Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

ANALISIS JURNAL

PERSPEKTIF PASIEN TBC TENTANG MUTU PELAYANAN PERAWAT


SETELAH MENERAPKAN INTERVENSI KEPERAWATAN DI RUMAH
SAKIT CHEST GOVERNORAT HOSPITALS DI GHARBIA

Oleh :

Ari Dwi Sulaksono NIM: 201520461011079


Fitria Anindarahma P. NIM: 201520461011098
Husnul Wafa NIM: 201520461011080
Ika Fitriana NIM: 201520461011096
Laila Imia Safitri NIM: 201520461011084
Lina Ambarwati NIM:
Melynda Dwi K. NIM: 201520461011097
M. Syahroni NIM: 201520461011095
Noora Yunisa NIM: 201520461011087

WIDYASTUTI R.U. NIM: 201420461011067


KIKI KUSDIAHSARI
UNIVERSITAS NIM: 201420461011073
MUHAMMADIYAH MALANG
PUPUT AGUS P. NIM: 201420461011114
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
NELLY YULIANTY NIM: 201420461011115
PROGRAM STUDI
MUHAMMAD ZAINI PROFESI NERS
NIM: 201420461011116

2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit infeksi kronik menular
masyarakat yang masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di dunia
termasuk Indonesia. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) tahun 1995, TB paru menjadi penyebab kematian ketiga setelah
penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok umur
serta penyebab kematian nomor satu dari golongan penyakit infeksi pernapasan
(Departemen Kesehatan, 2007). World Health Organization (WHO) memperkirakan
pada saat ini Indonesia merupakan negara urutan ke-4 dengan kasus TB paru terbanyak
pada tahun 2010 setelah India, Cina, dan Afrika Selatan. Prevalensi kasus TB paru di
Indonesia sebesar 244 per 100.000 dan insidensi untuk semua tipe TB paru adalah 228
per 100.000. Insidensi kasus TB paru-BTA positif sebesar 102 per 100.000 dan angka
kematian mencapai 39 kasus per 100.000 atau sekitar 250 orang per hari. Fakta tersebut
didukung oleh kondisi lingkungan perumahan, dan social ekonomi masyarakat (WHO,
2009).
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyebab kematian ke-2 di Indonesia setelah
penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya. Setiap tahun terdapat 583.000 kasus baru
TB paru di Indonesia. Prevalensi tuberkulosis paru BTA positif di Indonesia
dikelompokkan dalam tiga wilayah yaitu Sumatera, Jawa, dan Bali. Prevalensi
tuberkulosis di wilayah Sumatera sebesar 160 per 100.000 penduduk. Prevalensi
tuberkulosis di wilayah Jawa dan Bali sebesar 110 per 100.000 penduduk. Prevalensi
tuberkulosis di wilayah Indonesia bagian timur sebesar 210 per 100.000 penduduk
(Departemen Kesehatan, 2008). Ditemukan cakupan semua kasus TB paru di daerah
Jawa Tengah mencapai 39.238 penderita (Dinas Kesehatan Jawa tengah, 2011).
Penemuan penderita TB paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta
mencapai 3.697 kasus pada tahun 2012 (Data BBKPM Surakarta, 2012). Bronkiektasis
merupakan kelainan bronkus dimana terjadi pelebaran atau dilatasi bronkus lokal dan
permanen karena kerusakan struktur dinding bronkus. Kelainan bronkus tersebut
disebabkan oleh perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen
elastik, otot polos bronkus,tulang rawan, dan pembuluh darah. Bronkiektasis sering kali
tidak berdiri sendiri, akan tetapi dapat merupakan bagian dari suatu sindrom atau akibat
dari infeksi kronis dan kelainan paru yang lain termasuk TB paru. Insiden ini juga
dipengaruhi oleh kebiasaan merokok, polusi udara, dan kelainan kongenital (Alsagaff &
Mukty, 2002).
Kekerapan bronkiektasis di negera barat diperkirakan sebanyak 1,3% di antara
populasi. Kekerapan sebesar itu ternyata mengalami penurunan yang berarti dengan
adanya pengobatan memakai antibiotik. Data pasien bronkiektasis di Indonesia yang
diperoleh dari RSUD Dr. Soetomo sebanyak 221 penderita dari 11.018 (1.01%) pasien
rawat inap. Penyakit ini cukup sering ditemukan di klinik-klinik serta Rumah sakit
umum dan diderita oleh laki-laki maupun perempuan (Alsagaff & Mukty, 2002). Dalam
penelitian retrospektif, menganalisis temuan gambar radiologi toraks Computed
Tomography Scaning (CT scan). Dari Januari sampai Desember 2008 program skrining
dari pusat promosi kesehatan di sebuah rumah sakit universitas menjalani CT scan
toraks terdapat 1.409 pasien (umur 23-86 tahun), yang diskrining untuk penyakit
pernapasan menggunakan CT scan toraks terdapat 129 pasien (9.1%) didiagnosis
sebagai penderita bronkiektasis. Prevalensi bronkiektasis lebih tinggi pada wanita
(11.5%) dibandingkan pada pria (7.9%) dan meningkat pada umur 60-70 tahun sebesar
20.4%. Gejala pernapasan dilaporkan pada 53.7% dari 129 pasien dan riwayat TB paru
sebelumnya secara signifikan dapat meningkatkan kejadian bronkiektasis sebesar 15.8%
(Kwak et al, 2010). Tuberkulosis paru yang menginfeksi paru akan berlanjut menjadi
infeksi kronis apabila tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat sehingga
menyebabkan terjadinya bronkiektasis (Alsagaff & Mukty, 2002). Setelah penderita
sembuh dari TB paru, terdapat banyak traction bronkiektasis yang menyebar luas di
sekitar jaringan bekas luka atau obstruksi bronkus. Dengan demikian bronkiektasis
merupakan manifestasi ireversibel dari tuberkulosis paru pada pasien yang telah sembuh.
Disisi lain bronkiektasis yang menyebabkan dilatasi bronkus dapat menyebabkan
tuberkulosis paru. Hal ini terjadi karena mucus pada bronkus dapat menjadi media
infeksi yang baik sehingga mudah terinfeksi oleh bakteri M. tuberculosis. Dengan kata
lain brokiektasis dapatbmenyebabkan tuberkulosis paru ( Jeong Min et al, 2013).
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Di harapkan mahasiswa mampu mencari informasi ilmiah dan di aplikasikan
dalam dunia praktisi mengenai mutu pelayanan perawat setelah melakukan
tindakan keperawatan.
B. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mencari informasi mengenai TB
2. Menganalisa jurnal dengan metode PICO
3. Mengaplikasikan hasil jurnal di dunia praktisi
4. Mampu menyimpulkan hasil jurnal yang signifikan
BAB II
JURNAL PENELITIAN
2.1 Terlampir
PERSPEKTIF PASIEN TBC TENTANG MUTU PELAYANAN PERAWAT
SETELAH MENERAPKAN INTERVENSI KEPERAWATAN DI RUMAH
SAKIT CHEST HOSPITALS DI GHARBIA GOVERNORAT

Tuberculosis Patients' Perspective of Quality of Care Provided By


Nurses after Implementing Nursing Intervention at Chest Governorate
Hospitals in Gharbia
Rabea Abd Rabo Mohamed Abd Rabo, Amaal Mohamed Ahmed El-zeftawy, Rada
Abdel-Fatah Abo-Gad.

Dosen Fakultas Keperawatan Kesehatan Masyarakat Keperawatan, Tanta University.

Asisten Profesor Keperawatan Fakultas Administrasi Keperawatan, Tanta University.

Abstrak : Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular global yang signifikan,


menginfeksi 9,4 juta pasien pada tahun 2009 dan hampir 14 juta orang yang hidup
dengan penyakit di seluruh dunia. Tujuan dari penelitian ini : Menilai perspektif pasien
TB dari kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat setelah melaksanakan intervensi
keperawatan di rumah sakit dada di Gharbia Governorate dan mengevaluasi efek
Intervensi pendidikan pengetahuan dan sikap tentang penyakit tuberkulosis perawat.
Bahan dan metode : Penelitian ini dilakukan di Tanta dan El Mahalla rumah sakit dada di
Gharbia Governorate, Sampel penelitian termasuk semua kasus lama dan baru
didiagnosa (setidaknya dua minggu pengobatan) dengan TB, dan 149 perawat
membentuk kedua rumah sakit dada. Data dikumpulkan melalui lembar wawancara yang
termasuk karakteristik sosio-demografis, sejarah pribadi penyakit kronis, pengetahuan
pasien tentang TB dan Lembar kuesioner meliputi karakteristik sosio-demografis yang
terkait dengan perawat, perawat ' pengetahuan tentang TB dan sikap mereka. Hasil :
Sebagian besar pasien yang diwawancarai adalah laki-laki (89,2%) dan sebagian besar
dari mereka (70,3%) yang merokok pasien. Sikap pasien mengenai kinerja fasilitas TB
adalah (59,8%), sedangkan total berarti persen untuk sikap pasien tentang pentingnya
aspek kualitas TB (100%). Sebagian besar dari perawat yang diteliti adalah Sarjana; total
skor pengetahuan perawat sangat signifikan dalam pra dan pasca intervensi program
pendidikan. Kesimpulan dan Rekomendasi : Ada kebutuhan untuk pelatihan in-service
untuk staf untuk menyediakan pasien dengan konseling yang efektif.
Kata kunci : TBC, kualitas pelayanan, kinerja fasilitas TB, pentingnya aspek
kualitas TB

Abstract: Tuberculosis (TB) is a significant global infectious disease, infecting 9.4


million patients in 2009 and nearly 14 million people living with the disease worldwide.
The Aim of this study: Assess tuberculosis patients' perspective of quality of care
provided by nurses after implementing nursing intervention at chest hospitals in Gharbia
Governorate and evaluates the effect of educational intervention on nurse's knowledge
and attitude regarding tuberculosis disease. Material and Methods: This study was
conducted in Tanta and El Mahalla chest hospitals in Gharbia Governorate. The study
sample included all old and newly diagnosed cases (at least two weeks on treatment)
with TB, and 149 nurses form both chest hospitals. Data were collected through an
interview sheet which includes socio-demographic characteristics, personal history of
chronic diseases, patients' knowledge about TB and A questionnaire sheet include socio-
demographic characteristics related to the nurses, the nurses' knowledge about
tuberculosis and their attitude. Results: The majority of the interviewed patients were
male (89.2%) and most of them (70.3%) were smoking patients. The attitude of the
patients' regarding to performance of the TB facility was (59.8 %), while the total mean
percent for patient attitude about the importance of the TB quality aspects was (100%).
The majority of the studied nurses were Bachelor; the total score of nurses' knowledge
was highly significant in pre and post intervention of educational program. Conclusion
and Recommendations: There is a need for in-service training for staff to provide
patients with effective counseling. Keywords: Tuberculosis, quality of care,
performance of the TB facility, importance of the TB quality aspects.
PENDAHULUAN

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat


terbesar di dunia. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyebab paling penting
dari mortalitas dan morbiditas pada negara-negara berkembang dan bertanggung
jawab untuk sekitar 25% dari semua kematian yang dapat dicegah. Tuberkulosis
(TB) adalah penyakit menular global yang signifikan, menginfeksi 9,4 juta pasien
pada tahun 2009 dan hampir 14 juta orang yang hidup dengan penyakit ini di seluruh
dunia.
Tuberkulosis merupakan masalah medis-sosial: faktor-faktor seperti status
sosial ekonomi dan gizi, persepsi penyakit, perilaku mencari kesehatan dan akses ke
perawatan kesehatan, mempengaruhi frekuensi dan prognosa. Alasan utama untuk
peningkatan beban global TB adalah pelayanan kesehatan yang tidak memadai,
praktek manajemen yang tidak benar sehingga miskin deteksi kasus, misdiagnosis,
dan penganiayaan. Demografis perubahan populasi dunia (meningkatkan mengubah
struktur umur), dan dampak dari meningkatnya HIV menambah TB beban.
Pengobatan TB dianggap sebagai intervensi kesehatan yang hemat biaya di negara
berkembang; cepat diagnosis dan pengobatan yang berhasil memperpendek rantai
penularan. Pengembangan komplikasi serius seperti: kemiskinan, epidemi HIV, dan
munculnya resistensi obat telah membuat pengendalian TB sangat sulit di banyak
pengaturan. Jadi Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan target (WHO) Stop TB
Strategi setengah prevalensi dunia dan membalikkan kejadian TB pada tahun 2015
dan untuk menghilangkan TB sebagai kesehatan masyarakat ancaman 2050.
Dokter, perawat, mahasiswa kedokteran dan petugas kesehatan lainnya
beresiko tinggi untuk nosokomial M infeksi tuberkulosis di layanan kesehatan.
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global dan Kesehatan Dunia Organisasi
(WHO) pada tahun 2010 melaporkan bahwa seseorang di dunia ini yang baru
terinfeksi basil TB setiap kedua. Sepertiga dari populasi dunia saat ini terinfeksi
dengan basil TB. Juga, 5-10% dari orang yang terinfeksi basil TB (tetapi yang tidak
terinfeksi HIV) menjadi sakit atau menular di beberapa waktu selama hidup mereka.
Tuberkulosis (TB) adalah di antara sepuluh penyebab kematian di dunia. TB adalah
penting masalah kesehatan masyarakat di Mediterania Timur Daerah Organisasi
Kesehatan Dunia. Setiap tahun, penyakit membunuh 136.000 orang dan
mempengaruhi 630.000 di wilayah itu. Tuberkulosis merupakan penyumbang utama
terhadap beban penyakit di negara-negara berkembang. Hal ini dianggap sebagai
masalah kesehatan masyarakat yang paling penting ketiga di Mesir. Rencana global
untuk menghentikan TB direkomendasikan keberlanjutan dan aksesibilitas dari
standar jangka pendek kemoterapi untuk semua kasus tuberkulosis. Strategi
pengobatan langsung diamati (DOTS) adalah diperlukan untuk memastikan
kepatuhan terhadap pengobatan dan membantu untuk memperkuat motivasi pasien
untuk melanjutkan pengobatan
Dalam hal kejadian tuberkulosis, Mesir adalah peringkat di antara negara-
negara kejadian tingkat menengah. Tuberkulosis di Mesir dianggap sebagai masalah
kesehatan masyarakat yang penting. Pengendalian TB terdiri dari bermacam-macam
kegiatan yang dilakukan oleh orang yang berbeda dalam organisasi pemerintah, non-
pemerintah dan swasta dan lembaga. Kegiatan ini meliputi imunisasi (BCG);
penemuan kasus dan pengobatan; pendidikan Kesehatan; dan, surveilans penyakit di
masyarakat. Departemen Kesehatan dan Kependudukan (MOHP) telah membentuk
Program Pengendalian Tuberkulosis Nasional (NTP) pada tahun 1979 ini adalah
rencana rinci tindakan untuk pengendalian TB yang efektif. NTP diimplementasikan
melalui Direktorat Jenderal Penyakit Dada dan dilakukan melalui: 111 Dada
Penyakit Apotik dan 39 Dada penyakit Rumah Sakit. Kegiatan pengendalian TB saat
ini terintegrasi melalui sistem perawatan kesehatan primer yang merupakan lebih
dari 4000 Pusat Pelayanan Kesehatan Primer (Puskesmas)
Stigma terkait penyakit negatif mempengaruhi pengobatan, termasuk dari
TB. Stigmatisasi TB menarik dalam bahwa pengucilan sosial awal sebagian besar
dihilangkan dengan obat TB, namun stigma muncul kembali ketika menjadi penanda
untuk HIV / AIDS. Efek ini diperkuat ketika biaya kombinasi yang efektif dari TB
dan pengobatan HIV/AIDS dipilih sebagai strategi yang direkomendasikan stigma.
Disease terkait juga negatif mempengaruhi sikap masyarakat terutama perawat, staf
medis dan kesehatan pekerja terhadap pencegahan, pelayanan, dan kebijakan yang
berhubungan dengan kesehatan. Perawat memainkan peran penting dalam program
pengendalian TB. Dewan Internasional Keperawatan (ICN) percaya bahwa perawat
berada dalam posisi untuk melakukan advokasi untuk program pengendalian TB
yang kuat dan untuk menerapkan unsur-unsur DOTS. Saat ini sebagian besar
pengobatan TB dilakukan di masyarakat pengaturan. Pengobatan terbaik diawasi
oleh perawat di kontak teratur dengan pasien. Prinsip utama intervensi keperawatan
adalah organisasi yang terintegrasi dari beberapa kegiatan untuk mencapai hasil
tertentu untuk pasien.
Pendidikan kesehatan terus menjadi salah satu strategi yang paling
penting dalam memerangi TB. Upaya diarahkan pada perawat, semua petugas
kesehatan dan pasien untuk membuat mereka lebih banyak informasi dan menyadari
semua aspek penyakit TB, pengobatan dan aturan dasar untuk mencegah penyebaran
infeksi kepada orang lain dalam masyarakat. Pendidikan kesehatan memainkan
peran kunci dalam mendorong pasien untuk mencari diagnosis TB dan untuk
mematuhi rejimen pengobatan. Perawat membuat jauh kelompok terbesar dari
pekerja perawatan kesehatan dalam setiap bagian dari dunia dan seperti dalam
kebanyakan bidang perawatan kesehatan mereka sering melakukan sebagian besar
pekerjaan di kontrol TB, jadi kesehatan pendidikan memainkan peran penting
dalam perubahan perawat pengetahuan dan sikap tentang TBC. Tujuan utama dari
unit pelayanan kesehatan langsung adalah untuk memberikan layanan dengan
kualitas terbaik, melibatkan karakteristik yang diinginkan seperti efektivitas,
efisiensi, kesetaraan, akseptabilitas, aksesibilitas dan kesesuaian. Beberapa langkah-
langkah yang digunakan untuk mengevaluasi layanan langsung diberikan kepada
penduduk dan pengguna
Kepuasan adalah salah satu langkah-langkah ini. Beberapa penyakit menular seperti
tuberkulosis (TB) yang gigih, hadir tingginya tingkat kejadian dan dianggap sebagai
masalah kesehatan masyarakat dengan akar yang mendalam yang mencerminkan
tidak efisien struktur pelayanan kesehatan dan juga kondisi hidup penduduk miskin.
Salah satu masalah yang terkait dengan TB adalah tingkat tinggi ditinggalkan
pengobatan. Pengguna puas dengan layanan cenderung mengikuti resep terapi
mereka dan kepatuhan pengobatan sangat penting dalam kasus TB, karena salah satu
masalah utama yang disajikan oleh Program Pengendalian TB Nasional mengacu
pada non-kepatuhan pasien TB untuk pengobatan mereka. Ketidakpatuhan
menyebabkan berkurangnya jumlah kasus yang hasilnya adalah obat dan
peningkatan jumlah kasus yang berkembang resistensi terhadap obat yang
digunakan dalam pengobatan TB. Konteks seperti menimbulkan tantangan besar
untuk para profesional kesehatan dan manajer yang diperlukan untuk mencari
strategi untuk mengatasi kesulitan tersebut, seperti meningkatkan kepatuhan
terhadap pengobatan melalui pengguna meningkat tingkat kepuasan. Kepuasan
pengguna dalam kaitannya dengan pengendalian TB dinilai dalam studi ini dalam
kaitannya dengan kinerja dan penting dari layanan bagi pasien.

BAHAN DAN METODE


Studi dilakukan pada tanta mahalla dan el dada rumah sakit di kawasan
gharbia. Sampel penelitian meliputi semua yang baru yang sudah lama dan (
didiagnosis kasus sedikitnya dua pekan dalam perawatan tb dengan ) , dan 149
perawat bentuk dada rumah sakit baik .Data dikumpulkan melalui sebuah lapisan
wawancara yang meliputi karakteristik socio-demographic , sejarah pribadi penyakit
kronis , ' pasien pengetahuan tentang tb kuesioner dan socio-demographic lapisan
karakteristik adalah yang berkaitan dengan perawat , perawat ' pengetahuan tentang
penyakit tbc dan sikap mereka
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Profile Penelitian


A. Judul Penelitian
Tuberculosis Patients' Perspective of Quality of Care Provided By Nurses after
Implementing Nursing Intervention at Chest Hospitals in Gharbia
Governorate
B. Pengarang
1. Rabea Abd Rabo Mohamed Abd Rabo ZeYu Huang
2. Amaal Mohamed Ahmed El-zeftawy FuXing Pei
3. Rada AbdEl-Fatah Abo-Gad,
C. Sumber
IOSR Journal of Nursing and Health Science (IOSR-JNHS) e-ISSN:
2320–1959.p- ISSN: 2320–1940 Volume 3, Issue 6 Ver. IV (Nov.-Dec. 2014),
PP 27-38 www.iosrjournals.org
D. Key Words
Tuberculosis, quality of care, performance of the TB facility, importance
of the TB quality aspects.
3.1.4 Abstract
E. Abstrak :
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular global yang signifikan,
menginfeksi 9,4 juta pasien pada tahun 2009 dan hampir 14 juta orang yang hidup
dengan penyakit di seluruh dunia.
Tujuan dari penelitian ini : Menilai perspektif pasien TB dari kualitas pelayanan
yang diberikan oleh perawat setelah melaksanakan intervensi keperawatan di
rumah sakit dada di Gharbia Governorate dan mengevaluasi efek Intervensi
pendidikan pengetahuan dan sikap tentang penyakit tuberkulosis perawat.
Bahan dan metode : Penelitian ini dilakukan di Tanta dan El Mahalla rumah sakit
dada di Gharbia Governorate, Sampel penelitian termasuk semua kasus lama dan
baru didiagnosa (setidaknya dua minggu pengobatan) dengan TB, dan 149
perawat membentuk kedua rumah sakit dada. Data dikumpulkan melalui lembar
wawancara yang termasuk karakteristik sosio-demografis, sejarah pribadi penyakit
kronis, pengetahuan pasien tentang TB dan Lembar kuesioner meliputi
karakteristik sosio-demografis yang terkait dengan perawat, perawat ' pengetahuan
tentang TB dan sikap mereka.
Hasil : Sebagian besar pasien yang diwawancarai adalah laki-laki (89,2%) dan
sebagian besar dari mereka (70,3%) yang merokok pasien. Sikap pasien mengenai
kinerja fasilitas TB adalah (59,8%), sedangkan total berarti persen untuk sikap
pasien tentang pentingnya aspek kualitas TB (100%). Sebagian besar dari perawat
yang diteliti adalah Sarjana; total skor pengetahuan perawat sangat signifikan
dalam pra dan pasca intervensi program pendidikan.
Kesimpulan dan Rekomendasi : Ada kebutuhan untuk pelatihan in-service untuk
staf untuk menyediakan pasien dengan konseling yang efektif.
Kata kunci : TBC, kualitas pelayanan, kinerja fasilitas TB, pentingnya aspek
kualitas TB
F. Tanggal Publikasi
Nov.-Dec. 2014
3.2 Deskripsi Penelitian Berdasarkan Metode PICO
A. Tujuan Penelitian
Menilai perspektif pasien TB dari kualitas pelayanan yang diberikan oleh
perawat setelah melaksanakan intervensi keperawatan di rumah sakit dada di
Gharbia Governorate dan mengevaluasi efek Intervensi pendidikan pengetahuan dan
sikap tentang penyakit tuberkulosis
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif
C. Populasi/ Sampel
Populasi: Penelitian ini dilakukan di Tanta dan El Mahalla rumah sakit dada di
Gharbia Governorate . Sampel penelitian termasuk semua kasus
lama dan baru didiagnosa (setidaknya dua minggu
pengobatan )dengan TB , dan 149 perawat dari kedua rumah sakit
dada. Data dikumpulkan melalui lembar wawancara
yangtermasukkarakteristik sosio - demografis, sejarah pribadi
penyakit kronis, pengetahuan pasien tentang TBdan
Lembarkuesioner meliputi karakteristik sosio - demografis yang
terkait dengan perawat, perawat 'pengetahuan tentang TB dan sikap
mereka
D. Intervensi
Menggunakan lembar wawancara, alat ini digunakan untuk pasien TB
dan termasuk dari bagian-bagian sebagai berikut:
a. Karakteristik sosio- demografi yang berkaitan dengan pasien yang telah
didioagnosa TB: ini termasuk data
- Data pribadi: umur, pekerjaan, anggota keluarga dan pendapatan keluarga
- Kondisi rumah: jumlah kamar, keadaan ventilasi, pasokan air, dan adanya
hewan peliharaan.
b. Penyakit masa lalu seperti sakit dada dan diabetes melitus (DM)
c. Pengetahuan pasien tentang TB
- Cara penularan, keparahan penyakt, konsekuensi jika pengobatan terputus,
dan sumber informasi
d. Mengukur Kualitas layanan: pasien perspektif
- Kondisi ini menggunakan QUOTE (kualitas pelayanan seperti yang
terlihat dari mata paien). Ini adalah alat yang digunakan untuk wawancara
pasien, pasien perspketif yang dapat digunakan oleh staf program TB
Nasional untuk meningkatkan kualitas layanan TB dan bertanggung
jawab kepada pasien TB. Kuesioner QOUTE TB sedang dikembangkan
oleh pusat regional untuk Kualitas Pelayanan Kesehatan dan progran TB
Nasioanl dari Uganda, Kenya, dan Malawi dengan dukungan teknis dari
Royal Tropical Institut, Tuberculosis Foundation, dan Institut Pelayanan
Kesehatan Belanda.
QUOTE TB adalah alat manejemen yang memungkinkan Program TB
Nasinal dapat mengukur kinerja pelayanan TB dari perspektif pasien
yang difasilitasi dengan kesehatan dan fokus intervensi peningkatan
kualitas di berbagai tingkat perawatan kesehatan. Hal ini bisa digunakan
oleh staf pengawas sebagai bagian dari kegiatan pengawasan, dengan
bantuan dari staf kesehatan yang terlatih dalam berwawancara.
QUOTE TB terdiri dari beberapa bagian:
Kuesioner utnuk menilai kinerja pelayanan TB bagi pasien yang
mengalami TB. Kinerja kuesioner termasuk dalam beberapa item berikut:
1. Ketersediaan layanan TB
2. Informasi
3. Pasien dan konseling
4. Infrastuktur
5. Prosedur dan tes
6. Biaya dan pembauaran
7. Dukungan
E. Comparation
Tidak dilakukan studi komparai
F. Hasil penelitian
1. Pengetahuan Umum pasien Tentang Tb = Pasien menunjukkan tingkat wajar
2. Pengetahuan perawat Tentang TB = Sebagai pengetahuan berkaitan perawat
tentang TB penelitian ini mengungkapkan bahwa lebih dari setengah dari
dipelajari perawat memiliki skor rata-rata yang baik
3. Kualitas pelayanan TB yang dilihat oleh pasien = Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kinerja fasilitas TB sebesar 59,8%
4. Sikap perawat Tentang TB = Menurut sikap perawat tentang penyakit TB,
pasien TB dan sikap terhadap dirinya-sendiri, penelitian menunjukkan bahwa
ada sedikit perubahan di sikap perawat.
G. Manfaat Hasil Penelitian bagi Keperawatan
Manfaat Teoritis : Dengan penelitian ini bisa mengetahui tingkat pengetahuan
pasien tentang TB
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pelatihan yang lebih baik dari perawatan TB dan dukungan pengawasan
bisa meningkatkan kualitas pemberian perawatan dan kepatuhan pasien terhadap
pengobatan
4.2 Saran
Penelitian ini akan lebih baik jika dikembangkan dengan menambahkan
intervensi keperawatan lain
DAFTAR PUSTAKA

Abbas M, AlHamdan N, Fiala L, AlEnezy A and AlQahtani M. Prevalence of Latent


TB among Health Care Workers in Four Major Tertiary Care Hospitals in Riyadh,
Saudi Arabia.J Egypt Public Health Assoc ,2010; 85 ( 1 & 2):60-71.

Laserson K and Wells C. Reaching the targets for tuberculosis control: the impactof
HIV. Bull World Health Organ, 2007;85(5):377-81.World Health Organization.
Multidrug and extensively drug-resistant TB(M/XDRTB): 2010 global report on
surveillance and response. WHO/HTM/TB/2010.3.Genev

Menzies D, Joshi R, Pai M. Risk of tuberculosis infection and disease associated


with work in health care settings. Int J Tuberc Lung Dis, 2007; 11(6):593–605.

Teixeira E, Menzies D, Cunha A,Luiz R, Ruffino-Netto A, Scartozzoni M, Portela P,


and Trajman A. Knowledge and practices of medical students to prevent
tuberculosis transmission in Rio de Janeiro, Brazil. Rev Panam Salud
Publica/Pan Am J Public Health,2008; 24(4):265-70.

WHO. World Health Organization Global tuberculosis control surveillance planning


financing. 2006:http://www.who.int/tb/publications/global-
report/2004/en/index.html.

World Health Organization. Global tuberculosis control: WHO report 2010. WHO/
HTM/TB/2010.7. Genev World Health Organization.
http://www.who.int/tb/publications/global_report/2010/en/index.html; 2010.

World Health Organization. The Stop TB Strategy: building on and enhancingDOTS


to meet the TB-related millennium development goals. WHO/HTM/TB/2006.368.
Geneva: World Health Organization.
http://www.who.int/tb/strategy/en/index.html; 2006.
World Health Organization.
http://www.who.int/tb/features_archive/m_xdrtb_facts/en/index.html; 2010

Anda mungkin juga menyukai