Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ARTIKEL AMDAL

Perencanaan AMDAL Pada Pembangunan Hotel Puri Nareshwara di Jl.


Soekarno-Hatta, Kecamatan Lowokwaru, Malang.

Dosen Pembimbing : Ir. M. Amarullah

Disusun Oleh :

1. Fajar Suryo Riyadi : 21401051034


2. Afrih Rozana : 21401051042

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2018
RENCANA KEGIATAN / USAHA

Nama Rencana Kegiatan / Usaha

Rencana pembangunan usaha hotel yang akan dilakukan untuk memberikan


pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat atau wisatawan yang menginap, dan
melakukan pengelolaan lingkungan lebih baik. Jangka waktu pelaksanaan rencana kegiatan
pembangunan usaha 2 tahun mendatang. Usaha dan atau kegiatan yang dibangun adalah
Hotel dengan nama Puri Nareshwara Hotel. Rencana kegiatan usaha ini dilaksanakan dalam
bentuk usaha Perseorangan.

Lokasi Rencana Kegiatan / Usaha

Kegiatan pembangunan Hotel “Puri Nareshwara” yang berlokasi di Jalan Soekarno-


Hatta, Kecamatan Lowokwaru, Malang.

Gambar1.1 Lokasi Kegiatan

Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

1. Kegiatan pada Tahap Pra Konstruksi


 Penentuan Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha
Pemrakarsa sebelum melaksanakan rencana kegiatan peningkatan usaha ini,
terlebih dahulu berkoordinasi dengan dinas terkait, melakukan pendekatan /
mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar.
2. Kegiatan pada Tahap Konstruksi
 Mobilisasi tenaga kerja konstruksi
Kegiatan mobilisasi tenaga kerja akan dilakukan sesuai dengan tahapan kegiatan
dan spesifikasi pembangunan yang akan dilaksanakan. Mobilisasi tenaga kerja
dilakukan sesuai dengan tingkat keahlian dari para pekerja dan spesifikasi tahapan
kegiatan proyek yang harus diselesaikan.
 Mobilisasi bahan / material dan peralatan

Mobilisasi bahan / material dan peralatan sangat berpengaruh dalam


meningkatkan kelancaran dan kecepatan penyelesaian proyek. Untuk itu
pemrakarsa menyediakan penempatan material yang memadai sehingga tidak
menggangu lingkungan sekitarnya. mobilisasi juga dilaksanakan secara bertahap.
Sedangkan untuk mobilisasi peralatan dilakukan sesuai dengan jenis dan tahap
kegiatan yang sedang dilaksanakan, sehingga penempatan peralatan tidak
menghabiskan ruang yang tersedia dalam pelaksanaan proyek. Untuk menghindari
kemacetan akibat terganggunya arus lalu lintas dari kegiatan mobilisasi bahan /
material dan peralatan, pihak pemrakarsa melakukan pemgangkutan pada jam -
jam tidak sibuk seperti sore / malam hari.

 Pembangunan sistem pengolahan limbah dan penataan pertamanan.


 Pengadaan sarana dan prasarana penunjang. Pengadaan berbagai macam sarana
dan prasarana penunjang yang menjadi kebutuhan hotel seperti : jaringan listrik,
air, lampu taman, kebutuhan meubel air dan lainnya.
3. Kegiatan pada Tahap Operasional
 Operasional penyediaan air bersih
 Operasional sistem pengolahan limbah cair
 Operasional sistem pengelolaan limbah padat / sampah
 Operasional gudang
 Operasional parkir
 Operasional tenaga listrik
 Operasional Tempat Pembuangan Sampah Sementara
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan.

1. Tahap Pra konstruksi

Penentuan Rencana Kegiatan Peningkatan Usaha:

 Sumber dampak : koordinasi dengan dinas terkait, dan kegiatan sosialisasi proyek
Kepada masyarakat.
 Jenis dampak : kegiatan ini akan menimbulkan dampak sosial berupa adanya pro
kontra terhadap rencana Kegiatan Peningkatan Usaha.
 Besaran dampak : besarnya manusia yang akan terkena dampak adalah seluruh warga.

2. Tahap Konstruksi

a. Mobilisasi Tenaga Kerja Konstruksi

 Sumber dampak : mobilisasi tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi. Kegiatan ini
akan menimbulkan dampak sosial berupa timbulnya keresahan dan kecemburuan
masyarakat setempat yang memiliki keahlian dan pekerjaan sebagai tenaga kontraktor
dan ingin bekerja sebagai tenaga kerja konstruksi di rencana kegiatan. Dampak
lainnya adalah kemungkinan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban akibat
rasa tidak puas terhadap sistem penerimaan tenaga kerja bangunan di lokasi proyek.

b. Mobilisasi Bahan / Material dan Peralatan

 Sumber dampak : kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah mobilisasi bahan
seperti : semen, batu pondasi, pasir, besi-baja dan lain-lain. Mobilisasi peralatan
seperti alat untuk membuat bahan beton dan alat pertukangan lainnya.
 Jenis dampak : kegiatan ini akan menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas
udara dan sumber meningkatnya kebisingan. Akan terjadi peningkatan polutan ke
udara pada saat material tersebut dibongkar dari alat pengangkutnya ke lokasi
penyimpanan / gudang. Tingkat kebisingan akan bertambah dari seluruh aktivitas
bongkar material dari kendaraan ke lokasi gudang. Kegiatan ini juga akan
menimbulkan dampak pada komponen transportasi berupa gangguan lalu lintas,
kemacetan di beberapa titik persimpangan yang padat dan pada tikungan serta
kerusakan pada jalan yang dilewati.
 Besaran dampak : meningkatnya polutan udara dan kebisingan seluas proyek dan
wilayah sekitarnya, serta kemacetan lalu lintas sepanjang ruas jalan di depan lokasi
kegiatan akibat mobilisasi bahan material untuk pembangunan Hotel ini dan rusaknya
jalan yang dilewati dalam proses pengangkutan bahan dan material.

c. Pembangunan Struktur, Bangunan dan Penataan Pertamanan

 Sumber dampak : kegiatan yang merupakan sumber dampak adalah memindahkan


bahan-bahan pembuat beton seperti : semen, kerikil, pasir dan besi beton, penataan
pertamanan dan struktur bangunan.
 Jenis dampak : kegiatan ini akan menimbulkan dampak pada komponen kualitas
udara dan kebisingan berupa peningkatan kadar debu dan polutan udara lainnya serta
bertambahnya tingkat kebisingan akibat kegiatan pengecoran beton. Kegiatan ini juga
akan berdampak pada komponen kualitas air dengan meningkatnya kekeruhan di alur
selokan sehingga dapat mengganggu kehidupan flora dan fauna air di lokasi proyek
dan sekitarnya.
 Besaran dampak : kehidupan manusia, flora dan fauna di lokasi proyek dan
sekitarnya.

d. Pengadaan Sarana dan Prasarana Penunjang

 Sumber Dampak : kegiatan yang menjadi sumber dampak adalah pengadaan sarana
jaringan listrik dan air ke areal pembangunan.
 Jenis dampak : kegiatan ini akan menimbulkan dampak kepada perubahan dan
penambahan distribusi aliran listrik dan air ke areal proyek yang akan berpengaruh
pada kegiatan lainnya.
 Besaran dampak : akan mempengaruhi fasilitas penunjang ditempat lainnya.

3. Tahap Operasional

a. Operasional Sistem Pengolahan Limbah Cair

 Sumber dampak : kegiatan untuk mengolah limbah cair dari kegiatan operasional
Hotel
 Jenis dampak : akan berkaitan dengan dampak terhadap komponen lingkungan
hidrologi dan lingkungan sosial berupa potensi pencemaran air permukaan dan
keresahan masyarakat akibat sistem pembuangan limbah cair yaitu penurunan kualitas
air di sekitar kegiatan.
 Besaran dampak : limbah cair yang dihasilkan sebesar 80% dari kebutuhan air yaitu
0,15 m3 (150Lt) per orang/hari, yaitu 24 orang x 0,15 x 80% adalah 2,88 m3 dari
kegiatan operasional Hotel serta operasional kamar mandi yang harus dikelola dengan
baik yang berdampak pada lingkungan sekitar kegiatan.

b. Operasional Sistem Pengelolaan Limbah Padat (Sampah)

 Sumber dampak : kegiatan penanganan limbah padat/sampah yang dihasilkan pada


operasional Hotel.
 Jenis dampak : berkaitan dengan dampak terhadap kondisi lingkungan akibat sampah
yang tidak dikelola dengan baik.
 Besaran dampak : limbah padat/sampah yang dihasilkan berupa sisa bahan makanan,
kegiatan membersihkan areal pertamanan (sampah organik) dan sampah dari plastik,
kertas, kaleng, kardus (sampah anorganik) yang berdampak pada lingkungan sekitar
kegiatan.

c. Operasional Parkir

 Sumber dampak : kegiatan yang berkaitan dengan keluar masuknya kendaraan dan
parkir di lokasi kegiatan.
 Jenis dampak : akan berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan akibat adanya
konflik pemanfaatan lahan jalan masuk ke parkir serta peningkatan kebisingan dan
pencemaran udara.
 Besaran dampak : setiap kendaraan memberikan kontribusi pada peningkatan emisi
gas buang ke udara dan potensi kemacetan pada jalan raya berdampak pada
lingkungan sekitar kegiatan.

d. Operasional Sistem Pemadam Kebakaran

 Sumber dampak : kegiatan yang berkaitan dengan operasional hotel dimana


menggunakan tenaga listrik, api, gas, dll, yang dapat menimbulkan terjadinya
kebakaran.
 Jenis dampak : akan berkaitan dengan dampak sosial, ekonomi dan keamanan
pengunjung, karyawan dan masyarakat sekitar. Selain bahaya keamanan bagi tamu /
wisatawan, karyawan dan masyarakat sekitar juga dapat menimbulkan kerugian
material bagi pengelola serta keresahan warga sekitar lokasi kegiatan.
 Besaran dampak : tamu / wisatawan, untuk operasional hotel, dan berdampak pada
area hotel dan lingkungan sekitar kegiatan.

e. Aktivitas Sosial Dengan Masyarakat

 Sumber dampak : kegiatan yang berhubungan antara pengunjung dengan masyarakat


di sekitar lokasi kegiatan.
 Jenis dampak : berkaitan dengan dampak terhadap lingkungan sosial akibat interaksi
yang tidak seimbang antara pengelola kegiatan dengan masyarakat seperti
terganggunya aktivitas masyarakat, Bagaimana pengelolaan dari pihak hotel sehingga
hotel tidak dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas seksual yang menyimpang
yang dapat meresahkan masyarakat.
 Besaran dampak : masyarakat terdekat dengan keberadaan kegiatan dan seluruh
masyarakat.

f. Interaksi Karyawan Dengan Manajemen Pengelola.

 Sumber dampak : kegiatan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban karyawan
dengan kebijakan yang diterapkan oleh pihak pengelola.
 Jenis dampak : berkaitan dengan dampak terhadap perlindungan hak dan kewajiban
karyawan, kontrak kerja, dan Surat Keterangan Sehat.
 Besaran dampak : seluruh karyawan.

Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

1. Tahap Pra Konstruksi


a. Tingkat pemahaman masyarakat yang bervariasi akan muncul berupa keluhan
masyarakat dalam pertemuan informal maupun formal.
 Upaya pengelolaan lingkungan : pencegahan dampak negatif ini dapat dilakukan
melalui kegiatan sosialisasi rencana pembangunan proyek kepada masyarakat yang
meliputi berbagai komponen seperti tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan instansi
pemerintah/swasta di sekitar lokasi kegiatan. Meminta masukan dan saran dari
komponen masyarakat serta instansi terkait berkaitan dengan rencana pembangunan
Hotel ini.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel dan sekitarnya.
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : sebelum dan dalam proses pengerjaan
kegiatan.

2. Tahap Konstruksi

a. penurunan kualitas udara di sekitar proyek.

 Upaya pengelolaan lingkungan : pengelolaan dilaksanakan dengan mengatur jadwal


mobilisasi bahan / material dan peralatan, serta semua pekerja menggunakan APD
(Alat Pelindung Diri).
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel.
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan

b. Keluhan kebisingan masyarakat di sekitar proyek.

 Upaya pengelolaan lingkungan : kegiatan-kegiatan yang menimbulkan kebisingan


sebaiknya dijadwalkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu masyarakat
pada saat istirahat atau pada saat upacara keagamaan. Menggunakan peralatan yang
berfungsi baik dan kontraktor yang berpengalaman agar pekerjaan dilakukan dengan
cepat.

c. Peningkatan partikel debu dan gangguan pencemaran udara dan suara serta kekeruhan air
permukaan.

 Upaya pengelolaan lingkungan : melakukan kegiatan penyiraman secara rutin pada


daerah yang berpotensi menimbulkan debu, terutama pada saat pekerjaan
pembersihan lahan, galian dan pekerjaan struktur. Melakukan penutupan pada
material yang diangkut ke lokasi proyek atau yang sudah di lokasi proyek sehingga
tidak ada debu/partikel lainnya yang beterbangan, lumpur atau tanah hasil galian
digunakan sebagai tanah urug untuk lahan cekungan atau landai diambil pihak yang
membutuhkan.

d. Perubahan dan penambahan distribusi listrik dan air ke lokasi proyek

 Upaya pengelolaan lingkungan : mendapatkan ijin penggunaan listrik dan air yang
dipergunakan secara efesien dan cermat.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : dalam areal hotel.
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses pengerjaan kegiatan.

3. Tahap Operasional

a. Keluhan masyarakat yang ingin menjadi karyawan.

 Upaya pengelolaan lingkungan : melakukan pendekatan dengan perangkat daerah


setempat tentang kerjasama di bidang tenaga kerja. Pendekatan tersebut harus
memperhitungkan kondisi perusahaan, kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan dan
ketersediaan lowongan pekerjaan. Pendekatan yang diharapkan adalah dapat
menampung tenaga kerja lokal serta menyediakan fasilitas pelatihan (training) bagi
warga yang memerlukan pelatihan di bidang akomodasi pariwisata. Pihak perangkat
daerah setempat juga memiliki kewajiban untuk menjaga keamanan dan ketertiban di
areal Hotel.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : kantor manajemen hotel
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan.
b. Potensi pencemaran limbah cair.
 Upaya pengelolaan lingkungan : Melaksanakan sistem manajemen konservasi air
yang optimal, Memasang pengontrol air di setiap kloset dan fasilitas yang
menggunakan air dalam jumlah besar, Melakukan kampanye (memasang pamflet)
penghematan air bagi seluruh karyawan dan tamu, Melakukan pengolahan limbah
cair.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal pengolahan limbah cair
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

c. Peningkatan volume limbah padat (sampah)

 Upaya pengelolaan lingkungan : Mengoptimalkan sistem manajemen pengelolaan


limbah padat/sampah dengan berusaha mengurangi penggunaan produk-produk
anorganik (bahan yang tidak mudah terurai), Melakukan kegiatan reuse yakni
menggunakan kembali barang yang telah dipakai dengan fungsi yang sama atau
fungsi yang lain, Menggunakan benda-benda yang bisa diisi ulang atau dipakai
kembali, Menyediakan tempat sampah tertutup untuk pembuangan sampah sementara
pada tempat-tempat yang berpotensi menghasilkan sampah seperti kamar mandi, areal
parkir maupun sekitar lokasi santai.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal pengolahan limbah padat, kamar, dan
gudang.
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

d. Peningkatan gangguan lalu lintas, kebisingan, dan polusi udara

 Upaya pengelolaan lingkungan : pengaturan parkir secara optimal dengan


menyediakan tenaga/petugas parkir sehingga tidak menimbulkan kemacetan dan
kebisingan.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal parkir.
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

e. Penurunan kualitas air, dan udara serta penyebaran penyakit

 Upaya pengelolaan lingkungan : membuat pengolahan limbah, penataan ruangan yang


nyaman dan higienis
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : areal kamar.
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha.

f. Potensi terjadinya kebakaran

 Upaya pengelolaan lingkungan : mengoptimalkan sistem kesehatan dan keselamatan


kerja karyawan dan menggunakan peralatan dan instalasi listrik standar, alarm
kebakaran, menyediakan alat/tabung pemadam kebakaran pada tiap - tiap bangunan.
 Lokasi pengelolaan lingkungan hidup : operasional listrik, operasional parkir,
operasional hotel, kegiatan wisatawan, struktur atap bangunan.
 Periode pengelolaan lingkungan hidup : selama proses operasional kegiatan / usaha

Institusi Pengelola Dan Pemantauan

Lingkungan Hidup Pendekatan institusional yang dilakukan ada kegiatan atau usaha ini
adalah sebagai berikut:

1. Mengendalikan tindak kriminal dan menjaga keamanan perlu dilakukan kerjasama


dengan pihak kepolisian dan Pemerintah setempat.
2. Menangani pencemaran lingkungan dilakukan dengan pemerintah kota malang dan
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dengan melibatkan komponen
masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian


Pencemaran Udara.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan


Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha dan /
atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2000 tentang Proses
Penapisan Usaha/Kegiatan Yang Wajib AMDAL.

Anda mungkin juga menyukai