PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah individu yang unik dan bukanlah miniature orang dewasa. Anak
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor genetik, keluarga, lingkungan dan
psikososial yang salah satunya berupa stimulasi Anak yang mendapat banyak stimulasi
akan lebih cepat berkembang daripada anak yang kurang mendapatkan stimulasi (Yudhana,
2009).
menerus pada berbagai segi dan saling keterkaitan. Pertumbuhan adalah suatu peningkatan
ukuran fisik keseluruhan atau sebagian yang dapat diukur. Sedangkan perkembangan
adalah suatu rangkaian peningkatan keterampilan dan kapasitas. (Suriadi & Yuliani. R,
2006). Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini,
yaitu 0-5 tahun. Masa ini sering disebut juga sebagai fase “Golden Age”. Golden Age
merupakan masa yang paling penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara
cermat agar sedini mungkin terdeteksi apabila terjadi kelainan pertumbuhan dan
(Narendra,2003)
psikologi dan sosial. Pemantauan tersebut harus dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan. Sedini mungkin pemantauan dilakukan oleh orang tua. Selain itu
pemantauan juga dapat dilakukan oleh masyarakat melalui kegiatan posyandu dan oleh
guru di sekolah. Perkembangan kognitif merupakan salah satu perkembangan yang penting
untuk dipantau maupun diberikan stimulus. Perkembangan kognitif meliputi semua proses
dan pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat,
akan dilakukan.
Pada usia pra sekolah perkembangan kognitif juga berkembang dengan pesat dan
hasil studi dibidang neurologi antara lain bahwa perkembangan kognitif anak telah
mencapai 50% ketika anak usia 4 tahun,80% ketika anak berusia 8 tahun, dan genap 100%
ketika anak berusia 18 tahun (Osborn, White, dan Bloom). Hal itu yang memicu makin
mantapnya anggapan bahwa sesungguhnya pendidikan yang dimulai dari usia Sekolah
Dasar (SD) tidaklah benar. Pendidikan harus sudah mulai sejak usia pra-sekolah supaya
tidak terlambat. Sehingga penting bagi anak untuk mendapatkan pendidikan (Martini,
2006). Anak-anak mudah memberi respon fisik terhadap musik, bahkan responnya relative
spontan dan anak-anak cenderung bebas menggerakkan tubuh dan anggota tubuhnya.
Aktivitas motorik ini merangsang pertumbuhan anak, khususnya pada awal masa
perkembangan. Irama musik yang didengar pada awal kehidupan akan menjadi irama
musik yang sangat bermakna dalam kehidupan selanjutnya. Irama musik tertentu akan
mempengaruhi detak nadi mereka, sehingga menjadi selaras dengan musik tersebut
(Rusmawati, 2010). Musik, sebagai bagian dari lingkungan dan stimulasi, dapat
mempengaruhi kecerdasan anak. Prosesnya, nada yang disusun berdasarkan irama tertentu
dapat menjadikan gelombang otak lebih tenang dibanding suara gaduh atau suara kontinu
(Raharja, 2010).
Selain alat permainan edukatif, musik dapat juga digunakan sebagai salah satu
kemampuan matematika dan sosial, melatih daya ingat, dan kreatifitas anak, khususnya
usia prasekolah. Anak yang diberikan terapi musik oleh orang tuanya 92% akan mengalami
peningkatan dalam hal konsentrasi, keterampilan serta menambah kepercayaan diri
(Holmes, 2008). Selain itu, musik juga akan membantu melatih konsentrasi serta mengasah
daya ingat. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa alunan lagu akan menghilangkan
rasa tegang, membuat suasana menjadi menyenangkan sehingga tidak menghambat dalam
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti menemukan bahwa telah terdapat
alat permainan edukatif sebagai stimulasi perkembangan anak namun belum dilaksanakan
secara optimal. Selain itu di TK KARTIKA belum menerapkan terapi musik sebagai
bertema ceria dan semangat serta mengajak anak untuk ikut bernyanyi. Musik bertema ceria
dan semangat akan menghasilkan emosi positif bagi anak yang dapat menyebabkan sistem
akan bereaksi positif (Musbikin,2009). Bernyanyi secara tidak langsung, akan mengasah
kemampuan anak menyerap, mengingat, dan mengucapkan kata-kata pada lirik lagu. Ini
B. Rumusan Masalah
adalah:
“ Apakah ada pengaruh terapi musik terhadap perkembangan kognitif pada anak usia pra-
sekolah di TK Kartika?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya pengaruh terapi musik terhadap perkembangan kognitif pada anak usia
pra-sekolah di TK Kartika.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
anak usia pra-sekolah di TK Kartika tahun 2017, maka hasil penelitian akan bermanfaat
bagi:
1. Manfaat Teoritis
b. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait untuk menentukan langkah yang tepat
d. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat khususnya bagi orang tua yang memiliki
2. Manfaat Praktisi
Sebagai bahan masukan bagi masyarakat agar mengetahui bahwa terapi musik
3. Manfaat Ilmiah
langkah yang tepat dalam rangka pelaksanaan program terapi musik sebagai upaya
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kognitif
pengetahuan. Selain itu kognitif juga dipandang sebagai suatu konsep yang luas
dan inklusif yang mengacu kepada kegiatan mental yang terlibat di dalam
yang bersifat mental. Dari pernyataan ini dapat dikatakan bahwa makin banyak
pikiran dan gagasan yang dimiliki seseorang, makin kaya dan luaslah alam
pikiran kognitif orang tersebut. Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa kognitif
pengenalan secara umum yang bersifat mental dan ditandai dengan representasi
suatu obyek ke dalam gambaran mental seseorang apakah dalam bentuk simbol,
berhubungan dengan masalah mengingat dan berfikir dimana kedua hal ini
kognitif anak Hal-hal yang termasuk dalam aktivitas kognitif adalah mengingat
bahwa pengetahuan berasal dari kesan-kesan yang diperoleh dari masa lampau.
ketika seorang anak diminta untuk menjelaskan kembali suatu pengetahuan atau
peritiwa yang telah diperolehnya selama belajar. Sedangkan pada saat berfikir
anak dihadapkan pada obyek-obyek yang diwakili dengan kesadaran. Jadi tidak
pokok adalah tanggapan, pengertian, atau konsep dan lambang verbal. Makin
satu dengan yang lain mulai dipahami secara logis. Perkembangan berikutnya
urutan yang sama bagi semua individu. Artinya setiap individu akan mengalami
stimulus baru dari lingkungan diintegrasikan pada skema yang telah ada.
Dengan kata lain, asimilasi merujuk pada usaha individu untuk menghadapi
yang sudah ada dengan jalan menggabungkannya. Proses ini dapat diartikan
sebagai suatu obyek atau ide baru ditafsirkan sehubungan dengan gagasan atau
skemata. Sebagai suatu ilustrasi, kepada seorang anak diperlihatkan suatu benda
yang berbentuk persegi empat sama sisi. Setelah itu diperlihatkan persegi
persegi empat sama sisi. Jadi persegi panjang diasimilasikan dengan persegi
empat sama sisi. Hal ini karena bentuk itu dikenal anak lebih awal sementara
bentuk tersebut asimilasi tidak akan terjadi karena tidak cocok dengan gagasan
yang telah ada. Tetapi jika persegi empat itu dilihat sebagaimana adanya persegi
proses yang terjadi apabila berhadapan dengan stimulus baru, anak mencoba
mengasimilasikan stimulus baru itu tetapi tidak dapat dilakukan karena tidak
ada skema yang cocok. Dalam keadaan seperti ini anak akan menciptakan
skema baru atau mengubah skema yang sudah ada sehingga cocok dengan
skema baru atau perubahan skema yang telah ada, seperti contoh di atas dimana
sekelilingnya, terutama sekali pada relasi antara struktur kognitif individu dan
struktur sekelilingnya. Di sini ada keadaan seimbang bila individu tidak lagi
juga tidak harus mengubah dirinya untuk mengadakan akomodasi dengan hal-
sebagai fungsi dari kemampuan memecahkan masalah pada tahap itu. Ini berarti
fasilitas kepada anak yang baru lahir untuk menyesuaikan diri dengan dunianya,
lebih dari itu heriditas akan mengatur waktu jalannya perkembangan pada
akan tetapi faktor ini saja tidak mampu menjelaskan segala sesuatu tentang
perkembangan struktur kognitif. Dalam hal ini sering kali disebut sebagai
pengalaman fisis dan logika matematis. Kedua pengalaman ini secara psikologi
dari guru, penjelasan orang tua, informasi dari buku, meniru, merupakan
menerima transmisi sosial apabila anak ada dalam keadaan mampu menerima
informasi. Untuk menerima informasi itu terlebih dahulu anak harus memiliki
dikemukakan di atas merupakan suatu keadaan dimana pada diri setiap individu
akan terdapat proses ekuilibrasi yang mengintegrasikan ketiga faktor tadi, yaitu
kontradiksi, yaitu apabila situasi pada pola penalaran yang lama tidak dapat
pertumbuhan itu berlangsung secara terus menerus dengan tidak ada lompatan.
perkembangan yang berbeda secara kualitatif yaitu : (1) tahap sensori motor, (2)
tahap praoperasional, (3) tahap operasional konkrit dan (4) tahap operasional
formal. Dari setiap tahapan itu urutannya tidak berubah-ubah. Semua anak akan
melalui ke empat tahapan tersebut dengan urutan yang sama. Hal ini terjadi
secara lebih dini di satu sisi dan terhambat di sisi lainnya. Berkaitan dengan itu
Tahap sensorimotor ini ada pada usia antara 0 - 2 tahun, mulai pada masa
masih terikat kepada orang lain bahkan tidak berdaya, akan tetapi alat-alat
menirukan tindakan masa lalu orang lain, dan Perkembangan kognitif anak
sebelumnya. Dalam periode singkat antara 18 bulan atau 2 tahun, anak telah
tindakan yang imaginer atau hanya dibayangkan saja, tetapi secara perlahan
disembunyikan.
prosesnya bisa kembali pada titik awal berfikir secara logis. Manipulasi
simbol merupakan karakteristik esensial dari tahapan ini. Hal ini sering
penting. Menurut Piaget, pemikiran itu khas bersifat egosentris, anak pada
perspektif orang lain. Berkaitan dengan masalah ini Piaget dikenal dengan
berikut : sebuah gelas tinggi ramping dan sebuah gelas pendek dan lebar
diisi dengan air yang sama banyaknya. Anak ditanya apakah air dalam dua
buah gelas tadi sama banyaknya ?. Anak pada tahap ini kebanyakan
menjawab bahwa ada lebih banyak air dalam gelas yang tinggi ramping tadi
karena gelas ini lebih tinggi dari yang satunya. Jadi anak belum melihat dua
dengan melakukan tindakan tersebut sekali lagi secara mental dalam arah
oleh desentrasi yang benar, artinya anak mampu memperlihatkan lebih dari
dimensi itu satu sama lain. Oleh karenanya masalah konservasi sudah
cairan. Anak diperlihatkan kepada dua gelas identik, kedua gelas tadi
berisikan jumlah air yang sama banyaknya. Setelah anak mengetahui bahwa
kedua gelas berisi air berada dalam jumlah yang sama, si peneliti
menuangkan air dari satu gelas ke dalam gelas yang lebih tinggi dan kurus.
Anak kemudian ditanya, apakah gelas yang lebih tinggi itu berisikan air
dalam jumlah yang sama, lebih banyak atau lebih sedikit dibandingkan
dengan gelas yang satunya ? Perkembangan kognitif anak anak pada tahap
suatu perubahan dalam satu dimensi yaitu tinggi cairan di dalam gelas dapat
diimbangi dengan perubahan yang sebanding dalam dimensi lain yaitu lebar
gelas. Sama halnya ia dapat mengerti bahwa jumlah tanah liat pada sebuah
jumlah yang tipikal, satu barisan yang terdiri dari 5 kancing dideretkan di
atas satu barisan yang juga terdiri dari 5 kancing sehingga kedua barisan
kancing yang sama. Namun, apabila satu barisan dipendekkan dengan jalan
pada tahap ini mengerti masalah konservasi karena mereka dapat melakukan
A < B timbal balik dengan B > A (luas permukaan air pada sebuah gelas
kompensasi dari tinggi permukaan air dan tinggi permukaan air kompensasi
kuantitasnya tidak berubah. Hal ini oleh Piaget disebut konservasi. Seriasi
prinsip logis yang penting dan disebut transivitas, yang mengatakan bahwa
A lebih panjang dari B, dan B lebih panjang dari C, maka A pasti lebih
panjang dari C. Anak-anak pada tahap ini tahu keabsahan kaidah itu
mengenai bagian dan keseluruhan yang dikenal dengan istilah inklusi kelas.
tahap ini dihadapkan kepada delapan permen kuning dan empat permen
coklat, kemudian ditanya, “mana permen yang lebih banyak, permen kuning
atau lebih banyak permen coklat ?”. Anak yang berumur 5 tahun akan
dan logika. Pemikiran mereka masih terbatas pada operasi konkrit. Pada
tahap ini anak dapat mengkonservasi kualitas serta dapat mengurutkan dan
Pada tahap operasional formal anak tidak lagi terbatas pada apa yang dilihat
atau didengar ataupun pada masalah yang dekat, tetapi sudah dapat
logis. Sebagai contoh, jika A < B dan B < C, maka A < C. Logika seperti ini
tidak dapat dilakukan oleh anak pada tahap sebelumnya. Perkembangan lain
pada tahap ini ialah kemampuannya untuk berfikir secara sistematis, dapat
platinanya rusak dan sebab lain yang memungkinkan memberikan dasar atas
berikut :
1) mengatur secara serial : Pada tahapan ini bila anak diberi tugas untuk
lebih.
2) Klasifikasi : pada tahap praoperasional umur 5 - 7 tahun, anak telah
berikut :
bahwa anak belum dapat menilai dua macam dimensi yang berbeda
(di sini keseluruhan dan bagian) dalam satu situasi pengamatan yang
sama.
substansi/isi, berat,banyak air dan volume air dan luas belum dicapai
konkrit.
sudut perspektif orang lain. Pembuktian ini dilakukan Piaget melalui tes
menyilang dan tiga geometri (tiga dimensi) sebagai modifikasi dari tiga
1) Terapi Musik
1.Definisi Musik
semesta.
Musik meliputi melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu
ritme dan harmoni serta mempunyai suatu bentuk dalam ruang waktu
yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain dalam lingkungan
pengetahuan dan pandangan selain juga mengenal banyak hal lain diluar
penghargaan akan nilai seni, selain menyadari akan dimensi lain dari
unsur dalam musik, yaitu dinamik (kuat lemahnya bunyi), nada (bunyi
yang teratur), unsur waktu (panjang pendek suatu bunyi yang ditentukan
dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk
dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat
memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual. Hal ini
bahwa banyak dari proses dalam hidup kita selalu ber-irama. Sebagai contoh, nafas
kita, detak jantung, dan pulsasi semuanya berulang dan berirama.Terapi musik
adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua orang karena kita tidak
membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi alunan musik. Terapi
musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf
limbik).Pengaruh musik sangat besar bagi pikiran dan tubuh manusia. Contohnya,
ketika seseorang mendengarkan suatu alunan musik (meskipun tanpa lagu), maka
seketika orang tersebut bisa merasakan efek dari musik tersebut. Ada musik yang
masa lalu dan lain-lain.Salah satu figur yang paling berperan dalam terapi musik di
awal abad ke-20 adalah Eva Vescelius yang banyak mempublikasikan terapi musik
Inggris, yang mengemukakan tentang efek alat musik (khusus untuk pasien dengan
1). Pengertian
prasekolah adalah pendidikan bagi anak usia 3-5 tahun. Beberapa negara
memulai lebih awal (2 tahun) dan beberapa negara lain mengakhiri lebih
Anak usia prasekolah adalah anak usia 3-5 tahun saat dimana sebagian
besar sistem tubuh telah matur dan stabil serta dapat menyesuaikan diri
dengan stres dan perubahan yang moderat. Selama periode ini sebagian besar
adalah anak berusia 3-6 tahun yang merupakan sosok individu, makhluk sosial
Menurut Hurlock (2001), mengatakan bahwa usia prasekolah adalah usia 3-5
tahun dan merupakan kurun yang disebut sebagai masa keemasan (the golden
age). Di usia ini anak mengalami banyak perubahan baik fisik dan mental,
(Wong, 2008).
Dengan demikian anak usia prasekolah adalah usia 3-5 tahunanak mengalami
anak prasekolah meliputi fisik, motorik, intelektual dan sosial. Ciri fisik
a. Otot-otot lebih kuat dan pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras.
b. Anak prasekolah mempergunakan gerak kasar seperti berlari, berjalan,
d. Selain itu juga anak mempunyai rasa ingin tahu, rasa emosi, iri, dan
cemburu. Hal ini timbul karena anak tidak memiliki hal-hal yang dimiliki
pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang ditunjang oleh
badan relatif seimbang.Perkembangan motorik anak terdiri dari dua, ada yang
dan prestasi.
tetapi sudah berani mengambil resiko seperti jika si anak dapat naik
tangga dengan satu kaki lalu dapat turun dengan cara yang sama dan
4. Lalu, pada usia 5 tahun si anak lebih percaya diri dengan mencoba untuk
5. Sebagian ahli menilai bahwa usia 3 tahun adalah usia bagi anak dengan
(lengan dan kaki) maka anak-anak pra sekolah perlu olah raga seharí-
hari.
meningkat dan menjadi lebih tepat seperti bermain balok, kadang sulit
susunannya.
yang bagus dengan memadukan tangan, lengan, dan anggota tubuh lain
4. Hal ini tidak terlepas dari ciri anak yang selalu bergerak dan selalu ingin
bermain sebab dunia mereka adalah dunia bermain dan merupakan proses
belajar.
5. Mulai sejak si anak membuka mata di waktu pagi sampai menutup mata
baru, senang bermain dengan mainan baru, tidur dan makan secara teratur dan
menangis, butuh waktu lama untuk menghabiskan makanan dan gelisah saat
tidur.
Secara umum, aspek-aspek perkembangan pada usia anak pra sekolah ini
a. Perkembangan fisik
bantuan orang tua. Pada usia ini banyak perubahan fisiologis seperti :
1) Pernapasan yang menjadi lebih lambat dan dalam serta denyut jantung
2) Proporsi tubuh juga berubah secara dramatis seperti pada usia 3 tahun,
3) Tulang kakinya tumbuh dengan cepat dan tulang-tulang semakin besar dan
kuat.
diperlukan gizi yang cukup seperti protein, vitamin, dan mineral dsb.
b. Perkembangan Intelektual
operasi mental secara logis. Periode ini juga ditandai dengan berkembangnya
suatu peristiwa.
c. Perkembangan Emosional
Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari akunya, bahwa akunya
(dirinya) berbeda dengan Aku (orang lain atau benda). Kesadaran ini diperoleh
dengan keras, atau kurang menyayanginya maka dalam diri anak akan
d. Perkembangan Bahasa
dua tahap (sebagai kelanjutan dari dua tahap sebelumnya). Masa Ketiga (2,02,6
tahun) bercirikan:
c. Anak banyak menanyakan tempat dan nama; apa, dimana, darimana, dsb.
METODOLGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasy
eksperimen. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah “one group pre-test
dan post test”. Penelitian ini tidak melibatkan klompok pembanding (control) tetapi
paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pre test) yang memungkinkan penguji
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
Populasi merupakan seluruh subjek untuk objek dengan karakteristik tertentu yang akan
di teliti (notoatmojo2012). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa siswi yang
D. Besar sample
Sample adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti yang
berdasarkan distribusi normal dengan central limit deorem. Teori ini menunjukan
bahwa sample penelitian tersebut dengan sample besar jika subjek yang diteliti besar
(sarwono2008). Pada penelitian ini yang mnjadi sample adalah sebanyak 20 orang.
Dalam penelitian ini,pengambilan sample menunjukan beberapa kriteria inklusi
3. Anak anak memilikikognitif yang baik dibuktikan dengan short portable mental
status questioner(SPMSQ).
E. Teknik sampling
Teknik sampling merupakan cara yang ditempuh dalam pengambilan sample agar
memperoleh sample yang benar benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian
(Nursallam,2013). Pada penelitian ini teknik sample yang digunakan adalah purposive
sampling yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertntu yang dibuat oleh peneliti
sendiri, berdasarkan ciri atau sifat sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya
(notoadmojo,2012).
1. Variabel
Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
penelitian ini adalah terapi music pada perkembangan kognitif anak di usia pra
sekolah.
2. Definisi operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pngertian variable variable yang diteliti,
perlu sekali variable variable tersebut diberi batasan atau definisi operasional.
G. Etika Penelitian
memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta berpegang tguh pada etika
penelitian, meskipun mungkin penelitian yang dilakuka tidak akan merugukan atau
membahayakan bagi subjek peneliti ( notoadmojo, 2012). Masalah etika yang harus di
peneliti juga memberikan kebebasan kepada subjek untuk berpatisipasi atau tidak
consent).
Setiap orang mempunyai hak hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan
memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh sebab itu, peneliti tidak
Prinsip ketrbukaan dan adil dijaga oleh peneliti dengan kejujuran, keterbukaan dan
benefis)
masyarakat pada umunya dan subjek penelitian pada khususnya. Peneliti hendaknya
berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek. Oleh sebab itu,
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak kedua. Pada penelitian
ini yang menjadi data sekunder adalah dokumen atau laporan yang diperoleh
2. Pengumpulan data
a. Tahap persiapan
penelitian dari pihak program studi Ilmu Keperawatan STIKes PMC. Kemudian
peneliti mengurus surat permohonan izin untuk melakukan penelitian di TK
KARTIKA Pekanbaru.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada hari pertama sampai hari ketiga peneliti berkomunikasi secara langsung
kognitif akan di uji daya ingatnya dengan menggunakan short portable mental
Anak yang bersedia menjadi responden akan diberi penjelasan mengenai tujuan
untuk melaksanakan terapi music klasik pada saat proses belajar berlangsung
dibantu oleh lima orang asisten. 1 orang asisten dan peneliti memegang 4 orang
responden. Selama tiga hari peneliti dan asisten melakukan terapi music klasik
diminta untuk duduk ditempat duduk dengan posisi nyaman dan rileks. Peneliti
menghidupkan music klasik Mozart melalui mp3 selama kurang lebih 10 menit.
Setelah dilakukan terapi music klasik selama tiga hari, peneliti meminta anak
untuk mengulang