Anda di halaman 1dari 2

NAMA : DINDA LIA AYU FUAN

NIM : P0712031401
TINGKAT/SEMESTER : IV/VII

1. PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ZAITUN TERHADAP PENCEGAHAN


DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RSUD KOTA
MATARAM.
Alasan:
Stroke adalah hilangnya fungsi otak yang disebabkan suplai darah ke otak
terhenti, maka dari itu stroke menjadi peringkat kedua daari penyebab kematian dengan
laju mortalitas 18%-37%. Stroke juga menyebabkan kematian dan kecacatan neurologis
di Indonesia (Pudiastuti, 2013).
Stroke Non Hemoragik (SNH) ialah terhentinya aliran darah ke otak disebabkan
karena penumpukan kolestrol pada dinding pembuluh darah (artreoklerosis) atau bekuan
yang sudah atau sekitar 83% pasien mengalami jenis stroke ini (soeraika, 2012). Menurut
pudiastuti (2013) bahwa stroke dapat menyebabkan kelumpuhan.
Kelumpuhan pada pasien stroke menyebabkan tirah baling lama. Lebih lanjut
tirah baring lama akan berdampak pad integritas kulit yang mengalami kerusakan
(Yolanda, 2012).
Kerusakan integritas kulit yang biasanya timbul pada pasien dengan tirah baring
'lama, lama kelamaan akan menimbulkan luka dekubitus. Untuk dapat mempertahankan
agar integritas kulit pasien dengan tirah baring lama tetap baik, dapat diberikan tindakan
keperawatan tirah baring dan juga pemberian minyak zaitun (Yolanda, 2012).
Minyak Zaitun yang mengandung asam lemak dapat memberikan kelembapan
kulit serta kehalusan kulit. Minyak ini mengandung asam oleat hingga 80% dapat
melindungi elastisitas kulit dari kerusakan.

2. PENGARUH SENAM REMATIK TERHADAP NYERI SENDI PADA LANSIA DI


WILAYAH KERJA PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
Alasan:
Dengan adanya dan diadakannya senam rematik dapat meminimalisir nyeri sendi
pada lansia.
Menurut WHO lansia dibagi menjadi 3 kategori yaitu usia lanjut 60-70 tahun, usia
tua 75-89 tahun, dan usia sangat lanjut > 90 tahun (Bandiyah, 2009).
Depkes RI membagi lansia menjadi 3 bagian yaitu kelompok menjelang usia lanjut (45-
54 tahun) sebagai masa vibrilitas, kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai masa
senium, dan kelompok usia lanjut (> 65tahun) masa senium (bandiyah, 2009).
Rematik merupakan penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan
penunjang sekitar sendi. Bagian tubuh yang biasanya sering diserang yaitu pada jari,
lutut, pinggul dan tulang punggung. Keadaan ini biasanya karna aktivitas yang berlebihan
atau trauma berulang yang dialami sendi sehingga terjadi aus pada tulang rawan
(kartilago) sendi yang menjadi bantal tulang. Akibatnya akan terasa nyeri jika sendi di
gerakkan.
Prevalensi rematik di Indonesia mencapai 3,21%. Salah satu cara untuk mengendalikan
nyeri sendi pada pasien reumatik adalah dngan melakukan senam rematik.

3. PENGARUH RENTANG WAKTU PENGATURAN POSISI TERHADAP


KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN TIRAH BARING DI RSUD KOTA
MATARAM
Alasan :
Dengan dilakukannya pengaturan posisi terhadap pasien yang tirah baring lama,
diharapkan kejadian dekubitus tidak terjadi.
dekubitus merupakan problem yang serius karena dapat mengakibatkan meningkatkan
biaya, lama perawatan di rumah sakit serta memperlabat program rehabilitasi bagi
penderita.
Insidensi dan prevalensi terjadinya dekubitus di Indonesia tergolong masih cukup
tinggi.
Secara keseluruhan di Indonesia, kejadian luka tekan di rumah sakit mencapai 33%
(Suriadi et ak, 2007 dalam Era, 2009 dalam dame, 2010). Berbagai tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya dekubitus adalah salah satunya dengan
cara pengaturan posisi.
Beberapa literature merekomendasikan penggunaan jadwal tertulis untuk
perubahan posisi dan perubahan posisi dilakukan minimal setiap 2 jam. Literature lain
menyebutkan pengaturan posisi sebaiknya dilakukan setiap 2-3 jam di tempat tidur
sepanjang 24 jam.
Pada pelaksanaannya, pengaturan posisi pada pasien terutama pasien tirah baring lama
masih belum konsisten baik dari teknik pengaturan posisi ataupun dari segi rentang waktu
yang dibutuhkan dalam merubah posisi pasien.

Anda mungkin juga menyukai