Anda di halaman 1dari 6

TRICKLE BED REACTOR

Reaktor trickle bed adalah reaktor dengan packing katalis dimana fasa cair dan gas
mengalir searah ke bawah yang mengalami interaksi pada katalis padatan. Reaktor ini banyak
digunakan pada industri perminyakan dan aplikasinya dalam bidang proses kimia, petroleum,
industry biokimia dan pengolahan limbah. Kata “trickle” mendeskripsikan karakteristik
operasional reactor ini dimana liquid mengalir secara bertahap melewati katalis solid dalam
bentuk film, anak air ataupun droplet. Biasanya, partikel padatan katalis di pak secara acak
didalam bed dimana fase gas dan liquid mengalir. Dalam sebagian besar industri reactor
trickle bed, partikel katalis yang digunakan biasanya berpori dan berbentuk bermacam-
macam seperti bola, silinder, ektrudat, trilobe, atau multilobe seperti pada gambar berikut

Reaktor trickle bed memberikan performa yang lebih baik dalam pengontakan gas-
liquidsolid dengan memberikan efisiensi yang tinggi dibandingkan oleh reactor lain seperti
stirred slurry reactors yang memberikan keterbatasan pengaplikasisan pada system reaksi
yang cepat membutuhkan muatan katalis yang rendah dengan tekanan operasi rendah dan
volume sedang seperti bahan kimia khusus dan kecil, ejector loop reactors digunakan untuk
reactor cepat yang menyirkulasikan slurry menggunakan tekanan tinggi mempunyai
keterbatasan dalam mengatasi pemuatan solid, Bubble column slurry reactors dan packed
bubble bed reactors memberikan pengadukan kembali didalam reactor yang bisa
menyebabkan konversi rendah dan memicu terbentuknya produk samping
Konfigurasi reactor trickle bed diklasifikasikan menjadi tiga tipe :

 C.1. Reaktor trickle bed konvensional : berisikan partikel katalis berpori secara acak
didalam packed bed.
 C.2. Reaktor trickle bed semi-struktur : berisikan partikel yang di pak teratur atau
katalis yang dilapiskan pada packing terstruktur.
 C.3. Reaktor trickle bed-mikro : berisikan beberapa saluran-mikro yang di pak dengan
partikel katalis.

Ketiga tipe ini ditampilkan secara skematik dalam gambar di bawah ini :
Reaksi yang terjadi dalam reactor trickle bed seringkali bersifat eksotermis dan
melepaskan 3 energy dikarenakan reaksi kimia yang terbawa oleh aliran komponen gas dan
liquid.Pengontrolan temperature bed merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam reactor
trickle bed baik menggunakan jaket eksternal ataupun koil internal. Dalam
beberapa kasus, aliran gas dan/atau liquid direcycle agar meningkatkan kecepatan efektif
fluida untuk mengontrol temperature dan memanipulasi besarnya konversi yang
diinginkan.
Reactor trickle bed terstruktur dapat digunakan pada kekuatan katalis yang kurang baik
dan memberikan pressure drop yang rendah. Pengaturan pelepasan 3energi tanpa
menyebabkan efek yang tidak diinginkan pada performa alat merupakan hal terpenting dalam
desain reactor trickle bed. Performa reactor trickle bed bergantung pada beberapa hal seperti
karakteristik bed katalitis (konfigurasi packing, porositas, ukuran partikel/ketebalan
pelapisan), distribusi aliran yang tidak merata, pembasahan partikel katalis, panas interfase
lokal, laju transfer massa, massa intrapartikel, perpindahan panas, dan kinetika reaksi.
Konfigurasi dan karakteristik bed katalitis mempengaruhi dinamika fluida didalam
reactor dimana dinamika fluida membuat scale-up dan scale-down reactor menjadi
susah. Dalam reaktor trickle bed, secara teknis reaktan gas dapat mencapai permukaan
katalis dengan melewati fase liquid ataupun kontak langsung bergantung pada derajat
pembasahan. Difusi intrapartikel dari gas terlarut, adsorpsi pada permukaan katalis
dan reaksi kimia terjadi secara simultan di dalam partikel katalis. Fraksi volume liquid
didalam reactor trickle bed biasanya dikarakterisasi sebagai dynamic liquid holdup dan static
liquid holdup, kuantitas perubahan terhadap keduanya digunakan untuk menentukan
residence time distribution didalam reactor trickle bed. Laju alir fase gas dan liquid
menentukan pemberkuan flow regime dimana perbedaan flow regime memberikan perbedaan
pengontakkan dan karakteristik pengadukannya. Saat reaktan gas dan liquid melewati bed
katalis, terjadi proses berskala makro (macro-scale) yakni pada skala bed, meso-scale (terjadi
pengelompokan partikel), dan micro-scale (terjadi pada sisi (A) (B) katalis dan
menghubungkan termodinamika, reaksi dan step perpindahan) pada waktu dan skala panjang
yang berbeda. Skematik dari proses ini dapat dilihat pada Gambar 4

Teknik Reaksi pada Reaktor Trickle Bed

Hal – hal yang mempengaruhi performa proses dengan reactor trickle bed adalah :
1. Homogenitas bed, distribusi liquid, dan factor geometri.
2. Cara operasi : aliran gas-liquid secara concurrent atau countercurrent, aliran recycle,
pembasahan partikel katalis, distribusi aliran, pengadukan axial dan radial
3. Transfer massa : gas-liquid, fluid-particle.
4. Kinetika laju reaksi : persamaan laju reaksi, deaktivasi katalis.
5. Efek non-isotermal : reaksi eksoterm atau endoterm, penguapan solvent reaktan.
Untuk reaksi bimolecular A(g,l) + B(l) C (l), dimana mekanisme reaksi ini
digambarkan dalam Gambar 5

laju reaksi dapat dideskripsikan dalam langkah sebagai berikut :

 C.4. Transfer perpindahan fase gas reaktan A dari fase gas ke bulk liquid.
 C.5. Transfer A dan B dari bulk liquid ke permukaan katalis.
 C.6. Difusi intrapartikel A dan B dengan pori katalis.
 C.7. Adsorpsi A dan B pada sisi katalis dan reaksi permukaan kimia dari A dan B
teradsorbsi untuk menghasilkan produk.
 C.8. Desorpsi produ, ke fase bulk liquid. Karakterisasi Reaktor Trickle Bed Objek
utama dalam mendesain reactor trickle bed adalah untuk meningkatkan
kontak secara efektif dari reaktan fase gas dan liquid dengan sisi katalis
aktif.
Faktor – factor yang didesain untuk operasi pada reaktor trickle bed adalah

1. Pressure Drop: biaya operasi reactor trickle bed secara langsung dihubungkan
pressure drop sepanjang bed. Untuk mendapatkan pressure drop yang diinginkan,
dapat memanipulasikan struktur bed.
2. Luas permukaan spesifik: efektif pengontakan reaktan dengan katalis dan efisiensi
perpindahan panas maupun masssa ditentukan oleh luas permukaan spesifik
3. Residence Time Distributor (RTD) untuk mendapatkan RTD yang diinginkan
dapat dilakukan dengan memanipulasikan struktur bed juga dan metode packing
4. Pengadukan: pengadukan mempengaruhi efektivitas utilitas dari katalis, adanya
dead zone dapat menurunkan efektivitas utilitas dari katalis maka struktur bed
harus didesain untuk memperkecil dead zone
5. Liquid holdup: tingginya liquid holdup biasanya dimanipulasi untuk mencapai
liquid holdup yang tinggi untuk meningkatkan efisiensi laju perpindahan massa
dan laju reaksi
6. Perpindahan panas dan perpindahan massa: perpindahan panas dan perpindahan
massa menjadi penting saat reaksi terjadi pada perpindahan massa yang terbatas
atau reaksi yang sensitive terhadap temperature

Mekanisme Reaktor:
1. Trickle bed reactor melibatkan proses hydrotreating, misalnya: hydrodesulfurisasi
dan hydrocracking.
 Pada unit hydrodesulfurisasi, umpan dimasukan ke dalam menara destilasi
dalam fase uap. Kemudian digunakan Hidrogen berlebihan untuk
mempertahankan fase uap dan mencegah terbentuknya deposit cake
 Lalu gas dengan kecepatan rendah dimasukan sehingga umpan dapat tersebar
merata dengan hidrogen.
 Sebagai katalis biasanya digunakan katalis padatan berbentuk mikroporous
yang disusun pada posisi tetap. Aliran cairan dalam sebuah regime
trickling akan membasahi permukaan luar katalis namun menyisakan ruang
kosong yang akan diisi oleh aliran gas.
 Hubungan kecepatan regime pada trickle lebih rendah dari kecepatan rata-rata
pada gas dan cairan. Dimana fase gas terus berlanjut dan fase cairan tersebar.
 Hydrocraking perengkahan rantai-rantai karbon yang panjang menjadi rantai-
rantai karbon yang pendek pada temperatur tinggi dengan bantuan katalist.
http://documentslide.com/documents/reaktor-pip-3-kb.html

Anda mungkin juga menyukai