Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL

DENGAN SIKAP BELAJAR SISWA

(Studi Korelasional pada Siswa Kelas V Semester II Sekolah Dasar Negeri Karadenan
Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh:
Ajat Sudrajat1, Rais Hidayat2, Dadang Kurnia3

ABSTRAK

Ajat Sudrajat. 037110090. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Sikap


Belajar Siswa. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Pakuan. Bogor 2015. Penelitian ini terdiri atas kecerdasan emosional
sebagai variabel bebas, dan sikap belajar sebagai variabel terikat. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan sikap belajar siswa. Data penelitian ini
diperoleh dengan menggunakan kuesioner berskala lima untuk variabel kecerdasan emosional dan
sikap belajar siswa. Uji validitas instrumen kecerdasan emosional dihitung menggunakan rumus
Koefisien Korelasi Product Moment Pearson dan untuk koefisien reliabilitas dihitung
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah
Dasar Negeri Karadenan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor berjumlah 74 siswa. Sampel
yang diambil 44 siswa, diperoleh menggunakan rumus TaroYamaro. Pengujian prasyarat analisis
berupa uji normalitas liliefors. Setelah dari uji normalitas kemudian dilakukan pengujian
homogenitas dengan uji Bartlett untuk menunjukan populasi bersifat homogen. Instrumen yang
sudah valid dan reliabel digunakan untuk mengumpulkan data yang hasilnya menunjukkan
terdapat hubungan kecerdasan emosional dengan sikap belajar. Teknik analisis regresi dan korelasi
sederhana menghasilkan suatu model hubungan yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi
yaitu Ŷ = 47,10 + 0,73 , dengan harga Fhitung sebesar 3,373 lebih besar dari Ftabel dengan taraf
signifikansi 0,05 sebesar 3,38, dan kontribusi berdasarkan hasil penelitian sebesar 98,01%.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara kecerdasan emosional dengan sikap belajar siswa. Selain itu, untuk meningkatkan
sikap belajar siswa diperlukan perbaikan kecerdasan emosional.

Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Sikap Belajar

1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK
2
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK
3
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK
2

ABSTRACT

Ajat Sudrajat. 037110090. The Relationship Between Emotional Intelligence with


Attitude Student. Study program Elementary School Teacher, the Faculty Of Teacher Training
And Education. Pakuan University. Bogor 2015. This study consisted of emotional intelligence as
an independent variable, and the attitude of learning as the dependent variable. The purpose of this
study to determine the relationship between emotional intelligence and attitude of student learning.
The research data was obtained using a questionnaire scale of five for the variables emotional
intelligence and attitude of student learning. Test the validity of emotional intelligence instrument
calculated using the formula Pearson Product Moment Correlation Coefficient and for the
reliability coefficient was calculated using Cronbach alpha formula. The population in this study
were students of class V in SDN Karadenan, Cibinong, Bogor district who amounted to 74
students. Samples were taken 44 students, obtained using the formula Taro Yamaro. Testing of
requirements analysis obtained using Liliefors normality test. After the test of normality then
tested with Bartlett's test for homogeneity to showed the value of homogeneous of population.
Instruments that are valid and reliable are used to collect the data that the results show there is a
relationship between emotional intelligence with a learning attitude. Regression and correlation
analysis technique is produce a model of the relationship that is expressed in the form of the
regression equation with value Y = 47.10 + 0,73x, and with value of F 3,373 that greater than
value of a F table for a 0.05 significance level of 3.38, and a contribution by the results of 98.01%.
Based on the above results, it can be concluded that there is a positive relationship between
emotional intelligence and learning behaviors of students. In addition, to improve students'
learning attitudes, so necessary to repairs emotional intelligence of students.

Keywords: Emotional Intelligence, Attitude Student

1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK
2
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK
3
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2015
3

PENDAHULUAN rangka pencapaian pendidikan. Sekolah


Pendidikan merupakan suatu menyediakan guru-guru yang profesional
interaksi antara subjek didik dalam untuk proses pengajaran dan pembelajaran.
mewujudkan suasana belajar dan proses Guru adalah satu-satunya komponen
pembelajaran untuk mencapai tujuan manusiawi dalam proses belajar-mengajar
pendidikan. Melalui pendidikan akan dapat yang ikut berperan dalam usaha
menciptakan manusia yang berpotensi, pembentukan sumber daya manusia yang
kreatif dan memiliki ide cemerlang sebagai potensial dibidang pembangunan. Oleh
bekal untuk memperoleh masa depan yang karena itu guru yang merupakan salah satu
lebih baik. Sebagaimana pendidikan diatur unsur dibidang kependidikan harus berperan
dalam Undang-undang Sistem Pendidkan serta aktif dan menempatkan kedudukannya
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang sebagai tenaga profesional sesuai dengan
menetapkan bahwa pendidikan nasional tuntutan masyarakat yang semakin
berfungsi mengembangkan kemampuan dan berkembang.
membentuk watak serta peradaban bangsa Sekolah sebagai suatu lembaga
yang bertujuan untuk berkembangnya pendidikan formal, secara sistematis telah
potensi peserta didik agar menjadi manusia merencanakan bermacam lingkungan, yakni
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan lingkungan pendidikan yang menyediakan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berbagai kesempatan bagi siswa untuk
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi melakukan beragam kegiatan belajar
warga Negara yang demokratis serta sehingga para siswa memperoleh
bertanggung jawab. pengalaman pendidikan. Dengan demikian,
Salah satu wadah yang dipandang sekolah dapat mendorong pertumbuhan dan
sangat penting berfungsi menciptakan perkembangan ke arah suatu tujuan yang
sumber daya manusia berkualitas adalah dicita-citakan.
pendidikan. Pada dasarnya pendidikan Sesuatu yang belum diketahui dapat
adalah suatu proses membantu manusia mendorong siswa belajar untuk mencari
mengembangkan dirinya sehingga mampu tahu. Sikap siswa dalam belajar merupakan
menghadapi segala perubahan dan salah satu faktor yang mempengaruhi proses
permasalahan dengan sikap terbuka dan pembelajaran dan sangat berpengaruh
kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya. terhadap prestasi untuk mencapai hasil
Sedangkan tujuan umum pendidikan sendiri belajar yang akan diperoleh siswa. Sikap
yaitu: meletakkan dan meningkatkan belajar yang baik dapat menghasilkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, prestasi belajar yang baik, begitupun
akhlak mulia, serta keterampilan untuk sebaliknya prestasi belajar yang buruk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan dipengaruhi oleh sikap belajar yang kurang
yang lebih lanjut. baik. Maka dari itu, pentingnya
Upaya untuk mewujudkan menanamkan sikap belajar yang baik pada
masyarakat yang berkualitas merupakan setiap diri siswa.
tanggung jawab pendidikan, terutama dalam Sikap merupakan sesuatu yang
mempersiapkan peserta didik menjadi subjek dipelajari, sikap juga menentukan
yang semakin berperan menampilkan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi
keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, serta menentukan apa yang dicari individu
mandiri, cerdas dan professional pada dalam kehidupan. Setiap siswa memiliki
bidangnya masing-masing. Pendidikan karakteristik yang berbeda, begitu pula
adalah pengaruh bimbingan, arahan dari dengan kecenderungan sikap yang
orang dewasa kepada orang yang belum dimilikinya. Siswa pun mengambil sikap
dewasa agar menjadi dewasa, mandiri dan seiring dengan minatnya terhadap suatu
memiliki kepribadian yang utuh dan matang. objek. Siswa mempunyai keyakinan dan
Kepribadian yang dimaksud adalah semua pendirian tentang apa yang seharusnya
aspek yang ada sudah matang yaitu meliputi dilakukannya. Sikap itulah yang mendasari
cipta, rasa dan karsanya. dan mendorong ke arah perbuatan belajar.
Untuk mencapai suatu tujuan Jadi, sikap siswa yang tepat dapat
pendidikan, sekolah merupakan lembaga menciptakan motivasi sehingga hal tersebut
formal yang dijadikan sebagai sarana dalam

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2015
4

dapat menentukan keberhasilan dalam Salah satu hal yang menjadi alasan
belajar. pentingnya penanaman dan perkembangan
Dalam hal ini seringkali ditemukan sikap adalah karena pembelajaran tidak
sejumlah siswa yang tidak dapat selalu bersifat dinamis, Hal ini
mengendalikan sikapnya ke arah positif mengakibatkan adanya rasa jenuh dan
dalam pembelajaran yang menunjang tertekan dalam diri siswa. Selain itu, dalam
kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang proses pembelajaran juga terdapat hambatan
mempunyai kemampuan inteligensi tinggi dan rintangan dan situasi sulit yang dialami
tetapi memiliki sikap belajar yang kurang siswa baik yang datang dari dalam maupun
memadai sehingga menyebabkan rendahnya dari luar dirinya yang menuntut siswa untuk
prestasi dalam belajar. Sebaliknya ada siswa dapat menyikapinya dengan baik.
yang walaupun kemampuan inteligensinya Sikap seseorang sangat dipengaruhi
relatif rendah namun memiliki sikap belajar oleh emosi atau cara mengekspresikan
yang baik sehingga menyebabkan prestasi emosi. Begitupun kaitannya dengan sikap
dalam belajarnya meningkat. Itu sebabnya belajar yang merupakan perwujudan dari
taraf inteligensi bukan merupakan satu- ekspresi emosi seseorang dalam
satunya faktor yang menentukan melaksanakan pembelajaran. Dalam
keberhasilan belajar seseorang, karena ada kegiatan proses belajar mengajar
faktor lain yang mempengaruhi salah berlangsung hendaknya guru melakukan
satunya berupa sikap dalam belajar. interaksi belajar mengajar dengan
Berdasarkan pengamatan, dalam memperhatikan sikap siswa. Pelaksaan
proses belajar mengajar di sekolah, salah interaksi belajar mengajar tersebut selain
satu faktor yang menunjang keberhasilan untuk menanamkan suatu nilai ke dalam diri
belajar dan pemahaman siswa dalam siswa juga karena sikap tersebut akan
menerima pembelajaran adalah sikap mempengaruhi tanggapan siswa dalam
belajar. Hal ini dibuktikan dari hasil menerima materi yang diberikan gurunya.
observasi dan pengamatan yang dilakukan di Sikap itu sendiri merupakan tindak
kelas V Sekolah Dasar Negeri Karadenan lanjut bahkan perwujudan dari emosi
Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor seseorang. Sejalan dengan pendapat menurut
Tahun Pelajaran 2014/2015, berdasarkan Ellis yang dikutip oleh Purwanto (2010:
hasil data penilaian sikap siswa yang didapat 141) menyatakan bahwa yang sangat
melalui pengaplikasian kurikulum 2013 memegang peranan penting di dalam sikap
diperoleh sebanyak 30 dari 45 orang siswa ialah faktor perasaan atau emosi. Oleh
yang dinilai kurang memuaskan dalam cara karenanya. Baik sikap maupun emosi
bersikap disekolah juga memiliki hasil memiliki keterkaitan satu sama lain.
prestasi belajar yang kurang memuaskan. Maka dari itu, sehubungan dengan
Hasil pengamatan tersebut dapat diartikan keterkaitan antara sikap dan emosi, maka
bahwa sikap belajar memiliki nilai yang dalam pendidikan penting pula di pelajari
berbanding lurus dengan prestasi belajar. suatu keterampilan kecerdasan emosional.
Dengan demikian dapat disimpulkan Kecerdasan emosional adalah suatu
bahwa sikap belajar yang baik akan kecerdasan seseorang dalam mengatur
memberikan dampak positif terhadap kehidupan emosinya dengan inteligensi,
pemahaman siswa sehingga akan menjaga keselarasan emosi dan
meningkatkan prestasi belajarnya. pengungkapannya melalui keterampilan
Sedangkan sikap belajar siswa yang buruk kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi
akan mempengaruhi tingkat pemahaman diri, empati dan keterampilan sosial. Dengan
belajar siswa sehingga akan berdampak pada kecerdasan emosi yang tinggi, seseorang
hasil prestasi belajar yang buruk pula. dapat selalu membangun perkembangan diri
Sebagai contoh siswa yang mudah menyerah kearah yang lebih baik serta dapat
untuk belajar akan mengurangi, menguasai keadaan atau situasi apapun yang
menghambat atau bahkan menghentikan dihadapinya.
pemahamannya akan pelajaran yang dia Dalam dunia pendidikan, secara
hadapi. Oleh karena itu, penanaman sikap spesifik telah diketahui bahwa untuk
yang baik pada dalam diri siswa menjadi hal mencapai tujuan pendidikan seutuhnya
yang sangat penting. ternyata pengembangan intelegensi saja

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2015
5

tidak mampu menghasilkan manusia yang mereka sendiri dengan baik dan mampu
utuh. Berbagai hasil kajian dan pengalaman menghadapi perasaan orang lain dan
bahkan menunjukkan bahwa pembelajaran lingkungannya. Baik sikap dan kecerdasan
komponen emosional lebih penting daripada emosional, keduanya berkaitan dan
intelektual. Maka untuk mencapai kualitas berhubungan erat dengan perasaan. Maka
pendidikan yang optimal, perlu diupayakan dari itu dalam penyusunan proposal ini
bagaimana membina peserta didik untuk penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan
memiliki kecerdasan emosi yang stabil Antara Kecerdasan Emosional dengan Sikap
sebagai penyeimbang dari inteligensi yang Belajar pada siswa kelas V Sekolah Dasar
ada. Sebab, melalui kecerdasan emosional Negeri Karadenan Kecamatan Cibinong
peserta didik dapat memahami diri dan Kabupaten Bogor Tahun Ajaran
lingkungannya secara tepat, memiliki rasa 2014/2015”.
percaya diri, tidak mudah putus asa, dan Sedangkan masalah yang khusus
dapat membentuk karakter peserta didik menarik untuk dibahas bersamaan dengan
secara positif. Pendidikan adalah suatu usaha judul ini adalah “hubungan antara
yang sadar dan sistematis dalam kecerdasan emosional dengan sikap belajar
mengembangkan potensi peserta didik. siswa”.
Menurut penelitian yang dilakukan
Goleman (2002 : 44), kecerdasan intelektual 1. Sikap Belajar
(IQ) hanya menyumbang 20% bagi Sikap belajar adalah hasil tindakan
kesuksesan, sedangkan 80% adalah diperoleh berupa kesan-kesan yang
sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, mengakibatkan perubahan dalam diri
diantaranya adalah kecerdasan emosional individu sebagai hasil dari aktivitas dalam
atau Emotional Quotient (EQ) yakni belajar. Tindakan tersebut merupakan
kemampuan memotivasi diri sendiri, kecenderungan pola tingkah laku siswa
mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, untuk melakukan sesuatu dengan cara
mengatur suasana hati (mood), berempati tertentu terhadap orang, benda atau gagasan.
serta kemampuan bekerja sama. Setiap individu mempunyai sikap dalam
Khusus pada orang-orang yang menghadapi sesuatu.
murni hanya memiliki kecerdasan akademis Kecenderungan untuk melakukan
tinggi, mereka cenderung memiliki rasa suatu respon merupakan nilai intensitas dari
gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, daya efektivitas sikap itu sendiri. Pernyataan
rewel, cenderung menarik diri, terkesan tersebut dikuatkan oleh teori yang
dingin dan cenderung sulit mengekspresikan dikemukakan Nurkancana dan Samartana
kekesalan dan kemarahannya secara tepat. (1987: 275) yang menjelaskan bahwa sikap
Bila didukung dengan rendahnya taraf dapat didefinisikan sebagai suatu
kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang predisposisi atau kecenderungan untuk
seperti ini sering menjadi sumber masalah. melakukan suatu respon dengan cara-cara
Seseorang memiliki IQ tinggi namun tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik
taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka berupa individu-individu maupun obyek-
cenderung akan terlihat sebagai orang yang obyek tertentu. Sikap ini akan memberi arah
keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, suatu perbuatan atau suatu tindakan
tidak mudah percaya kepada orang lain, seseorang.
tidak peka dengan kondisi lingkungan dan Dalam hal ini tidak berarti bahwa
cenderung putus asa bila mengalami stress. semua tindakan atau perbuatan seseorang itu
Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang- sama dengan sikap yang ada padanya. Ada
orang yang memiliki taraf IQ rata-rata kalanya sebuah tindakan atau perbuatan itu
namun memiliki kecerdasan emosional yang tidak sama atau bertolak belakang dengan
tinggi. sikap yang sebenarnya. Selalu ada perasaan
Oleh karena itu, pentingnya terselubung dibalik sebuah sikap dan
kecerdasan emosional pada diri siswa tindakan seseorang. Oleh karena itu, sikap
sebagai salah satu faktor penting untuk merupakan suatu perwujudan dari perasaan.
menentukan sikap dalam sebuah kehidupan. Teori yang mendukung bahwa sikap
Dengan kecerdasan emosional siswa mampu merupakan suatu perwujudan atau ungkapan
mengetahui dan mengendalikan perasaan perasaan dikemukakan oleh Berkowitz

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2015
6

(Azwar, 2005:5), yang menjelaskan bahwa yang relatif tetap terhadap objek, orang,
Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah peristiwa dan sebagainya baik secara positif
perasaan mendukung (favorable) atau tidak maupun negatif. Kecenderungan tersebut
mendukung (unfavorable) terhadap objek dapat diarahkan siswa dalam setiap tindakan
tersebut. yang ingin dilakukan.
Senada dengan yang dikemukan Berdasarkan pembahasan teori-teori
Berkowitz, bahwa sikap memiliki hubungan di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dengan perasaan, Sarlito (2010: 201) dengan dimaksud dengan sikap belajar siswa adalah
lebih menjelaskan secara mendalam suatu predisposisi pada diri siswa untuk
mengatakan bahwa sikap (attitude) adalah menerima, menolak, atau mengabaikan
istilah yang mencerminkan rasa senang, obyek psikologis dalam pembelajaran
tidak senang atau perasaan biasa-biasa saja kedalam bentuk reaksi atau respon terhadap
(netral) dari seseorang terhadap sesuatu. tanggapan-tanggapan positif maupun negatif
Sesuatu tersebut bisa benda, kejadian, dengan indikator seperti (1) kedisiplinan, (2)
pengalaman, situasi, orang-orang atau percaya diri dan (3) bertanggungjawab.
kelompok dan banyak hal lainnya.
Selain itu, dalam hal ini sikap 2. Kecerdasan Emosional
belajar yang baik sangat penting dalam Kecerdasan emosional adalah
menentukan keberhasilan dari pembelajaran kemampuan merasakan dan memahami
tersebut. Seperti halnya yang dijelaskan secara lebih efektif terhadap daya kepekaan
Sarwono dikutip oleh Kusnaedi (2013: 110) emosi. Istilah “kecerdasan emosional”
bahwa keseimbangan antara sikap, pertama kali dilontarkan pada tahun 1990
keterampilan dan pengetahuan untuk oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard
membangun Soft Skills dan Hard Skills perlu University dan John Mayer dari University
menjadi perhatian para pendidik. Pada usia of New Hampshire untuk menerangkan
bawah, masa Sekolah Dasar (SD), siswa kualitas-kualitas emosional yang tampaknya
jangan terlalu dibebani dengan hard skills penting bagi keberhasilan. Kualitas-kualitas
atau keterampilan dan pengetahuan yang ini meliputi, empati, mengungkapkan dan
berat tetapi lebih banyak pada pembiasaan memahami perasaan, mengendalikan
sikap-sikap positif atau soft skills. amarah, kemandirian, kemampuan
Sikap dalam pembentukannya menyesuaikan diri, disukai, kemampuan
memiliki hubungan yang erat dengan memecahkan masalah antar pribadi,
motivasi. Motivasi yang kuat akan kretekunan, kesetiakawanan, keramahan dan
membantu mengarahkan siswa dalam sikap hormat.
menentukan sikapnya. Begitu juga halnya Kecerdasan emosi dapat
dengan sikap dalam belajar. Djamarah menempatkan emosi individu pada porsi
(2006:11) berpendapat bahwa sesuatu yang yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur
belum diketahui dapat mendorong siswa suasana hati. Koordinasi suasana hati adalah
untuk belajar untuk mencari tahu. Siswa pun inti dari hubungan sosial yang baik. Hal ini
mengambil sikap seiring dengan minatnya sejalan dengan pendapat yang dikemukakan
terhadap suatu objek. Siswa mempunyai Goleman (2009:45) yang menyatakan bahwa
keyakinan dan pendirian tentang apa yang kecerdasan emosi merupakan kemampuan
seharusnya dilakukannya. Sikap itulah yang emosi yang meliputi kemampuan untuk
mendasari dan mendorong ke arah perbuatan mengendalikan diri, memiliki daya tahan
belajar. Jadi, sikap siswa dapat dipengaruhi ketika menghadapi suatu masalah, mampu
oleh motivasi sehingga ia dapat menentukan mengendalikan impuls, memotivasi diri,
sikap belajar. mampu mengatur suasana hati, kemampuan
Baik sikap maupun motivasi, berempati dan membina hubungan dengan
keduanya sama-sama memiliki unsur orang lain.
internal berupa perasaan. Hal ini sesuai Apabila seseorang pandai
dengan apa yang diungkapkan oleh Syah menyesuaikan diri dengan suasana hati
(2010: 149) yang menjelaskan bahwa sikap individu yang lain atau dapat berempati,
belajar merupakan gejala internal yang orang tersebut akan memiliki tingkat
berdimensi afektif berupa kecenderungan emosionalitas yang baik dan akan lebih
untuk mereaksi atau merespon dengan cara

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2015
7

mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan emosional merupakan suatu bentuk


sosial serta lingkungannya. kecerdasan dalam memproses tindakan
Sehubungan dengan hal tersebut, berupa pengendalian dan kesadaran
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan emosional diri, memotivasi serta peka
sosialnya, setiap individu perlu untuk dapat terhadap orang lain dan lingkungan dengan
mengelola emosi dirinya maupun emosi indikator-indikator berupa (1) mengenal
orang lain. Seperti yang dijelaskan oleh emosi diri, (2) mengelola emosi, (3)
Mayer dan Salovey yang dikutip oleh memotivasi diri sendiri, (4) mengenali emosi
Mubayidh (2006:15) mendefinisikan bahwa orang lain dan (5) membina hubungan
kecerdasan emosi sebagai suatu kecerdasan dengan orang lain.
sosial yang berkaitan dengan kemampuan
individu dalam memantau baik emosi METODE PENELITIAN
dirinya maupun emosi orang lain, dan juga Metode penelitian merupakan
kemampuannya dalam membedakan emosi kerangka, pola atau rancangan yang
dirinya dengan emosi orang lain, dimana menggambarkan alur dan arah penelitian
kemampuan ini digunakan untuk yang didalamnya terdapat langkah-langkah
mengarahkan pola pikir dan perilakunya. atau tahapan-tahapan yang menunjukkan
Dalam mengelola emosi diri sendiri suatu urutan yang sistematis. Metode yang
serta emosi orang lain diperlukan digunakan dalam penelitian ini adalah
kemampuan untuk memahami perasaan serta metode korelasional yang dilaksanakan di
kepekaan terhadap setiap emosi atau Sekolah Dasar Negeri Karadenan
perasaan diri sendiri maupun emosi atau Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
perasaan orang lain. Bila seseorang dapat tahun pelajaran 2014/2015 pada Januari
memahami segala bentuk emosi, maka 2015, dengan populasi sebanyak 74 siswa
emosi tersebut dapat dijadikan energi untuk dan sampel sebanyak 44 siswa.
menciptakan koneksi yang baik. Hal ini Teknik pengumpulan data
diperjelas oleh teori yang diungkapkan mengenai kecerdasan emosional dan sikap
Robert dan Cooper yang dikutip oleh belajar siswa menggunakan instrumen
Ginanjar (2001:44) yang menyatakan bahwa kuisioner atau angket, masing-masing
kecerdasan emosi adalah kemampuan digunakan untuk mengukur kecerdasan
merasakan, memahami dan secara efektif emosional dengan sikap belajar siswa.
menerapkan daya dan kepekaan emosi Instrumen berisi pernyataan-pernyataan
sebagai sumber energi, emosi, koneksi dan mengenai variabel untuk diteliti yang
pengaruh yang manusiawi. Individu yang sebelumnya diujicobakan untuk menguji
mampu memahami emosi individu lain, validitas, reliabilitas. Kemudian melakukan
dapat bersikap dan mengambil keputusan uji prasyarat dengan normalitas dan
dengan tepat tanpa menimbulkan dampak homogenitas, serta melakukan uji hipotesis.
yang merugikan kedua belah pihak.
Emosi dapat timbul setiap kali HASIL PENELITIAN
individu mendapatkan rangsangan yang Berdasarkan hasil penelitian
dapat mempengaruhi kondisi jiwa dan diperoleh data sebagai berikut :
menimbulkan gejolak dari dalam. Emosi Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi data statistik
yang dikelola dengan baik dapat deskriptif variabel kecerdasan emosional (X)
dimanfaatkan untuk mendukung dan sikap belajar (Y)
keberhasilan dalam berbagai bidang karena Variabel Variabel
Unsur Statistik
pada waktu emosi muncul, individu X Y
memiliki energi lebih dan mampu Skor Minimum 104 117
mempengaruhi individu lain. Segala sesuatu Skor Maksimum 145 158
yang dihasilkan emosi tersebut bila Rentang Skor 41 41
dimanfaatkan dengan benar dapat diterapkan Rata-Rata (Mean) 123,40 137,29
sebagai sumber energi yang diperlukan Median 122,5 139,5
untuk menyelesaikan tugas, mempengaruhi Modus 120,3 140,4
orang lain dan menciptakan hal-hal baru. Standar Deviasi (SD) 12,179 9,357
Dari pembahasan teori-teori di atas Varians (G2) 148,34 87,56
dapat disimpulkan bahwa kecerdasan Total Skor 5430 6041

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2015
8

Berdasarkan tabel statistik deskriptif di atas, kesalahan 5% dan n = 44. Karena Lo Hitung
maka grafik histogram kecerdasan lebih kecil dari Lo tabel (0,07955< 0,13356),
emosional dan sikap belajar dapat dilihat maka distribusi data sikap belajar tersebut
pada gambar berikut: normal.
Kriteria pengujian, )(2hitung≤ )(2tabel
45 dengan tingkat koefisien α sebesar
40
5%.Berdasarkan hasil perhitungan
homogenitas data kecrdasan emosional dan
35
sikap belajar diperoleh nilai )(2hitung =9,982
30
Frekuensi

sedangkan )(2tabel = 15,507 berdasarkan


25 kriteria pengujian data di atas Ho diterima
20 dan H1 ditolak, hal ini berarti skor pada
15 variabel kecerdasan emosional dan skor
10 pada sikap belajar memiliki varian yang
5 sama, sehingga kedua skor berasal dari
0
populasi yang homogen.
103,5 110,5 117,5 124,5 131,5 138,5 145,5 Hasil perhitungan analisis regresi
linier sederhana antara kecerdasan
Kecerdasan Emosioal emosional dengan sikap belajar siswa
menghasilkan koefisien korelasi regresi
Gambar 4.1 Diagram Histogram Distribusi Data variabel kecerdasan emosional (X) sebesar
Hasil Penelitian Kecerdasan Emosioal (X) 0,73, artinya jika kecerdasan emosional
siswa sebesar satu unit, maka sikap belajar
Berdasarkan perhitungan data (Y) akan mengalami peningkatan sebesar
variabel kecerdasan emosional, ditemukan 0,73 unit. Hubungan antara kecerdasan
Lo hitung = 0,118327. Nilai tersebut lebih emosional dengan sikap belajar siswa
kecil dibandingkan Lo tabel = 0,13356, taraf disajikan dalam persamaan regresi
kesalahan 5% dan n = 44. Karena Lo Hitung Ŷ = 47,10 + 0,73 .
lebih kecil dari Lo tabel (0,118327< 0,13356),
maka distribusi data kecerdasan emosional PEMBAHASAN
tersebut normal. Pada bagian pembahasan ini
diuraikan analisis data yang ditemukan
45 dalam penelitian. Penelitian yang
40
dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri
Karadenan Kabupaten Bogor ini dilakukan
35 dengan cara memberikan dua tes yaitu tes
30 kecerdasan emosional dan tes sikap belajar.
Frekuensi

25 Kemudian kedua tes tersebut dikorelasikan


20
untuk mengetahui hubungan antara kedua
variabel tersebut.
15
Perhitungan analisis statistik di atas
10 bahwa terdapat skor dalam kecerdasan
5 emosional dengan jumlah 25% dengan
0
koefisien interval kecerdasan emosional
116,5 123,
5
130,5 137,5 144,5 151,5 158,5
dinyatakan sedang/cukup. Hasil analisis
serupa terdapat skor dalam sikap belajar
Sikap Belajar siswa dengan jumlah 39%, dengan koefisien
interval kecenderungan sikap belajar siswa
Gambar 4.2 Diagram Histogram Distribusi Data di sekolah dinyatakan cukup baik.
Hasil Penelitian Sikap Belajar (Y) Berdasarkan skor di atas maka
kecerdasan emosional dengan sikap belajar
Berdasarkan perhitungan data siswa adalah sedang/cukup, dan dapat
variabel sikap belajar, ditemukan Lo hitung = dikatakan bahwa siswa yang memiliki
0,07955. Nilai tersebut lebih kecil kecerdasan emosional rendah, memiliki
dibandingkan Lo tabel = 0,13356, taraf sikap belajar siswa yang rendah pula,

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2015
9

demikian sebaliknya siswa yang kecerdasan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan
emosionalnya tinggi, memiliki sikap belajar pengungkapannya melalui keterampilan
siswa yang tinggi pula. Oleh karena itu, kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi
kecerdasan emosional sangatlah penting diri, empati dan keterampilan sosial.
dalam meningkatkan sikap belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas,
Hubungan fungsional antara menunjukkan bahwa terdapat hubungan
kecerdasan emosional dengan sikap belajar positif antara kecerdasan emosional dengan
secara analisis statistik ditunjukkan dengan sikap belajar dengan berdasarkan analisa
hasil uji signifikansi dan regresi dengan statistik di atas yang dapat dibuktikan. Jadi,
persamaan regresi Ŷ = (47,10+0,73 ). Hal salah satu upaya untuk meningkatkan sikap
ini berarti bahwa setiap kenaikan satu unit belajar siswa yaitu dengan menumbuh
variabel kecerdasan emosional akan kembangkan kecerdasan emosionalnya,
menyebabkan peningkatan pada sikap sehingga proses belajar siswa tersebut dapat
belajar siswa. mencapai tujuan yang diharapkan.
Kekuatan hubungan antara
kecerdasan emosional dengan sikap belajar SIMPULAN
ditunjukkan dengan koefisien korelasi Berdasarkan hasil pengolahan data
sebesar 0,951. Harga koefisien tersebut hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang hasil penelitian, maka dapat disimpulkan
sangat kuat antara kecerdasan emosional sebagai berikut:
dengan sikap belajar. Besarnya kontribusi 1. Kecerdasan emosional dengan jumlah
kecerdasan emosional terhadap sikap belajar 25% dengan koefisien interval
ditunjukkan oleh koefisien (r2) sebesar kecerdasan emosional siswa di kelas V
0,9801 dengan koefisien determinasi Sekolah Dasar Negeri Karadenan
sebesar 98,01%. Hal tersebut berarti bahwa Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
penaikan atau penurunan sikap belajar Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah ada
dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan pada kategori sedang/cukup. Sedangkan
emosionalnya sebesar 98,01%. sikap belajar siswa dengan jumlah 36%
Hubungan positif antara kecerdasan dengan koefisien interval sikap belajar
emosional dengan sikap belajar berdasarkan siswa di kelas V Sekolah Dasar Negeri
penelitian ini ditunjukkan dari analisis Karadenan Kecamatan Cibinong
statistik yang menghasilkan keberartian Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran
regresi Fhitung<Ftabel(α=0,05)<Ftabel(α=0,01) = 3,373 2014/2015 adalah ada pada kategori
< 3,38 < 5,98 Hal tersebut menunjukkan baik.
adanya hubungan antara kecerdasan 2. Terdapat hubungan antara kecerdasan
emosional dengan sikap belajar, sedangkan emosional dengan sikap belajar di kelas
koefisien determinasi (KD) 98,01% V Sekolah Dasar Negeri Karadenan
diperoleh keterangan objektif bahwa Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor
terdapat hubungan kecerdasan emosional Tahun Pelajaran 2014/2015 sangat kuat.
dengan sikap belajar. Hal tersebut sesuai Hal tersebut terlihat dari harga koefisien
dengan teori yang dikemukakan Ellis yang korelasi r sebesar 0,951 yang berarti
dikutip oleh Purwanto (2010: 141) hubungan antara variabel sangat kuat.
menyatakan bahwa yang sangat memegang Harga koefisien persamaan regresi
peranan penting di dalam sikap ialah faktor Ŷ = 47,10+0,73 yang berarti setiap
perasaan atau emosi. Hal ini disebabkan peningkatan satu unit kecerdasan
karena sikap itu sendiri merupakan tindak emosional akan meningkatkan sikap
lanjut bahkan perwujudan dari emosi belajar sebesar 0,99 unit. Kontribusi
seseorang. Oleh karenanya. baik sikap variabel kecerdasan emosional dalam
maupun emosi memiliki keterkaitan satu meningkatkan sikap belajar sebesar
sama lain. 0,980 atau sebanyak 98,01% dan sisanya
Selain itu, hal tersebut dapat 1,9% dapat dipengaruhi oleh berbagai
diperkuat oleh Goleman (2002 : 512) yang faktor lainnya.
menyatakan bahwa kecerdasan emosional
adalah suatu kecerdasan seseorang dalam
mengatur kehidupan emosinya dengan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2015
10

DAFTAR PUSTAKA Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi


Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Rahasia Pendidikan. Bandung: Remaja
Sukses Membangun Keceerdasan
Emosi dan Spiritual. Jakarta: Arga BIODATA PENULIS
Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap Manusia, Ajat Sudrajat, lahir di
Teori dan Pengukurannya. Bogor, 25 November
Yogyakarta: Liberty 1991, Agama Islam,
Goleman, Daniel. 2002. Emotional anak ketiga dari Bapak
Intelligence (terjemahan). Jakata : Agus Kosasih dan Ibu
PT Gramedia Pustaka Utama Samanah. Tinggal di
Kusnaedi. 2013. Pendidikan Karakter. Muara Beres Rt 04 Rw
Bekasi: Duta Media Utama 02 Sukahati, Cibinong-
Makmun Mubayidh. 2006. Kecerdasan dan Bogor. Pendidikan
Kesehatan Emosional Anak. Formal yang ditempuh
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar Sekolah Dasar Negeri Karadenan Kabupaten
Nurkancana, Wayan dan Sumartana. Bogor Tahun 1997 – 2003, Sekolah
1987. Evaluasi Pendidikan. Menengah Pertama Negeri 2 Cibinong
Surabaya: Usaha Nasional Kabupaten Bogor Tahun 2003 – 2006,
Salovey, P dan Mayer, J.D. (1998). The Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Cibinong
Intellegence og Emotional Kabupaten Bogor Tahun 2006 – 2009,
Intelegence Journal of Educational kemudian melanjutkan S1 Pendidikan Guru
Psychology Sekolah Dasar di Universitas Pakuan Bogor.
Sarwono, Sarlito W. 2010. Pengantar
Psikologi Umum. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Januari 2015

Anda mungkin juga menyukai