Anda di halaman 1dari 5

Nama : Naufal Faruq Agustian

NIM : 1503056002

Kelas : PM-6A

A. Al Qur’an dan Hadist Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan


Sejak awal kelahiran, Islam sudah memberikan penghargaan yang begitu besar
terhadap ilmu pengetahuan. Bila kita memperhatikan ayat Al-Qur’an yang pertama kali
turun kepada Rasulullah SAW. yaitu QS. Al-‘Alaq ayat 1 sampai 5, kita diingatkan bahwa
sejak semula Islam membawa semangat keilmuan. Ayat di atas memerintahkan manusia
agar gemar membaca, menulis, serta gemar melakukan penelitian. (Yusuf : 1999).

Wahyu yang pertama diturunkan berisi perintah yang begitu jelas dan tegas agar Nabi
“Membaca” dan diteruskan dengan perintah belajar melalui qalam. Padahal beliau hidup
dalam lingkungan yang tidak terbiasa untuk belajar dan mengajar. Demikianlah
keistimewaan Al-Qur’an memandang prospektif masa depan dengan perintah membaca dan
mengadakan penelitian untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Bahkan Rasulullah SAW
dalam banyak Haditsnya sangat menganjurkan agar umat Islam senantiasa menkaji ilmu
pengetahuan. Seperti dalam pernyataan beliau,”Mencari ilmu itu wajib bagi setiap Muslim”;
“Carilah ilmu sejak dalam buaian sampai ke liang lahat” ; “Carilah Ilmu walau sampai ke
negeri Cina!”; “Ilmu pengetahuan itu milik orang mukmin yang hilang, dimana saja ia
mendapatkannya, maka ia lebih berhak memilikinya daripada yang lain.”
Pada masa selanjutnya (Sahabat dan Tabi’in) perintah Al-Qur’an dan anjuran-anjuran
Rasul tersebut menjadi sebuah etos keilmuan yang pada gilirannya menimbulkan
perkembangan ilmu dalam berbagai cabangnya. Berkembangnya berbagai ilmu itulah yang
kemudian menjadi pendorong perubahan dan perkembangan masyarakat. Dengan demikian
ilmu telah menjadi salah satu unsur kebudayaan bahkan memiliki kedudukan yang sangat
penting dalam masyarakat Muslim di masa lampau. (Suparman : 2007)
Hal di atas menunjukkan bahwa betapa ajaran Islam sudah memperhatikan tentang
pentingnya IPTEK dan menyuruh kepada kaum muslimin untuk berusaha
mengembangkannya. Tentunya perkembangan IPTEK juga harus diimbangi dengan Iman
dan Taqwa. Karena IPTEK yang tidak diiringi dengan Imtak, hanya akan menyebabkan
kerusakan.

Menurut pemikiran modern, ternyata Al-Qur’an bukan hanya menyeru agama, namun
juga menyeru manusia agar mengadakan studi terhadap berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Di dalam ayat-ayat al-Qur’an banyak dijelaskan tentang ilmu-ilmu pengetahuan,
diantaranya:

1. Manusia mengembangkan studi ilmu alam, fenomena-fenomena alam dan penelitian


manusia tidaklah melenceng seperti yang diterangkan dalam al-Qur’an, manusia meneliti
bentuk muka bumi dan segala yang ada di atasnya seperti gunung-gunung dan sungai-
sungai (QS. An-Nahl: 15, An-Naba’: 6-7).
2. Manusia mengetahui Ilmu Botani (tumbuh-tumbuhan), dan al-Qur’an menerangkan
tentang air dan tumbuh-tumbuhan serta hubungan keduanya dengan kehidupan manusia
dan binatang (QS. As-Sajdah: 27), menjelaskan tumbuhan dan masanya (QS. az-Zumar:
21), menjelaskan aneka macam buah (QS. Al-An’am: 141, an-Nahl: 10-11).
3. Al-Qur’an menyebutkan tentang kesehatan, melarang makan dan minum berlebihan (QS.
Al-A’raf: 31) disusunlah Ilmu tentang Kedokteran.
4. Manusia menemukan ilmu tentang perbintangan / astronomi, namun al-Qur’an sudah
jauh menjelaskan tentang hal itu, seperti al-Qur’an menyebutkan langit yang dipenuhi
oleh bintang dan Planet (QS. Al-Hijr: 16), bintang sebagai petunjuk bagi manusia (QS.
Al-An’am: 97), Matahari dan bulan serta menjelaskan hubungannya dengan bumi dan
kehidupan manusia (QS. Yunus: 5, al-Isra: 12, Fathir: 13). Dan lain sebagainya.

Islam sebagai agama yang memiliki banyak ilmu pengetahuan, bukan saja cinta
terhadap ilmu, tapi juga menyuruh umatnya untuk menuntut, memburu ilmu pengetahuan di
mana saja ia berada dan mengembangkannya demi kemaslahatan umat manusia. Dan dalam
Q.S. Al-Mujadalah: 11 Allah menjanjikan bahwa ia akan meninggikan orang-orang beriman
diantaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.
Belajar Hadis sebagai sumber Ilmu pengetahuan adalah dengan bersemangat
mempelajari alam sebagai ayat Allah yang pertama. Yang kedua adalah belajar dengan
pendekatan hadis. Seperti halnya belajar IPTEK menuju sunnah. Dan dari sunnah menuju
IPTEK. Sebagaimana hadis nabi tentang menentukan awal bulan Ramadhan : : “ mulailah
berpuasa setelah merukyat hilal dan beridul fitrilah setelah merukyatnya ; jika langit tertutup
awan lakukanlah pengkadaran”[H.R Bukhori Muslim].
‫سنَّةَ نَبِيِ ِه‬ َ ‫َضلُّوا َما ت َ َمسَّكتُم ِب ِه َما ِكت‬
َّ ‫َاب‬
ُ ‫َّللاِ َو‬ ِ ‫سلَّ َم قَا َل ت ََركتُ فِي ُكم أَم َري ِن لَن ت‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَي ِه َو‬ ُ ‫أ َ َّن َر‬
َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫َّللا‬
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah aku tinggalkan untuk
kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan
keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya."

Sunah juga mengandung informasi tentang kejadian-kejadian masa lalu, tentang awal
penciptaan, tentang rasul-rasul dan berbagai peristiwa yang berkaitan dengaan masa depan.
Sunah merupakan sumber ilmu pengetahuan keagamaan, kemanusiaan, dan sosial yang
dibutuhkan umat manusia untuk meluruskan jalan mereka, membetulkan kesalahan mereka
ataupun melengkapi pengetahuan eksperimental mereka.
Sedikit mengutip pernyataan Dr. Zaghlul An-najjar beliau mengatakan Al-Qur’an dan
sunah Nabi SAW. Ialah sama-sama memberikan perhatian mendasar pada pilar-pilar agama
yang terdiri dari aqidah, ibadah, akhlak dan Mu’amalah. Setiap tiang-tiang tersebut apabila
dipelajari secara objektif maka akan tampak bagi setiap yang memiliki nalar kognitif bahwa
Al-Qur’an dan sunah sama-sama mu’jizat dalam hal retorika dan komposisinya, mu’jizat
dalam hal perundang-undangan dan keilmiahannya. Dan juga mu’jizat dalam hal kedetailan
aqidah yang diserukannya, ibadah yang diperintahkannya, akhlak yang ditegaskan
kemuliaanya, dan muamalah yang telah dirumuskan aturan mainnya dengan landasan
keadilan dan toleransi. (Zaghlul : 2006).
Jadi tepatlah jika kita mengatakan bahwa Al-Qur’an dan Sunah merupakan sumber
ilmu pengetahuan. Karena di dalamnya terdapat ilmu pengetahuan yang lengkap.

B. Tokoh-Tokoh Ilmu Pengetahuan Islam


1. Ibnu Sina
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang
ahli falsafah. Ilmuwan dan juga doktor kelahiran Parsi (Uzbekistan). Ia juga seorang
penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan
perubahan.
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok perbahasan besar,
banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh
banyak orang sebagai Bapa Kedokteran Modern. George Sarton menyebut Ibnu Sina
sebagai “Ilmuwan yang terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada
semua bidang, tempat, dan waktu”. Karyanya yang paling terkenal adalah The Book of
Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai Qanun fil Thibb.
Diantara karyanya yaitu : Qanun fil Thib (Canon of Medicine), Asy Syifa (terdiri
dari 18 jilid yang berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan), dan An Najat.
2. Ibnu Batutah
Diantara karya Ibnu Battutah yaitu kitab Al-Kimya, kitab Al-Sab’een, kitab Al
Rahmah, Al Tajmi, Al Zilaq al Sharqi.
3. Abu Musa Jabir bin Hayyan
Abu Musa Jabir bin Hayyan atau dikenal dengan nama Geber di dunia Barat, lahir
di Kuffah, Iraq pada tahun 722 dan wafat pada tahun 804. Sumbangan terbesar Jabir
adalah dalam bidang kimia. Kelebihan ini didapatnya dengan berguru kepada Barmaki
Vizier pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad.
Diantara karyanya ialah Book of the Kingdom, Book of Eastern Mercury, Book of
Balance.
4. Al Farabi
Abu Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Farabi (872-950) juga dikenali dengan
nama Al-Farabi adalah ilmuwan dan cendekiawan Islam yang berasal dari Farab,
Kazakhstan. Karyanya yang terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah yang membahas
tentang pencapaian kebahagiaan melalui kehidupan politik dan hubungan antara rezim
yang paling baik menurut pemahaman Plato dengan hukum Ilahiah Islam. AL-Farabi
dianggap sebagai salah satu cendekiawan terkemuka dari era abad pertengahan. Selama
hidupnya Al-Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau dari Ilmu pengetahuan, karyanya
dapat ditinjau menjadi 6 bagian yaitu ilmu logika, ilmu matematika, ilmu alam, teologi,
ilmu politik dan kenegaraan, bunga rampai (kutub munawwarah).
5. Ibnu Rusy
Ibnu Rusy lahir pada tahun 1126 di Marakesh Maroko. Di masa kecinya ia adalah
seorang anak yang mempunyai banyak minat dan bakat. Dian mendalami banyak ilmu,
seperti kedokteran, Hukum Matematik dan Filsafat.
Diantara karyanya yaitu Bidayat Al-Mujtahid, Kulliyat fil ath-thibb (kuliah
kedokteran), Fasl Al-Maqal fi Ma Baina Al-Hikmat wa Asy-Syari’at.

Anda mungkin juga menyukai