BJT Benar
BJT Benar
4 Langkah-langkah Percobaan
2.4.1 Testing kondisi BJT
1. Untuk BJT periksalah kondisi transistor, dengan cara memeriksa diode
emitor dan dioda kolektor dari transistor.
2
2.5 Data Hasil Percobaan
2.5.1 Resistansi Dioda BJT
Setelah melakukan testing Kondisi BJT dengan memeriksa transistor,
dengan memeriksa dioda emitter dan collector didapat hasil pada tabel 2.4
sebagai berikut.
Analog - - - - - -
Karena
adanya
1 BC547 NPN
Digital 0,640 - 0,636 √ - hambatan
pada proses
pengukuran
Analog - - - - - -
Karena
adanya
2 BC557 PNP
Digital 0,631 - 0,636 √ - hambatan
pada proses
pengukuran
2.5.2 Konfigurasi Fixed Bias
Dari melakukan proses percobaan Konfigurasi fixed bias sesuai dengan
rangkaian pada gambar 2.11 didapat hasil pada tabel 2.5 sebagai berikut :
Karena
Karena
adanya
2 BC557 PNP
Digital 0,631 - 0,636 √ - hambatan
pada proses
pengukuran
Dari data hasil percobaan dapat dianalisis bahwa adanya hambatan pada
proses testing kondisi BJT, pada proses testing kondisi BJT jenis NPN (BC547)
didapat 0,640 Ω(Ohm) pada kaki emitter dan pada collector didapat 0,636
Ω(Ohm) yang diukur dengan menggunakan alat ukur AVO meter, maka transistor
dikatakan dalam kondisi baik karena sebuah transistor dikatakan dalam kondisi
baik jika adanya hambatan pada proses pengukuran atau menampilkan hasil
yang diukur pada alat ukur dan bila pada proses pengukuran transistor
menampilkan hasil nol atau tidak terdefinisikan maka kondisi sebuah transistor
dalam keadaan rusak, sesuai dengan teori tersebut dapat dibuktikan bahwa pada
proses testing BJT dikatakan dalam keadaan baik karena terdapat nilai pada kaki
emitter sebesar 0,640 Ω (Ohm) dan pada collector didapat hasil sebesar 0,636 Ω
(Ohm). Sesuai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa percobaan sudah sesuai
dengan teori.
Sama seperti proses tadi bahwa pada testing kondisi BJT jenis PNP
(BC557) didapat 0,631 Ω(Ohm) pada kaki emitter dan pada collector didapat
0,636 Ω(Ohm) yang diukur dengan menggunakan alat ukur AVO meter, maka
transistor dikatakan dalam kondisi baik karena sebuah transistor dikatakan dalam
kondisi baik jika adanya hambatan pada sebuah transistor dalam proses
pengukuran atau menampilkan hasil yang diukur pada alat ukur, dan bila pada
proses pengukuran transistor menampilkan hasil nol atau tidak terdefinisikan
maka kondisi sebuah transistor dalam keadaan rusak, sesuai dengan teori
tersebut dapat dibuktikan bahwa pada proses testing BJT dikatakan dalam
keadaan baik karena terdapat nilai pada kaki emitter sebesar 0,631 Ω (Ohm) dan
pada collector didapat hasil sebesar 0,636 Ω (Ohm). Sesuai uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa percobaan sudah sesuai dengan teori.
𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐶 = 𝑅𝐶
………….................………..… (2.12)
𝐼𝐶
𝛽= …………….……........….……… (2.13)
𝐼𝐵
1. Pada BC547
Diketahui :
VCC : 12 volt
RB : 100 KΩ (Ohm)
RC : 150 kΩ (Ohm)
𝑉𝐶𝐶 𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐵 = 𝐼𝐶 =
𝑅𝐵 𝑅𝐶
12 𝑉𝑜𝑙𝑡 12 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝐵 = 𝐼𝐶 =
100000 𝐴 150000 𝐴
𝐼𝐵 = 0,00012 𝐼𝐶 = 0,00008
C. Pada β BC547
𝐼𝐶
𝛽=
𝐼𝐵
0,00008 𝐴
𝛽=
0,00012 𝐴
𝛽 = 0,66 𝐴
2. Pada BC557
Diketahui :
VCC : 12 volt
RB : 100 KΩ (Ohm)
RC : 150 kΩ (Ohm)
𝑉𝐶𝐶 𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐵 = 𝐼𝐶 =
𝑅𝐵 𝑅𝐶
12 𝑉𝑜𝑙𝑡 12 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝐵 = 𝐼𝐶 =
100000 𝐴 150000 𝐴
𝐼𝐵 = 0,00012 𝐼𝐶 = 0,00008
C. Pada β BC557
𝐼𝐶
𝛽=
𝐼𝐵
0,00008 𝐴
𝛽= = 0,66 𝐴
0,00012 𝐴
Pada seluruh hasil perhitungan di atas didapat hasil yang dilihat pada
tabel 2.8 berikut
Berdasarkan pada rangkaian pada gambar 2.14 yaitu pada BJT PNP
(BC557) dan BJT NPN (BC547), dengan input AC yang dilakukan saat
percobaan maka kapasitor diganti dengan rangkaian terbuka
Pada BJT (NPN) dan (PNP) di dapatkan hasil sama yang di rumuskan
pada persamaan 2.11, 2.12, 2.13 maka dapat dihitungkan sebagai berikut :
1. Pada BC547
𝑉𝐶𝐶 𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐵 = 𝐼𝐶 =
𝑅𝐵 𝑅𝐶
12 𝑣𝑜𝑙𝑡 12 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝐵 = 𝐼𝐶 =
2481,203 100
𝐼𝐵 = 0,0048 𝐴 𝐼𝐶 = 0,12
C. RB Pada BC547
2. Pada BC557
𝑉𝐶𝐶 𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐵 = 𝐼𝐶 =
𝑅𝐵 𝑅𝐶
12 𝑣𝑜𝑙𝑡 12 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝐼𝐵 = 𝐼𝐶 =
2481,203 100
𝐼𝐵 = 0,0048 𝐴 𝐼𝐶 = 0,12 𝐴
C. RB Pada BC557
D. β Pada BC557
10000𝑥3300
𝑅𝐵 = 𝐼𝐶
10000 + 3300 𝛽=
𝐼𝐵
33000000 0,12
𝑅𝐵 = 𝛽=
13300 0,0048
𝛽 = 25
𝑅𝐵 = 2481203
Tabel 2.9 Konfigurasi Voltage divider bias
B. Daerah Aktif
Daerah kerja transistor yang normal adalah pada daerah aktif,
dimana arus IC konstans terhadap berapapun nilai VCE. Dari kurva
ini diperlihatkan bahwa arus IC hanya tergantung dari besar arus
IB. Daerah kerja ini biasa juga disebut daerah linear (linear region).
*Nilai IB, IC, VBE, dan β tetap konstan walaupun terjadi perubahan
waktu tetapi VCE mengalami perubahan nilai (tidak signifikan
2.8 Simpulan
Pada percobaan BJT (Bipolar Junction Transistor), didapat
beberapa kesimpulan yang yang menyatakan dari beberapa percobaan
yang dilakukakan dan hasil yang didapat, maka didapatnya kesimpulan
dari laporan praktikum sebagai berikut.
1. Transistor adalah sebuah komponen elektronika yang digunakan
untuk penguat,sebagai sirkuit pemutus, sebagai penyambung,
sebagai stabilitas tegangan, modulasi sinyal dan lain-lain.
2. BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis
transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua diode
yang terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga
terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C),
dan basis (B)
3. Pada testing kondisi BJT didapat kesimpulan bahwa sebuah
transistor apabila dalam kondisi baik maka akan mempunyai suatu
nilai hambatan nol dan bila tidak dapat dihitung maka dalam
keadaan rusak..
4. Pada konfigurasi BJT fixed bias persamaan dan perhitungan
antara transistor PNP dan NPN adalah serupa, tapi dengan arah
arus dan polaritas tegangan berlawanan. Dimana pada PNP arah
arus menuju pada emitter sedangkan pada NPN arah arus menuju
pada kolektor. Nilai IB, IC, dan β ataupun BJT PNP dan NPN
memiliki nilai yang sama, karena nilai VCC, RB, dan RC yang
diketahui sama. Sedangkan pada tengangan kolektor dan
tegangan basis memiliki nilai yang berbeda, pada BJT tipe PNP
tegangan pada kolektor tegangan pada kolektor maupun basis
memiliki nilai yang lebih besar daripada tegangan kolektor dan
basis pada BJT tipe NPN.
5. Pada konfigutasi BJT voltage divider bias pada transistor jenis
NPN tegangan basis dan kolektornya positif terhadap emitor,
sedangkan pada transistor PNP tegangan basis dan kolektornya
negatif terhadap tegangan emitor. Pada konfigurasi BJT Voltage
Divider Bias persamaan dan perhitungan antara transistor PNP
dan NPN adalah serupa, tapi dengan arah arus dan polaritas
tegangan berlawanan. Dimana pada PNP arah arus menuju pada
emitter sedangkan pada NPN arah arus menuju pada kolektor.
Nilai IB, IC, dan β pada BJT PNP ataupun NPN memiliki nilai yang
sama, karena nilai VCC, RB, dan RC yang diketahui sama.
Sedangkan pada tengangan kolektor dan tegangan basis memiliki
nilai yang berbeda, pada BJT tipe PNP tegangan pada kolektor
tegangan pada kolektor maupun basis memiliki nilai yang lebih
kecil dari pada tegangan kolektor dan basis pada BJT tipe NPN.
Daftar Pustaka