A. Identitas Pasien
Pasien berinisial An. Fl, berusia 5 tahun berjenis kelamin laki-laki, beragama
islam. Ia datang ke unit okupasi terapi 2 tahun yang lalu dengan diagnosis down
syndrome. Aktifitas dasar sehari-hari pasien saat ini masih memerlukan bantuan.
Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan saudaranya di kota cilegon, Banten.
B. Diagnosis Pasien
2. Diagnosis Topis :-
3. Diagnosis Kausatif :-
C. Kerangka Acuan
Pada kasus ini kami menggunakan kerangka acuan Bobath karena pada kasus
D. Pemeriksaan
1. Terstandar
ekstensi trunk nilai 3, rotasi trunk nilai 3, elevasi trunk nilai 3, fleksi shoulder
internal rotasi dan eksternal rotasi shoulder nilai 3. Pada bagian otot forearm
fleksi elbow nilai 3, ekstensi elbow nilai 3, supinasi dan pronasi elbow nilai 3,
fleksi dan ekstensi wrist nilai 3. Untuk bagian lower ekstremitas, fleksi,
ekstensi, adduksi, internal rotasi hip nilai 3. Fleksi dan ekstensi knee nilai 3.
kasar didapatkan fungsi anggota gerak bawah secara umum yaitu anak mampu
untuk berjalan tetapi anak berjalan dengan base lebar karena adanya
kelemahan otot pada bagian trunk, anak berjalan dengan base lebar bertujuan
untuk menjaga keseimbangan saat berjalan. Kaki dominan pada anak adalah
kaki kanan. Anak mampu untuk berjalan kebelakang, anak mampu untuk
berjalan kedepan tetapi masih sering jatuh karena keseimbangan belum stabil,
anak mampu berjalan kedepan diatas papan titian dengan bantuan, anak
mampu untuk berlari tetapi masih sering terjatuh, anak belum mampu untuk
melompat, anak mampu untuk naik turun tangga dengan bantuan berpegangan
pada pegangan tangga, anak mampu untuk lempar dan menangkap bola.
Pasien telah mampu untuk menendang bola kedepan yang setara dengan
terapi pada konsep, persepsi dan kognisi anak makan didapatkan konsentrasi
dan atensi pasien secara umum yaitu atensi pada pasien mudah untuk
menunjuk warna dan memberi label warna. Anak mengetahui bagian tubuhnya
seperti tangan, jari jari , kaki, rambut, hidung, telingan, mulut, kepala)
Standing with eyes closed skor 2, Standing with feet together mendapatkan
skor 3, Standing with one foot in front mendapatkan skor 3, Standing on one
2. Tidak Terstandar
1. Aset
Dari data subjektif dan objektif yang telah dilakukan dapat disimpulkan aset
yang dimiliki pasien yaitu pasien mampu mengerti instruksi sederhana, mobilitas
dan transfer telah mandiri, mampu mengerti instruksi yang diberikan dengan
2. Limitasi
Dari data subjektif dan objektif yang telah dilakukan dapat disimpulkan
limitasi yang dimiliki pasien yaitu kekuatan otot lemah pada bagian trunk. Gerak
motorik belum baik, perencanaan gerak motorik belum baik, pasien belum
3. Prioritas Masalah
Anak kesulitan dalam aktifitas toileting (BAB & BAK), makan masih
berantakan, belum mampu bermain dengan posisi duduk tegak dan juga
terapi
F. Rencana Terapi
1. Aktivitas
pada saat berlutut dari posisi merangkak, terapis menstabilisasi bagian pelvic
Ketika pasien berada pada posisi berlutut terapis menstabilisasi bagian pelvic
- Memberi instruksi kepada pasien untuk berdiri dari posisi berlutut kemudian
terapis memberikan instruksi kepada pasien untuk mempertahankan posisi
berdiri tersebut dengan media menyusun puzzle geometri yang diletakkan
diatas meja yang tingginya selevel mata pasien untuk menjaga kestabilan
trunk agar tidak membungkuk.
2. Frekuensi
3. Durasi
4. Tempat
5. Alat
Puzzle geometri
Baskom
Donat bertingkat
2 kursi kecil
6. Teknik/Strategi
G. Intervensi
hari dalam posisi duduk tegak seperti aktivitas makan dan belajar saat di
sekolah.
Kerangka acuan
postural dengan cara terapis meminta salah satu tangan pasien untuk
menyanggah tubuhnya saat duduk dan yang satu lagi digunakan untuk
melakukan akivitas.
kepada pasien untuk melakukan gerakan fleksi, ekstensi pada area hip,
knee, dan ankle lalu melakukan gerakan fleksi, ekstensi dan rotasi trunk
Enabling
Memberikan instruksi kepada pasien untuk mempertahankan posisi
tegak pada saat berlutut dari posisi merangkak, terapis menstabilisasi
bagian pelvic untuk membantu nya mobilisasi dari posisi merangkak ke
posisi berlutut, dalam posisi berlutut pasien di minta untuk memindahkan
bola warna warni yang wadah/tempatnya diletakkan berjauhan satu
dengan yang lainnya. Ketika pasien berada pada posisi berlutut terapis
menstabilisasi bagian pelvic pasien untuk menjaga keseimbangan dan
kontrol postural.
Purposeful
Occupation
Kerangka Acuan
Kerangka acuan neurodevelopment dengan metode bobath yang
bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi gangguan-gangguan
(seperti gangguan tonus otot) dengan cara inhibisi atau fasilitasi melalui
cara-cara yang benar. Strategi atau tehniknya adalah fasilitasi dan inhibisi.
Pada aktivitas ini pasien difasilitasi untuk berlutut dari posisi merangkak
untuk memfasilitasi mempertahankan postural dan keseimbangan. Terapis
memberi instruksi kepada pasien untuk posisi merangkak dengan cara
modelling. Kemudian terapis bersimpu dibelakang pasien dengan kedua
tangan terapis pada pelvic pasien. Selanjutnya terapis memberi instruksi
kepada pasien ‘ayo bangun’, terapis membantu pasien menuju posisi
berlutut dengan menarik pelvic kearah deapan dan atas sampai posisi
berlutut. Pada posisi berlutut terapis meminta pasien untuk melakukan
aktivitas memindahkan bola warna warni dan menyusun donat bertingkat
untuk membantu pasien mempertahankan posisi pada saat berlutut.
Kerangka Acuan
Kerangka neurodevelopment dengan metode bobath yang bertujuan
untuk menghilangkan atau mengurangi gangguan-gangguan (seperti
gangguan tonus otot) dengan cara inhibisi atau fasilitasi melalui cara-cara
yang benar. Strategi atau tehniknya adalah fasilitasi dan inhibisi. Pada
aktivitas ini pasien difasilitasi untuk brdiri dari posisi berlutut untuk
memfasilitasi mempertahankan postural. Pelaksanaannya adalah terapis
memberi instruksi kepada pasien secara modelling untuk memajukkan
salah satu kakinya ketika berlutut (half kneeling) kemudian terapis berada
didepan pasien dan memberi stabilitasi pada bagian pelvic selanjutnya
terapis memberi instruksi kepada pasien untuk berdiri dan membantu
pasien untuk berdiri dengan menarik keatas pada bagian pelvic menuju
posisi berdiri.
Selanjutnya terapis meminta pasien untuk mempertahankan posisi
berdiri dengan media menyusun puzzle geometri diatas meja. Kemudian
terapis memfasilitasi pasien untuk mempertahankan postural ketika
berjalan dengan media bermain halang rintang.
H. Rencana Evaluasi
I. Home Program
Home program diberikan kepada orangtua An. Fl berupa edukasi dan
juga tindakan yang harus dilakukan orangtua untuk melatih kekuatan otot