Anda di halaman 1dari 3

PENERAPAN KIMIA DALAM BIDANG ENERGI

Ilmu tentang Kimia dalam penerapan di kehidupan manusia sangatlah luas. Definisi
kimia mengkaitkan tentang partikel-partikel terkecil yang bereaksi membentuk molekul,
senyawa, hingga benda yang tersusun atas senyawa dengan berbagai jenis fase. Salah satu
penerapan kimia yang banyak digunakan pada era sekarang adalah energi. Penerapan Kimia
dalam bidang energi menggambarkan kandungan-kandungan dalam setiap energi yang ada di
bumi terdiri dari susunan zat kimia. Bentuk penggunaan energi dari bahan kimia merupakan
hasil riset tentang energi terbarukan (renewable energy) pengganti energi fosil dimana lebih
efektif dan lebih ramah terhadap lingkungan. Pembahasan keseluruhan esai ini menjelaskan
tentang penerapan kimia dalam energi serta menelaah kandungan pada energi terbarukan yang
lebih spesifik di dunia termasuk di Indonesia.

Peranan kimia dalam bidang energi sangat penting untuk mengembangkan energi
alternatif dengan sifat yang aman bagi masyarakat di seluruh dunia (Semelsberger et al, 2006
dalam Feng Wang et al, 2009). Secara umum, Energi yang digunakan di dunia adalah bahan
bakar fosil (fossil fuel) dimana penggunaan yang berkelanjutan menyebabkan melemahnya
pasokan energi ke seluruh belahan dunia. Negara-negara di dunia menggunakan bahan bakar
fosil seperti, minyak bumi, batu bara, dan gas bumi, dan penggunaan energi tersebut meliputi
bahan kendaraan bermotor dan bahan tenaga pembangkit lsitrik.

Bahan bakar fosil menggandung zat bebas yang ada di alam dan berasal dari makhluk
hidup yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu. Struktur kimia minyak bumi terbentuk dari
struktur kompleks gugus hidrokarbon CnHn dimana pembakaran minyak bumi menghasilkan
kalor yang lebih besar daripada batu bara, sehingga minyak bumi umumnya lebih banyak
dipakai oleh manusia. Dilain sisi, peengolahan minyak bumi dibagi menjadi beberapa fraksi,
salah satu fraksi minyak bumi yang digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari yaitu
bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Penggunaan bensin di Indonesia bervariasi
dari karakteristik angka oktan dan warna bensin masing-masing, seperti Premium dengan harga
angka oktan 88 dan Pertalite dengan harga angka oktan 90. Namun, jenis bensin yang ada saat
ini menggunakan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether) sebagai katalis meningkatkan angka
oktan pada bensin dimana salah satu efek sampingnya adalah MTBE sulit untuk tergradasi
dalam tanah dan menyebabkan pencemaran air. Hal ini mendorong adanya pengganti energi
yang lebih efektif dan efisien.
Pada era teknologi bekembang pesat sekarang, pengembangan energi alternatif berasal
dari tumbuhan telah banyak dikembangkan di beberapa negara maju dunia seperti Eropa, Cina,
dan Brazil. Salah satu olahan dari tumbuhan gandum, jagung, atau singkong yang difermentasi
menjadi produk nabati etanol atau disebut bio-etanol (Feng Wang, 2009). Salah satu contohnya,
negara Cina melakukan riset tentang kandungan singkong untuk menjadi bahan dasar
pembuatan bioetanol. Pembuatan bioetanol (rumus kimia etanol C2H6O) memerlukan bahan
dasar berupa glukosa atau gula sederhana terfermentasi yang terdapat pada singkong dan umbi-
umbian dan melewati proses ekstraksi hingga menghasilkan kadar bioetanol yang bervariasi.
Kadar produk bioetanol yang berbeda memengaruhi penggunaan bahan bakar yang berbeda
meliputi bahan bakar kendaraan dan bahan bakar pemanas atau kompor.

Kelebihan bioetanol memaparkan emisi gas hidrokarbon lebih sedikit dibandingkan


bensin. Namun, bioetanol memiliki kelemahan dalam ketersediaan bahan baku umbi-umbian.
Bahan baku tersebut merupakan bahan pangan bagi manusia disamping nasi sebagai makanan
pokok. Pengolahan umbi-umbian berlebihan untuk menjadi bioetanol menyebabkan
ketidakseimbangan ketersediaan bahan pangan pengganti nasi. Oleh karena itu, glukosa dapat
diperoleh dari sellulosa yang mengandung gula sederhana.

Dari penjelasan diatas, pemaparan kandungan kimia dalam energi membandingkan


energi dari bahan bakar fosil dengan energi alternatif seperti bioetanol. Bahan kimia
terkandung dalam segala jenis energi dimana kelebihan dan kelemahan setiap energi dapat
dilakukan riset untuk mencari manfaat bagi kehidupan manusia. Salah satunya bioetanol yang
lebih ramah terhadap lingkungan daripada bensin yang mengandung zat adiktif lainnya dan
membahayakan bagi tubuh manusia hingga pencemaran lingkungan.

Daftar Pustaka:
Ahmad, D.. (2017) Definisi Kimia. http://www.sridianti.com/definisi-kimia.html. [diakses 21
Agustus 2017]
American Cancer Society. (2014) MTBE and Cancer Risk. What causes cancer?.
https://www.cancer.org/cancer/cancer-causes/mtbe.html. [diakses 22 Agustus 2017]
Collins, L.. (1999) Renewable Energy from Energy Crops: A Global
Perspective. Geography 84, no. 2 p. 169-79. http://www.jstor.org/stable/40573272. [diakses 21
Agustus 2017]
Destouni, G., & Frank, H.. (2010) Renewable Energy. Ambio39 p. 18-21.
http://www.jstor.org/stable/40801586. [diakses 21 Agustus 2017]
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. (2008) Teknologi Pengolahan Bioetanol. Jurnal
Ekonomi dan Pembangunan. p. 40
https://books.google.co.id/books?id=Amsepj45r_8C&pg=PA40&lpg=PA40&dq=kelebihan+
bioetanol&source=bl&ots=E3VNtF2yEg&sig=HVokPLimyiJgocCoS91S-ZEu-
3s&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiThePigOzVAhVFMo8KHQlbDD4Q6AEIVDAH#v=onep
age&q=kelebihan%20bioetanol&f=false. [diakses 23 Agustus 2017]
Proses Industri. (2014) Produk Hasil Olahan Minyak Bumi.
http://www.prosesindustri.com/2014/12/hasil-olahan-minyak-bumi.html. [diakses 22 Agustus
2017]
Sunarya,Y.(2003). Kimia Dasar 2. Alkemi Grafisindo Press: Bandung. Dikutip dari laman
http://kimiadasar.com/bahan-bakar-fosil/. [diakses 22 Agustus 2017]
Tim Redaksi Bisnis UKM (dot) com. (2014) Bioetanol Singkong, Menguntungkan dan Ramah
Lingkungan. http://bisnisukm.com/bioetanol-singkong-menguntungkan-dan-ramah-
lingkungan.html. [diakses 23 Agustus 2017]
Wang, F., Xue-Rong X., & Chun-Zhao L..(2009) Biofuels in China: Opportunities and
Challenges. In Vitro Cellular & Developmental Biology. Plant 45, no. 3 p. 342-49.
http://www.jstor.org/stable/20541037. [diakses 22 Agustus 2017]

Nama : Intan Latisha Brilliani


NIM : 17/413681/TK/46121
Program Studi : Teknik Industri
Kelas : 2 (dua)

Anda mungkin juga menyukai