I. TUJUAN
1. Mengamati dan menguji pengiriman sinyal analog melalui fiber optik.
2. Mengukur pengaruh panjang saluran terhadap redaman pada transmisi fiber optik.
3. Membandingkan input dan output sinyal analog melalui fiber optik.
4. Menguji fiber optik dengan OTDR
Prinsip-prinsip dasar dari komunikasi fiber optic ialah sinyal itu lewat dari fase
seperti pada bentuk gelombang analog. Kemudian, melalui pengubah analog menjadi
digital yang mngubah gelombang analog menjadi rangkaian pulsa digital. Lalu, sinyal
digital itu melewati sumber sinyal yang mungkin laser atau LED, yang mengubah pulsa
digital elektronik menjadi pulsa sinar yang ekuivalen. Pada akhir penerimaan suatu
detector menangkap pulsa sinar dan menerjemahkannya dalam pulsa digital, yang
kemudian terus melalui pengubah analog menghubungkan dengan kabel fiber optik
yang mengeluarkan sinar digital, seperti misal komputer, konversi anaog menjadi
digital tidak diperlukan. Dalam banyak sirkuit fiber optik teresterial, repeater yang
untuk membuat sinyal ditempati kira-kira setiap 40 km. Supaya dibuat, pulsa sinar itu
pertama tama harus diubah lagi menjadi pulsa elektrik. Kemudian, sinyal itu dibuat dan
diubah lagi dalam pulsa sinar.
Berlainan dengan telekomunikasi yang mempergunakan gelombang
electromagnet, maka pada fiber optik gelombang cahayalah yang bertugas membawa
sinyal informasi. Pertama-tama microphone merubah sinyal suara menjadi sinyal
listrik. Kemudian, sinyal listrik ini dibawa oleh gelombang pembawa cahaya melalui
fiber optik dari pengirim (transmitter) menuju alat penerima (receiver) yang terletak
pada ujung lainnya dari fiber. Modulasi gelombang cahaya ini dapat dilakukan dengan
merubah sinyal listrik termodulasi menjadi gelombang cahaya pada transmitter dan
kemudian merubahnya kembali menjadi sinyal listrik pada receiver. Pada receiver
sinyal listrik dapat dirubah kembali menjadi gelombang suara. Tugas untuk merubah
sinyal listrik ke gelombang cahaya atau kebalikannya dapat dilakukan oleh komponen
elektronik yang dikenal dengan nama komponen optoelectronic pada setiap ujung fiber
optik.
4. Cleaver
5. Tang Stripper
6. Alcohol >96%
7. Optical Power Meter
8. Light Source
5 0,486 - 2,38
10 0,0475 - 3,14
5 0,059 - 0,63
λ 1310 nm
Pada λ 1310 nm, redaman terbesar 3.77 dB terjadi pada port 12 dan 8.
Sedangkan redaman terkecil 1.66 dB terjadi pada port 2. Dari semua hasil
pengukuran menggunakan OTDR didapatkan bahwa kabel fiber optic
memiliki kualitas yang cukup baik, karena pada semua pengukuran
menunjukkan jumlah bending hanya 1 saja. Dan redaman hanya pada range
1,66 dB – 3,77 dB.
λ 1550 nm
Pada λ 1550 nm, redaman terbesar 1.22 dB terjadi pada port 1. Sedangkan
redaman terkecil 0.57 dB pada port 7. Dibandingkan dengan penggunaan λ
1310 nm, penggunaan λ 1550 nm menghasilkan redaman yang lebih kecil,
namun bisa dilihat pada OTDR bahwa pada beberapa port terjadi bending
>1, seperti apa yang terjadi pada port 2 dan port 3.
Reflective Event
Pada hasil percobaan dengan λ= 1550 nm pada port 2 dan port 3 didapatkan
simbol non- reflective event. Kejadian ini ditandai dengan penurunan
sinyal-sinyal backscatter Rayleigh yang mendadak. Hal ini tampak sebagai
diskontinuitas di lereng bawah jejak sinyal. Kejadian ini sering disebabkan
oleh splices, macrobends, atau microbends pada fiber.
λ 1310 nm
Pada pengukuran menggunakan λ 1310 nm, terukur bahwa redaman terkecil
terjadi pada port 7, yaitu sebesar 33.40 dBm. Dan redaman terbesar terjadi
pada port 11 yaitu 41.30 dBm. Pada beberapa pengukuran ada yang
menunjukkan redaman sebesar 50 dBm, hal itu disebabkan karena hubungan
antar port to port terputus. Seperti yang terjadi pada port 1, 5, 10 dan 12.
λ 1550 nm
Pada pengukuran menggunakan λ 1550 nm, terukur bahwa redaman terkecil
terjadi pada port 6, yaitu sebesar 33.36 dBm. Dan redaman terbesar terjadi
pada port 42.74 dBm. Pada beberapa pengukuran ada yang menunjukkan
redaman sebesar 50 dBm, hal itu disebabkan karena hubungan antar port to
port terputus. Seperti yang terjadi pada port 1, 5, 10 dan 12.
VII. KESIMPULAN
Semakin kecil diameter pada bending, semakin besar kemungkinan bending
dan juga memperbesar nilai redaman yang terjadi pada kabel fiber optik. Dan
mode λ=1550nm memberikan redaman yang lebih besar dari mode λ=1310nm
pada praktikum bending.
Kabel fiber optik memiliki kualitas yang cukup baik pada mode λ=1310 nm
karena memiliki error/bending yang relatif kecil. Namun ada kemungkinan
terjadinya error/bending yang lebih besar jika menggunakan mode λ=1550 nm.
Hasil pengukuran pada OTDR didapatkan indikasi berupa simbol reflective
event dan non- reflective event untuk mengetahui kondisi dari fiber.
Pada λ =1310 nm, redaman terkecil antara port to port terjadi pada port 7 dan
pada λ=1550 nm terjadi pada port 6. Terdapat hubungan port to port yang tidak
tersambung pada port 1, 5, 10 dan 12.
VIII. REFERENSI
https://www.scribd.com/document/357024411/Laporan-Resmi-Praktikum-
Optik
https://www.scribd.com/doc/65370008/OTDR-Events