Anda di halaman 1dari 19

BAB III

SISTEM PROSES

3.1 Pengertian Gas

Gas alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas. Gas alam merupakan
campuran hidrokarbon yang mempunyai daya kembang besar, daya tekan tinggi,
berat jenis spesifik yang rendah dan secara alamiah terdapat dalam bentuk gas.
Pada umumnya, gas alam terkumpul di bawah tanah dengan berbagai macam
komposisi yang terdapat dalam kandungan minyak bumi (associated gas).
Semua kandungan minyak bumi berkaitan dengan gas alam, di mana gas itu larut
dalam minyak mentah dan seringkali membentuk “cungkup gas” (gas cap) di
atas kandungan minyak bumi tersebut. Selain itu, gas alam juga dapat berkumpul
pada tambang batu bara dan ladang gas bumi.

3.2 Komposisi Gas Alam

Komposisi utama gas alam adalah metana (80%), sisanya adalah etana
(7%), propana (6%), dan butana (4%), isobotana, dan sisanya pentana. Selain
komposis-komposisi tersebut, gas alam dapat juga mengandung helium,
nitrogen, karbon dioksida, dan karbon-karbon lainnya. Gas alam tidak berbau,
namun untuk mengetahui adanya kebocoran ditambahkan zat yang berbau tidak
sedap sehingga kebocoran dalam langsung terdeteksi. Untuk memudahkan
pengangkutan (transportasi), gas alam dicairkan sehingga disebut gas alam cair
atau LNG (Liquified Natural Gas).
3.3 Komponen Proses Produksi Gas Stasiun Pengumpul Betung

3.3.1 Sumur Produksi

Sumur produksi pada SP Betung berjumlah 14 sumur aktif dari total 27 sumur
yang ada. Semua sumur yang masih aktif menggunakan metode Natural flow
(Metode sembur alam) karena tekanan gas didalam sumur masih tinggi untuk
membuat semburan alami.

1. Metode Sembur Alam

Sumur sembur alam adalah salah satu metode pengangkatan minyak ke


permukaan dengan menggunakan tenaga atau tekanan yang berasaldari reservoir
atau formasi dimana sumur berada.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Peralatan Sumur


Dalam merencanakan produksi, produksi optimum sumur selalu
merupakan sasaran, sehingga berdasarkan kondisi optimum inilah peralatan
produksi dapat direncanakan dengan baik, baik dalam hal dimensi, kekuatan
(grade), jumlah/panjang, macam alat maupun spesifikasi lainnya. Faktor yang
mendasari tercapainya kondisi optimum adalah cadangan, ulah aliran fluida
untuk da[at diproduksi, interaksi atau hubungan antara kelakukan formasi
berproduksi dengan kondisi atau parameter produksi di permukaan (Psp, Pwh).
Disamping factor diatas, factor berikut ini dapat juga merupakan factor
yang mempengaruhi perencanaan peralatan produksi seperti :
1. Fleksibilitas untuk system produksi dinasa yang akan datang (artificial lift).
2. Jenis material untuk kondisi-kondisi khusus (korosi, dsb).
3. Faktor kemudahan pemasangan dan penanganan serta keamanan kerja.
3. Jenis-Jenis Peralatan Dan Kegunaannya
Peralatan produksi sumur sembur alam terdiri dari :
1. Peralatan diatas permukaan
a. Kepala sumur (well-head)
b. Silang sembur (x-mastree)
2. Peralatan di bawah permukaan
a. Tubing (pipa vertical) dan Coupling
b. Packer (penyekat annulus)
c. Anchor
d. Peralatan pelengkap bawah permukaan/asesories

4. Peralatan Diatas Permukaan


A. Kepala Sumur (well-head)
Well-head merupakan peralatan kontrol sumur di permukaan yang
terbuat dari besi baja membentuk suatu sistem seal/penyekat untuk menahan
semburan atau kebocoran cairan sumur ke permukaan yang tersusun atas casing
head (casing hanger) dan tubing head (tubing hanger).
1. Casing Hanger
Merupakan fitting (sambungan) tempat menggantungkan casing.
Diantara casing string pada casing head terdapat seal untuk menahan aliran
fluida keluar. Pada casing head terdapat pula gas outlet yang berfungsi untuk :
- Meredusi tekanan gas yang mungkin timbul diantara casing string.
- Mengalirkan fluida di annulus (produksi).
2. Tubing Head
Alat ini terletak dibawah x-mastree untuk menggantungkan tubing
dengan sistem keranan (x-mastree). Funsi utama dari tubing head, adalah :
- Sebagai penyokong rangkaian tubing.
- Menutup ruangan antara casing-tubing pada waktu pemasangan x-
mastree atau perbaikan kerangan/valve.
- Fluida yang mengalir dapat dikontrol dengan adanya connection
diatasnya.
B. Silang Sembur (x-mastree)
Alat ini mrupakan susunan kerangan (valve) yang berfungsi sebagai
pengamanan dan pengatur aliran produksi di permukaan yang dicirikan oleh
jumlah sayap/lengan (wing) dimana choke atau bean atau jepitan berada.
Peralatan pada x-mastree terdiri :
1. Manometer tekanan dan temperatur, ditempatkan pada tubing line dan
casing line.
2. Master valve/gate, berfungsi untuk membuka atau menutup sumur,
jumlahnya satu atau tergantung pada kapasitas dan tekanan kerja sumur.
3. Wing valve/gate, terletak di wing/lengan dan jumlahnya tergantung
kapasitas dan tekanan kerja sumur yang berfungsi untuk mengarahkan
aliran produksi sumur.
4. Choke/bean/jepitan, merupakan valve yang berfungsi sebagai penahan dan
pengatur aliran produksi sumur, melalui lubang (orifice) yang
ada. Ada dua macam choke, yaitu :
- Positive choke : merupakan valve dimana lubang (orifice) yang ada
sudah mempunyai diameter tertentu, sehingga pengaturan aliran
tergantung pada diameter orificenya.
- Adjustable choke : choke ini lebih fleksible karena diameter orifice
dapat diatur sesuai posisi needle terhadap seat sehingga pengaturan
alirannya pun fleksible sesuai keperluan (tekanan dan laju aliran).
5. Check valve, merupakan valve yang hanya dapat mengalirkan fluida pada
satu arah tertentu yang berfungsi untuk menahan aliran dan tekanan balik dari
separator. Pada x-mastree, check valve ini ditempatkan setelah choke sebelum
masuk flow-line.

3.1.2.2. Peralatan Dibawah Permukaan


A. Tubing dan Coupling
Merupakan pipa alir vertical yang ditempatkan di dalam casing produksi
yang berfungsi untuk mengalirkan fluida produksi sumur ke permukaan atau
mengalirkan fluida injeksi ke dalam sumur.
Disamping itu, tubing dapat pula digunakan dalam pekerjaan swab, squeeze
cementing, sirkulasi pembersihan sumur dan mengalirkan fluida serta material
peretak hidraulis dan pengasaman.
B. Peralatan Pelengkap Bawah Permukaan
1. Packer, fungsi pokok dari packer adalah memisahkan atau mengisolasi
annulus tubing-casing dan membantu efisiensi produksi.
2. Landing nipple, adalah bagian dari sistem tubing dimana bagian dalamnya
mempunyai prolile untuk memasang alat control lain.
3. Flow coupling dan blast joint, keduanya mempunyai dinding yang relative
tebal dan biasanya dipasang pada bagian bawah atau atas dari nipple, untuk
mengatasi turbulensi aliran, blast joint dipasang berhadapan dengan lubang
perforasi untuk mencegah pengaruh benturan kecepatan aliran (jet action) dari
formasi.
4. Circulation device, alat ini mirip pintu yang bias digeser yang biasa disebut
sliding sleeve door (SSD). Alat ini dapat dibuka dan ditutup dengan
menggunakan wire line unit. Bagian luar dari alat ini mempunyai lubang yang
berguna untuk keperluan sirkulasi dan bila diperlukan alat pengatur aliran
dapat dipasang dibagian dalamnya yang berbentuk suatu profil.
5. Safety joint, alat ini dipasang apabila didalam sumur dipasang beberapa
packer (lebih dari satu) yang berguna untuk membantu melepas rangkaian
tubing pada waktu mencabut rangkaian tubing tersebut untuk kerja ulang
(workover).
6. Gas lift mandrel, merupakan sambungan tempat duduk valve gas lift yang
dipasang apabila sumur direncanakan akan diproduksi dengan cara sembur
buatan (gas lift) di masa yang akan datang.
7. Sub survace safety valve, merupakan valve yang dipasang pada rangkaian
tubing yang berfungsi untuk pengamanan aliran yang bekerja secara otomatis
dengan menggunakan tenaga hidrolis melalui pipa ¼ inchi dari permukaan,
yang umumnya dipasang kira-kira 100 meter dibawah permukaan tanah atau
dasar laut. Untuk sumur-sumur dilepas pantai alat ini mutlak harus digunakan.
metode ini adalah metode produksi pengangkatan minyak dan gas bumi secara
alami, yaitu dengan memanfaatkan tekanan yang tinggi dari reservoir dan tanpa
menggunakan pompa. Karena tekanan reservoir yang lebih tinggi daripada
tekanan hidrostatik kolom fluida yang berada dalam lubang sumur, maka pada
sumur produksi seperti ini fluida yang dihasilkan dapat mengalir dengan
sendirinya ke permukaan melalui tubing.

3.3.2 Flowline

Flowline adalah pipa penyalur minyak dan gas bumi yang mengalirkan fluida
dari sumur menuju ke fasilitas produksi. Kita bisa mengatakan bahwa batasan pipa
flowline adalah pipa yang mengalirkan fluida mulai dari Wellhead sampai ke
Manifold. Panjang flowline bisa puluhan meter, ratusan meter, bahkan terkadang
ada flowline dengan panjang kiloan meter. Desain dari flowline didasarkan pada 4
komponen utama, yaitu :

 Tekanan kerja
 Laju Alir
 Propertis dari fluida, dan
 Keekonomian
Desain tekanan kerja maksimum dari flowline harus lebih besar dari semua tekanan
yang mungkin terjadi pada sumur (wellhead) maupun saat pengetesan flowline.
Penurunan tekanan dari wellhead menuju fasilitas produksi harus diminimalkan
karena akan mempengaruhi laju produksi, yaitu akibat gesekan (friction losses).
Untuk industri migas, flow line dibedakan berdasarkan :
1) Fluida yang dialirkan, seperti minyak, gas atau uap.
2) Material pipa stell pipe, non metalic, plastic, wood.
3) Tekanan kerja, pipa bertekanan tinggi, sedang, rendah.
4) Fungsinya, sebagai pipa lateral, gathering, pipa utama.
5) Penggunaannya, surface pipa , subsurface pipa dsb.
Dilapangan penempatan flowline tidak selalu terletak pada bidang datar tetapi
disesuaikan dengan topografi daerah walaupun tetap diusahakan agar menempati
posisi horizontal
3.3.3 Manifold

Manifold adalah kelompok atau sekumpulan katup/valve yang dideretkan


untuk mengatur aliran masuk ke header dan separator yang diinginkan.
Header : Tempat bermuaranya aliran fluida dari flowline yang terletak diatas
manifold dan mempunyai diameter yang lebih besar dari flowline.
Pada umumnya terdapat 3 jenis manifold, yaitu :

1. Production Manifold
2. Test Manifold
3. Gas lift Manifold
Jenis yang pertama dan kedua merupakan jenis yang hampir selalu ditemui
dilapangan produksi. Sedangkan jenis yang ketiga hanya ada pada lapangan
yang memiliki sumur dengan artificial lift berupa gas lift.
Ada beberapa sistem manifold, yakni:
1. Individual Well Flowline
Pada sistem ini, masing-masing sumur memiliki flowline yang langsung
terhubung dengan fasilitas produksi atau stasiun pengumpul melalui header dan
manifold. Sistem ini biasanya dijumpai pada lapangan minyak atau gas yang
kecil dengan jumlah sumur tidak terlalu banyak dan menyebar.
2. Satellite Production Manifold
Pada sistem ini, sumur-sumur hanya mempunyai flowline yang pendek yang
kemudian terhubung dengan pipa yang lebih besar (production lateral) yang
kemudian dihubungkan ke stasiun pengumpul. Hal ini bertujuan agar flowline
dari masing-masing sumur tidak sangat panjang yang nantinya bisa
menyebabkan pressure drop yang besar, dan juga lebih ekonomis. Biasanya
sistem ini dijumpai di lapangan minyak/gas yang luas dengan jumlah sumur
yang relatif banyak.
Merupakan akhir / pertemuan flowline yang berasal dari beberapa sumur
yang terdiri dari rangkaian susunan katup yang berfungsi untuk :
1) Mengendalikan aliran fluida produksi dari tiap sumur yang ada (satu
manifold mampu menampung hingga 20 sumur)
2) Memisahkan aliran dari berbagai grade yang ada.
3) Mengisolasi suatu bagian dari sistem jaringan flowline guna melakukan
perawatan atau perbaikan.
4) Memisahkan setiap sistrem tanki penampung dengan mainlines (jaringan
utama).
5) Membagi mainlines menjadi beberapa segmen (bagian).
6) Mengarahkan / membelokkan aliran fluida produksi dari setiap sumur ke
test-line atau ke mainheader.
7) Mencegah terjadinya tekanan dari separator ke sumur.

3.3.4 Separator
Separator adalah tabung bertekanan dan bertemperatur tertentu yang
digunakan untuk memisahkan fluida produksi ke dalam fasa cairan dan fasa gas.
Cara kerja dari separator tersebut yaitu dengan gaya pemisahan fluida dengan
densitas, dimana fluida yang lebih berat akan berada dibagian bawah sedangkan
fluida yang lebih ringan akan berada pada bagian atas. Separator terbagi
berdasarkan, jenis, tekanan kerja, jumlah fasa dan berdasarkan bentuknya.

Fungsi utama dari separator adalah:

 Unit pemisah utama cairan dari gas.

 Melanjutkan proses dgn meisahkan gas ikutan dari cairan.

 Untuk mengontrol penghentian kemungkinan pelepasan gas dari cairan.

 Memberikan waktu yang cukup pemisahan antara minyak dan air yang
ikut terproduksi.

Pembagian separator berdasarkan tekanan kerja (operating pressure)


yaitu:

 High Pressure (HP) Separator: 650 – 1500 psi (45 – 100 ksc).

 Medium Pressure (MP) Separator: 225 – 650 psi (15 – 45 ksc).

 Low Pressure (LP) Separator: 10 – 225 psi (0.7 – 15 ksc).


Berdasarkan jumlah fasanya, separator dibagi menjadi 2 jenis antara lain :
 Separator 2 fasa
Separator yang memisahkan fluida produksi menjadi fasa cair dan fasa
gas.Fasa cair yang sudah terpisah keluar dari bagian bawah separator
sedangkan fasa gas keluar melalui bagian atas separator.
 Separator 3 fasa
Separator yang memisahkan fluida produksi menjadi minyak, air dan
gas.Minyak yang sudah terpisah menujuoil outlet di bagian kanan separator,
air akan berada di bagian bawah dan keluar melalui water inlet, sedangkan
gas yang sudah terpisah akan keluar melalui bagian atas separator.
Berdasarkan bentuknya, separator dibagi menjadi 3 jenis antara lain :
 Separator vertical
Separator vertical cocok digunakan untuk sumur yang mempunyai GOR
(Gas Oil Ratio) rendah.Untuk masalah penempatanya, separator vertical sangat
efisien karena tidak membutuhkan tempat yang luas sehingga sangat cocok di
gunakan di lapangan offshore.
 Separator horizontal
Separator horizontal lebih murah dibandingkan separator vertikal dan
separator ini juga ekonomis untuk pemrosesan fluida yang mempunyai GOR
tinggi.Untuk penempatannya separator horizontaltidak memerlukan pondasi
yang khusus.
 Separator spherical
Separator bundar / spherical mempunyai keuntungan – keuntungan antara
lain : mempunyai bentuk yang kompak, sangat baik untuk fluida yang
mengandung pasir dan lumpur.
Namun separator jenis ini mempunyai kapasitas yang lebih kecil
dibandingkan dengan separator horizontal maupun separator vertical. Separator
bulat sangat cocok digunakan untuk separator tes unit yang portable.
Separator adalah tabung bertekanan yang digunakan untuk memisahkan
fluida sumur menjadi air dan gas (tiga fasa) atau cairan dan gas (dua fasa),
dimana pemisahannya dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1) Prinsip penurunan tekanan.
2) Gravity setlink
3) Turbulensi aliran atau perubahan arah aliran
4) Pemecahan atau tumbukan fluida
5) Untuk mendapatkan effisiensi dan kerja yang stabil dengan kondisi yang
bervariasi,
Gas liquid separator harus mempunyai komponen pemisah sebagai berikut :
1) Bagian pemisah pertama, berfungsi untuk memisahkan cairan dari aliran
fluida yang masuk dengan cepat berupa tetes minyak dengan ukuran
besar.
2) Bagian pengumpul cairan, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil
dengan prinsip gravity setlink.
3) Bagian pemisah kedua, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil
dengan prinsip gravity settlink.
4) Mist extraktor, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan berukuran
sangat kecil (kabut).
5) Peralatan kontrol, berfungsi untuk mengontrol kerja separator terutama
pada kondisi over pressure.
Didalam block station, disamping terdapat separator pemisah gabungan
terdapat juga separator uji yang berfungsi untuk melakukan pengujian (test)
produksi suatu sumur dan dari separator uji ini laju produksi sumur ( Qo, Qw,
dan Qg ) bisa didapat dimana Qo dan Qw diperoleh dari barel meter sedangkan
Qg diperoleh dari pencatatan orifice flow meter ( orifice plate ) atau dari alat
pencatat aliran gas lainnya. Disamping itu ditinjau dari tekanan kerjanya pun
separator dapat dibagi tiga, yaitu separator tekanan tinggi, tekanan sedang,
tekanan rendah.
3.3.5 Kompressor
Kompressor adalah suatu alat yang berfungsi untuk meningkatkan
tekanan fluida yang kompresibel yaitu gas.
Kompressor di bedakan menjadi dua, yaitu positive displacement dan dynamic :
1. Positive displacement adalah sejumlah udara atau gas di-trap dalam ruang
kompresi dan volumenya secara mekanik menurun, menyebabkan
peningkatan tekanan tertentu kemudian dialirkan keluar.
2. Dynamic compressor memberikan energy kecepatan untuk aliran udara atau
gas yang continue menggunakan impeller yang berputar pada kecepatan
yang sangat tinggi. Energy kecepatan berubah menjadi 17 energi tekanan
karena pengaruh impeller dan volute pengeluaran diffusers.
Pada compressor jenis dinamik sentrifugal, bentuk dari sudu-sudu impeller
menentukan hubungan antara aliran udara dan tekanan (atau head) yang
dibangkitkan.

3.3.6 Tanki Test


Tanki test adalah tanki yang digunakan sebagai tempat penampungan
minyak yang sudah dipisahkan dari separator test dan sudah diturunkan tekanan
nya pada separator LP dan kemudian minyak yang berada didalam tanki test
akan dimasukkan ke vacuum truk untuk dikirim ke SP benuang.

3.3.7 Tanki Produk


Tangki produksi berfungsi untuk menampung minyak yang berasal dari
sumur minyak. Dalam industri migas, pemilihan jenis tangki berpatokan pada
standar API (American Petroleum Institute) yang telah mengeluarkan berbagai
spesifikasi yang meliputi material, desain, fabrikasi, dan testing.
Untuk menjamin agar tangki penyimpanan minyak bumi dapat
dioperasikan dengn baik dan aman maka pemilihan dan pengoperasiannya harus
memenuhi beberapa aspek ketentuan yang berlaku sehingga dalam
penggunaannya tidak menimbulkan masalah dan keadaan-keadaan yang tidak
diinginkan.
3.1 Kegiatan Proses Produksi Gas pada Statiun Pengumpul Gas (SPG)
Betung PT Pertamina EP Asset 2 Pendopo Field.

Produksi gas di Stasiun Pengumpul Gas (SPG) Betung dimulai dengan proses
pengangkatan fluida dari dasar sumur dengan metoda sembur alam (Natural
Flow). Natural flow merupakan metoda produksi yang menggunakan tenaga
yang berasal dari reservoir untuk menaikkan fluida dari dasar sumur. SPG
betung memiliki 14 sumur gas natural flow yang sedang dieksploitasi.

Berikut proses dalam beberapa tahapan mengenai kegiatan produksi gas di SP


Betung sebagai berikut:

Sumber: Dokumentasi Penulis

Gambar 3.1

Alur Produksi Gas SP Betung


1. Sumur produksi
Sumur prokdusi pada SP Betung berjumlah 14 sumur aktif dari total 27
sumur yang ada. Semua sumur yang aktif masih menggunakan metode natural
flow karena tekanan gas didalam sumur masih tinggi untuk membuat semburan
alami.
pada permukaan sumur terdapat well-head yang dipasang untuk peralatan
kontrol sumur di permukaan yang terbuat dari besi baja membentuk suatu sistem
seal/penyekat untuk menahan semburan atau kebocoran cairan sumur ke
permukaan. Tekanan fluida yang terdapat dalam sumur BTG 21 tersebut kurang
152 Psi sebelum di alirkan ke flowline.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Gambar 3.1

Peralatan well head pada sumur 21 SKG betung

2. Flowline
Flowline merupakan komponen dari gathering system untuk mengalirkan
fluida produksi dari kepala sumur (well-head) ke peralatan pemisah.
Pada flowline ini terdapat sebuah bean atau jepitan yang digunakan untuk
menjepit aliran fluida yang nantinya akan dialirkan melalui flowline.
Flowline yang digunakan dari kepala sumur (well-head) berukuran 2 inci,
kemudian pipa tersebut di reducer ke pipa berukuran 4 inci. Tekanan fluida yang
terdapat pada flowline sumur BTG 21 berkisar 44 Psi sebelum dialirkan ke
manifold.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Gambar 3.2
flowline pada SP Betung

3. Manifold Header
Fluida yang dialirkan melalui flowline akan dialirkan menuju manifold
yang nantinya akan dikumpulkan pada header manifold. Manifold adalah
kelompok atau sekumpulan katup/valve yang dideretkan untuk mengatur aliran
masuk ke header dan separator yang diinginkan. Sedangkan Header adalah
Tempat bermuaranya aliran fluida dari flowline yang terletak diatas manifold
dan mempunyai diameter yang lebih besar dari flowline.
Di SKG betung header manifold terbagi dua jenis, yaitu header group dan
header test. Fluida yang masuk melalui header group adalah fluida yang akan
dialirkan ke separator group dan akan dialirkan menuju tangki produksi,
sedangkan fluida yang masuk melalui header test adalah fluida yang akan
dialirkan menuju separator test dan menuju tangki test untuk dilakukan uji sumur
agar dapat menentukan rate harian yang dihasilkan dari sumur SP betung.
Sumber: Dokumentasi Penulis

Gambar 3.3
Manifold Header pada SP Betung

4. Separator Test
Jika fluida dari sumur dilakukan pengujian untuk mengetahui jumlah
produksinya (pengetesan) akan melalui header test sebelum menuju separator
test. Fungsi dari separator itu sendiri adalah alat pemisah yang digunakan untuk
memisahkan antara liquid dan gas. Di SP betung ada dua jenis separator test
yang digunakan untuk proses pemisahan fluida, yaitu separator medium
pressure test dan separator low pressure test.
Setelah dilakukan proses pemisahan antara gas dan liquid pada separator
test kemudian untuk liquid akan dialirkan lagi menuju separator low pressure
test untuk diturunkan tekanannya dan kemudian hasil liquid yang sudah terpisah
dengan gas pada low pressure test akan dialirkan menuju tes tank, sedangkan gas
pada low pressure test akan dialirkan menuju flare.
Sumber: Dokumentasi Penulis

Gambar 3.4
Separator Medium Pressure test dan Low Pressure test pada SP Betung

5. Separator Group
Jika fluida dari sumur yang tidak dilakukan pengujian akan melalui
separator group untuk dialirkan menuju tangki produksi yaitu tangki 02.
Separator yang digunakan di SP Betung merupakan tipe separator 2 fasa
yaitu separator yang hanya memisahkan antara gas dan liquid. Sama hal nya
seperti proses pada separator test, liquid yang telah terpisah dengan gas akan
dialirkan menuju medium pressure group menuju low pressure group. Liquid
yang terpisah dengan gas pada low pressure group akan dialirkan menuju tangki
produksi.
Sementara itu gas yang terpisah dari medium pressure group akan
dialirkan menuju kompressor, sedangkan yang terpisah pada low pressure group
akan dialirkan menuju flare.
Sumber: Dokumentasi Penulis

Gambar 3.5
Medium dan low pressure separator group pada SP Betung

6. Unit Kompressor
Fluida yang telah melewati separator group dan sudah dilakukan proses
pemisahan menjadi gas dan liquid, kemudian gas yang dihasilkan dari hasil
pemisahan tadi dialirkan menuju kompressor begitu juga gas yang sudah
dipisahkan pada separator test. Kompressor yang terdapat pada SP betung itu
mempunyai 3 unit kompressor, 2 unit kompressor aktif sedangkan 1 unit
kompressor standby.
Sumber: Dokumentasi Penulis

Gambar 3.6
Kompressor pada SP Betung

7. Tangki Test
Fluida yang telah melewati separator test akan dialirkan menuju tangki test
yaitu Tangki 01 untuk dilakukan uji sumur yang berguna untuk mengetahui rate
harian dari sumur yang ada SP Betung. Adapun kapasitas tangki yang digunakan
sebesar 250 bbls.
Sumber: Dokumentasi Penulis

Gambar 3.7
Tangki Test pada SP Betung
8. Tangki Produksi
Fluida yang telah melewati separator group akan dialirkan menuju tangki
produksi. Pada SP Betung mempunyai dua tangki produksi yaitu tangki 02 dan
tangki 03 yang mempunyai kapasitas tangki sebesar 1000 bbls.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Gambar 3.8
Tangki Produksi 02 dan 03 pada SP Betung

Anda mungkin juga menyukai