PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu yang sakral, karena jika orang tua, guru atau
pendidik lainnya salah dalam mendidik anak didiknya, maka hal semacam itu
sangat mempengaruhi pada masa depan anak didik tersebut. Maka oleh
Wewenang dan Tanggung Jawab yang harus diketahui oleh para pendidik agar
supaya bisa dikatakan sukses dalam mendidik anak didiknya. Sehingga masa
berani dan menyatakan dengan tegas bahwa, “Ini tanggung jawab saya!” Banyak
orang yang sangat senang dengan melempar tanggung jawabnya ke pundak orang
lain.
seseorang yang lepas tanggung jawab, dan suka mencari “kambing hitam” untuk
berlebihan oleh lingkungannya dengan sangat tidak masuk akal. Sungguh sangat
ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Macht itu berbeda. Kekuasaan menurutnya hanya digambarkan hak untuk berbuat
atau tidak berbuat. Sedangkan wewenang memiliki pengertian yang lebih luas
meliputi hak dan kewajiban. Secara teoritik, mengenai kewenangan dapat dilihat
barang yang mahal.Pendidikan telah di sadari secara benar sebagai wewenang dan
asasi manusia
dari segi aspek software ( tujuan, kurikulum dan prosesnyaa ) maupun dari
humanismenya.
yang Islami. Ada sebagian orang yang gemar mengaitkan apapun yang disukainya
sesuatu yang baik atau bermanfaat. Bantuan atau bimbingan itu di lakukan dalam
pergaulan antara pendidik dan anak didik dalam situasi pendidikan yang terdapat
Tanggung jawab artinya ialah bahwa setiap manusia apapun statusnya pertama
harus bertanya kepada dirinya sendiri apa yang mendorongnya dalam berperilaku,
bertutur kata, dan merencanakan sesuatu. Apakah perilaku itu berlandaskan akal
sehat dan ketakwaan, atau malah dipicu oleh pemujaan diri, hawa nafsu, dan
ambisi pribadi. Jika manusia dapat menentramkan hati nuraninya dan merespon
panggilan jiwanya yang paling dalam, maka dia pasti bisa bertanggungjawab
“ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
dapat melihat dan mengindentifikasi sesuatu, kemudian telinga yang Anda miliki
hati dan fisik Anda, serta kalbu yang Anda miliki sehingga Anda dapat
terletak pada kalbunya, semua ini adalah sarana yang telah dianugerahkan Allah
peliharaannya”
tanggung jawab yang dipikulnya. Sebab itu, para pejabat tinggi negara, para
pimpinan tiga lembaga tinggi negara, begitu pula pemimpin tertinggi revolusi
Islam (Rahbar) hingga seluruh eselon pejabat dan jajaran direksi memiliki
tanggung jawab besar atas segala tindakan, keputusan, dan statemen masing-
masing. Inilah tanggung jawab dalam ajaran Islam dimana kita semua harus
Keputusan orang yang penuh rasa tanggung jawab juga berbeda dengan
keputusan orang yang tidak memiliki rasa tanggung jawab. Sebagai pejabat, kita
semua harus berhati-hati atas pernyataan dan keputusan kita. Rasa tanggung
jawab inilah yang membuat jabatan layak dihormati. Pejabat dihormati oleh
masyarakat adalah karena setiap tindakan dan keputusannya harus terdorong oleh
tanggung jawab yang diembannya. Orang yang memiliki rasa tanggung jawab
memang patut untuk dihormati. Dan segala sesuatu akan menjadi pelik jika
dan kewajiban hanya di pikulkan kepada orang yang telah dewasa. Kewajiban itu
pertama bersifat personal, dalam arti setiap orang bertanggung jawab atas
pendidikan dirinya sendiri, kemudiaan bersifat social, dalaqm arti setiap orang
bertanggung jaawab atas pendidikan orang lain. Begitu memasuki usia dewasa,
setiap orang menjadi manusia yang bertanggung jawab atas semua perbuatan
yang di lakukan. Ia harus tahu tentang nilai dirinya, baik tentang apa yang telah di
perbuatnya maupun tentang balasan yang akan di terimanya pada hari akhir.
Oleh Karena tanggung jawab itu maka setiaporang dewasa wajib mendidik
pendidika Islam. Sejauh mana ia menjalankan kebaikan, sejauh itu pula nilai
pertanggung jawaban. Jadi sangat jelas bahwa tanggung jawab diri sendiri
terhadap pendidikan Islam adalah agar bisa mendidik diri sendiri agar senantiasa
menjadi insane kamil dengan cara seperti terus belajar dan mengamalkan
ilmunya.
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak–anak mereka,
pergaulan dan hubungan secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Allah berfirman:
“ Hai orang-orang yang beriman, periliharalah dirimu dari api neraka. “ (QS.
At-Tahrim: 6)
” Kewajiban orang tua kepada anaknya yaitu memberi nama yang bagus,
Dari kedua naas tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa orang tua
orang tua memikul beban tanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak. Ia
tidak dapat melepaskan begitu saja beban kepada orang lain, dengan jalan
Sekolah dan pemimpin masyarakat hanya menerima limpahan tugas dari orang
tua saja, tetapi di luar limpahan tersebut orang tua masih memiliki tanggung
antara lain:
dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan dorongan alamia untuk
hidup yang sesuai dengan falsafah hidup dan agama yang di anutnya.
3) Memberi pengajaran dalam arti yang luas, sehingga anak memperoleh untuk
dicapainya.
kehidupan dunia dan akhirat dalam arti yang luas dapatlah diperkirakan bahwa
para orang tua tidak mungkin dapat memikulnya sendiri secara sempurna, lebib-
lebih dalam masyarakat yang senangtiasa berkembang maju. Hal ini bukanlah
bahwa setiap orang tua tidak dapat mengelakkan tanggung jawab itu. Artinya
pada akhirnya, betapapun juga, tanggung jawab pendidikan itu berada dan
maka orang tua dapat menyerahkan sebagian dari tugas dan tanggung jawab itu
sekolah di sini termasuk di dalam madrasah. Tanggung jawab orang tuia sebagai
orang tua yang harus di taati. Seperti halnya orang tua, sekolah juga memiliki
harus memberi contoh dan menjadi teladan bagi muridnya dan dalam segala
mata pelajaran ia dapat menanamkan rasa keimanan dan akhlak sesuai dengan
ajaran Islam.
Sekolah didirikan bukan atas dasar hubungan darah antara guru da siswa,
tetapi berdasarkan hubungan yan bersifat formal (kedinasan). Karena itu siswa
Hubungan guru dengan murid bersifat formal, Karena itu tidak seakrab hubungan
limpahan sebagian dari tugas dan tanggung jawab orang tua untuk
menyelenggrakan pendidikan.
yang terpikul di pundak para orang tua. Agama Iswlam sangat menghargai
mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup. Untuk menjadi seorang guru yang
Guru sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik
anak agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya.
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti bahwa pemiliknya
bahwa makin tinggi pendidikan guru makin baik mutu pendidikan dan pada
Kesehatan jasmani merupakan salah satu syarat bagi mereka yang ingin
sangat membahayakan kesehatan anak-anak. Dan jelas bahwa guru yang sakit-
Budi pekerti guru sangat penting dalam pendidikan watak guru. Guru harus
menjadi suri teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Guru yang tidak
yang diikat oleh kesatuan Negara, kebudayaan dan agama. Setiap masyarakat
Pemimpin masyarakat muslim tentu saja menghendaki agar setiap anak di didik
menjadi anggota yang taat dan patuh menjalankan agamanya, baik dalam
sekolahnya. Bila anak telah dewasa di harapkan menjadi anggota yang baik pula
1. Kelompok sebaya
Yang di maksud kelompok sebaya adalah suatu kelompok yang terdiri dari
2. Organisasi kepemudaan
3. Organisasi keagamaan
anak-anak, seperti:
keyakinan-keyakinan agamanya.
Pendidikan dari masyarakat artinya pendidikan harus memberikan jawaban
kemauan Negara atau suatu kelompok semata-mata, tetapi partisipasi yang aktif
Rasulullah Saw bersabda “ Imam (khalifah) adalah pengurus rakyat dan ia akan di
Banyak di antara kita yang tidak menyadari bahwa di sekeliling kita masih
banyak orang yang mengalami tuna aksara. Mereka adalah orang-orang yang
tidak pernah mengenyam bangku pendidikan sama sekali atau pernah bersekolah
ekonomi.
yang tidak dapat di pungkiri lagi. Namun dalam hal ini pemerintahlah yang harus
pertama kali memberikan perhatiannya jika rakyat atau khususnya generasi yang
maka kemajuan itu tidak akan terwujud. Hafsoh Fadiyah mengatakan bahwa
dalam islam pemerintah adalah penanggung jawab atas segala hal yang
menyangkut hajat hidup orang banyak (sebagai pelayan umat, bukan majikan
yang menindas ).
sekolah dasar, namun pendidikan itu tetap tesasa mahal lagi bagi anak yang di
lahirkan dari keluarga yang tidak mampu secara financial. Karena untuk sekolah
mereka membutuhkan alat tulis dan seragam sekolah yang tidak gratis, yang
seharusnya bisa mereka dapatkan dari dana bantuan operasional sekolah yang
seterusnya.
menimba ilmu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
secara mora spiritual. Bilamana pendidikan kita artikan seabagai latihan mental,
moral dan fisik (jasmaniah) yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk
ada beberapa tingkatan, yaitu orang tua, sekolah, masyarakat, dan pemerintah.
Adapun wewenang pendidikan islam yaitu kekuasaan yang sah di miliki oleh
adaah hak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, agar tercapai tujuan
tertentu.
B. Saran