Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUGAS BESAR TOPIK KHUSUS 1 TELEMATIKA: SEISMIC

BASED CIRCUIT BREAKER

Kelompok:
Agung Rahmat Budiman- 1301144142
Aryaditya Hendri Pratama- 1301144162
Muhammad Rizki Adiwiganda- 1301144172

PROGRAM STUDI SARJANA S1 TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS INFORMATIKA
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iii

DAFTAR GAMBAR iv

I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

II TINJAUAN PUSTAKA 2
2.1 Tinjauan Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

III SOURCE CODE DAN RANGKAIAN 4


3.1 Source Code . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
3.2 Rangkaian Seismic Based Circuit Breaker . . . . . . . . . . . . . . 7
3.3 Fuzzy . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

iii
DAFTAR GAMBAR

2.1 Source Code . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

3.1 Source Code . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4


3.2 Source Code . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
3.3 Source Code . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
3.4 Source Code . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
3.5 Source Code . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
3.6 Source Code . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
3.7 Source Code . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
3.8 Source Code . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
3.9 Source Code . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
3.10 Desain Rangkaian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
3.11 Desain Rangkaian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
3.12 Desain Rangkaian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
3.13 Hasil Percobaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
3.14 Rule . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
3.15 Input variable ”akselerasi” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
3.16 Input variable ”durasi” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
3.17 Input variable ”kerusakan” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
3.18 Input variable ”kerusakan” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng benua yang saling bertum-
bukan satu sama lain, yaitu lempeng Australia, lempeng Asia (Eurasia) dan lem-
peng Pasifik. Pergerakan relatif ketiga lempeng ini merupakan penyebab utama
aktivitas gempa bumi di Indonesia. Salah satu contohnya adalah lempeng Indo-
Australia yang bertabrakan dengan lempeng Eurasia di pantai Sumatera, yang
menyebabkan seringnya terjadi gempa bumi di sepanjang pulau Sumatera dan men-
jadikan kawasan ini menjadi daerah aktif gempa bumi (Naryanto, 1997). Menu-
rut Jokowinarno (2011) Lampung merupakan daerah rawan gempa karena Lam-
pung dilewati sesar/patahan Sumatera yang memanjang dari Aceh hingga Lam-
pung. Patahan itu selalu bergerak akibat terkena tekanan dari inti bumi sehingga
bila tekanan besar dapat menimbulkan gempa. Pada bulan Juni 2006 di daerah
Kemiling, Bandar Lampung hampir setiap hari dilanda gempa jenis swarm, epin-
sentrumnya berada di Gunung Betung.
Untuk meminimalkan dampak gempa bumi diperlukan adanya suatu sistem
peringatan dini. Sejauh ini sistem peringatan dini yang ada didasarkan pada deteksi
getaran gempa bumi dengan seismograf yang digabungkan dengan sensor getaran
khusus. Cara kerja sensor getaran itu bisa secara mekanis penuh, mekanis dan flu-
ida, maupun gabungan dari design mekanis dan rangkaian elektronik. Pemasangan
sensor getaran untuk seismograf ini memerlukan konstruksi bangunan yang diran-
cang khusus dan hanya efisien dipasang di daerah pegunungan atau daerah dengan
kepadatan lalu lintas kendaraan yang minimal.
Deteksi terjadinya getaran gempa bumi sebaiknya dapat diketahui sedini
mungkin dan seharusnya piranti pendeteksi dapat dipasang di sembarang tem-
pat, baik di dalam maupun di luar bangunan. Sehingga jangka waktu penyam-
paian peringatan dapat dipersingkat. Selain itu piranti pendeteksi harus bersifat
sederhana, mudah dioperasikan, memiliki validitas sinyal yang akurat dan dapat
mengidentifikasi terjadinya gempa bumi dengan arah rambat gelombang horisontal
maupun gelombang vertikal. Maka dari itu kami membuat alat pendeteksi gempa
menggunakan sensor Accelerometer + Gyro yang dapat dipasang di dalam maupun
diluar bangunan.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Bencana alam gempa bumi merupakan fenomena alam yang tidak dapat
diprediksi kejadiannya, namun bahaya resiko yang diakibatkan oleh gempa bumi
dapat dihindari dan dikurangi atau dimitigasi. Hal yang mungkin dapat dilakukan
adalah membangun sistem peringatan dini (early warning system)yang berfungsi
sebagai peringatan darurat saat terjadinya gempa.
Novianta (2012), membuat sistem deteksi dini gempa dengan menggunakan
sensor piezoelektrik. Sistem pendeteksi dini gempa bumi berbasis piezoelektrik
dan mikrokontroler ini terbukti dapat digunakan untuk mendeteksi taraf getaran
yang sangat kecil dan menvisualisasikan level sinyal gelombangnya melalui LCD.
Getaran pada suatu benda dapat dideteksi juga dengan sensor jenis lain, salah sat-
unya adalah sensor accelerometer.
Mulyono dan Gunawan (2013), membuat prototype sistem pendeteksi gempa
untuk rumah/kantor berbasis mikrokontroler menggunakan sensor accelerometer
MMA7260Q. Penelitian ini bertujuan membuat sebuah perangkat sistem pendeteksi
gempa sederhana menggunakan sensor MMA7260Q. Sebagai pengolah data dari
sensor digunakan mikrokontroler ATMega8535, sedangkan untuk penampil infor-
masi menggunakan rangkaian LCD.
Kami menggunakan penilitian tentang gelombang seismik dari Department of
Earth Sciences - UCL sebagai acuan untuk mengetahui jangka panjang getaran bumi
yang dapat berakibat fatal.

Gambar 2.1: Source Code

2
3

Dengan itu kami membuat pendeteksi gempa menggunakan sensor accelerom-


eter. Sensor berfungsi untuk mendeteksi sinyal perambatan getaran gempa dalam
arah gelombang horizontal maupun vertikal dan mengkonversi sinyal getaran yang
terdeteksi menjadi besaran listrik analog. Pada penelitian ini sensor accelerometer
akan dipasang di dinding bangunan yang dapat menangkap getaran dengan cepat.

Universitas Telkom
BAB III
SOURCE CODE DAN RANGKAIAN

3.1 Source Code

Source code yang digunakan dalam Seismic Based Circuit Breaker:

Gambar 3.1: Source Code

Gambar 3.2: Source Code

4
5

Gambar 3.3: Source Code

Gambar 3.4: Source Code

Gambar 3.5: Source Code

Universitas Telkom
6

Gambar 3.6: Source Code

Gambar 3.7: Source Code

Gambar 3.8: Source Code

Universitas Telkom
7

Gambar 3.9: Source Code

3.2 Rangkaian Seismic Based Circuit Breaker

• Alat dan Bahan

1. Arduino Uno R3
2. LCD 16x2
3. Modul I2C LCD
4. Modul Relay 10A 1 channel
5. GY-521 MPU-6050 Accelerometer+Gyro

• Desain Rangkaian Seismic Based Circuit Breaker:

Gambar 3.10: Desain Rangkaian

Universitas Telkom
8

• Demo Alat

Gambar 3.11: Desain Rangkaian

Gambar 3.12: Desain Rangkaian

Universitas Telkom
9

Gambar 3.13: Hasil Percobaan

3.3 Fuzzy

• Rule

Gambar 3.14: Rule

Universitas Telkom
10

• Membership

Gambar 3.15: Input variable ”akselerasi”

Gambar 3.16: Input variable ”durasi”

Gambar 3.17: Input variable ”kerusakan”

Universitas Telkom
11

• Flowchart

Gambar 3.18: Input variable ”kerusakan”

Universitas Telkom

Anda mungkin juga menyukai