NIM : 1503056002
Kelas : PM-6A
Wahyu yang pertama diturunkan berisi perintah yang begitu jelas dan tegas agar Nabi
“Membaca” dan diteruskan dengan perintah belajar melalui qalam. Padahal beliau hidup
dalam lingkungan yang tidak terbiasa untuk belajar dan mengajar. Demikianlah
keistimewaan Al-Qur’an memandang prospektif masa depan dengan perintah membaca dan
mengadakan penelitian untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Bahkan Rasulullah SAW
dalam banyak Haditsnya sangat menganjurkan agar umat Islam senantiasa menkaji ilmu
pengetahuan. Seperti dalam pernyataan beliau,”Mencari ilmu itu wajib bagi setiap Muslim”;
“Carilah ilmu sejak dalam buaian sampai ke liang lahat” ; “Carilah Ilmu walau sampai ke
negeri Cina!”; “Ilmu pengetahuan itu milik orang mukmin yang hilang, dimana saja ia
mendapatkannya, maka ia lebih berhak memilikinya daripada yang lain.”
Pada masa selanjutnya (Sahabat dan Tabi’in) perintah Al-Qur’an dan anjuran-anjuran
Rasul tersebut menjadi sebuah etos keilmuan yang pada gilirannya menimbulkan
perkembangan ilmu dalam berbagai cabangnya. Berkembangnya berbagai ilmu itulah yang
kemudian menjadi pendorong perubahan dan perkembangan masyarakat. Dengan demikian
ilmu telah menjadi salah satu unsur kebudayaan bahkan memiliki kedudukan yang sangat
penting dalam masyarakat Muslim di masa lampau. (Suparman : 2007)
Hal di atas menunjukkan bahwa betapa ajaran Islam sudah memperhatikan tentang
pentingnya IPTEK dan menyuruh kepada kaum muslimin untuk berusaha
mengembangkannya. Tentunya perkembangan IPTEK juga harus diimbangi dengan Iman
dan Taqwa. Karena IPTEK yang tidak diiringi dengan Imtak, hanya akan menyebabkan
kerusakan.
Menurut pemikiran modern, ternyata Al-Qur’an bukan hanya menyeru agama, namun
juga menyeru manusia agar mengadakan studi terhadap berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Di dalam ayat-ayat al-Qur’an banyak dijelaskan tentang ilmu-ilmu pengetahuan,
diantaranya:
Islam sebagai agama yang memiliki banyak ilmu pengetahuan, bukan saja cinta
terhadap ilmu, tapi juga menyuruh umatnya untuk menuntut, memburu ilmu pengetahuan di
mana saja ia berada dan mengembangkannya demi kemaslahatan umat manusia. Dan dalam
Q.S. Al-Mujadalah: 11 Allah menjanjikan bahwa ia akan meninggikan orang-orang beriman
diantaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.
Belajar Hadis sebagai sumber Ilmu pengetahuan adalah dengan bersemangat
mempelajari alam sebagai ayat Allah yang pertama. Yang kedua adalah belajar dengan
pendekatan hadis. Seperti halnya belajar IPTEK menuju sunnah. Dan dari sunnah menuju
IPTEK. Sebagaimana hadis nabi tentang menentukan awal bulan Ramadhan : : “ mulailah
berpuasa setelah merukyat hilal dan beridul fitrilah setelah merukyatnya ; jika langit tertutup
awan lakukanlah pengkadaran”[H.R Bukhori Muslim].
سنَّةَ نَبِيِ ِه َ َضلُّوا َما ت َ َمسَّكتُم ِب ِه َما ِكت
َّ َاب
ُ َّللاِ َو ِ سلَّ َم قَا َل ت ََركتُ فِي ُكم أَم َري ِن لَن ت َّ صلَّى
َ َّللاُ َعلَي ِه َو ُ أ َ َّن َر
َّ سو َل
َ َِّللا
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah aku tinggalkan untuk
kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan
keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya."
Sunah juga mengandung informasi tentang kejadian-kejadian masa lalu, tentang awal
penciptaan, tentang rasul-rasul dan berbagai peristiwa yang berkaitan dengaan masa depan.
Sunah merupakan sumber ilmu pengetahuan keagamaan, kemanusiaan, dan sosial yang
dibutuhkan umat manusia untuk meluruskan jalan mereka, membetulkan kesalahan mereka
ataupun melengkapi pengetahuan eksperimental mereka.
Sedikit mengutip pernyataan Dr. Zaghlul An-najjar beliau mengatakan Al-Qur’an dan
sunah Nabi SAW. Ialah sama-sama memberikan perhatian mendasar pada pilar-pilar agama
yang terdiri dari aqidah, ibadah, akhlak dan Mu’amalah. Setiap tiang-tiang tersebut apabila
dipelajari secara objektif maka akan tampak bagi setiap yang memiliki nalar kognitif bahwa
Al-Qur’an dan sunah sama-sama mu’jizat dalam hal retorika dan komposisinya, mu’jizat
dalam hal perundang-undangan dan keilmiahannya. Dan juga mu’jizat dalam hal kedetailan
aqidah yang diserukannya, ibadah yang diperintahkannya, akhlak yang ditegaskan
kemuliaanya, dan muamalah yang telah dirumuskan aturan mainnya dengan landasan
keadilan dan toleransi. (Zaghlul : 2006).
Jadi tepatlah jika kita mengatakan bahwa Al-Qur’an dan Sunah merupakan sumber
ilmu pengetahuan. Karena di dalamnya terdapat ilmu pengetahuan yang lengkap.