Kanker payudara semakin menjadi kanker dengan penekanan kekebalan terkait
kanker paling umum di kalangan wanita di
India, ini menyumbang sekitar 25% -32%
dari semua kanker wanita di India sesuai
dengan National Cancer Registry. Kemajuan
onkologi telah menyebabkan pengobatan
kanker payudara yang efektif. Ketersediaan
agen kemoterapi yang lebih baik telah
memungkinkan operasi payudara untuk
tumor yang sebelumnya dianggap tidak
dapat dioperasi.
MENGAPA KITA HARUS KHAWATIR
BILA THERAPI KANKER YANG
EFEKTIF SUDAH TERSEDIA UNTUK
KANKER PAYUDARA?
Sebagai onco- ahli anaesthesi, kita
perlu mengikuti teknik yang paling aman
dan optimal kekambuhan kanker. Terlepas
dari semua kemajuan dalam onkologi bedah,
medis dan radiasi, risiko kekambuhan dan
metastase berlanjut untuk kanker payudara.
Periode perioperatif ditandai oleh
adanya sel tumor yang beredar dan penyakit
residual minimal, yang dapat menyebabkan
kekambuhan tumor. Banyak faktor dalam
periode perioperatif telah dikaitkan dengan
peningkatan risiko kekambuhan. Faktor-
faktor ini meliputi teknik anestesi,
penggunaan opioid, kontrol nyeri yang tidak
adekuat, hipoksia, hiperglikemia, hipotensi,
transfusi darah allogeneic dan hipotermia
intraoperatif yang tidak disengaja.
Intervensi bedah itu sendiri
bertanggung jawab untuk pelepasan sistemik
sel tumor dan sehingga meningkatkan risiko
metastasis.
Nyeri dapat mempengaruhi
homeostasis tubuh dan perkembangan
nyeri. Hal ini terjadi karena respon
neuroendokrin seperti memicu sistem saraf
simpatik dan aksis hipotalamus-hipofisis-
adrenal dan peningkatan konsentrasi
imunosupresif β-endorphin dalam sistem
kekebalan tubuh perifer. Sebuah tinjauan
sistematis dan meta-analisis studi
eksperimental menunjukkan bahwa
pemberian analgesia yang efektif
mengurangi baik jumlah dan kejadian
metastasis dalam model kanker
eksperimental.
PERAN BAGIAN ANESTESI
PADA HASIL OPERASI PAYUDARA
Kanker payudara membutuhkan
berbagai intervensi bedah seperti
lumpectomy atau astectomy bersama dengan
kelenjar getah bening aksila clearance.
Anestesi umum adalah teknik anestesi
konvensional yang paling sering digunakan.
Berbagai kultur anestesi regional
Intervensi juga telah digunakan untuk
operasi payudara, ini termasuk infiltrasi luka
lokal, anestesi epidural toraks, blok
paravertebral toraks, anestesi spinal toraks,
dan yang lebih baru, blok pesawat
interfacing yang dipandu ultrasound seperti
blok saraf pectoral (PECS) blok tipe 1 dan 2
anestesi regional memberikan
anestesi yang efektif dan analgesia dalam
pengaturan perioperatif. Meskipun efek
analgesik yang menguntungkan dari blok
daerah sudah diketahui, data muncul untuk
efek anestesi regional dan analgesia lainnya
yang berpotensi menguntungkan pada hasil
perioperatif lainnya. Ini termasuk penurunan
kebutuhan opioid untuk mengendalikan
nyeri pascaoperasi, penurunan mual muntah
pascaoperasi (PONV), komplikasi paru
pasca operasi lebih sedikit dan penurunan
durasi perawatan pasca anestesi.
Yang lebih menarik adalah potensi manfaat
anestesi regional dan analgesia pada hasil
onkologis jangka panjang.
anestesi regional dapat mengurangi
perkembangan kanker dengan pelemahan
dari respon stres bedah, analgesia yang lebih
baik, dan mengurangi penggunaan opioid,
dan oleh aksi pelindung langsung dari
anestesi local p ada migrasi sel kanker.
Melalui data yang kuat tidak tersedia untuk
membuat pernyataan atau rekomendasi
konklusif untuk efek menguntungkan ini dan
menjadikannya bagian integral dari protokol
anestesi, anestesi regional dan analgesia
harus dipertimbangkan untuk prosedur
bedah onco payudara.
Interaksi kompleks antara
peradangan, imunosupresi, hipotermia, dan
angiogenesis, seiring dengan meningkatnya
keadaan adrenergik dapat memfasilitasi
pertumbuhan penyakit residual minimal dan
mempromosikan penyemaian sel tumor yang
beredar. Oleh karena itu, peneliti yang
berbeda telah menyarankan bahwa setiap
intervensi yang dapat memodulasi semua
faktor ini akan memiliki dampak besar pada
perkembangan kanker
dan metastasis.
anestesi regional dianggap
pelindung untuk kekambuhan kanker dengan
efek antiproliferatif yang langsung dan tidak
langsung.
Yang pertama terkait dengan
penekanan respons stres neuroendokrin,
mempertahankan aktivitas sel NK,
meningkatkan sitokin protektif, sel T dan sel
T yang kurang regulasi dan mengurangi
tingkat protein C-reaktif. Perubahan respons
imun pada periode perioperatif telah
berkorelasi dengan metastase tumor.
Pencegahan kekambuhan kanker dimediasi
oleh NKcells, D4 + Th1, CD8 + CTL dan
sitokin termasuk interleukin-12 (IL-12),
interferon-α / β, interferon-γ dan tumor
necrosis factor-α (TNF-α).
Mediator pro-inflamasi seperti IL-6,
TNF-α, IL-1β dan prostaglandinE2
meningkatkan pertumbuhan tumor. Blok
regional mempertahankan fungsi kekebalan
tubuh dengan menipiskan respons stres
bedah dan mengurangi kebutuhan akan
opioid.
Di antara penelitian yang diteliti
paling awal adalah tentang analisis
retrospektif pada pasien kanker payudara
yang menemukan bahwa pasien yang
menjalani anestesi paravertebral dan
analgesia dikombinasikan dengan anestesi
umum memiliki kejadian kambuhan kanker
payudara yang lebih rendah dari pada pasien
yang menerima anestesi umum saja untuk
mastektomi dan operasi aksila. Peneliti
menyatakan hal itu bisa terjadi karena efek
menguntungkan dari blok regional
bersamaan dengan efek hemat opioid.
Opioid dan anestesi volatil telah
dikaitkan dengan penekanan kekebalan dan
dengan demikian risiko kekambuhan tumor.
Anestesi regional dapat bermanfaat karena
efek penguraian opioid dan volatilnya.
Opioid meningkatkan pertumbuhan tumor
dan metastasis dengan modulasi respons
seluler dan humoral yang mengarah ke
penekanan kekebalan, tindakan langsung
pada sel tumor dan sel kekebalan atau
endotel dan aktivasi respons stres yang
dimediasi neuroendokrin yang mengarah
pada perkembangan metastasis dan
angiogenesis. Namun, ada data yang saling
bertentangan berkaitan dengan bukti
implikasi opioid dengan peningkatan risiko
dan jumlah metastase. Anestesi volatil telah
dilaporkan menginduksi efek karsinogenik
melalui dampak pada faktor yang dapat
diinduksi hipoksia dan faktor pertumbuhan
mirip insulin, keduanya diperkuat oleh
penggunaan anestesi volatil. Sevoflurane
menginduksi motilitas dan invasi sel dengan
pengurangan matriks metaloproteinase
(MMP) -2 dan MMP-9126, dan xenon
menghambat migrasi pada adenokarsinoma
payudara. Namun, data yang bertentangan
ada tentang anestesi volatil juga.
Efek sistemik dari agen anestesi
lokal yang digunakan untuk blok regional
telah didokumentasikan untuk menjadi
pelindung kanker dengan penghambatan
enzim Sfaktivasi TNF-α dan molekul adhesi
interselular-1 fosforilasi, penghambatan
pertumbuhan epidermal
faktor reseptor (EGFR), antiproliferasi sel
induk mesenchymal dan blokade subunit α
dari saluran natrium dengan tekanan voltase.
Baik lidocaine
dan bupivakain dalam konsentrasi klinis
yang relevan telah terbukti dapat
menyebabkan apoptosis pada sel kanker
payudara manusia, dan oleh karena itu
mungkin infiltrasi ideal.
anestesi dalam operasi kanker payudara.
Anestesi lokal per se memberikan analgesia
oleh efek sistemik mereka juga dan dengan
demikian memiliki efek opioid-sparing.
Manfaat keseluruhan ini bisa melindungi
kambuhnya kanker.
HASIL MANFAAT LAINNYA
Efek menguntungkan lainnya dari
analgesia regional tampaknya mengurangi
terjadinya PONV. Hal ini terkait dengan
efek analgesia dan opioid / anestetik inhalasi
yang lebih baik oleh blok regional. Salah
satu faktor terjadinya sindrom nyeri kanker
payudara persisten dan payudara phantom
adalah pengelolaan nyeri perioperatif yang
kurang optimal.
Dengan memberikan analgesia yang
memadai dengan anestesi regional selama
operasi payudara, sindrom nyeri payudara
kronis ini tampaknya membaik. Analisis
meta-analisis dan Cochrane untuk rasa sakit
terus-menerus setelah operasi payudara
mengungkapkan bahwa pra-operasi blok
regional efektif untuk mengurangi rasa sakit
kronis setelah operasi kanker payudara.
Mengingat semua manfaat ini, teknik
operasi payudara di daerah akan membuat
operasi payudara memungkinkan pengaturan
ambulatori.
PERTANYAAN UNTUK BUKTI
KESIMPULAN
Bukti terkini tentang manfaat
anestesi regional dan analgesia pada
onkologi jangka panjang tidak meyakinkan.
Tidak ada data dari uji coba secara acak.
Sebagian besar data saat ini berasal dari
studi retrospektif atau analisis sekunder
percobaan acak yang tidak direncanakan.
Tidak ada studi komparatif untuk
kemanjuran teknik anestesi dan obat dengan
hasil standar. Ada heterogenitas yang
berkaitan dengan jenis kanker dan stadium.
Sebagai onco-anaesthesiologists, kita perlu
melakukan percobaan prospektif secara akan memberikan panduan definitif di masa
prospektif untuk mempelajari dampak teknik depan.
regional mengenai kekambuhan dan
metastase tumor pada operasi kanker
payudara. Karena banyak blok baru baru-
baru ini diperkenalkan, datanya langka dan
rekomendasi untuk hal yang sama mungkin
tidak layak dilakukan.
Untuk menyimpulkan, pelestarian
homeostasis perioperatif menggunakan
anestesi seimbang termasuk blok regional
mungkin bersifat protektif untuk
kekambuhan kanker bersamaan dengan efek
menguntungkan lainnya. Saat ini, akan sulit
untuk merekomendasikan teknik anestesi
atau analgesik spesifik untuk mencegah
kekambuhan kanker. Namun, berdasarkan
literatur yang ada, manajemen perioperatif
pasien kanker payudara onco-bedah harus
menerima manajemen menyeluruh dan
terarah untuk homeostasis fisiologis. Hal ini
dapat dicapai dengan memasukkan teknik
anestesi regional sebagai bagian dari
anestesi seimbang untuk operasi payudara.
Masuk akal untuk meminimalkan
penggunaan anestesi volatil dan opioid
menggunakan anestesi regional.
Studi kualitas tinggi yang dirancang dengan
lebih baik diperlukan untuk menilai dampak
anestesi regional dan analgesia pada operasi
kanker payudara tidak hanya dengan nyeri
pasca operasi sebagai hasil utama tetapi juga
pada hasil penting lainnya seperti nyeri
kronis, nyeri payudara phantom, mual dan
muntah. Ini mungkin akan membantu dalam
merumuskan rencana perawatan perioperatif
untuk pasien yang menjalani operasi kanker
payudara. Percobaan terkontrol acak yang
sedang berjalan untuk menentukan dampak
anestesi regional terhadap hasil onkologis