Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA


RT 03 RW 01 DESA BATUR KECAMATAN GETASAN
KABUPATEN SEMARANG

Disusun oleh :

AYU ABSYARI (102016002)


DEWI SARTIKA N (102015004)
EKA SANJAYA (102016004)
NIKEN AYU P (102015011)
TRISNA WATI (102016012)
ULFAH BADIATUN N (102015014)
YUSTIN ARIANA (102015016)
ZULIATUL HIDAYAH (102016013)

AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI NUSANTARA


SALATIGA

2016/2017
Kata Pengantar

Puji syukur kepada ALLAH SWT atas segala kasih dan anugrah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa”

Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan salah satu tugas PKMD Akademi
Kebidanan Bhakti Nusantara Salatiga. Penyusunan makalah ini dalam prosesnya penulis
banyak mendapatkan bantuan, dukungan dan semangat dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Ucapan terimakasih penulis disampaikan dengan penuh
kerendahan hati dan ketulusan kepada :

1. Drs. Suharno, M.Si, selaku ketua Yayasan Akademi Kebidanan Bhakti Nusantara Salatiga.
2. Surani, S.SiT,M.Kes selaku Direktur Akademi kebidanan Bhakti Nusantara Salatiga.
3. Dr. Dora Elisabeth selaku Kepala Puskesmas Getasan Semarang.
4. Selaku Kepala Kelurahan Batur Getasan Semarang.
5. Surani, S.SiT,M.Kes selaku Ketua PKMD.
6. Stefani pradita P, SST selaku dosen pembimbing kelompok Asuhan Kebidanan Komunitas
PKMD
7. Ucik, Amd.Keb selaku Bidan wilayah Kelurahan Batur Getasan Semarang
8. Masyarakat rt 03 rw 01 dusun Gondang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk
kami melakukan penyuluhan
9. Rekan rekan dan semua pihak yang telah membantu penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan, untuk itu penulis mohon kritik, saran ataupun masukan yang bersifat membangun
.Semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Salatiga, 2 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 4
B. Tujuan 4-5
C. Manfaat 5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Disiplin dalam SPK 5-6
B. Standart Out Come 7
1. Kepuasan pelanggan 7-8
2. Ketepatan 8-9
3. Efisiensi dan efektifitas 10
C. Meningkatkan kinerja bidan 10-12
BAB III PENUTUP
III. KESIMPULAN 13
IV. SARAN 13
DAFTAR PUSAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

II. Tujuan
A. Tujuan Umum
B. Tujuan khusus
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
2. Bagi Pembaca
3. Bagi Akademik
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Batasan Kelompok atau Masyarakat

Komunitas berasal dari bahasa latin yatu communitas yang berarti kesamaan, juga

communis yang berarti sama, publik ataupun banyak. Istilah community dapat

diterjemahkan sebagai masyarakat setempat, istilah lain yang menunjuk pada warga

sebuah desa, kota suku atau bangsa (Meilani.dkk, 2009).

Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seseorang tinggal

beserta aspek – aspek sosialnya. Hubungan – hubungan individual dalam sebuah

komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu sistem kepercayaan

atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit.

Notoatmojo (2003) menjelaskan komunitas, masyarakat, beserta ciri – cirinya

berdasarkan beberapa tokoh dari berbagai belahan dunia, yaitu:

1. Linton (1936)

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan

bekerjasama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir tentang dirinya

sebagai satu kesatuan sosial dengan batas – batas tertentu.

2. M. J. Herkovits

Masyarakat adalah kelompok individu yang dikoordinasikan dan mengikuti satu

cara hidup tertentu.

3. J. L Gillin dan J. P Gillin

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terbesar yang mempunyai

kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.

4. Mac Laver (1957)


Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami teritorial tertentu dan

adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama.

B. Tipe-Tipe Kelompok atau Masyarakat

1. Masyarakat pedesaan

a. Pengertian desa

Desa adalah kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat

pemerintahan sendiri. Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan

perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu peasaan setiap warga negara

atau anggota masyarakat yang sangat kuat dan mempunyai hakikat di dalam

dirinya.

b. Ciri-ciri masyarakat pedesaan

1) Didalam lingkungan pedesaan antara warganya mempunyai hubungan yang

lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat kota atau

urban komunity bahkan diluar batas dari wilayahnya.

2) Sistem kehidupan di pedesaan cenderung berkelompok dengan

memperhatikan asas kekeluargaan.

3) Sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani.

2. Masyarakat perkotaan

a. Pengertian masyarakat perkotaan

Masyarakat perkotaan atau lebih enak dipanggil urban komunity lebih

dikaitkan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang sangat

berbanding terbalik dengan masyarakat pedesaan.

Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan

mengandung 5 unsur yang meliputi:


1) Wisma : unsur wisma merupakan bagian dari ruang kota yang dipergunakan

untuk tempat berlindung terhadap alam dan sekelilingnya,serta untuk

melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.

2) Karya : terdapat syarat yang utama bagi eksistensi dari suatu kota, karena

unsur karya merupakan jaminan bagi kehiduan bermasyarakat.

3) Marga : unsur marga merupakan ruang dari perkotaan yang berfungsi

sebagai penyelenggara hubungan antara suatu tempat dengan tempat yang

lainnya didalam kota.

4) Suka : pengertian ini merupakan bagian dari ruang kota untuk memenuhi

kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan dan sebagainya.

5) Penyempurna : unsur penyempurna ini merupakan bagian terpenting dari

suatu kota.

b. Perbedaan masyarakat kota dengan pedesaan.

Kota dan desa merupakan tempat suatu kesatuan penduduk. Kota dan desa

memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Yang membuat kota berbeda

dengan desa adalah karena perbedaan pola fikir dan sudut pandang yang dianut

penduduknya itu sendiri. Ada beberapa perbedaan antar kota dan desa

diantaranya :

1) Nilai sosial pada penduduk.

Nilai sosial antar penduduk kota dan desa merupakan salah satu hal

yang paling terlihat perbedaanya. Bisa kita lihat jika didesa para penduduk

berlomba-lomba untuk bergotong royong dalam membantu tetangga sekitar

dan juga biasanya penduduk desa menghabiskan waktu senggang mereka

untuk melakukan kegiatan bersam tetangganya, sedangkan dikota mereka

berlomba-lomba memasang pagar yang tinggi agar terlihat hebat.


2) Tingkat pendapatan

Jelas saja terlihat jika penduduk kota dan desa memiliki perbedaan

dalam hal tingkat pendapatan, biasanya penduduk desa mendapatkan

penghasilan dari bertani ataupun beternak sedangkan dikota biasanya

penduduk menjadi karyawan ataupun berdagang. Hasil dari bertani

biasanya digunakan penduduk desa untuk konsumsi sehari-hari dan

sebagiannya lagi untuk dijual. Berbada halnya dengan dikota yang

kebutuhan sehari-harinya biasanya didapat diwarung ataupun pasar

swalayan.

3) Kemajuan teknologi.

Kota biasanya lebih cepat dalam hal kemajuan teknologi. Jika dulu

hanya orang-orang kota saja yang biasanya menggunakan telepon genggam

sekarang seluruh lapisan masyarakat dapat menggunakan telepon genggam.

Penduduk dikota lebih maju dalam bidang teknologi karena penduduk kota

lebih berfikiran terbuka dalam bidang teknologi. Biasanya penduduk desa

akna berfikir dua kali untuk menggunakan barang teknologi karena jika

barang tersebut tidak memiliki manfaat biasanya penduduk desa lebih

memilih tidak menggunakan teknologi tersebut.

4) Nilai budaya

Nilai budaya pnduduk desa lebih kental dibandingkan nilai budaya

pada penduduk kota. Hal ini dikarenakan penduduk desa yang belum

tergeser budayanya dengan budaya asing, berbeda dengan nilai budaya

penduduk kota yang sudh bercampur dengan budaya asing karena budaya

asing dengan mudahnya dapat masuk kedalam kehidupan penduduk kota

yang memiliki pemikiran terbuka dan modern. Jika desa masih ada tradisi
untuk berkumpul bersama sanak saudara lainnya ketika panen dan

mengadakan kegiatan dalam bentuk seni berbeda dengan penduduk kota

yang lebih memilih untuk berkumpul diwarung kopi dan menghabiskan

waktu disana.

5) Jumlah penduduk

Angka urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa kekota) biasanya

setiap tahun meningkat. Hal ini dikarenakan setiap ahun biasanya orang

yang mudik pasti membawa saudaranya yang lain ikut kerja dikota untuk

meribah nasib dengan harapan dapat membiayai saudara-saudara didesa.

Hal ini pula lah yang menyebabkan perbedaan jumlah penduduk yang

sangat signifikan. Kota-kota besar penuh dengan orang-orang desa yang

melakukan urbanisasi dengan harapan dapat merubah hidup. Sedangkan

didesa yang tinggal hanya petani-petani yang memiliki ladang untuk diolah.

Jadi jika kehidupan dikota yang memiliki banyak penduduk ramai berbeda

dengan didesa yang ramai jika sanak saudara yang lain pulang mudik.

C. Indikator Masyarakat Sehat

Menurut WHO beberapa indikator dan masyarakat sehat adalah sebagai berikut :

1. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat meliputi:

a. Indikator komprehensif

1) Angka kematian kasar menurun

2) Rasio angka mortalitas proporsional rendah

3) Umur harapan hidup meningkat

b. Indikator spesifik

1) Angka kematian ibu dan bayi menurun


2) Angka kematian karna penyakit menular menurun

3) Angka kelahiran menurun

2. Indikator pelayanan kesehatan

a. Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang

b. Distribusi kesehatan merata

c. Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur dirumah sakit, fasilitas kesehatan

dan lain-lain.

d. Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan diantaranya rumah sakit,

puskesmas, rumah bersalin dan lain-lain.

D. Ciri-Ciri Masyarakat Sehat

Ciri-ciri masyarakat sehat adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pemecahan,

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak

3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang

dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu

lingkungan hidup

4. Peningkatan status gizi masyarakat yang berkaitan dengan peningkatan status sosial

ekonomi masyarakat

5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit

E. Pengertian Kebidanan Komunitas

1. Pengertian
Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan dalam melayani keluarga

dan masyarakat dalam wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bidan yang

melayani keluarga dan masyarakat diluar rumah sakit. Didalam konsep tersebut

terdapat beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut adalah bidan sebagai pelaksana

pelayanan, pelayanan kebidanan, dan komunitas sebagai sarana pelayanan, ilmu, dan

teknologi kebidanan, serta faktor yang mempengaruhi seperti lingkungan.

Pendekatan baru mengenal kualitas pelayanan menuntut pergeseran titik tekan

pelayanan kesehatan terutama kebidanan dari yang berorientasi penjagaan mutu

pelayanan. Praktik bidan adalah suatu perwujudan dari kewenangan bidan dalam

melakukan tugasnya melayani pasien. Praktik bidan adalah salah satu kegiatan

kebidanan komunitas.

Bidan yang bekerja didesa mempunyai wilayah kerja atau wilayah pelayanan.

Komunitas mendorong bidan bekerja aktif, yaitu memberi pelayanan terhadap ibu

dan anak balita baik didalam atau diluar wilayah kerjanya. Untuk itu bidan harus

mengetahui perkembangan kesehatan masyarakat.

Pemantauan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya harus dilakukan oleh

bidan komunitas. Konsep kebidanan komunitas terdiri dari beberapa komponen,

unsur unsur yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan

kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta teknologi.

Pelayanan kebidanan komunitas adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung

jawab praktik profesi bidan dalam sistim pelayanan kesehatan yang bertujuan

meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan

keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas juga dapat berarti

interaksi bidan dengan pasien dalam suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan

oleh bidan untuk menyelamatkan klien atau pasien dari gangguan kesehatan.
Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup upaya hasil pelayanan kebidanan,

tetapi juga hasil kerja sama dengan mitra atau tim kesehatan lainya, masyarakat

berdaya atau mandiri dalam mengelola kesehatanya. Pelayanan kebidanan

komunitas dilaksanakan oleh bidan secara mandiri, berkolaborasi, dan atau merujuk

sesuai kewenanganya. Pelayanan kebidanan komunitas:

a. Dilakukan diluar rumahsakit dan juga merupakan bagian atau kelanjutan

pelayanan yang diberikan dirumah sakit.

b. Pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak balita dipuskesmas, kunjungan rumah

sakit dan melayani kesehatan ibu, bayi, dan anak balita dirumah atau

dilingkugan keluarga merupakan kegiatan komunitas.

c. Pelayanan kebidanan ada dikomunitas.

2. Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas

Tujuan umum pelayanan umum komunitas adalah seorang bidan komunitas

mampu meningkatkan kesejahteraan masyrakat, khususnyan kesehatan perempuan

atau ibu, bayi dan balita diwilayah kerjanya. Sedangkan tujuan khusus antara lain

a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan

tanggung jawab bidan

b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan

nifas, dan perinatal serta bayi dan balita secara terpadu.

c. Menurunkan kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan, persalinan,

nifas, dan perinatal.

d. Mendukung pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu,

bayi dan balita.

e. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat

setempat atau unsur terpadu lainnya.


3. Prinsip Pelayanan Kebidanan Komunitas :

a. Kebidanan komunitas sifatnya multidisiplin meliputi ilmu kesehatan

masyarakat, kedokteran, sosial, psikologi, ilmu kebidanan dan lain-lainya yang

mendukung peran bidan di komunitas.

b. Dalam pelayanan kebidana di komunitas bidan tetap berpedoman pada etika

profesi kebidanan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan

klien.

c. Dalam kebidanan komunitas, bidan senantiasa memperhatikan dan memberi

penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat, sepenjang tidak

merugikan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan.

Pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan kebidanan komunitas tetap

menggunakan prinsip menejemenn kebidanan dengan langkah-langkah pemecahan

masalah:

a. Identifikasi masalah (mengumpulkan data objektif dan subjektif)

b. Analisis dan perumusan masalah

c. Penetapan rencanan pemesahan masalah (menyusun prioritas masalah )

d. Pelaksanaan rencana pemecahan masalah

e. Dokumentasi dan Evaluasi

4. Sasaran Kebidanan Komunitas

Sasaran kebidanan komunitas adalah individu, keluarga,dan kelompok

masyarakat. Sasaran utamantaya adalah ibu dan anak dalam keluarga. Kesehatan ibu

meliputi sepanjang silkus kehidupanya mulai pra kehamilan, hamil, persalinan,

pasca persalinan dan masa di luar kehamilan dan persalianan. Sedangkan kesehatan
anak meliputi perkembangan dan pertumbuhan anak mulai dari masa kandungan,

masa bayi, masa balita, masa pra sekolah dan sekolah.

5. Faktor yang mempengaruhi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebidanan komunitas antara lain lingkungan

dan ilmu pengetahua,serta teknologi. Faktor tersebut tidak dapat dipungkiri, secara

bermakna akan mempengaruhi pelayanan kebidanan komunitas.

a. Faktor lingkungan meliputi:

1) Lingkungan fisik: keadaan geografis (misal daerah pegunungan cenderung

kekurangan yodium)

2) Lingkungan sosial : kebisaan adat istiadat, budaya, kepercayaan, dan agama

dimasyarakat, tingkat sosial ekonomi termasuk pendidikan.

3) Lingkungan flora dan fauna : pemanfaatan tumbuhan dan hewan untuk

menunjang kehidupan.

b. Iimu pengetahuan dan teknologi : globalisasi, pasar bebas, pendidikan tinggi

(continuning education), traning (pelatihan),dan media.

6. Asuhan Kebidanan Komunitas

a. Asuhan kebidanan komunitas meliputi

1) Pencegahan

2) Skirining atau deteksi dini untuk merujuk

3) Asuahan kegawat darutan ibu dan neonatal

4) Pertolongan pertama pada penyakit akut untuk kemudian di rujuk.

5) Pengobatan ringan

6) Asuhan pada kondisi kronis

7) Pendidikan kesehatan

8) Menentukan kebutuhan kesehatan


9) Mempertahankan dan meningkatkan kesehtan masyarakat

b. Prinsip pelayanan kebidanan komunitas

1) Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang berdasarkan pada perhatian

terhadap kehamilan, bersalin, nifas serta kesehatan bayi dan balita

2) Inforned choice

3) Pendekatan dengan teknologi

4) Asuhan yang berkelanjutan

c. Misi pelayanan kebidan komunitas

1) Meningkatkan status perorangan, keluarga, komunitas dan masyrakat

2) Menanggulangi berbagai masalah kesehatan masyarakat prioritas

3) Menyelengggarakan berbagai program kesehatan masyarakat yang inofatif,

efektif dan efisien

4) Meningkat peran serta dan kemandiri masyarakat dalam pemeliharan

kesehatan

5) Menggalang berbagai potensi untuk penyelenggaran program kesehatan

masyarakat.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

I. Pengkajian

A. Subyektif

Pada hari Senin – Selasa tanggal 30 – 31 Oktober 2017 melakukan pendataan di RT

3 RW I Dusun Gondang, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

dengan hasil sebagai berikut :

1. Berdasarkan survei pendataan, dari 1 bayi ditemukan 1 bayi dengan tidak di

berikan ASI eksklusif di RT 3 RW I Dusun Gondang, Desa Batur, yaitu bayi

dengan umur 1 bulan.

2. Berdasarkan survei pendataan, dari PUS yang menggunakan KB 15 PUS. KB

suntik 2 akseptor,MOW 5 akseptor, implant 8 akseptor, kondom tidak ada, ,

kalender tidak ada, pil tidak ada, IUD tidak ada, MOP tidak ada.

B. Obyektif

Hari Selasa – Rabu tanggal 25 – 26 Mei 2015 melakukan pendataan di RT 3 RW I

Desa Kebon Gulo, Kecamatan Musuk, Kecamatan Boyolali dengan hasil sebagai

berikut :

1. Jumlah penduduk : 192 jiwa

2. Jumlah kepala keluarga : 56 KK

3. Jumlah rumah : 55 rumah

4. PUS sejumlah : 36 PUS

5. PUS yang ber-KB : 32 PUS

6. PUS yang tidak ber- KB : 4 PUS

7. Akseptor KB

a. Akseptor KB suntik : 15 Akseptor


b. Akseptor KB pil : 1 Akseptor

c. Akseptor KB IUD : 15 Akseptor

d. Akseptor KB MOP : 1 Akseptor

e. Akseptor KB MOW : -

f. Akseptor KB kondom : -

g. Akseptor KB Implant : -

h. Akseptor KB Kalender : -

8. Balita : 12 balita

9. Lansia : 39 lansia

10. Bayi : 1 bayi

11. Nifas : -

12. Ibu hamil sejumlah 1 orang semuanya melakukan kunjungan antenatal ke

tenaga kesehatan

13. Ibu hamil trimester I :1

Ibu hamil trimester II :-

Ibu hamil trimester III :-

14. Kriteria rumah

a. Bentuk rumah

1) Permanen : 55 rumah

2) Semipermanen : - rumah

b. Bentuk lantai

1) Tanah : 1 rumah

2) Ubin : 24 rumah

3) Semen : 30 rumah

4) Kayu :-
c. Lokasi kandang ternak

1) Terpisah : 40 kandang

2) Didalam rumah : -

3) Tidak punya ternak : 15

II. Data Kebidanan Komunitas Tingkat Kelurahan

A. Identitas Desa

1. Desa : Batur

2. Dusun : Gondang

3. Kecamatan : Getasan

4. Kabupaten : Semarang

5. Propinsi : Jawa Tengah

B. Kondisi Geografis

1. Keadaan Tanah : tidak rata

2. Keadaan Lahan : Tegalan

3. Klasifikasi Desa : Swasembada

4. Status Kependudukan : Rural

5. Batas Wilayah

a. Utara : Musuk

b. Selatan : Desa Sukorejo

c. Timur : Desa Sukorame dan Madu

d. Barat : Ringin Larik

C. Kondisi Demografis

Jumlah Penduduk : 192 jiwa

Jumlah KK : 55 KK
Tabel 1 : Umur

No Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah %

1. 0-12 bulan 1 - 1 0,9

2. 1-5 tahun 4 6 10 7,87

3. 6-15 tahun 9 11 20 15,74

4. 16-25 tahun 9 9 18 14,17

5. 26-45 tahun 21 21 42 33,07

6. 46-59 tahun 14 13 27 21,25

7. 60 tahun ke atas 4 5 9 7,0

Jumlah 61 65 127 100%

Tabel 2 : Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah %

Tidak pernah sekolah 11 8,6

Belum sekolah 12 9,4

Tidak/belum tamat sekolah dasar 12 9,4

Tamat sekolah dasar/sederajat 59 46,4

Tamat sekolah menengah pertama/sederajat 29 23,0

Tamat sekolah menengah atas/sederajat 4 3,1

Perguruan tinggi/sederajat - -

Jumlah 127 100%


tabel 3 : Mata Pencaharian

No Mata pencaharian Jumlah %

1. Petani 62 72.0

2. Pekerja buruh/pabrik 8 9.3

3. Pedagang 2 2.3

4. PNS/ABRI/POLRI - -

5. Karyawan swasta 8 9.3

6. Wiraswasta 6 7

Jumlah 86 100%

Tabel 4 : Jenis Penyakit

No. Jenis Penyakit Jumlah %

1. Gastritis 2 11,76

2. Gatal-gatal (alergi) 1 5,88

3. Hipertensi 2 11,76

4. Sakit gigi - -

5. ISPA 9 52,94

6. Asma - -

7. Stroke 1 5,88

8. TBC - -

9. Thypus - -
10 Atritis/Rematik 2 11,76

11 Down Sindroom - -

12 PMS - -

13 Tuna rungu - -

14 Hypertiroid - -

15 DM - -

Jumlah 17 99,98%

Tabel 5 : Kematian

No. Kematian Jumlah

1. Umum 2

2. Bayi -

3. Balita -

4. Ibu -

Jumlah 2
Tabel 6 : Cakupan Ibu Hamil

No. Variabel Jumlah Keterangan

1. Ibu hamil normal - -

2. Ibu hamil dengan - -

resiko

Jumlah -

Tabel 7 : Cakupan Persalinan

No Variabel Jumlah

1 Bayi Lahir Hidup -

2 Bayi BBLR -

3 Persalinan Nakes -

4 Persalinan Dukun Bayi Terlatih -

Tabel 8 : Cakupan Imunisasi

No Imunisasi Jumlah %

1 Imunisasi Lengkap 9 100%

2 Imunisasi Belum lengkap - -


Jumlah 9 100 %

Tabel 9 : Cakupan KB

No Jenis Jumlah

1 Suntik 2

2 Pil -

3 IUD -

4 MOP -

5 MOW 5

6 Kondom -

8 Implant 9

10 Kalender -

Jumlah 16

Tabel 10 : Cakupan Gizi Balita

No Variabel Jumlah

1 Balita 8

2 Balita di timbang 8
3 Gizi baik 4

4 Gizi cukup 4

5 Gizi kurang 0

6 BGM 0

Tabel 11 : Cakupan Pemberian ASI Ekslusif

No. Variabel Jumlah

1 Iya 0

2 Tidak 1

Jumlah 1

Tabel 12 : Distribusi KK Menurut Jenis Pembuangan

NO Variabel Jumlah %

1 Septik tank 34 94,4 %

2 Cubluk - -

3 Cemplong 2 55,5 %

4 Sungai atau selokan - -

Jumlah 36 100%
Tabel 13 : Distribusi Rumah Berdasarkan Sumber Air

No. Variabel Jumlah KK %

1 Sumur/Pompa 2 5,5 %

2 Mata Air 30 83,3%

3 Sungai 4 11,1%

4 Lain-Lain - -

Jumlah 36 100%

Tabel 14 : Distribusi Rumah Berdasarkan Jenis Pembuangan Limbah

No. Variabel Jumlah Rumah %

1 Selokan/Got 34 94,4 %

2 Empang 2 5,5%

3 Sembarangan - -

4 Lain-Lain - -

Jumlah 36 100%
Tabel 15 : Distribusi Rumah Berdasarkan Jenis Ventilasi

No Variabel Jumlah Rumah %

1 Baik 6 16,6 %

2 Cukup 24 66,7 %

3 Kurang 6 16,6%

Jumlah 36 100%

III. Analisa Data

Data Fokus

1. Kesehatan Ibu Dan Anak

a. Kehamilan

Tidak Terdapat ibu hamil di RT 03 RW 01 Dusun Gondang Desa Batur.

b. Persalinan

Tidak Terdapat ibu bersalin di RT 03 RW 01 Dusun Gondang Desa Batur

selama pendataan.

c. Nifas

Di RT 03 RW 01 Dusun Gondang tidak terdapat ibu nifas pada saat pendataan.

d. Bayi dan balita

1) Terdapat 1 bayi di RT 03 RW 01 Desa Kebon Gulo dengan 1 bayi belum

mendapat imunisasi lengkap.

2) Terdapat 12 balita rutin mengikuti kegiatan posyandu

3) Terdapat 12 balita dengan gizi baik.

e. Lansia
Di RT 03 RW 01 Desa Kebon Gulo terdapat 14 lansia, 10 rutin memeriksan

kesehatannya dan 4 tidak memeriksakan kesehatannya secara rutin, karena

kurangnya kesadaran lansia akan pentingnya posyandu lansia.

f. Di RT 03 RW 01 Desa Kebon Gulo terdapat

1) Terdapat 36 pasangan usia subur

2) Terdapat 33 akseptor KB

3) Terdapat 14 PUS menggunakan jenis kontrasepsi suntik, 13 PUS

menggunakan IUD, 1 PUS menggunakan PIL, 4 PUS menggunakan Implan,

1 PUS menggunakan MOW dan MOP

4) Terdapat 3 PUS yang tidak menggunakan KB

2. Perilaku Terhadap Kesehatan

a. Kebiasaan buang air besar

Terdapat 98,2 % anggota keluarga kebiasaan buang air besar di septik tank dan

hanya 1,8 % anggota keluarga yang masih membuang air besar dengan

cemplong.

b. Kebiasaan mengambil air minum

Terdapat 100 % anggota keluarga mengambil air minum melalui sumber air

yang memenuhi syarat

3. Kesehatan Lingkungan

a. Terdapat 98,2 % pembuangan air limbah yang memenuhi syarat

b. Terdapat 94,5 % Ventilasi yang memenuhi syarat

c. Terdapat 98,2 % Lantai yang memenuhi syarat

d. Terdapat 67.26 % kandang yang memenuhi syarat


IV. Perumusan Masalah

1. Dari 1 ibu hamil ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi di RT 03 RW 01 Desa

Kebon Gulo. Ibu hamil resiko sedang yaitu dengan umur > 35 tahun.

2. Dari 36 PUS yang menggunakan KB suntik 14 akseptor, pil 1 akseptor, IUD 13

akseptor, MOP 1 akseptor, MOW - akseptor, kondom - akseptor, implant 4

akseptor, kalender - akseptor.

3. Dari 73 laki-laki terdapat 54 perokok aktif.

V. Prioritas Masalah

N Rumusan Kriteria Penilaian Total Pioritas

o Masalah Kegawat Kecende Akibat Luasnya Score

an rungan masalah masalah

Masalah Meningk terhadap (9)

(6) at produktifit

(7) as kerja

(8)

1. Dari 1 ibu 3x6 = 18 3x7=21 3x8=24 3x9=27 100 I

hamil

ditemukan

1 ibu hamil

dengan

resiko.
2 Dari 36 1x6=6 2x7=14 3x8=24 2x9=18 62 II

PUS

terdapat 13

akseptor

KB suntik

lebih dari 2

tahun

3 Dari 73 1x6=6 1x7=7 2x8=16 3x9=27 56 III

penduduk

laki-laki

terdapat

54 perokok

aktif

VI. Perencanaan Tindakan

No Masalah Tujuan Rencana Sasaran Waktu Tempat

Kesehatan Tindakan

1 Dari 1 ibu 1. Memberikan 1. Dengan Ibu hamil Akan Balai

hamil informasi mengadakan di Desa dilaksanakan Desa

ditemukan 1 tentang tanda penyegaran Kebon Pada Kamis Kebon

ibu hamil bahaya kelas ibu Gulo 4 Juni 2015 Gulo

dengan kehamilan hamil Jam:10.00


resiko. 2.Meningkatkan 2.Dengan WIB

kesadaran ibu mengadakan

akan pentingnya penyuluhan

kesehatan ibu tentang

hamil kehamilan

(SAP dan

Leafet di

Lampiran I)

2 Dari 36 PUS 1. Memberikan Memberikan Seluruh Akan Rumah

terdapat 13 informasi penyuluhan PUS di dilaksanakan kadus

akseptor tentang efek tentang KB Desa pada Hari masing

suntik lebih samping IUD melalui Kebon Selasa –

dari 2 tahun penggunaan KB kegiatan dasa Gulo tanggal 02 masing

suntik lebih dari wisma Juni 2015, RW

2 tahun (SAP dan Jam:13.00

2.Menganjurkan Leafet di WIB

PUS untuk Lampiran II, )

menggunakan

KB MKJB

(IUD)

3 Dari 73 Meningkatkan Memberikan Seluruh Akan Rumah

penduduk kesadaran penyuluhan warga dilaksanakan Warga

laki-laki warga tentang tentang PHBS Desa pada Jum’at

terdapat 54 PHBS dan dan bahaya Kebon tanggal 05

perokok aktif bahaya merokok Gulo Juni 2015


merokok melalui Jam:19.00

pertemuan WIB

warga

(SAP dan

Leafet di

Lampiran III)

VII. Evaluasi

No Prioritas Masalah Faktor Pendukung Faktor Penghambat

1. Dalam masyarakat Kurangnya Kurangnya sarana dan

desa RT 03 RW 01 pengetahuan ibu prasarana kesehatan

Kebon Gulo tentang tanda bahaya yang memadai,

Kecamatan Musuk kehamilan, kurangnya kurangnya dukungan

terdapat 1 ibu hamil kesadaran ibu dalam suami/keluarga untuk

yang beresiko tinggi. mengikuti kelas ibu memeriksakan

hamil kehamilan istri

ketenaga kesehatan
2. Dalam masyarakat Kurangnya Takut mencoba alat

RT 03 RW 01 Desa pengetahuan ibu kontrasepsi yang lain,

Kebon Gulo tentang efek samping jarang bertemu dengan

Kecamatan Musuk penggunaan KB suami dan lebih

terdapat 13 akseptor suntik 3 bulan dalam menghemat biaya

KB suntik yang jangka waktu panjang.

menggunakan jenis Dan kurangnya

KB ini dalam jangka pengetahuan tentang

waktu lebih dari 2 macam – macam jenis

tahun. kontrasepsi.

3. Dalam masyarakat Kurangnya Faktor kebiasaan bagi

RT 03 RW 01 Desa pengetahuan tentang para laki-laki

Kebon Gulo kesehatan terhadap

Kecamatan Musuk diri sendiri dan orang

terdapat 54 laki-laki lain

sebagai perokok

aktif.

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai