkan


8 Normal Tidak normal
pemutaran suara (agresif)

Kemampuan Lambat ( tidak


9 Lincah Lambat
berenang normal )

Pada saat diberi refleks-refleks sederhana reaksi pada katak yaitu kaki mengangkat keatas, akan
tetapi setelah dijepit kuta tidak terjadi reaksi. Hal ini sesuaai dengan pendapat Skerman
(1993) yang menyatakan bahwa refleks dapat juga terjadi dengan melibatkan antar sel saraf pusat
dengan bagian kanan dan kiri atau dari bagian atas sampai bawah spinal cord. Refleks spinal
merupakan contoh yang paling umum untuk mengambarkan gerakan refleks. Seekor katak
diputus spinal cordnya (katak spinal) pada bagian leher sehingga otak tidak lagi berhubungan
dengan spinal cordnya. Setelah menunggu beberapa saat setelah pemutusan, selanjutnya
dikenakan berbagai macam rangsangan pada kainya yang lemah. Selain otot lurik berfungsi
sebagai efektor kebanyakan refleks terjadi secara alami pada saraf automatk dengan efektor
adalah otot jantung, kelenjar, dan hampir semua organ tubuh ( Kimabal, 1990).

Mempelajari sifat-sifat refleks pada manusia

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling
sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap.
Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata adalah suatu
struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Sebagian besar mata dilapisi oleh
jaringan ikat yang protektif dan kuat di sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih mata.
Di anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri atas kornea transparan tempat lewatnya berkas–
berkas cahaya ke interior mata. Lapisan tengah dibawah sklera adalah koroid yang sangat
berpigmen dan mengandung pembuluh-pembuluh darah untuk memberi makan retina. Lapisan
paling dalam dibawah koroid adalah retina, yang terdiri atas lapisan yang sangat berpigmen di
sebelah luar dan sebuah lapisan syaraf di dalam. Retina mengandung sel batang dan sel kerucut,
fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls syaraf.
Struktur mata manusia berfungsi utama untuk memfokuskan cahaya ke retina. Semua
komponen–komponen yang dilewati cahaya sebelum sampai ke retina mayoritas berwarna gelap
untuk meminimalisir pembentukan bayangan gelap dari cahaya. Kornea dan lensa berguna untuk
mengumpulkan cahaya yang akan difokuskan ke retina, cahaya ini akan menyebabkan perubahan
kimiawi pada sel fotosensitif di retina. Hal ini akan merangsang impuls–impuls syaraf ini dan
menjalarkannya ke otak.

Cahaya masuk ke mata dari media ekstenal seperti, udara, air, melewati kornea dan
masuk ke dalam aqueous humor. Refraksi cahaya kebanyakan terjadi di kornea dimana terdapat
pembentukan bayangan yang tepat. Aqueous humor tersebut merupakan massa yang jernih yang
menghubungkan kornea dengan lensa mata, membantu untuk mempertahankan bentuk konveks
dari kornea (penting untuk konvergensi cahaya di lensa) dan menyediakan nutrisi untuk
endothelium kornea. Iris yang berada antara lensa dan aqueous humor, merupakan cincin
berwarna dari serabut otot. Cahaya pertama kali harus melewati pusat dari iris yaitu pupil.
Ukuran pupil itu secara aktif dikendalikan oleh otot radial dan sirkular untuk mempertahankan
level yang tetap secara relatif dari cahaya yang masuk ke mata. Terlalu banyaknya cahaya yang
masuk dapat merusak retina.
Namun bila terlalu sedikit dapat menyebabkan kesulitan dalam melihat. Lensa yang berada di
belakang iris berbentuk lempeng konveks yang memfokuskan cahaya melewati humour kedua
untuk menuju ke retina. Untuk dapat melihat dengan jelas objek yang jauh, susunan otot siliare
yang teratur secara sirkular akan akan mendorong lensa dan membuatnya lebih pipih. Tanpa otot
tersebut, lensa akan tetap menjadi lebih tebal, dan berbentuk lebih konveks.

Manusia secara perlahan akan kehilangan fleksibilitas karena usia, yang dapat mengakibatkan
kesulitan untuk memfokuskan objek yang dekat yang disebut juga presbiopi. Ada beberapa
gangguan refraksi lainnya yang mempengaruhi bantuk kornea dan lensa atau bola mata, yaitu
miopi, hipermetropi dan astigmatisma. Selain lensa, terdapat humor kedua yaitu vitreous humor
yang semua bagiannya dikelilingi oleh lensa, badan siliar, ligamentum suspensorium dan retina.
Dia membiarkan cahaya lewat tanpa refraksi dan membantu mempertahankan bentuk mata. Bola
mata terbenam dalam corpus adiposum orbitae, namun terpisah darinya oleh selubung fascia bola
mata.

Refleks Mata
Pada praktikum mengenai refleks pada mata ini yang dipraktikumkan adalah refleks pupil,
refleks akomodasi, refleks kornea, refleks cilio-spinal

a. Refleks pupil

Dalam sistem koordinasi diperlukan tiga komponen agar fungsi koordinasi dapat berlangsung,
yaitu reseptor, konduktor, dan efektor.

Gambar 9. Gambar Pupil Mata

1. Reseptor

Reseptor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Bagian yang
berfungsi sebagai penerima rangsangan tersebut adalah indra.

2. Konduktor

Konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan. Bagian tersebut
adalah sel - sel saraf (neuron) yang membentuk sistem saraf. Sel - sel saraf ini ada yang
berfungsi membawa rangsangan ke pusat saraf ada juga yang membawa pesan dari pusat saraf.

3. Efektor

Efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan kelenjar (baik kelenjar
endokrin dan kelenjar eksokrin). Keterkaitan ketiga komponen tersebut dapat kita buat skema
sederhana seperti berikut.

tanggapan

Pusat saraf

efektor

neuron
neuron

reseptor

rangsangan

Gambar 10. Skema saraf

Nah, dari skema di atas tampak jelas bahwa antara sistem saraf dan indra sangat erat kaitannya
dalam sistem koordinasi. Berikut ini akan kita bahas mengenai sistem saraf dan indra tersebut.

Jadi pada prktikum refleks pupil ini pada saat mata menerima cahaya maka pupil akan mengecil,
dengan perubahan yang serentaak. Setelah cahaya dimatikan maka pupil mata kita akan
membesar kembali. Selanjutnya pada saat salah satu mata kita ditutup dan salah satunya lagi
menerima cahaya maka pada pupil mata yang menerima cahaya akan mengecil dan yang tidak
akan tetap besar.

b. Refleks akomodasi

Dengan cara menggunakan senter 5 meter dan terus didekatkan kearah mata. Pupil mata yang
terkena cahaya senter secara tiba-tiba akan mengecil dibanding pupil mata yang tidak terkena
cahaya dari senter. Mata yang terkena cahaya secara tiba-tiba akan mengecil secara cepat dan iris
mendekat secara cepat, sedangkan mata yang tidak terkena cahaya tiba-tiba, pupil akan mengecil
secara lambat dan iris mendekat secara lambat.

Gambar 11. Reaksi pupil saat menerima cahaya

Pupil mata tergantung dari iris atau semacam otot kecil. Iris mendekati jika cahaya ysng masuk
terlalu terang dan iris menjauhi jika cahaya yang masuk terlalu redup. Jika mata tidak siap saat
terkena cahaya maka pupil mengecil atau meredup secara langsung, kalau siap maka pupil akan
mengecil atau meredup secara perlahan.

Bisa saja terjadi refleks apabila mata kiri yang di senter maka yang meredup mata kanan. Hal itu
disebabkan karena ada kiasma optikus yaitu persilangan bawah otak.

Neuron konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron motorik. Jika
neuron konektor berada di otak,maka refleksnya disebut refleks otak. Jika terletak di susmsum
tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang belakang. Gerakan pupil mata yang
menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak.
Sedangkan gerak lutut yang tidak disengaja merupakan gerak sumsum tulang
belakang. (Idel,antoni.2000:210-215).

c. Refleks cornea (blink)

Pada praktikum ini kita ajak teman tegak berhadapan dengan kita, setelah itu gerakan tangan
didepan mata teman kita secara tiba-tiba, maka secara spontan kelopak mata akan tertutup.

2. Refleks Cilio-Spinal

Pada refleks cilio-spinal, dimana bila tengkuk dicubit maka pupil mata akan mengecil. Pupil
mata mengecil disebabkan karena pada bagian tengkuk terdapat urat-urat saraf sumsum tulang
belakang yang merupakan bagian penting dari gerak refleks, dimana saat tengkuk dicubit yang
terkena cubitan itu merupakan bagian dari urat saraf yang mengatur mengecilnya pupil mata
(efek dari sistem saraf parasimpatik). Oleh karena itu pupil mata menjadi mengecil.

Refleks Tendon (Strech Reflex)

Masih ada lagi refleks yang lebih kompleks, misalnya scratch reflex. Semua refleks tersebut
biasanya melibatkan beberapa otot, dan respon refleksnya mungkin berbagai macam tergantung
pada keadaan (jenis dan tempat pengenaan stimulus, intensitas stimulus, pengenaan stimulus lain
secara bersamaan, dll). Arkus refleks semacam ini sangat kompleks. Refleks lain adalah stretch
reflex, yaitu kontraksi satu otot karena diregangkan. Ini merupakan refleks elementer yang
mungkin terjadi di semua otot. Stretch refleks menjadi dasar banyak sekali postural reflex, yang
secara garis besar bertujuan untuk menjaga sikap tubuh yang benar, dan menyesuaikan diri
dengan berbagai kebutuhan, baik itu karena daya dari luar atau disebabkan karena gerak yang
dilakukan oleh organisme.

Pada praktikum ini kami akan membahas mengenai resfleks patella, resfleks Achilles, resfleks
biceps dan triceps, resfleks bersin dan resfleks menelan.

a. Resfleks Patella

Pukulan pada ligamentum patellae akan meregangkan baik otot ekstrafusal maupun muscle
spindle m. quadriceps. Muscle spindle menjawab dengan mengirimkan serentetan impuls ke med
spin. Serabut aferen di radix dorsale yang membawa impuls membentuk sinapsis dengan
motoneuron yang kemudian tereksitasi dan menyebabkan kontraksi m quadriceps. Agar hal ini
terjadi, maka harus disertai pengurangan tensi diotot antagonis m quadriceps, yaitu otot fleksor
lutut. Hal ini terjadi sebagai berikut, Aferen dari muscle spindle memberi cabang kolateral ke
sekelompok neuron intermedier di substasia grisea. Neuron ini ini bersifat inhibitor dan
mengirimkan axonnya ke motoneuron yang menginervasi otot antagonis.

Gambar 12. Pukulan pada ligamentum patellae

Sebagai contoh yang telah dilakukan para praktikum adalah mengetuk ligament patella lutut pada
waktu kita duduk dengan lutut disilangkan. Setelah dilakukan pengetukan tersebut, maka kaki
akan terangkat keatas. Kemudian diulangi lagi dengan subyek yang sedang mengepalkan tinju
rapat-rapat maka akan terjadi kenaikan kaki semakin tinggi.

Hal ini sesuai dengan (villee, 1999). Bergeraknya kaki secara tiba-tiba disebabkan karena pada
saat tendon lutut dipukul, dan karena itu teregang, maka reseptor dalam tendon tersebut
dirangsang; suatu impuls menjalar melewati lung refleks ke sumsum tulang belakang lalu
kembali lagi; maka otot yang terpaut pada tendon tersebut berkontraksi yang mengakibatkan
menjulurnya kaki secara tiba-tiba.

Pada umumnya kita menggerakkan bagian badan karena kemauan kita atau atas perintah otak.
Menulis, membuka payung, mengambil makanan atau berjalan merupakan contoh gerak yang
kita sadari, sehingga gerak semacam ini disebut gerak sadar. Pada gerak sadar ini, gerakan tubuh
dikoordinasi oleh otak. Rangsangan yang diterima oleh reseptor (indra) disampaikan ke otak
melalui neuron sensorik.

Di otak rangsangan tadi diartikan dan diputuskan apa yang akan dilakukan. Kemudian otak
mengirimkan perintah ke efektor melalui neuron motorik. Otot (efektor) bergerak melaksanakan
perintah otak. Secara ringkas lintasan/jalan gerak sadar tersebut dapat kita buat skema sebagai
berikut.

Gambar 13. Skema Gerak Sadar

Kadang-kadang bagian tubuh kita juga melakukan suatu gerakan yang terjadinya secara tiba -
tiba tanpa disadari. Misalnya saat lutut kita di ketuk / di pukul pada bagian tendon (lihat Gambar.
9). Akibatnya secara tidak sadar, kaki kita akan menyentak. Gerakan yang dilakukan oleh kaki
tersebut terjadi secara tiba - tiba dan tidak diperintah oleh otak. Gerak semacam ini disebut gerak
refleks. Secara ringkas lintasan gerak refleks dapat kita buat skema sebagai berikut.
Gambar 14. Skema Gerak Sadar

Tapi kalian harus tahu bahwa jalannya impuls gerak refleks ada dua macam yaitu lintasan refleks
spinalis dan lintasan refleks cranialis. Lintasan refleks spinalis yaitu lintasan gerak refleks yang
melalui sumsum tulang belakang. Contohnya gerakan mengangkat kaki secara tiba-tiba saat lutut
kita dipukul. Sedangkan lintasan cranialis yaitu bila lintasan gerak refleks melalui otak, tetapi
otak memberikan tanggapan secara langsung tanpa kesadaran manusia. Contoh gerak refleks
yang melalui lintasan cranialis adalah gerak mengecilnya pupil mata apabila mata menerima
cahaya yang terang. Untuk mengetahui gerak refleks lakukan kegiatan berikut.

b. Resfleks Achilles

Pada praktikum refleks Achilles ini, praktikan duduk di atas kursi dengan kaki menggantung,
kemudian ketuk bagian tumit. Maka yang terjadi adalah tumit terasa sakit dan pada saat diketuk,
tumit akan maju karena ketukan tersebut.

c. Resfleks Biceps Dan Triceps

Pada praktikum refleks trisep dan bisep ini, letaknann tangan di atas meja kemudian angkat
lengan tersebut sehingga membentuk sudut kira-kira 90 derajat dan tang mengepal sekuat-
kuatnya. Lalu cubit otot bisep, maka rekasi yang terjadi pada saat tangan digenggam bisep akan
mengeras, ketika dicubit tidak terjadi perubahan apapun.

Gambar 15. Reflek bisep dan trisep

d. Resfleks Bersin

pada praktikum ini, praktikan mencoba bersin sekuat-kuatnya. Kemudian reaksi yang terjadi
adalah kelopak mata akan menutup. Adapun bersin dimulai dari terangsangnya serabut nyeri
dari nervus trigeminus.
e. Refleks Menelan

Pada praktikum ini praktikan mencoba menelan ludah dimulutnya, kemudian mencoba menelan
lagi sementara praktikan sedang minum air. Pada saat menelan volunteer naik dan turun
mendorong air yang telah masuk ke tenggorokan.

Pengamatan yang terakhir yaitu mengenai refleks menelan, dimana saat menelan ludah terasa
tersendat-sendat sedangkan saat menelan air minum, air dapat secara lancar masuk ke dalam
tenggorokan. Hal ini terjadi karena air liur bersifat agak lengket seperti gel sehingga sangat sulit
ditelan secara cepat. Selain itu air liur harus terlebih dahulu diproduksi oleh kelenjar dalam
rongga mulut sehingga sehingga membutuhkan waktu untuk menelannya secara cepat.
Sedangkan air minum bersifat cair sehingga mudah ditelan secara cepat.

Mempelajari sifat-sifat refleks pada kucing

Adapun tujuannya yaitu untuk mempelajari beberapa sifat-sifat refleks pada kucing dan bahan
dan alat yang digunakan kucing, lampu sener dan kain penutup mata (kain hitam).

1. Reaksi Gelap Keterang

Setelah kita tutup kedua mata kucing dengan kain hitam lalu kita buka dan secara tiba-tiba
sorotkan lampu senter kekedua bola mata kucing tersebut maka terjadilah reaksi pada mata
(pupil) kucing yaitu kucing kelihatan sedikit panik dan sambil membuka matanya dengan sedikit
kelihatan tidak normal sambil kepalanya sedikit merunduk dan pupilnya mengecil.

2. Reaksi Terang Kegelap

Pertama kita sorotkan lampu senter tepat mengenai bola mata kucing lalu kita matikan lampu
senter maka reaksi pada mata kucing yaitu kelihatan bingung dan matanya sedikit buka dan
tutup, kucing juga sedikit merunduk-nunduk kepalanya.

Idel,antoni(2000) Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan
cahaya merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang tidak disengaja merupakan
gerak sumsum tulang belakang.

5.Fungsi Endokrin

Hasil dari praktikum UJI KEBUNTINGAN atau fungsi ENDOKRIN, dari percobaan ini yang
menggunakan urin wanita hamil yang disuntikkan ke katak jantan untuk melihat ada tidaknya
spermatozoa mendapatkan hasil POSITIF,artinya terdapat spermatozoa atau itu betul-betul urin
ibu hamil.

Gambar: ini merupakan gambar spermatozoa,dari mikroskop

Gambar: ini adalah contoh katak jamtan yang digunakan untuk praktikum uji galli mainini.

Penetapan kebuntingan didasarkan terdapatnya dalam jumlah besar hormon gonadotropin


(hormon chorionic = HCG) dalam urin dari wanita hamil muda. Hormon ini diberntuk dalam
chorion (bagian dari plasent) dan mempunyai fungsi yang menyerupi fungsi LH (Luteinising
hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar pituitaria bagian anterior. Penyuntikan urin yang
mengandung HCG bisa menyebabkan hal-hal : terjadinya ovulasi pada, kodok afrika selatan
(Xenopusiaevis), dan kelinci dilepaskannya spermatozoa pada kodok pertumbuhan corfora
haemorhagica di ovarium kelinci ,pembesaran uterus dan tuba pada tikus yang belum dewasa,
perubahan selaput lendir vagina tikus.
Pengamatan atas terjadi hal-hal di atas bisa dipakai sebagai indikasi adanya sekresi HCG
oleh plasenta yang selanjutnya bisa beararti adanya kemungkinan kehamilan pada wanita
tersebut. Kadar HCG dalam yrin tertinggi terdapat pada kehamilan 10 hari sampai 3 bulan. Perlu
diketahui bahwa pada keadaan patologis dapat memberikan hasil yang positif juga.

Sebagian besar estrogen yang dibentuk oleh plasenta adalah dalam bentuk estriol bebas yang
berkonjugasi dalam hevar menjadi glukoronida dan sulfat yang bertambah larut, yang
dieksresikan dalam urin.Progestero yang dihasilkan untuk korpus liteum sepanjang kehamilan
khususnya selama enam minggu pertama.Trofoblas mensintesis progesterone dari koresterol ibu
merupakan penyumbang untama terhadap kadar progesterone plasma yang meningkat secara
menetap selama kehamilan.

Lactogen plasenta manusia (HPI) juga dikenal sebagai somatomatrofin korionik manusia (HCS)
merupakan hormone plasenta lain yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat.Hipofisis
anterior menyebabkan peningkatan kadar prolaktin dari minggu ke sembilan selanjutnya tegak
lurus dengan kadar estrogen,mencapai puncak aterm.Korteks adrenal terlibat dalam peningkatan
kadar kortisol bebas secara progresif selama kehamilan.Pada pertengahan atau akhir kehamilan
hal ini tidak disebabkan oleh peningkatan sekresi adrenal tetapi karena penurunan dari bersihan
metabolic oleh hevar sebagai akibat dari estrogen yang tinggi.

Perubahan hormone pada kehamilan yang mempengaruhi metabolisme pada ibu


hamil:Esrtogen, Progesteron, HPL(HCS) Meningkat secara progresif, Kortisol bebas, Prolaktim
bebas

SPERMA KATAK

Sperma terdiri dari 4 bagian yaitu kepala,leher badan dan ekor.

Berikut tentang sperma katak


1. Kepala:Mengandung lapisan tipis sitoplasma,dan sebuah inti yang lonjong yang hamper
mengisi seluruh bagian kepala itu.Inti diselubungi oleh selubung perisai,didepan dan
dibelakang.Di depan disebut tudung depan ( Akrosom0 dan di belakang disebut tudung depan.

2. Leher: Dareah genting sperma.Didalam terdapat sentriol depan dan bagian depan filament
polos.

3. Badan: Mengandung filament polos,mitokondria dan sentriol belakang berbentuk cincin.

4. Ekor:Merupakan alat gerak bagi sperma.

Sperma katak memiliki panjang 0,03 mm. Kepala panjang dengan bentuk batang,akrosom
berbentuk manik,ekor sukar dibedakan dari badan. (Will dan Yatina.1984)

Gambar:contoh spema katak

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Dari seluruh kegiatan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
setiap aktivitas yang dilakukan didapat hasil praktikum yang sesuai dengan petunjuk buku
pedoman dan menggunakan waktu lama, ada juga kegiatan praktikum yamg dilalui dengan
menggunakan waktu yang relatif lebih cepat dari pada kegiatan – kegiatan lain, dan terkadang
ada juga dari kegiatan praktikum yang dilakukan hasilnya gagal atau tidak sesuai dengan
ketentuan buku pedoman (diktat) maupun dari petunjuk dosen dan asisten dosen dimana setiap
kegiatan dilakukan dengan konsentrasi, ketelitian yang penuh dan ekstra hati- hati agar
praktikum tersebut berhasil.

Kesimpulan dari praktikum Fisiologi Kardiovaskuler yaitu tekanan darah pada setiap orang
berbeda-beda dan kesanggupan jantung setelah melakukan suatu kegiatan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus cepat dan lambat.Jantung sebaiknya dijaga dengan cara menuju jantung
sehat yang paling utama adalah dengan mengubah gaya hidup ( therapeutic lifestyle change).

Dari praktikum Fisiologi Ginjal dapat disimpulkan bahwa pengaruh minum pada pembentukan
urin tidak cepat,kantung urin tidak dapat langsung membentuk urin yang siap
dikeluarkan,tapi,membutuh kan waktu yang lama agar semua air yang diminum keluar menjadi
hasil metabolisme.
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum fisiologi syaraf yaitu bahwa Gerakan refleks
merupakan gerakan outonomik atau tidak sadar, organ, dan kelenjar bereaksi secara otomatis
atau tidak disadari. Setelah dilakukan percobaan pada katak normal seluruh sistem sarafnya
masih normal tetapi setelah diberi hambatan, decerebrasi, dan katak spinal sistem sarafnya atau
proses kerja sistem sarafnya sudah tidak normal bahkan hilang. Hal ini dikarenakan sel syaraf
otaknya sudah tidak bekerja secara normal lagi.

Saran

Untuk kedepan pada setiap kegiatan praktikum, sebaiknya segala sesuatu yang
berhubungan dengan yang akan dipraktikumkan dipersiapkan terlebih dahulu seperti alat dan
bahan yang akan dipraktikumkan, penguasaan materi sebelum praktikum juga harus
diperhatikan, harus lebih disiplin baik waktu maupun pada saat bekerja dan pada saat praktikum
hendaknya terlaksana dengan tertib dan tidak ribut

DAFTAR PUSTAKA

Bakta, 2003. Hematologi Klinik Ringkas. Penerbit Buku Kedokteran Elic, Jakarta.

Barbara A. B, 2006. Hematologi: Principle dan Procedures. LEA dan REB.

Gandasoebrata R, 1999. Penuntun Laboratorium klinik. Penerbit Duan Rakyat. Jakarta.

Hamurwono GB, 2003. Pedoman Pelayanan Teransfusi Darah. Direktur Pelayanan Meddik
Dasar. Jakarta.

Hardjoene, 2000. Interpretasi Hasil Laboratorium Diagnostik. Penerbit Buku Unervitas


Hasanuddin, Makassar.

Isbister J. P,2000. Hematologi Klinik Pendekatan Berorientasi Masalah. Editor Kartini Agnes
dkk, Penerbit Hipokrates, Jakarta.
Nasir, N, 2006. Usulan Penelitian, Program Studi Analisis Kesehatan. Politeknik Kesehatan
Makassar.

Sacher RA dan McPherson RA, 2004. Tinjauan Klinik Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi
11, EGC. Jakarta.

Dedy.2009.Fisiologi Jantung & Pembuluh Darah.in www.sidenreng.com.Last update Minggu, 4


Juli 2010.

Shier,David.2004.Edisi 20.Hole’s Human Anatomy & Physiology.New York:The McGraw hill


Companies.

Ilham.2009.Fisis Jantung.in www.akperbuton.co.cc.Last Update Sabtu, 10 Juli 2010.

Ganong, William F.2002.Edisi 20.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC.

Pearce, Evelyn.2008.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:PT Gramedia.

Guyton, Arthur.2006.Edisi 11.Text Book of Medical Physiology.Cina:Elsevier

Saunders.

Despopoulos, Agamemnon.2003.Edisi 5. Color Atlas of Physiology.Jerman: Georg Thieme


Verlag.

Anwar.I.N.C. 2002. Inseminasi Intra Uterus(IIU) Puspa swara:Jakarta

Brodenell.M.1989.Diabetes Pada Ibu Hamil.Penerbit Buku Kedokteran (ECG):Jakarta

Campbell.2002. Biologi.Erlangga: Jakarta

Rabe.T.2003.Ilmu Kebidanan.Hipokreates:Jakarta

Rose.W.2006.Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Dian rakyat: Jakarta

Will dan yatina. 1984. Embriologi Untuk Mahasiswa Biologi dan Kedokteran .Taksito: Bandung

Bevelander, Gerrit & Judith A. Ramaley. 1988. Dasar-Dasar Histologi. Ed ke-8 Terjemahan
Wisnu Gunarso. Erlangga. Jakarta.

Durfee, et. al. 2006. Anatomi dan Fisiologi Temak Edisi ke-4. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.

Frandson, RD. 2002. Anatomi dan Fisiologi Ternak IV. Gadjah Mada Press.Yogyakarta.

Ganong, W. P.2008. Review of Medical Physiologis.Long Medical Publishing Los Atos.


California.
Guyton. 2006. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Prees. Yogyakarta.

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=frog&action=redlink=1

Iskandar. 2002. Fisiologi Kedokteran. EGC. Buku Kedokteran: Jakarta.

Kusumawati, Diah. 2004. Bersahabat Dengan Hewan Coba. Gadjah Mada Press.Yogyakarta.

Levine SA, Harvey WP. Heart sounds. Clinical auscultation of the heart 2nd ed. WB Saunders
Co. Philadelphia--London, 1959; pp. 13.

Okolo. 2000. Fisiologi Kedokteran 1-2. EGC. Buku Kedokteran: Jakarta.

Selcuk..2001. Fisiologi Manusia dan Mekanisme terhadap Penyakit. EGC. Buku Kedokteran:
Jakarta.

Villee, Claude A., dkk. 1999. Zoologi Umum. Jilid I. Ed ke-6. Terjemahan Nawangsari sugiri.
Erlangga. Jakarta.

Yatim. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai