Gatot Irianto
ABSTRACT
Rainfall and runoff harvesting study at the Kali Garang basin, Semarang under the cooperation program between Centre for
Soil and Agroclimate, Agency of Agriculture Research and Development (CIRAD) France and Government of Central Jawa for
improving soil productivity, controlling flood and drought are presented in this paper. The results show that through water
harvesting it is possible to increase diversity, improving added value and decreasing agriculture risks of agriculture commodity.
Moreover rehabilitation of degraded land and soil conservation practices can be promoted.
Kata kunci/ keywords: Panen hujan/ Rainfall harvesting; panen aliran permukaan/ runoff harvesting; pertanian lahan kering/
upland agriculture; produktivitas/productivity; banjir/ floods; kekeringan/ drought.
29
Berita Biologi Volume 5, Nomor 1, April 2000
hortikultura dilaporkan lebih besar dibandingkan peningkatan ketersediaan hara bagi tanaman
dengan akibat kekurangan pupuk. Secara spesifik (Irianto dan Abdurachman, 1987).
akibat kekeringan produksi rambutan mengalami Meskipun tanaman dapat beradaptasi
penurunan lebih dari 60% (Komunikasi personal, terhadap kekeringan dengan menutup stomata
1998). (jagung), namun tanaman cenderung mengalami
Rendahnya cadangan air tanah akibat dehidrasi karena stomatanya relatif intensif dalam
tingginya aliran permukaan masih dibarengi menurunkan potensial air daun (Fernandez and
dengan evapotranspirasi yang sangat tinggi pada McCree, 1991). Akibatnya penurunan produksi
musim kemarau, sehingga pada lahan kering tanaman tidak dapat dihindarkan lagi.
produktivitas lahannya masih jauh dari yang Sebaliknya meningkatnya ketersediaan air
diharapkan. Perez et al. (1997) melaporkan bahwa tanaman akan berpengaruh pada peningkatan
hilangnya air melalui evapotranspirasi dapat ketersediaan hara bagi tanaman, jenis dan jumlah
mencapai lebih dari 1/3 bagian dari volume total komoditas yang dapat diusahakan dan menurunnya
hujan. Apabila kondisi tersebut terus berlangsung, resiko gagal panen akibat kekurangan air. Agar
maka cadangan air semakin merosot, sehingga petani lebih tennotivasi, maka air yang ditampung
produktivitas lahan semakin merosot dan dapat digunakan untuk mengusahakan komoditas bernilai
mengganggu upaya meningkatkan produksi ekonomi tinggi seperti jahe, bawang merah, tomat,
pertanian di masa mendatang (Irianto, 1999). melon bahkan jika volumenya masih memungkinkan
Untuk meningkatkan produktivitas lahan dapat digunakan untuk pengembangan tanaman buah-
sekaligus mengurangi resiko terjadinya banjir dan buahan seperti mangga, durian, rambutan, klengkeng
kekeringan, maka sebagian volume air hujan dan dan sebagainya.
aliran permukaan perlu dipanen dengan jalan Penelitian bertujuan untuk (i) menghitung
menampung sebagian untuk (i) menurunkan volume air hujan dan aliran permukaan yang dapat
volume aliran permukaan dan meningkatkan dipanen, (ii) meningkatkan produksi tanaman
cadangan air tanah, (ii) meningkatkan ketersediaan melalui pemanfaatan air hasil panen hujan dan
air tanaman terutanam di musim kemarau, dan (iii) aliran permukaan, dan (iii) mengantisipasi
mengurangi kecepatan aliran permukaan sehingga kekeringan pada musim kemarau dan kelebihan
daya kikis dan daya angkutnya menurun aliran permukan (banjir) pada musim hujan.
(Rodriguez-Iturbe et al, 1995; Irianto et al, 1998;
1999). Ketersediaan hara yang rendah teratama BAHAN DAN CARA
fosfor akibat kekurangan air menurut Lynch et al.
Tempat dan waktu penelitian
(1991) akan menghambat pertumbuhan tanaman,
Penelitian dilakukan di DAS Kali Garang,
fotosintesa, penurunan berat biomas dan produksi
Semarang, Jawa Tengah tahun 1997-1998. Curah
tanaman. Peningkatan ketersediaan air melalui
hujan tahunan 2500 mm/tahun di bagian hilir dan
panen hujan dan aliran permukaan lebih jauh dapat
4000 mm/tahun di bagian hulu yang terdistribusi
mendorong pelapukan bahan organik dan kegiatan
antara bulan Oktober-April. Untuk menggambar-
mikroba tanah dalam proses pembentukan struktur
kan kondisi dan distribusi lengas tanah di lokasi
tanah. Hasil pemantauan selama lima tahun pada
lahan kering bereaksi masam Tropudult, Lampung penelitian, maka berikut ini disajikan data curah
menunjukkan bahwa peningkatan ketersediaan air hujan dan laju evapotranspirasi harian di lokasi
akan meningkatkan stabilitas agregat, infiltrasi dan penelitian, di sajikan pada Gambar 1.
30
Benta Biologi Volume 5, Nomor 1, April 2000
1250
31
Berita Biologi Volume 5, Nomor 1, April 2000
Pada Gambar 1, terlihat bahwa distribusi curah kan sebelum panen hujan-aliran permukaan.
hujan harian sangat tidak merata. Ada periode Keunggulan strategi ini antara lain pengaruh panen
dengan curah hujan tinggi yang ditandai terjadinya hujan-aliran permukaan dapat diukur dan
banjir dan periode tanpa hujan sama sekali dibandingkan (sebelum dan sesudah panen hujan),
(kekeringan). Untuk mengantisipasi ketimpangan sehingga dapat dihindari penilaian yang bersifat
dan sekaligus meningkatkan produksi pertanian, subyektif.
maka dilakukan panen hujan dan aliran permukaan.
Perhitungan matematis panen hujan-aliran
Cara permukaan
Penelitian dilakukan melalui beberapa Perhitungan matematis dari panen hujan
tahapan, yaitu (i) menentukan strategi global panen aliran permukaan disajikan sebagai berikut:
hujan-aliran permukaan di DAS secara grafis untuk (i) Apabila luas daerah tangkapan (S) dengan jeluk
menyajikan target finalnya, (ii) perhitungan (depth) hujan (//), maka volume air hujan (V) untuk
matematis panen hujan-aliran permukaan, dan (iii) satu episode sama dengan:
pemanfaatan hasil panen hujan dan aliran
permukaan untuk meningkatkan produksi V = S.h (1)
pertanian. (ii) Seianjutnya untuk kapasitas daerah tampung air
hujan (Q, dengan laju evapotranspirasi (ETP) dan
Strategi global panen hujan-aliran permukaan laju Infiltrasi (/), maka sisa air (R) yang dapat
ditampung menjadi :
Untuk menurunkan debit puncak yang
sangat tinggi dengan waktu respon DAS (interval R = V-C-ETP-I (2)
antara saat hujan maksimum dan debit maksimum)
(iii) Untuk interval waktu At, maka volume air
yang singkat, maka perm dilakukan panen hujan
daerah tangkapan yang dapat ditampung sama
dan aliran permukaan. Representasi dari perubahan
dengan:
hidrograf sebelum dan sesudah dilakukan panen
hujan dan aliran permukaan dikemukakan pada = {dV-dC~ dETP - dl)dt (3)
Gambar 2. Hidrograf total {sebelum panen hujan-
Dengan mengetahui variasi volume air
aliran permukaan) pada gambar ini terlihat bahwa
reservoir terhadap waktu {dR/dt) dan jenis serta
dengan hujan yang tinggi dan waktu yang singkat,
kebutuhan air tanaman yang diusahakan, maka
maka secara alamiah DAS tidak akan mampu
dapat dihitung luas daerah yang dapat diairi.
menampung seluruh air hujan. Hanya sebagian
kecil saja (kurang dari 30%) air hujan yang dapat Pemanfaatan hasil panen hujan dan aliran
disimpan oleh DAS sebagai cadangan air tanah di permukaan
musim kemarau. Hal itu ditandai dengan Untuk mengkaji pengaruh panen hujan
meningkatnya debit puncak secara tajam begitu dan aliran permukaan, maka air yang ditampung
hujan turun, dan menurun tajam pula begitu selesai digunakan untuk mengusahakan komoditas:
hujan. Sebaliknya dengan introduksi panen hujan- jagung, jahe dan cabe merah. Sebagai pembanding
aliran permukaan (sesudah panen), hidrograf digunakan plot yang ditanami sesuai dengan
totalnya lebih landai yang ditandai debit puncak kebiasaan petani. Untuk mendukung kajian
meningkat secara perlahan, puncaknya lebih pengaruh panen hujan dan aliran permukaan
rendah, waktu respon (waktu antara hujan terhadap produksi tanaman, maka dilakukan
maksimum dan debit maksimum) dan waktu dasar analisis sifat fisika dan kimia tanah. Produksi
(lamanya aliran permukaan) lebih lama disbanding- tanaman jagung, cabe merah dan jahe digunakan
32
Berita Biologi Volume 5, Nomor 1, April 2000
sebagai indikator hasil panen hujan dan aliran Untuk melihat dampak panen hujan dan
permukaan. aliran permukaan, maka ditebar ikan pada embung
Pengaruh panen hujan terhadap tanaman dan diamati produksinya setelah panen. Diamati
tahunan belum dapat diamati pengaruhnya. Untuk pula pengaruh curah hujan bulanan terhadap
mengilustrasikan perlunya panen hujan dan aliran produksi lateks untuk memberikan gambaran
permukaan, maka disajikan jumlah tanaman tentang perlunya dilakukan panen hujan dan aliran
tahunan yang mati akibat kekeringan. permukaan pada tanaman keras.
tanah adalah rendahnya total pori drainase pada
HASIL DAN PEMBAHASAN lapisan olah tanah dan meningkat pada jeluk
Sifatfisika tanah (depth) yang lebih dalam.
Sifat fisika tanah sangat besar peranannya terhadap Degradasi lahan pada lokasi penelitian
ketersediaan air tanaman dan laju penyerapan hara ditinjau dari sifat kimia tanah terlihat dari
tanaman. Tanah yang tererosi cenderung rendahnya pH tanah, Ca, Mg, KTK dan KB pada
porositasnya dan daya simpan lengas tanahnya lapisan olah tanah (20 cm) dibandingkan dengan
rendah, sehingga pertumbuhan dan perkembangan lapisan di bawahnya. Meningkatnya
akar tanaman akan terhambat. Data sifat fisika ketersediaan air akibat panen hujan dan aliran
tanah di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 1. permukaan, memungkinkan petani untuk menanam
Hasil analisis sifat fisika dan kimia tanah rumput bagi pengembangan komoditas ternak.
di lokasi penelitian menunjukkan bahwa tanah Dengan demikian pengadaan bahan organik dapat
telah mengalami degradasi baik sifat fisik maupun dilakukan secara insitu tanpa harus mendatangkan
kimia tanahnya akibat (i) lereng yang terjal tanpa dari luar. Strategi ini sangat penting dilakukan
penutup tanah yang memadai, dan (ii) curah hujan mengingat ternak mampu memberikan kontribusi
yang tinggi, sehingga mempunyai daya kikis dan yang tinggi terhadap pendapatan petani sekaligus
angkut sangat tinggi. Akibatnya tanah yang tersisa mampu mensuplai bahan organik untuk
merupakan lapisan subsoil yang lebih padat, meningkatkan kesuburan tanah. Di lokasi
impermeabel dengan kapasitas menyimpan air yang penelitian, ternak mulai berkembang setelah air
rendah. Dengan sistem budidaya pertanian mulai tersedia pada musim kemarau. Tanpa adanya
tradisional yang berbasis tanaman pangan tanpa air yang memadai di musim kemarau, sangat kecil
penambahan bahan organik, maka tanah akan kemungkinan untuk mengembangkan ternak di
menjadi semakin miskin dan kurang produktif. lokasi penelitian. Bahkan menurut wawancara
Tersedianya air secara memadai dapat merangsang dengan petani setempat, sebagian besar petani
petani untuk memberikan pupuk kandang, sehingga terpaksa menjual sebagian ternaknya untuk
proses rehabilitasi lahan terdegradasi dapat membeli pakan ternak di musim kemarau.
dipercepat. Peningkatan ketersediaan air melalui panen hujan
Rendahnya kandungan bahan organik dan aliran permukaan memungkinkan petani
tanah dan pori air tersedia untuk seluruh lapisan mengusahakan ternaknya dengan penyediaan pakan
jtanah .mejajnakan .mdikatfir jtarj^gcadaxi jafet 3&k
tanah. Terangkutnya lapisan atas tanah dengan
Potensipanen hujan dan aliran permukaan
kandungan bahan organik tinggi serta terjadinya
Data pengamatan di lapangan
penyumbatan pori-pori tanah akibat percikan air
menunjukkan bahwa baru sekitar 5% dari total
hujan menyebabkan laju aliran permukaan dan
volume aliran permukaan yang dapat dipanen
erosi terus meningkat dan degradasi sifat fisik
dengan pembuatan embung (Irianto et al, 1999).
tanah tidak dapat dihindarkan lagi (Suwardjo,
Dengan demikian masih terbuka peluang untuk
1981). Indikator lain terjadinya degradasi sifat fisik
meningkatkan upaya penampungan air hujan dan
33
Berita Biologi Volume 5, Nomor 1, April 2000
aliran permukaan untuk budidaya pertanian. pasar yang baik. Lebih dari itu petani sudah
Hubungan antara volume hujan dan waktu terbiasa dengan komoditas tersebut, sehingga
disajikan pada Gambar 3. diharapkan sosialisasinya lebih mudah. Data
Terlihat di sini bahwa sebagian besar pengamatan jumlah tanaman yang ditanam, hidup
curah hujan tinggi yang terjadi pada waktu yang dan mati sebelum dilakukan penyiraman disajikan
berurutan, sebagian besar airnya ditransfer menjadi pada Tabel 3.
aliran permukaan (RO) dan didrainasi (DR), Tabel ini memperlihatkan bahwa tanpa
sehingga hanya sebagian kecil saja yang disimpan adanya irigasi suplementer, maka jumlah
dalam tanah. Tingginya volume aliran permukaan (persentasi) tanaman yang mati dapat bervariasi
ini menyebabkan cadangan air merosot tajam saat antara 60-98% untuk durian dan 26-82%.
tidak ada hujan, sehingga tanaman lebih cepat Tingginya angka kematian tanaman ini
mengalami cekaman air (water stress). Apabila mengindikasikan bahwa betapa besar pengaruh
kondisi tersebut berlangsung terus, maka di lokasi ketersediaan air terutama pada musim kemarau
tersebut hanya jenis komoditas tertentu saja yang terhadap pertumbuhan tanaman tahunan. Data
dapat dibudidayakan terutama yang tahan terhadap pengaruh perlakuan irigasi tetes terhadap
cekaman air. pertumbuhan tanaman hortikultura untuk tahun
Lebih jauh ilustrasi tersebut memberikan 1999 belum dapat disajikan di sini karena pengaruh
peluang bagi kita untuk memanfaatkan kelebihan kekeringan sekarang sedang berlangsung.
air hujan yang belum tertampung oleh tanah untuk Gambaran di lapangan menunjukkan bahwa dengan
meningkatkan produktivitas tanaman bernilai suplai air yang teratur, maka tanaman akan lebih
ekonomi tinggi. Potensi tersebut perlu tahan terhadap kekeringan. Adanya irigasi tetes
diperkenalkan dan dimasyarakatkan sehingga air memungkinkan akar berkembang pada zone
tidak terbuang percuma dan menimbulkan bahaya vertikal yang lembab. Perakaran yang kuat
banjir. Dengan panen hujan dan aliran permukaan, memungkinkan tanaman memompa air dan hara
terbuka kesempatan untuk meningkatkan lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang
pendapatan petani. perakarannya tidak berkembang akibat mengalami
cekaman air (Vetterlein and Marschner, 1994).
Hubungan ketersediaan air terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman
Pengaruh curah hujan terhadap produksi
Untuk melihat pengaruh ketersediaan air tanaman tahunan
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, maka Untuk melihat pengaruh ketersediaan air
berikut ini akan dikaji 3 aspek, yaitu (i) nisbah di dalam tanah terhadap produksi tanaman tahunan,
tanaman yang hidup dan mati, (ii) pengaruh curah maka dicoba didekati melalui hubungan antara
hujan terhadap produksi tanaman tahunan, dan (iii) curah hujan dan produksi latek di lokasi penelitian
usaha tani tanaman pangan dan hortikultura. (Gambar 4).
Pada Gambar 4 terlihat bahwa produksi
Nisbah tanaman yang hidup dan mati latek sangat tergantung pada besarnya curah hujan
Data pengamatan jumlah tanaman yang harian. Bulan Juni sampai September 1997 saat
hidup dan mati dapat menggambarkan pengaruh terjadi El-Nino, produksi latek merosot tajam. Hal
ketersediaan air terhadap pertumbuhan tanaman. ini disebabkan karena lebih dari 95% produk latek
Komoditas durian dan rambutan dipilih sebagai berupa air, sehingga kalau pasokan air terganggu
indikator pengaruh kekeringan terhadap akan berdampak pada kemampuan tanaman karet
pertumbuhan tanaman hortikultura, karena selain menghasilkan latek. Data ini menyadarkan kita
bernilai ekonomi tinggi juga mempunyai pangsa (terutama pemilik perkebunan) betapa pentingnya
34
Berita Biologi Volume 5, Nomor 1, April 2000
ketersediaan air bagi pertumbuhan dan produksi berkembang, sehingga mampu berpenetrasi lebih
tanaman. Untuk mengurangi dampak kekeringan dalam dan menjangkau sumber hara yang lebih luas
telah disarankan untuk membuat rorak denganjalan dalam tanah.
menggali lubang antar barisan tanaman karet untuk Terjadinya defisit air pada lahan petani
menampung sebagian volume hujan dan aliran yang tidak melakukan panen hujan-aliran
permukaan. Ukuran rorak dapat dibuat sebesar 3m permukaan akan menyebabkan terjadinya cekaman
(panjang) X 1 m (lebar) X 1 m (dalam). Selain air pada tanaman, sehingga terjadi gangguan
menambah cadangan air tanah, rorak dapat dehidrasi yang mempengaruhi metabolisme
dimanfaatkan sebagai tempat menampung sisa kloroplast (Castonguay and Markhart III, 1991).
tanaman untuk mempercepat proses Meskipun tanaman dapat melakukan adaptasi
dekomposisinya. Dengan demikian asumsi bahwa stomatik dan non-stomatik, namun hasil bersih
tanaman berakar dalam kurang terpengaruh adanya fotosintesa tanaman akan berkurang, karena air
cekaman air adalah tidak benar. Apalagi untuk menjadi faktor pembatasnya (Hudak and Petterson,
tanaman yang menghasilkan getah dan buah. 1991).
Terlihat sekali fungsi air untuk keperluan fisiologis Adanya embung memungkinkan terjadinya
tanaman pada kasus ini, sehingga ketersediaannya aliran ke samping (seepage), sehingga tanah cenderung
dalam hal jumlah, mutu dan waktu perlu lebih lembab dan absorpsi hara berlangsung dengan
diupayakan. baik (Manyowa, 1994). Lebih jauh dikatakan
bahwa aliran ke samping menjadikan tanah bawah
Usaha tani tanaman pangan dan hortikultura
permukaan (subsoil) tetap basah meskipun kondisi
Hortikultura di musim kemarau merupa- permukaannya kelihatan kering. Keuntungannya,
kan komoditas unggulan dengan nilai ekonomis kehilangan air akibat evaporasi jauh lebih rendah
tinggi. Kendala utama pengusahaan komoditas ini dibandingkan dengan lahan permukaan yang basah.
terutama menyangkut ketersediaan air pada fase- Prinsip ini sejalan dengan konsep irigasi tetes yaitu
fase sensitif antara lain pembungaan, pembentukan memberikan sejumlah air langsung pada bagian
umbi dan pembentukan buah. Hasil usaha tani tanaman yang membutuhkan, bukan pada
tanaman pangan dan hortikultura disajikan pada permukaan tanahnya.
Tabel 4.
Pengaruh panen hujan dan aliran
permukaan terhadap produksi tanaman terlihat pada Produksi Ikan
Tabel 4. Petani yang melakukan panen hujan dan Perbandingan antara volume air embung
aliran permukaan, komoditas yang diusahakan dan produksi ikan di lokasi penelitian masih
lebih berhasil dibandingkan dengan yang tidak beragam, karena tingkat intensitas pengelolaan
melakukan. Ketersediaan air yang memadai akan yang berbeda. Perbedaan itu sangat berkaitan
mempercepat proses pelarutan dan distribusi hara dengan motivasi dan pengalaman petani dalam
dalam tanaman. Sebaliknya meskipun hara dalam mengusahakan ikan. Produksi dan pendapatan dari
tanahnya secara kuantitas memadai, namun tanpa usaha ikan di lokasi penelitian di sajikan pada
ketersediaan air, maka akar tidak akan mampu Tabel 5.
menyerap dan mendistribusikannya ke seluruh Apabila harga ikan lele saat itu Rp 8. 000,-
bagian tanaman. Selanjutnya air berpengaruh per kilogram, maka terjadi peningkatan pendapatan
terhadap percepatan dekomposisi bahan organik yang sangat besar dibandingkan dengan usaha tani
yang berfungsi sebagai semen dalam pembentukan tradisional tanaman semusim misalnya jagung yang
struktur tanah (Emmersen, 1979). Struktur tanah hanya mencapai Rp 160.000 untuk luasan tanah
yang baik, memungkinkan akar untuk tumbuh dan kurang lebih 6000 m2 seperti pada petani Rahmadi.
35
Berita Biologi Volume 5, Nomor 1, April 2000
Peningkatan nilai tambah air hasil panen tanaman, mengurangi resiko cekaman air serta
hujan dan aliran permukaan ini merupakan salah mampu meningkatkan produksi tanaman dan
satu cara untuk meningkatkan produksi pertanian produktivitas lahan.
sekaligus diversifikasi usaha tani. Keragaman 2. Peningkatan ketersediaan air dalam tanah akan
populasi biologis ini sangat besar peranannya bagi mendorong laju dekomposisi bahan organik
kelestarian sumber daya alam dan lingkungan dan pembentukan struktur tanah, sehingga
hidup. Lebih jauh usaha panen hujan dan aliran penetrasi akar tanaman lebih dalam dan
permukaan dapat meningkatkan apresiasi terhadap mampu memompa air dan hara lebih dalam
pengelolaan sumber daya air untuk kelangsungan dengan areal yang lebih luas yang
hidup manusia (Serageldin, 1998). diindikasikan dengan peningkatan produksi
Ada beberapa hal yang menarik dari upaya dan jenis tanaman yang dapat diusahakan.
panen hujan dan aliran permukaan, yaitu (i) 3. Meskipun secara fisiologis tanaman mampu
dibutuhkan investasi yang cukup tinggi, karena beradaptasi pada saat mengalami cekaman air
embung yang dibuat harus disemen (permanen) baik secara stomatik maupun non-stomatik,
mengingat permeabilitas tanah di lokasi penelitian namun laju fotosintesa nettonya berkurang,
mencapai 15 mm/hari, (ii) perlu adanya kredit meskipun status hara dalam tanahnya
usaha tani agar kegiatan pembuatan embung dapat memadai. Hal ini ditandai dengan penurunan
dilakukan oleh petani, (iii) terjadi diversikasi usaha produksi tanaman pada lahan yang tidak
tani yang berarti memungkinkan terjadinya dilakukan panen hujan-aliran permukaan.
pembagian resiko pertanian apabila usaha tani yang 4. Kegiatan panen hujan dan aliran permukaan ini
dilakukan mengalami kegagalan panen, dan (iv) apabila dilakukan diseluruh permukaan DAS
tersedianya air untuk irigasi tanaman hortikultura akan mampu menurunkan debit puncak,
memungkinkan petani untuk mengurangi resiko memperpanjang waktu respon sehingga dapat
kekeringan. mengurangi resiko banjir dan sekaligus
Terlihat ada variasi yang cukup besar mengantisipasi kekeringan.
dalam pemanfaatan air dari panen hujan dan aliran
permukaan untuk pengembangan ikan. Petani yang SARAN
lebih serius (Aris) mampu menghasilkan ikan yang Perlu dikaji lebih terinci pengaruh hasil
cukup besar meskipun volume embungnya kecil panen hujan dan aliran permukaan terhadap
(70 m3). Sebaliknya petani yang belum maksimal perubahan keanekaragaman hayati (flora maupun
dalam memanfaatkan air embung untuk perikanan fauna).
(Yatno), hasilnya masih jauh dari yang diharapkan.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa panen hujan
dan aliran permukaan dapat berfungsi untuk DAFTARPUSTAKA
menurunkan debit puncak memperpanjang waktu Costonguay Y and AH Markhart m. 1991.
Saturated Rates of Photosyntesis in
respon DAS, bahkan lebih jauh airnya dapat
Water-Stressed Leaves of Common
ditingkatkan nilai ekonominya dengan Bean and Tepary Bean. Crop Science
mengusahakan komoditas yang bernilai ekonomi 31, 1605-1611.
tinggi. Departemen , Pertanian. 1997. Luas panen,
Produksi dan Produktivitas Tanaman
Pangan dan Palawija Tahun 1995-1997.
KESIMPULAN
104 hal. Tidak dipublikasikan.
1. Panen hujan dan aliran permukaan dapat Departemen Pertanian. 1998. Keragaan
meningkatkan ketersediaan air, hara bagi Pembangunan Pertanian. Laporan
tanaman, mendorong aktifitas fisiologis Bulanan, Oktober 1998. Proyek
36
Berita Biologi Volume 5, Nomor 1, April 2000
37
Berita Biologi Volume 5, Nomor 1, April 2000
Tabel 1. Sifat fisika tanah di lokasi penelitian DAS Kali Garang, Semarang
Simbol Jeluk(cm) Bahan organik Beratisi Total pori drainase Ptitni >se(%) Pori air tersedia
(%C) (gr/cm3) (% vol) (6) O) (%vol)
(1) (2) (3) (4) (5) CepatpF2.54 LambatpF4.2 (8H6H7)
PS1 0-20 0.40 1.23 53.60 39.9 27.5 12.4
PS2 20-40 0.51 1.17 55.80 43.3 30.7 12.6
PS3 40-60 0.47 1.10 58.50 46.5 30.7 15.8
PS4 60-80 0.42 1.07 59.60 46.4 30.4 16.0
PS5 80-100 0.39 ., 1.11 58.10 46.4 29.9 16.5
Tabel 2. Sifat kimia tanah di lokasi penelitian DAS Kali Garang, Semarang
Tabel 3. Jumlah tanaman yang hidup dan mati di ketiga lokasi penelitian sebelum dilakukan penyiraman dengan ingasi tetes.
Jenis tanaman
No Desa Duriaii Rambntan
Tanam Mati Tanam Mati
1 Keji 230 105 25 11
2 Nyatnyono 15 8 35 9
3 Kliris 200 186 200 164
Tabel 4. Perbandingan antara model usaha tani berorientasi tanaman pangan dengan yang berwawasan agribisnis.
Hasfltanai nan (Kg)
Naina petaiii Luas lahan (in2)
Jagung Cabe nierah Caberawit Jahe
Gatoet (dengan panen hujan) 12000 202 113 5 311
Rahmadi (tanpa panen hujan) 6000 320 5 42
Tabel 5. Produksi dan harga panen ikan di lokasi penelitian DAS Kali Garang, Semarang
Nama pctani Volume air embung (m3) Jumlah populasi ikan Berat(kg) Harga (Rp)
Gatoet 200 2000 150.56 1. 204. 480,-
Aris 70 200 96.8 774*400,-
Yatno 70 200 32.7 261.600,-
38
Berita Biologi Volume 5, Nomor 1, April 2000
Gambar 3. Grafik hubungan antara jeluk hujan (P), aliran permukaan (RO) dan drainase (Dr) dengan
hari setelah tanam di lokasi penelitian DAS Kali Garang, Semarang
Gambar 4. Hubungan antara curah hujan harian dengan produksi lateks di perkebunan Sidorejo, DAS Kali
Garang, Semarang.
39