KIMIA DASAR II
Disusun oleh :
Dhea Syafira Siregar 073001500104
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga tersusunnya tugas ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepasa Dosen Kimia Dasar II
Prodi Pertambangan, Dra. Wiwik Dahani, M.T. Sengaja tugas ini kami buat
karena ini merupakan tugas yang diberikan oleh beliau untuk mahasiswa,
sekaligus untuk memperluas pengetahuan mahasiswa tentang pelajaran yang
ada di Kimia Dasar II.
Banyak manfaat yang kami rasakan karena adanya tugas ini. Semoga
dengan adanya tugas ini dapat memberikan manfaat yang sama bagi yang
membacanya. Masih banyak kekurangan dalam pembuatan rangkuman ini.
Untuk itu, kami selaku penulis mengharapkan kritik dan sarannya demi
kebaikan kedepannya.
Akhir kata kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami untuk menyusun makalah ini hingga
selesai.
Hormat kami
Penyusun
1. Pengertian Batubara
Batubara adalah batuan yang mudah terbakar yang lebih dari 50% - 7-% berat
volumenya merupakan bahan organik yang merupakan material karbonat termasuk
inherent moisture. Bahan organik utamanya yaitu tumbuhan yang dapat berupa jejak
kulit pohon, daun, akar, struktur kayu, spora, polen, damar, dan lain-lain. Selanjutnya
bahan organik tersebut mengalami berbagai tingkat pembusukan (dekomposisi)
sehingga menyebabkan perubahan sifat-sifat fisik maupun kimia baik sebelum ataupun
sesudah tertutup oleh endapan lainnya.
Termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub bituminus
dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm.
b. Teknologi Konversi
Pengembangan briket kokas dari batubara dan green coke.
Proyek pencairan batubara 2002 : uji tuntas (due diligence) pre-FS
Batu Bara Banko.
Pengembangan briket bio coal Palimanan.
Pemanfaatan produk gasifikasi batubara untuk pengeringan teh di
Gambung Ciwidey, Jawa Barat.
Briket kokas untuk pengecoran logam.
2. Pemanfaatan Batubara
Batubara merupakan sumber energi dari bahan alam yang tidak akan
membusuk, tidak mudah terurai berbentuk padat. Oleh karenanya rekayasa
pemanfaatan batubara ke bentuk lain perlu dilakukan. Pemanfataan yang diketahui
biasanya adalah sebagai sumber energi bagi Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Batubara, sebagai bahan bakar rumah tangga (pengganti minyak tanah) biasanya
dibuat briket batubara, sebagai bahan bakar industri kecil; misalnya
industri genteng/bata, industri keramik. Abu dari batubara juga dimanfaatkan
sebagai bahan dasar sintesis zeolit, bahan baku semen, penyetabil tanah yang
lembek. Penyusun beton untuk jalan dan bendungan, penimbun lahan bekas
pertambangan,; recovery magnetit, cenosphere, dan karbon; bahan baku keramik,
gelas, batu bata, dan refraktori; bahan penggosok (polisher); filler aspal, plastik, dan
kertas; pengganti dan bahan baku semen; aditif dalam pengolahan limbah (waste
stabilization).
6. Kualitas Batubara
a. Inherent impurities
Merupakakan pengotor bawaan yang tedapat dalam batubara. Batubara
yang sudah dibakar memberikan sisa abu. Pengotor bawaan ini terjadi
bersama – sama pada proses pembentukan batubara. Pengotor tersebut dapat
berupa gypsum (CaSO4, 2H2O), anhidrit (CaSO4), pirit (FeS2), silica (SiO2).
Pengotor ini tidak mungkin dihilangkan sama sekali, tetapi dapat dikurangi
dengan melakukan pembersihan.
b. Eksternal impurities
Merupakan pengotor yang berasal dari luar, timbul pada saat proses
penambangan antara lain terbawanya tanah yang berasal dari lapisan penutup.
Sebagai bahan baku pembangkit energi yang dimanfaatkan industri, mutu
batubara mempunyai pernana sangat penting dalam memilih peraltan yang
akan dipergunakan dan pemeliharaan alat. Dalam menentukan kualitas
batubara perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain :
Heating Value (HV)/calorific value(nilai kalor)
Banyaknya jumlah kalori yang dihasilkan oleh batubara tiap
satuan berat dinyatakan dalam kkal/kg. semakin tinggi HV, makin
lambat jalannya batubara yan diumpankan sebagai bahan bakar
setiap jamnya, sehingga kecepatan umpan batubara perlu
diperhatikan. Hal ini perlu diperhatikan agar panas yang ditimbulkan
tidak melebihi panas yang diperlukan dalam proses industri
Bahan sisa dalam bentuk padatan ini antara lain senyawa SiO2, Al2O3, TiO3, Mn3O4,
CaO, Fe2O#, MgO, K2O, Na2O, P2O, SO3, dan oksida unsur lain
7. Batubara Di Indonesia
8. Gasifikasi Batubara
Coal gasification adalah sebuah proses untuk mengubah batu bara padat
menjadi gas batu bara yang mudah terbakar (combustible gases), setelah proses
pemurnian gas-gas ini karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrogen
(H), metan (CH4), dan nitrogen (N2) – dapat digunakan sebagai bahan bakar. hanya
menggunakan udara dan uap air sebagai reacting-gas kemudian menghasilkan water
gas atau coal gas, gasifikasi secara nyata mempunyai tingkat emisi udara, kotoran
padat dan limbah terendah.
Tetapi, batu bara bukanlah bahan bakar yang sempurna. Terikat di dalamnya
adalah sulfur dan nitrogen, bila batu bara ini terbakar kotoran-kotoran ini akan
dilepaskan ke udara, bila mengapung di udara zat kimia ini dapat menggabung
dengan uap air (seperti contoh kabut) dan tetesan yang jatuh ke tanah seburuk
bentuk asam sulfurik dan nitrit, disebut sebagai "hujan asam" “acid rain”. Disini juga
ada noda mineral kecil, termasuk kotoran yang umum tercampur dengan batu bara,
partikel kecil ini tidak terbakar dan membuat debu yang tertinggal di coal
combustor, beberapa partikel kecil ini juga tertangkap di putaran combustion gases
bersama dengan uap air, dari asap yang keluar dari cerobong beberapa partikel kecil
ini adalah sangat kecil setara dengan rambut manusia.
Batubara ini dibersihan untuk mengurai bahan2 yang mnempel pada batu
bara yang membuat batu bara tersebut menjadi kurang baik dipakai sebagai bahan
bakar. Dengan pembersihan ini, juga bertujuan agar dampak yang ditimbulkan dari
pemakaian batubara sebagai bahan bakar menjadi lebih terkendali. Bahan-bahan
yang hendak dibersihkan dari batubara antara lain:
a. Sulfur
sulfur adalah zat kimia kekuningan yang ada sedikit di batu bara, pada
beberapa batu bara yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania, West Virginia dan
Eastern States lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10 % dari berat batu bara,
beberapa batu bara yang ditemukan di Wyoming, Montana dan negara-
negara bagian sebelah barat lainnya sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih
kecil dari 1%) dari berat batu bara. Penting bahwa sebagian besar sulfur ini
dibuang sbelum mencapai cerobong asap.
Satu cara untuk membersihkan batu bara adalah dengan cara mudah
memecah batu bara ke bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya.
Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di batu bara disebut sebagai
"pyritic sulfur " karena ini dikombinasikan dengan besi menjadi bentuk iron
pyrite, selain itu dikenal sebagai "fool's gold” dapat dipisahkan dari batu
bara. Secara khusus pada proses satu kali, bongkahan batu bara dimasukkan
ke dalam tangki besar yang terisi air , batu bara mengambang ke permukaan
ketika kotoran sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini dinamakan "coal
preparation plants" yang membersihkan batu bara dari pengotor-
pengotornya.
Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan cara ini, bagaimanapun
sulfur pada batu bara adalah secara kimia benar-benar terikat dengan
molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut "organic sulfur," dan pencucian tak
akan menghilangkannya. Beberapa proses telah dicoba untuk mencampur
batu bara dengan bahan kimia yang membebaskan sulfur pergi dari molekul
batu bara, tetapi kebanyakan proses ini sudah terbukti terlalu mahal, ilmuan
masih bekerja untuk mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini.
Kebanyakan pembangkit tenaga listrik modern dan semua fasilitas
yang dibangun setelah 1978 — telah diwajibkan untuk mempunyai alat
khusus yang dipasang untuk membuang sulfur dari gas hasil pembakaran
batu bara sebelum gas ini naik menuju cerobong asap. Alat ini sebenarnya
adalah "flue gas desulfurization units," tetapi banyak orang menyebutnya
"scrubbers" — karena mereka men-scrub (menggosok) sulfur keluar dari
asap yang dikeluarkan oleh tungku pembakar batu bara.
Tanah
Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat
pertambangan batubara ini, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak
mungkin ditutup kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan
kandungan asam yang sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengadung zat kimia
seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn dalam jumlah banyak bersifat racun
bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembang dengan
baik. SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH tanah, akibat
pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati.
Udara
Penambangan batubara menyebabkan polusi udara, hal ini diakibatkan
dari pembakaran batubara. Menghasilkan gas nitrogen oksida yang terlihat
cokelat dan juga sebagai polusi yang membentuk acid rain (hujan asam) dan
ground level ozone, yaitu tipe lain dari polusi yang dapat membuat kotor udara.
Selain itu debu-debu hasil pengangkatan batubara juga sangat berbahaya
bagi kesehatan, yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit infeksi saluran
pernafasan (ISPA), dan dalam jangka panjang jika udara tersebut terus dihirup
akan menyebabkan kanker, dan kemungkinan bayi lahir cacat.
Hutan
Penambangan batubara dapat menghancurkan sumber-sumber
kehidupan rakyat karena lahan pertanian yaitu hutan dan lahan-lahan sudah
dibebaskan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan adanya perluasan tambang
sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini juga bisa
menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah hulu yang semestinya
menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini diperparah oleh
buruknya tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa.
Laut
Pencemaran air laut akibat penambangan batubara terjadi pada saat
aktivitas bongkar muat dan tongkang angkut batubara. Selain itu, pencemaran
juga dapat mengganggu kehidupan hutan mangrove dan biota yang ada di
sekitar laut tersebut.
11. Usaha Mengurangi Dampak Pertambangan
Evaluasi perizinan yang telah diberikan, dan lakukan audit lingkungan semua
usaha pertambangan batubara.