Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-NYA yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-NYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Bahasa Indonesia mengenai “Memahami Diksi Bahasa Indonesia” ini dengan lancar,
shalawat serta salam kami panjatkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang
menjauhkan kita dari jalan kegelapan.
Makalah yang berjudul “Memahami Diksi Bahasa Indonesia” disusun untuk memenuhi
salah satu tugas kelompok Mata Kuliah Bahasa Indonesia.
Daftar Isi
BAB III............................................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 16
3.2 Saran .............................................................................................. 17
3.3 Daftar Pustaka ................................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan
kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika
Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh
karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide
dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang
digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata
sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi,
kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.
Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan
secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran,
maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis /
mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa kata. Salah satu unsur
penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian
dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat
diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan
ketidakjelasan makna.
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah
daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan
sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang
berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan
kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk
menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi
oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut
mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar
sosial dalam cerita tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :
1. Untuk mengetahui pengertian diksi.
2. Untuk mengetahui seperti apa kata umum dan khusus.
3. Untuk mengetahui makna denotatif dan konotatif.
4. Untuk memahami bagaimana diksi yang tepat & tidak tepat dalam kalimat.
5. Untuk mengetahui pengertian gaya bahasa.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan dalam berbahasa yang benar sehingga
dapat memberi manfaat sebagai berikut :
Penelitian ini diharapkan berhasil dengan baik dan dapat mencapai tujuan penelitian
secara optimal, sistematis, dan bermanfaat.
1) Manfaat teoretis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai penelitian
korelasi saan diksi dan sikap berbahasa dengan keterampilan menulis.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam mengaplikasikan teori
penelitian korelasi dalam bidang linguistik dan pengajarannya.
2) Manfaat praktis
a.Bagi dosen
Sebagai bahan masukan pentingnya meningkatkan kualitas mengajar sehingga dapat
mengarahkan mahasiswa dalam meningkatkan kreativitas menulis karya tulis ilmiah.
b.Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat mengembangkan kreativitas menulis mahasiswa dalam karya tulis
ilmiah.
c. Bagi universitas
Merupakan bahan masukan sebagai sumbangan pemikiran pentingnya
keterampilan menulis karya tulis ilmiah untuk memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ilmiah atau pembuatan makalah pengertian diksi sangat beragam.
Dalam makalah ini peneliti mengambil dua makalah sebagai tinjauan studi.
Dalam makalahnya Mumtahanah Diksi atau pilihan kata adalah hasil dari upaya memilih
kata yang tepat untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa.
Sementara menurut Susandi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi berarti "pilihan
kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)”.
Sementara menurut Mumtahanah Diksi bukan hanya sekedar memilih yang tepat tetapi
untuk menentukan kata mana yang cocok digunakan dalam kalimat yang maknanya tidak
bertentangan dengan nilai-nilai yang diakui masyarakat.
Diksi menurut Keraf (2010:24) yang menurunkan tiga kesimpulan utama mengenai diksi,
antara lain sebagai berikut.
1. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang
tepat.
2. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa
makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk
yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok
masyarakat pendengar.
3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah besar
kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa.
Diksi atau pilihan kata adalah salah satu persyaratan yang perlu dan mendesak dalam
berbicara atau menulis menurut Fitriyah dan Gani. Pilihan kata termasuk dalam ilmu
sistematik (semansiologi), yaitu ilmu yang mempelajari makna kata.
Dari uraian diatas diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam
memilih kata untuk mencapai penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis,
sehingga tidak menimbulkan makna yang tidak dikehendaki pembicara atau penulis.
Pengertian pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan
kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana
yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tapi juga meliputi persoalan
fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam
pengelompokan atau susunannya, atau yang menyangkut cara-cara yang khusus
berbrntuk ungkapan-ungkapan. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi berkaitan dengan
ungkapan-ungkapan yang individual atau karakteristik, atau yang memiliki nilai artistik
yang tinggi.
Terdapat beberapa pengertian mengenai diksi atau pilihan kata : (1) Diksi atau pilihan
kata adalah hasil dari upaya memilih kata yang tepat untuk dipakai dalam suatu tuturan
bahasa. (2) diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya)
untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang
diharapkan)”.. (3) Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih
kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata dapat
dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. (4)
Diksi atau pilihan kata adalah upaya pemilihan kata yang benar untuk mencapai suatu
makna yang tepat.
2.3.1 Persyaratan dan Ketepatan Diksi
Ketepatan adalah kamampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama
pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh
penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat
mungkin memilih kata-kata untuk mencapai magsud tertentu. Ketepatan tidak akan
menimbulkan salah paham.
Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kata untuk mencapai ketepatan
pilihan katanya itu.
1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi. Dari kedua kata yang mempunyai
makna yang mirip satu sama lain ia harus menetapkan mana yang akan
dipergunakannya untuk mencapai magsudnya. Kalau hanya pengertian dasar yang
diinginkannnya, ia harus memilih kata yang denotatif, kalau ia menghendaki reaksi
emosional tertentu, ia harus memilih kata konotatif sesuai dengan sasaran yang akan
dicapainya itu.
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim. Kata-kata
bersinonim tidak selalu memiliki distribusi yang saling melengkapi. Sebab itu,
penulis atau pembicara harus hati-hati memilih kata dari sekian sinonim yang ada,
untuk menyampaikan apa yang diinginkannya, sehingga tidak timbul interpretasi
yang berlainan.
3. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya. Bila penulis sendiri tidak mampu
membedakan kata-kata yang mirip ejaannya itu, maka akan membawa akibat yang
tidak diinginkan, yaitu salah paham. Kata-kata yang mirip dalam tulisannya itu
misalnya : bahwa-bawah-bawa, proposisi-preposisi, korparasi-koperasi, dan
sebagainya.
4. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri. Bahasa selalu tumbuh dan berkembang sesuai
dengan perkembangan masyarakat. Pemkembahan bahasa pertama-tama tampak dari
pertambahan jumlah kata baru. Namun hal itu tidak berarti bahwa setiap orang boleh
menciptakan kata baru seenaknya. Kata baru biasanya muncul untuk pertama kali
karna dipakai oleh orang-orang terkenal atau pengarang terkenal. Bila anggota
masyarakat lainnya menerima kata itu, maka lama-kelamaan kata itu akan menjadi
milik masyarakat. Neologisme atau kata baru atau penggunaan sebuah kata lama
dengan makna dan fungsi yang baru termasuk dalam kelompok ini.
5.Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing yang
mengandung akhiran asing tersebut. Perhatikan penggunaan : idiom-idiomatic,
progres-progresif, kultur-kultural, dan sebagainya.
6. Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
Kata sebagai satuan dari perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung dua aspek,
yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna.
Bentuk atau ekspresi adalah segi yang dapat dicerap dengan pancaindra, yaitu dengan
mendengar atau dengan melihat. Sebaliknya segi isi atau makna adalah segi yang
menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karna rangsangan aspek bentuk
tadi. Contoh :
Ketika ada orang berteriak “maling !” timbul reaksi dalam pikiran kita bahwa “ada seseorang
yang berusaha mencuri barang orang lain”. Jadi bentuk dan ekspresinya adalah kata maling
yang diucapkan orang tadi, sedangkan makna atau isi adalah “reaksi yang timbul pada orang
yang mendengar”.
Pada umumnya makna kata dibedakan pertama-tama atas makna kata yang bersifat denotatif
dan makna kata yang bersifat konotatif.
a. Makna Denotatif
Kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan disebut dengan makna
denotatif. Makna denotatif disebut juga dengan beberapa istilah lain seperti : makna
denotasional, makna kongnitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial atau
makna proposisional. Disebut makna denotasial, referensial, konseptual dan ideasional, karna
makna itu menunjuk (danote) kepada suatu referen. Disebut makna kongnitif, karna makna
itu bertalian dengan kesadaran atau pengetahuan; stimulus (dari pihak pembicara) dan respon
(dari pihak pendengar) menyangkut hal-hal yang dapat dicerap pancaindra (kesadaran) dan
rasio manusia. Dan makna ini disebut juga makna proposional karna ia bertalian dengan
informasi-informasi atau pernyataan-pernyataan yang bersifat faktual. Makna ini, yang diacu
dengan bermacam-macam nama, adalah makna yang paling dasar pada suatu kata.
Contoh :
Tangan kanan ikhsan terkilir.
Rudi menjual kambing hitam miliknya.
Ia naik tangga untuk memperbaiki genteng rumah yang bocor.
b. Makna Konotatif
Makna kata yang mengandung arti tambahan , perasaan tertentu atau nilai rasa tertentu
disamping makna dasar yang umum dinamakan makna konotatif atau konotasi. Konotasi atau
makna konotatif disebut juga makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif.
Makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respons mengandung nilai-
nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena pembicara ingin menimbulkan
perasaan setuju atau tidak setuju, senang atau tidak senang dan sebagainya pada pihak
pendengar,; di pihak lain, kata yang dipilih itu memperlihatkan bahwa pembicaranya juga
memendam perasaan yang sama.
Contoh:
Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang.
(gugur : meninggal dunia)
Ia tak pantang menyerah meski banyak aral melintang.
(aral melintang : rintangan, hambatan)
Mempunyai harta berlimpah tak membuat Heru besar kepala.
(besar kepala : sombong)
Kenaikan harga bahan pokok membuat usaha Reza gulung tikar.
(gulung tikar : bangkrut)
Para TNI turun tangan dalam percarian korban tragedi kecelakaan pesawat.
(turun tangan : ikut membantu)
Makna Denotatif Makna Konotatif
Makna yang sesuai dengan makna asli. Maknanya kiasan.
tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi sering kali membingungkan para
pembaca. pembaca dalam menemukan makna.
seringkali dijumpai dalam penulisan sangat sering dijumpai dalam karya
karya ilmiah. sastra, misalnya puisi, cerpen, dan lain
sebagainya.
1.2 Table Perbandingan Makna Konotatif dan Denotatif
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih kata untuk
mencapai penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis, sehingga tidak
menimbulkan makna yang tidak dikehendaki pembicara atau penulis.
Dalam pemilihan kata terdapat berbagai syarat yang harus tepati agar mencapai diksi
yang baik dan tepat, diantaranya yaitu :
1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
3. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
4. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.
5. Waspada terhadap penggunaan akhiran asing.
6. Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
7. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis.
8. membedakan kata umum dan kata khusus.
9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi.
10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
Adapun fungsi dari diksi atau pemilihan kata adalah :
a) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d) Mencegah perbedaan penafsiran.
e) Mencagah salah pemahaman.
f) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
Diksi merupakan bagian penting dalam pembuatan sebuah karya ilmiah karna karangan
atau karya ilmiah yang baik bukan hanya dilihat dari isi karya ilmiah tersebut tetapi juga
dilihat dari pemilihan kata yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah tersebut. Karna
dilihat dalam pemilihan kata seseorang dapat menilai kepribadian seorang penulis tersebut.
3.2 Saran
Dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengetahui lebih mendalam tentang diksi
atau pemilihan kata, serta penulis berharap dengan adanya karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi pelajar, mahasiswa serta semua pihak yang membaca karya ilmiah ini. Melalui makalah
ini supaya penulis dapat memahami lebih mendalam lagi sehingga dapat membentuk generasi
yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak, untuk dapat menulis karya ilmiah yang lebih baik lagi kedepannya.
Daftar Pustaka