Anda di halaman 1dari 8

1. Apa karakteristik dokter keluarga ?

Diantara karakteristik dokter keluarga yaitu :


1. Tempat kontak medis pertama dalam sebuah sistem pelayanan kesehatan, membuka dan
menyelengarakan akses tak terbatas kepada penggunanya, menggarap semua masalah
kesehatan, tanpa memandang golongan usia, jenis kelamin, atau karakter individual yang
dialayani.
2. Memanfaatkan sumber daya secara efisien, melalui sistem pelayanan yang terkoordinasi ,
kerjasama dengan paramedis lainnya di layanan primer, dan mengatur keperluan akan layanan
spesialis dan dibuka peluang untuk advokasi bagi pasien jika diperlukan.
3. Mengembangkan “person-centred approach” berorientasi pada individu, keluarganya, dan
komunitasnya.
4. Mempunyai cara konsultasi yang unik yang menggambarkan hubungan dokter-pasien
sepanjang waktu, melalui komunikasi efektif antara dokter-pasien.
5. Mempunyai proses pengambilan keputusan yang istimewa mempertimbangkan insidens dan
prevalens penyakit di masyarakat.
6. Menangani masalah kesehatan akut dan kronik setiap individu pasien.
7. Menangani penyakit yang masih belum jelas dalam fase dini, yang mungkin memerlukan
intervensi segera.
8. Meningkatkan taraf kesehatan dan kesejahteraan melalui intervensi yang pas dan efektif.
9. Mempunyai tanggung jawab khusus untuk kesehatan masyarakat.
10. Mengelola masalah kesehatan dalam dimensi jasmani, rohani (psikologi) sosial,kultural, dan
eksistensial.
Sumber: JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2Agustus 2015

2. Apa saja hak & kewajiban dokter keluarga sbg pemberi layanan BPJS ?
3. Apa tujuan pelyanan dokter keluarga ?
Tujuan Umum
Terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
Tujuan Khusus
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.

Sumber: PELAYANAN DOKTER KELUARGAdr. ARLINDA SARI WAHYUNIFakultas


KedokteranUniversitas Sumatera Utara

4. Apa prinsip pelayanan dokter keluarga ?


1. Pelayanan komprehensif dengan pendekatan holistik
Artinya kita memandang pasien tidak hanya dari sisi biologis saja tetapi juga dari sisi sosial
dan psikologisnya. Oleh sebab itu, seorang dokter keluarga memandang pasiennya secara
keseluruhan, dalam konteks memperhatikan keseluruhan kebutuhan mereka.

2. Pelayanan yang kontinu


Adalah pelayanan kesehatan dimana satu dokter bertemu pasiennya dalam keadaan sakit
maupun keadaan sehat, dan mengikuti perjalanan penyakit dari pasiennya hingga ia sembuh.
Dengan pelayanan yang berkesinambungan akan terbentuk hubungan yang didasari
kepercayaan terhadap dokternya, dan perjalanan waktu akan membentuk kepercayaan ini.

3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan ( preventif )


Prinsip pencegahan memiliki multi aspek, termasuk mencegah penyakit menjadi lebih berat,
mencegah orang lain tertular, pengenalan faktor resiko dari penyakit, dan promosi kesehatan
(gaya hidup sehat). Pencegahan juga termasuk mengantisipasi masalah-masalah yang
mungkin mempunyai efek terhadap kesehatan emosional pasien dan keluarganya.
a. Melayani KIA, KB, vaksinasi.
b. Mendiagnosis dan mengobati penyakit sedini mungkin.
c. Mengkonsultasikan atau merujuk pasien pada waktunya.
d. Mencegah kecacatan.

4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif


Dokter keluarga itu seperti orkestrator pelayanan kesehatan bagi pasiennya, yang
mengkoordinasi-kan semua pelayanan kesehatan yg dibutuhkan pasien seperti para dokter
spesialis, dan pelayanan kesehatan lain diluar praktek dokter keluarga. Dokter keluarga
bertanggung jawab dan menjadi guide bagi pasiennya.
• Kerjasama profesional dengan semua pengandil agar dicapai pelayanan kesehatan yang
bermutu dan mencapai kesembuhan optimal.
• Memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin untuk penyembuhan.
Sebagai contoh: melatih anggota keluarga untuk mengukur dan memantau suhu tubuh pasien
atau bahkan tekanan darah dan kadar gula darahnya. Hasil itu selanjutnya dilaporkan secara
berkala kepada dokter yang bersangkutan.

5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya
Seorang dokter keluarga memandang pasiennya sebagai bagian dari keluarganya dan
memahami pengaruh penyakit terhadap keluarga dan pengaruh keluarga terhadap penyakit.
Dokter keluarga juga mengenali keluarga yang berfungsi baik dan keluarga yang disfungsi.
• Titik awal (entry point) pelayanan Dokter Keluarga adalah individu seorang pasien.
• Unit terkecil yang dilayaninya adalah individu pasien itu sendiri sebagai bagian integral
dari keluarganya.
• Seluruh anggota keluarga dapat menjadi pasien seorang Dokter Keluarga akan tetapi
tetap dimungkinkan sebuah keluarga mempunyai lebih dari satu dokter keluarga.

6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat


tinggalnya
Pekerjaan, budaya, dan lingkungan adalah aspek-aspek dalam komunitas (masyarakat) yang
dapat mempengaruhi penatalaksanaan seorang pasien. Berbagai pihak dalam masyarakat
dapat digunakan oleh dokter keluarga dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yg
optimal.
• Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas, masyarakat dan
lingkungannya yang dapat mempengaruhi penyembuhan penyakitnya.
• Memanfaatkan keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungannya untuk membantu
penyembuhan penyakitnya.

7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum


• Mempertimbangkan etika dalam setiap tindak medis yang dilakukan pada pasien.
• Meminta ijin pada pasien untuk memberitakan penyakitnya kepada keluarganya atau
pihak lain.
• Menyadari bahwa setiap kelalaian dalam tindakannya dapat menjadi masalah hukum.

8. Pelayanan yang sadar biaya


Mempertimbangkan segi “cost-effectiveness” dalam merancang tindakan medis untuk
pasiennya.
• Mampu mengelola dan mengembangkan secara efisien dengan neraca positif sebuah
klinik Dokter Keluarga dengan tetap menjaga mutu pelayanan kesehatan
• Mampu bernegosiasi dengan pelayanan kesehatan yang lain (Rumah Sakit, Apotik, Optik
dan lain-lain) secara berimbang sehingga tercapai kerjasama yang menguntungkan semua
pihak khususnya pasien.
• Mampu bernegosiasi dengan perusahaan asuransi kesehatan secara serasi dan selaras
sehingga tercapai kerjasama yang menguntungkan semua pihak khususnya pasien.

9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan


Rekam medís yang lengkap dan akurat yang dapat dibaca orang lain yang berkepentingan.
• Menyediakan SOP untuk setiap layanan medis.
• Belajar sepanjang hanyat dan memanfaatkan EBM (Evidence Based Medicine) serta
menggunakannya sebagai alat untuk merancang tindakan medis dan bukan sebagai pembuat
keputusan.
• Menyadari keterbatasan kemampuan dan kewenangan.
• Menyelenggarakan pertemuan ilmiah rutin membahas berbagai kasus sambil mengaudit
penatalaksanaannya.
Sumber: PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia) dan Peran Dokter Keluarga di Ranah
Pelayanan Primer)
5. Apa tujuan dari BPJS ?
Pasal 3
BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya
kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap Peserta dan/atau anggota keluarganya.
Sumber: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
6. Apa manfaat pelayanan dokter keluarga ?

Apabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan dengan baik, akan


banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah
(Cambridge Research Institute, 1976) :
1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia
seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin
kesinambungan pelayanan kesehatan.
3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan
terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.
4. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga
penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah
lainnya.
5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala keterangan
tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan dan ataupun keterangan
keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang
sedang dihadapi.
6. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit,
termasuk faktor sosial dan psikologis.
7. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang
lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya
kesehatan.
8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih yang
memberatkan biaya kesehatan.
Sumber: Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. IDI : Jakarta

7. Apa manfaat sistem rujukan ?


Menurut Azwar (1996), beberapa manfaat yang akan diperoleh ditinjau
dari unsur pembentuk pelayanan kesehatan terlihat sebagai berikut :
1. Sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan
Jika ditinjau dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan
(policy maker), manfaat yang akan diperoleh antara lain membantu
penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai macam peralatan
kedokteran pada setiap sarana kesehatan; memperjelas sistem pelayanan
kesehatan, karena terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan
yang tersedia; dan memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek
perencanaan.

2. Sudut pandang masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan


Jika ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan (health
consumer), manfaat yang akan diperoleh antara lain meringankan biaya
pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara berulangulang
dan mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena
diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang sarana pelayanan kesehatan.

3. Sudut pandang kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan


kesehatan.
Jika ditinjau dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan (health provider), manfaat yang diperoleh antara lain memperjelas
jenjang karir tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif lainnya seperti
semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi; membantu peningkatan pengetahuan
dan keterampilan yakni melalui kerjasama yang terjalin; memudahkan dan
atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan mempunyai
tugas dan kewajiban tertentu.

Sumber: Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. IDI : Jakarta

8. Apa perbedaan dokter keluarga dan dokter umum?


Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter
keluarga (Qomariah, 2000) :
DOKTER PRAKTEK
DOKTER KELUARGA
UMUM
Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas
Menyeluruh, Paripurna,
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan bukan sekedar yang
dikeluhkan
Kasus per kasus dengan
Kasus per kasus dengan
Cara Pelayanan berkesinambungan
pengamatan sesaat
sepanjang hayat
Lebih kuratif hanya untuk Lebih kearah
Jenis Pelayanan
penyakit tertentu pencegahan, tanpa
mengabaikan pengobatan
dan rehabilitasi
Lebih diperhatikan dan
Peran keluarga Kurang dipertimbangkan
dilibatkan
Promotif dan pencegahan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
Dokter – pasien – teman
Hubungan dokter-pasien Dokter – pasien
sejawat dan konsultan
Secara individual sebagai
bagian dari keluarga
Awal pelayanan Secara individual
komunitas dan
lingkungan
1. Sumber: Qomariah. 2000. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK-Yarsi : Jakarta

9. Bagaimana sistem rujukan ?


10. Apa peran klinik berkaitan hak & kewajiban peserta BPJS ?
11. Jelaskan berbagai bentuk & macam pelayanan praktek dokter keluarga ?
Bentuk praktek dokter keluarga yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga
macam :
1. pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit (hospital
based)
pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit. Untuk ini
dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan
nama bagian dokter keluarga (departement of family medicine), semua pasien
baru yang berkunjung ke rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini.
Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan spesialistis, baru
kemudian dirujuk kebagian lain yang ada dirumah sakit.
2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah
suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter
keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua
macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic). Kedua,
merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar komplek rumah sakit
(satelite family clinic). Di luar negeri klinik dokter keluarga satelit ini mulai banyak
didirikan. Salah satu tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan juga
penghasilan rumah sakit.
Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah suatu klinik mandiri
atau hanya merupakan klinik satelit dari rumah sakit, lazimnya klinik dokter
keluarga tersebut menjalin hubungan kerja sama yang erat dengan rumah sakit.
Pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap akan dirawat sendiri atau dirujuk
ke rumah sakit kerja sama tersebut.
Klinik dokter keluarga ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice)
atau bersama-sama dalam satu kelompok (group practice). Dari dua bentuk klinik
dokter keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah klinik dokter keluarga yang
dikelola secara berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3
orang dokter keluarga.
Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem manajernen
yang sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter keluarga
tersebut secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang
sama. Untuk kemudian menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang
dikelola oleh satu sistem manajemen keuangan, manajemen personalia serta
manajemen sistem informasi yang sama pula. Jika bentuk praktek berkelompok
ini yang dipilih, akan diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut (Clark,
1971) :
a. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu
Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola
secara kelompok, para dokter keluarga yang terlibat akan dapat saling tukar
menukar pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Di samping itu, karena
waktu praktek dapat diatur, para dokter mempunyai cukup waktu pula untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan.
Kesemuannya ini, ditambah dengan adanya kerjasama tim (team work) disatu
pihak, serta lancarnya hubungan dokter-pasien di pihak lain, menyebabkan
pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu.
b. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkau
Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola
secara berkelompok, pembelian serta pemakaian pelbagai peralatan medis dan
non medis dapat dilakukan bersama-sama (cost sharing). Lebih dari pada itu,
karena pendapatan dikelola bersama, menyebabkan penghasilan dokter akan
lebih terjamin. Keadaan yang seperti ini akan mengurangi kecenderungan
penyelenggara pelayanan yang berlebihan. Kesemuanya ini apabila berhasil
dilaksanakan, pada gilirannya akan menghasilkan pelayanan dokter keluarga
yang lebih terjangkau.
3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (family
practice)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah
praktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan dokter keluarga ini
sama dengan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan melalui klinik
dokter keluarga. Disini para dokter yang menyelenggarakan praktek, rnenerapkan
prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga pada pelayanan kedokteran yang
diselenggarakanya. Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedaka pula atas
dua macam. Pertama, praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo
practice). Kedua praktek dokter keluarga yang diselenggarakan secara
berkelompok (group practice).

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya. Secara
umum dapat dibedakan atas tiga macam :
1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
hanya pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter
keluarga tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di
rumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang
membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga.
Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut
dirujuk ke rumah sakit.
2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien
dirumah.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan
pasien di rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga
yang tidak mempunyai akses dengan rumah sakit.
3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di
rumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga
telah mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di
rumah, serta perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya
diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama
dengan rumah sakit terdekat dan rumah sakit tersebut memberi kesempatan
kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri pasiennya di rumah sakit.
Sumber: PELAYANAN DOKTER KELUARGA dr. ARLINDA SARI WAHYUNI Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
12. Jelaskan kedudukan peranan & praktek dokter keluarga ?
13. Apa saja hambatan dlm pelaksanaan BPJS ?
14. Jelaskan tentang asuransi kesehatan ?
Askes (Asuransi Kesehatan) adalah salah satu jenis produk asuransi yang secara khusus
menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka jatuh
sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua perawatan yang ditawarkan
perusahaan-perusahaan asuransi, yaitu: rawat inap (in-patient treatment) dan rawat jalan
(out-patient treatment).
Asuransi adalah sebuah sistem untuk merendahkan kehilangan finansial dengan menyalurkan
resiko kehilangan dari seseorang ke badan lainnya. Seseorang yang menyalurkan resiko
disebut tertanggung, sedangkan badan yang menerima resiko disebut penanggung. Perjanjian
antara kedua badan ini disebut kebijakan, ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan
setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar tertanggung kepada penanggung
untuk resiko yang ditanggung disebut premi, yang biasanya ditentukan oleh penanggung
Sumber: http://eprints.undip.ac.id/44122/3/Riasti_S.A_G2A009005_BAB2KTI.pdf

Anda mungkin juga menyukai