( )
r r r r r
E1 (r , t ) = E01 cos k1 • r − ωt + ε 1
( )
r r r r r
E2 (r , t ) = E02 cos k 2 • r − ωt + ε 1
• Intensitas radiasi di titik P :
r2
I = εv E
T
• Jika merambat dalam medium yang sama, maka :
r2 r r
I= E = E•E
T T
yang merupakan rata-rata intensitas medan listrik
sepanjang waktu T.
( )( )
r2 r r r r r r
E = E • E = E1 + E2 • E1 + E2
r2 r2 r r
= E1 + E2 + 2 E1 • E2
I = I1 + I 2 + I12
r2
I1 = E1
r2
I 2 = E2
r r
I12 = 2 E1 • E2
T
maka :
( )
r r 1 r r r r
E1 • E2 = E01 • E02 cos k1 • r + ε 1 − k 2 • r + ε 2
T 2
1
cos ωt =
2
T 2
1
sin ωt =
2
T 2
cos ωt sin ωt T = 0
• Maka :
r r
I12 = E01 • E02 cos δ
( )
r r
dengan δ = k1 • r + ε 1 − k 2 • r + ε 2
δ adalah perbedaan fasa akibat beda panjang
lintasan dan fasa awal kedua sumber
( )
r r r r
• Jika E01 ⊥ E02 E ⊥ E , maka :
I12 = 0
I = I1 + I 2
( )
r r r r
• Jika E // E E // E , maka :
01 02
I maks = I1 + I 2 + 2 I1 I 2
δ = 0,±2π ,±4π ,...
• Sehingga interferensi yang terjadi adalah
interferensi konstruktif (saling menguatkan), jika
beda fasa antara dua gelombang adalah
perkalian bilangan bulat dengan 2π dan
disturbansinya adalah in-phase.
• Jika 0 < cos δ < 1, maka kedua gelombang
adalah out-of-phase dan hasilnya interferensi
konstruktif.
I = I1 + I 2
• Untuk -1 < cos δ < 0, maka Imin < I < I1 + I2.
•Imin, terjadi jika kedua gelombang 1800 out-of-
phase maka cos δ = -1 :
I min = I1 + I 2 − 2 I1 I 2 Interferensi
δ = ±π ,±3π ,±5π ,... destruktif
2
I maks = 4 I 0 ; I min = 0
Bagaimana dengan gelombang speris ?
• Jika gelombang yang dipancarkan oleh kedua
sumber S1 dan S2 adalah gelombang speris :
r r
E 1 (r1 , t ) = E 01 (r1 ) exp[i (kr1 − ωt + ε 1 )]
r r
E 2 (r2 , t ) = E 02 (r2 ) exp[i (kr2 − ωt + ε 2 )]
• Dengan r1 dan r2 adalah jari-jari muka
gelombang speris yang overlap di titik P, yaitu
jarak dari sumber ke titik P, maka :
δ = k (r1 − r2 ) + (ε 1 − ε 2 )
• Rapat fluks di sekitar sumber S1 dan S2 akan
bervariasi dari titik ke titik jika (r2 – r1) berubah.
• Jika jarak antara kedua sumber kecil
dibandingkan dengan jarak sumber ke titik P,
dan daerah interferensi juga kecil, maka E01 dan
E02 dianggap tidak bergantung pada posisi atau
kosntan pada daerah interferensi.
2
• Maksima terjadi jika :
δ = 2mπ ; m = 0,±1,±2,...
• Minima terjadi jika :
δ = nπ ; n = ±1,±2,±3,...
δ = (2m + 1)π ; m = 0,±1,±2,...
• Jika dihubungkan dengan jarak, maka maksima
terjadi jika :
(r2 − r1 ) = [2mπ + (ε 2 − ε1 )] / k
• minima terjadi jika :
E. Hechts,”Optics”, 2002
Syarat kondisi interferensi
r1 − r2 = mλ
s
ym ≈ mλ
a
mλ
θm ≈
a
Jarak antara maksima yang berurutan adalah :
s
∆y ≈ λ
a
Intensitas interferensi :
k (r1 − r2 ) 2 yaπ
I = 4 I 0 cos 2
= 4 I 0 cos
2 sλ
2. FILM DIELEKTRIK-INTERFERENSI
DUA BERKAS
• Efek interferensi
dapat diamati pada
lembaran tipis
material dielektrik,
dengan ketebalan
dalam rentang
nanometer –
centimeter.
• Contoh : lapisan film
di kacamata, kaca
helm dll.
Beda panjang lintasan
antara kedua berkas yang
dipantulkan :
[ ]
Λ = n f (A B ) + (B C ) − n1 (A D )
( ) ( )
• Karena A B = B C = d / cos θ maka :
− n1 (A D )
2n f d
Λ=
cos θ t
(A D ) = (A C )sin θ = (A C )
i
nf
sin θ i
n1
nf
= 2d tan θ t sin θ i
n1
(1 − sin θ ) = 2n d cosθ
Maka : 2n f d
Λ= 2
cos θ t
t f t
• Beda fasa terkait dengan beda panjang lintasan,
maka :
4πn f
δ = k0 Λ ± π = d cos θ t ± π
λ0
4πd
=
λ0
(n 2
f − n sin θ i
2 2
)1/ 2
±π
λf λ0
d cos θ t = (2m + 1) ; λf =
4 nf
• Interferensi minima terjadi jika δ = (2m + 1) π,
maka :
λf λ0
d cos θ t = 2m ; λf =
4 nf
3. WEDGE-
SHAPED FILM
ATAU LAPISAN
SABUN
• Interferensi maksima terjadi, jika :
1 λf
dm = m +
2 2
• Jarak antara pola maksima berurutan :
λf
∆x =
2α
Pola interferensi lpisan
udara antara dua gelas
mikroskop
4. CINCIN NEWTON
Hubungan
antara jari-jari
kurvatur lensa
konvek, tebal
film dan jarak x :
x = R − (R − d )
2 2 2
= 2 Rd − d 2
R >> d , maka :
x = 2 Rd
2
• Interferensi maksimum terjadi, jika :
1
2n f d = m + λ0
2
• Jarak antara cincin terang berurutan :
1/ 2
1
xm = m + λ f R
2
• Jarak antara cincin gelap berurutan :
xm = (mλ f R )
1/ 2
Cincin Newton antara dua gelas mikroskop
5. INTERFERENSI MULTI-BERKAS
• Jika terdiri dari banyak berkas, maka interferensi
juga dapat terjadi.
• Beda panjang lintasan antara berkas yang
berurutan :
Λ = 2n f d cos θ t
• Disetiap bidang batas, berkas dipantulkan dan
juga ditransmisikan, diperoleh intensitas medan
yang dipantulkan :
2r
E0 r =
(
1+ r 2
E0
) Penurunan
persamaan
2 2
dapat dilihat di
4r E E.Hects,”Optics”,
Ir = 0
(1 + r )
2 2 2
2002.
• Intensitas medan yang ditransmisikan :
~ iωt tt '
Et = E0 e 2 − iδ
1 − r e
I i (tt ')
2
It =
( )
1 + r − 2r cos δ
4 2
cos δ = 1 − 2 sin 2 (δ / 2 )
=I
[2r / (1 − r )] sin (δ / 2 )
2 2 2
1 + [2r / (1 − r )] sin (δ / 2 )
Ir i 2
2 2
1
It = Ii
[ (
1 + 2r / 1 − r 2
)] sin (δ / 2)
2 2
tt '+ r = 1 ; I i = I r + I t
2
(I t )min = I i (1 − r )
2 2
(1 + r )
2 2
2
(I r )min = I i 4r
(1 + r )
2 2
Pola interferensi maksimum, jika :
4n f
d cos θ t = (2m + 1)π
λ0
Jika didefinisikan koefisien finesse, F :
2
2r
F ≡ 2
1− r
Ir F sin (δ / 2)
2
Maka : =
I i 1 + F sin (δ / 2 )
2
It 1
=
I i 1 + F sin (δ / 2)
2
[1 + F sin (δ / 2)]
2 −1
≡ T (θ) disebut fungsi Airy
6. FABRY-PEROT INTERFEROMETER
• Fabry-Ferot interferometer adalah piranti optik
untuk menghasilkan satu frekuensi atau panjang
gelombang tertentu (monokromatik).
• Fabry-Ferot banyak digunakan sebagai
resonator dalam Laser.
• Fabry-Ferot terdiri dari dua cermin dielektrik,
dimana gelombang/cahaya mengalami multi
pemantulan dan transmisi, seperti pada sistem
interferensi multi-berkas.
• Fabry-Ferot menghasilkan transmisi yang sempit :
2
A
I t = 1 − T (θ)
(1 − R )
Detail dapat dilihat di E.Hects,”Optics”, 2002.
7. SISTEM MULTILAYER PERIODIK
g (HL ) a
3
• Contoh :
• g = gelas/substrat
• a = udara
• Dengan menggunakan metoda matrik transfer
(lihat detail di buku E. Hechts,”Optics”, 2002),
maka diperoleh hubungan antara reflektansi
dengan panjang gelombang.
• Rentang panjang gelombang yang mengalami
pematulan disebut bandgap fotonik.