1. Gugatan Gugatan berupa surat yang yang diajukan oleh penggugat kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah yang berkompetensi memeriksa perkaranya, didalamnya berisi tuntutan hak dan merupakan dasar pemeriksaan perkara dan pembuktian tentang kebenaran suatu hak. Ciri – ciri surat gugatan adalah sebagai berikut ; a Merupakan tuntutan hak. Dalam suatu surat gugatan harus ada tuntutan hak dan sengketa. Sebab setiap gugatan yang diajukan ke pengadilan adalah karena pihak tergugat merasa hak-haknya dirugikan akibat perbuatan dari tergugat. b Adanya kepentingan hukum. Suatu gugatan harus mempunyai dasar hukum yang jelas. c Merupakan suatu sengketa. Asasnya Geen belang geen actie (ada sengketa ada perkara). (Pasal 118 HIR/142 RBg) d Surat gugatan harus dibuat dengan cermat dan terang, mengenai; Kedudukan para pihak, Objek sengketa, Posita, dan Petitum. Cara mengajukan gugatan adalah sebagai berikut ; a Gugatan diajukan secara tertulis kepada Ketua Pengadilan, yang ditandatangani oleh penggugat atau para penggugat atau kuasanya. b Gugatan dapat diajukan secara lisan. Bagi orang yang buta huruf, Ketua Pengadilan mencatat atau menyuruh mencatat gugatan tersebut. (Pasal 120 HIR/144 ayat (1) RBg) c Gugatan dapat diajukan melalui kuasa, dengan surat kuasa khusus. (Pasal 123 ayat (3) HIR)