Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
WINDI SUJATI
NPM. 0806487334
DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang terjadi karena adanya tekanan pada tulang
yang melebihi absorpsi tulang (Black, 1997)
ETIOLOGI
1. Trauma langsung: benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur pada tempat itu
2. Trauma tidak langsung: bilamana titik tumpul benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan
3. Proses penyakit: kanker dan riketsia
4. Compresion force: klien yang melompat dari tempat ketinggian dapat mengakibatkan fraktur kompresi
tulang belakan
5. Muscle (otot): akibat injuri/sakit terjadi regangan otot yang kuat sehingga dapat menyebabkan fraktur
(misal; elektrik shock dan tetani)
KLASIFIKASI
1. Berdasarkan garis fraktur
a. Fraktur komplit
Garis patanya melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang
b. Fraktur inkomplit
Garis patahnya tidak melalui seluruh penampang tulang
- Greenstick fracture: bila menegenai satu korteks dimana korteks tulangnya sebagian masih
utuh juga periosteum akan segera sembuh dan segera mengalami remodeling kebentuk
normal
2. Fraktur menurut jumlah dan garis patah/bentuk/konfigurasi
a. Fraktur comminute: banyak fraktur/fragmen kecil tulang yang terlepas
b. Fraktur segmental: bila garis patah lebih dari satu tetapi tidak berhubungan satu ujung yang tidak
memiliki pembuluh darah menjadi sulit untuk sembuh dan keadaan ini perlu terapi bedah
c. Fraktur multipel: garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan tempatnya. Seperti
fraktur femur, cruris dan vertebra.
3. Fraktur menurut posisi fragmen
a. Fraktur undisplaced (tidak bergeser): garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser,
periosteumnya masih utuh.
b. Fraktur displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang disebut juga
dislokasi fragmen.
4. Menurut hubungan antara fragmen dengan dunia luar
a. Fraktur terbuka (open fracture/compoun frakture)
Fraktur terbuka karena integritas kulit robek/terbuka dan ujung tulang menonjol sampai
menembus kulit.
Fraktur terbuka ini dibagi menjadi tiga berdasarkan tingkat keperahan:
- Derajat I: robekan kulit kurang dari 1 cm dengan kerusakan kulit/jaringan minimal.
- Derajat II: luka lebih dari 1 cm, kerusakan jaringan sedang, potensial infeksi lebih besar, fraktur
merobek kulit dan otot.
- Derajat III: kerusakan/robekan lebih dari 6-8 cm dengan kerusakan jaringan otot, saraf dan
tendon, kontaminasi sangat besar dan harus segera diatasi
b. Fraktur tertutup (closed fracture/simple fracture)
Frakture tidak kompkleks, integritas kulit masih utuh, tidak ada gambaran tulang yang keluar dari
kulit.
5. Fraktur bentuk frakmen dan hubungan dengan mekanisme trauma
a. Fraktur transversal (melintang), trauma langsung
Garis fraktur tegak lurud, segmen tulang yang patah direposisi/direduksi kembali ketempat
semula, segmen akan stabil dan biasanya mudah dikontrol dengan bidai gips.
b. Fraktur oblique; trauma angulasi
Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. Fraktur ini tidak stabil dan sulit
diperbaiki.
c. Fraktur spiral; trauma rotasi
Fraktur ini timbul akibat torsi pada ekstrimitas, menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak dan
cenderung cepat sembuh dengan imobilisasi luar.
d. Fraktur kompresi; trauma axial flexi pada tulang spongiosa
Fraktur terjadi karena ketika dua tulang menumpuk tulang ketiga yang berada diantaranya seperti
satu vertebra dengan dua vertebra lainnya.
e. Fraktur avulsi; taruma akibat tarikan (fraktur patela)
Fraktur memisahkan suatu fragmen tulang tempat insersi tendon atau ligamen.
6. Fraktur patologi
Terjadi pada daerah yang menjadi lemah oleh karena tumor atau prose patologik lainnya.
PATOFISIOLOGI daya
↓
tulang
↓
fraktur
jaringan lunak pembluh darah saraf &sumsum tlg periosteum korteks tulang
PRINSIP-PRINSIP PENATALAKSANAAN
Ada empat konsep dasar yang harus diperhatikan/pertimbangkan pada waktu menangani fraktur:
1. Rekognisi: menyangkut diagnosa fraktur pada temapt kejadian kecelakaan dan kemudian di rumah
sakit.
- Riwayat kecelakaan
- Parah tidaknya luka
- Diskripsi kejadian oleh pasien
- Menentukan kemungkinan tulang yang patah
- krepitus
2. Reduksi: reposisi fragmen fraktur sedekat mungkin dengan letak normalnya. Reduksi terbagi menjadi
dua yaitu:
- Reduksi tertutup: untuk mensejajarkan tulang secara manual dengan traksi atau gips
- Reduksi terbuka: dengan metode insisi dibuat dan diluruskan melalui pembedahan, biasanya
melalui internal fiksasi dengan alat misalnya; pin, plat yang langsung kedalam medula tulang.
3. Retensi: menyatakan metode-metode yang dilaksanakan untuk mempertahankan fragmen-fragmen
tersebut selama penyembuhan (gips/traksi)
4. Rehabilitasi: langsung dimulai segera dan sudah dilaksanakan bersamaan dengan pengobatan fraktur
karena sering kali pengaruh cidera dan program pengobatan hasilnya kurang sempurna (latihan gerak
dengan kruck).
TINDAKAN PEMBEDAHAN
1. ORIF (OPEN REDUCTION AND NTERNAL FIXATION)
- Insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cidera dan diteruskan sepanjang bidang anatomik
menuju tempat yang mengalami fraktur
- Fraktur diperiksa dan diteliti
- Fragmen yang telah mati dilakukan irigasi dari luka
- Fraktur di reposisi agar mendapatkan posisi yang normal kembali
- Saesudah reduksi fragmen-fragmen tulang dipertahankan dengan alat ortopedik berupa; pin,
sekrup, plate, dan paku
Keuntungan:
- Reduksi akurat
- Stabilitas reduksi tinggi
- Pemeriksaan struktu neurovaskuler
- Berkurangnya kebutuhan alat imobilisasi eksternal
- Penyatuan sendi yang berdekatan dengan tulang yang patah menjadi lebih cepat
- Rawat inap lebih singkat
- Dapat lebih cepat kembali ke pola kehidupan normal
Kerugian
- Kemungkinan terjadi infeksi
- osteomielitis
2. EKSTERNAL FIKSASI
- Metode alternatif manajemen fraktur dengan fiksasi eksternal, biasanya pada ekstrimitas dan tidak
untuk fraktur lama
- Post eksternal fiksasi, dianjurkan penggunaan gips.
- Setelah reduksi, dilakukan insisi perkutan untuk implantasi pen ke tulang
- Lubang kecil dibuat dari pen metal melewati tulang dan dikuatkan pennya.
- Perawatan 1-2 kali sehari secara khusus, antara lain:
Obsevasi letak pen dan area
Observasi kemerahan, basah dan rembes
Observasi status neurovaskuler distal fraktur
KOMPLIKASI
1. Komplikasi awal
- Shock Hipovolemik/traumatik
Fraktur (ekstrimitas, vertebra, pelvis, femur) → perdarahan & kehilangan cairan ekstrasel ke
jaringan yang rusak → shock hipovolemi.
- Emboli lemak
Beberapa jam setelah
Fraktur
(tulang panjang/pelvis, multipel dan terjadi pada usia 20-30 tahun)
emboli mobilisasi
- Sindrom kompartemen
Fraktur
6-8 jam
iskemia
nekrosis mioneural
- Tromboemboli vena
Berhubungan dengan penurunan aktivitas/kontraksi otot/bedrest
- Infeksi
Fraktur terbuka: kontaminasi infeksi sehingga perlu monitor tanda infeksi dan terapi antibiotik
2. Komplikasi lambat
- Delayed union
Proses penyembuhan fraktur sangat lambat dari yang diharapkan biasanya lebih dari 4 bulan.
Proses ini berhubungan dengan proses infeksi. Distraksi/tarikan bagian fragmen tulang
- Non union
Proses penyembuhan gagal meskipun sudah diberi pengobatan. Hal ini disebabkan oleh fobrous
union atau pseudoarthrosis
- Mal union
Proses penyembuhan terjadi tetapi tidak memuaskan (ada perubahan bentuk)
- Nekrosis avaskuler di tulang
Karena suplai darah menurun sehingga menurunkan fungsi tulang .
TEST DIAGNOSTIK
- X Ray: menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma
- Scan tulang: menidentifikasi kerusakan jaringan lunak
- Hitung draha lengkap:
Ht: mungkin meningkayt (hemokonsentrasi), menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau
organ jauh dari trauma multiple)
Peningkatan SDP: respon stres normal setelah trauma
- Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal
- Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah atau cedera hati
PENGKAJIAN
Aktivitas
Tanda :
Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena(mungkin segera, fraktur itu
sendiri, atau terjadi secara sekunder dari pembengkakan jaringan, nyeri)
Sirkulasi
Tanda :
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri, ansietas)
Hipotensi (kehilangan darah)
Takikardia (respon stres, hipovolemia)
Penurunan/tidak ada nadi pada bagian distal yang cedera
Pengisian kapiler lambat
Pucat pada bagian yang terkena
Pembengkakan jaringan atau masa hematoma pada sisi cedera
Neurosensori
Gejala :
Hilangnya gerakan/sensasi
Spasme otot
Kebas/kesemutan (parestesis)
Tanda :
Deformitas lokal
Angulasi abnormal
Pemendekan
Rotasi
Krepitasi
Spame otot
Terlihat kelemahan/hilang fungsi
Agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri/ ansietas/trauma)
Nyeri/kenyamanan
Gejala :
Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area
jaringan/kerusakan tulang; dapat berkurang dengan imobilisasi)
Tidak ada nyeri karena kerusakan syaraf
Spasme/kram otot (setelah imobilisasi0
Keamanan
Tanda :
Laserasi kulit
Avulsi jaringan
Perdarahan
Perubahan warna
Pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap atau tiba-tiba)
Daftar pustaka
Black (1997). Medical surgical nursing. Philadelpia: WB Saunders Company
Doenges, M. E. (1999). Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian pasien. Ed. 3. Jakarta: EGC
Lewis (2000). Medical surgical nursing. St Louis: Mosby
Price, S. A. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit . Ed. 4. Jakarta: EGC
Smeltzer, S. C. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner & Suddart . Ed. 8. Jakarta: EGC
FORMAT
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Nama Mahasiswa :
Ruangan : NPM :
Dx. Medis :
No TGL Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Resiko tinggi terhadap Perfusi jaringan dapat Mandiri
disfungsi neurovaskuler dipertahankan Kaji aliran kapiler, warna kulit, Kembalinya warna harus cepat
perifer b.d Kriteria evaluasi: dan kehangatan distal pada (3-5 detik). Warna kulit putih
Penurunan/interupsi Nadi perifer teraba fraktur menunjukkan gangguan arterial.
aliran darah: cedera Kulit hangat/kering Sianosis diduga ada gangguan
vaskuler langsung, Edema berkurang vena.
edema berlebihan, Sensasi normal Lakukan pengkajian Gangguan perasaan kebas,
pembentukan trombus Kapilari refil cepat 3 neurovaskuler. Perhatikan kesemutan, peningkatan/
Data subyektif: dtk perubahan fungsi penyebaran nyeri terjadi bila
Klien mengatakan Tanda vital stabil: motorik/sensorik. Minta pasien sirkulasi pada saraf tidak
kebas dan kesemutan TD mm Hg, untuk melokalisasi nyeri/ adekuat atau saraf rusak
S 0C N ketidaknyamanan
x/mnt Tes sensasi saraf perifer dengan Panjang dan posisi saraf
menusuk pada kedua selaput perineal meningkatkan resiko
antara ibu jari pertama dan cedera pada adanya fraktur kaki,
Data obyektif: kedua dan kaji kemampuan edem/sindrom kompartemen,
Pucat pada bagian dorsofleksi ibu jari bila atau mal posisi alat traksi
distal fraktur diindikasikan. Meningkatkan drainase vena/
Akral dingin Pertahankan peninggian menurunkan edema. Cat. Pada
Kapilari refil lambat ekstrimitas yang cedera kecuali adanya peninggian tekanan
Edema sekitar cedera dikontraindikasikan dengan kompartemen, peninggian
TD mm Hg meyakinkan adanya ekstrimitas secara nyata
S: 0 C N: kompartemen sindrom menghalangi aliran arteri,
x/mnt menurunkan perfusi.
Hb Ht Peningkatan lingkar ekstrimitas
Kaji keseluruhan panjang yang cedera diduga ada
ekstrimitas yang cedera untuk pembengkakan, jaringan edem/
pembengkakan/ pembentukan umum tetapi dapat menunjukkan
edema. Ukur ekstrimitas yang perdarahan.
cedera dan bandingkan dengan
yang tak cedara. Perhatikan
penampilan penampilan/luasnya
hematom Perdarahan/pembentukan
Perhatikan keluhan nyeri edema berlanjut dalam otot
ekstrem untuk tipe cedera atau tertutup dengan fasia ketat dapat
peningkatan nyeri pada gerakan menyebabkan gangguan aliran
pasif ekstrimitas, terjadinya darah dan iskemia miositis atau
parastesia, tegangan otot/nyeri sindrom kompartemen, perlu
tekan dengan eritema, dan intervensi darurat untuk
perubahan nadi distal. Jangan menghilangkan
tinggikan ekstrimitas. Laporkan tekanan/memperbaiki sirkulasi.
gejala pada dokter saat ini. Dislokasi fraktur sendi
Selidiki tanda iskemia (khususnya lutut) dapat
ekstrimitas tiba-tiba, contoh menyebabkan kerusakan arteri
penurunan suhu kulit dan yang berdekatan, dengan akibat
peningkatan nyeri hilangnya aliran darah ke distal
Meningkatkan sirkulasi dan
menurunkan pengumpulan
Dorong pasien untuk secara darah khususnya pada
rutin latihan jari/sendi distal ekstrimitas bawah
cedera. Ambulasi sesegera Terdapat peningkatan potensial
mungkin untuk tromboflebitis dan emboli
paru pada pasien imobilisasi
Selidiki nyeri tekan, pada hari ke 5 atau lebih.
pembengkakan pada dorso Ketidakadekuatan volume
fleksi kaki (tanda Homan positif) sirkulasi akan mempengaruhi
sistem perfusi jaringan
Awasi tanda vital. Perhatikan
tanda-tanda pucat/sianosis
umum, kulit dingin, perubahan Menurunkan
mental edema/pembentukan hematom
Kolaborasi yang dapat menggangu sirkulasi
Berikan kompres es sekitar Kegagalan dalam mengatasi
fraktu sesuai indikasi tekanan dalam 6-8 jam dapat
menimbulkan kehilangan fungsi.
Siapkan untuk intervensi bedah Membantu dalam kalkulasi
sesuai indikasi kehilangan darah dan
membutuhkan kefektifan terapi
Awasi Hb/Ht, pemeriksaan pengganti
koagulasi (kadar protrombin)
FORMAT
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Nama Mahasiswa :
Ruangan : NPM :
Dx. Medis :
No TGL Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Perubahan nutrisi kurang Nutrisi terpenenuhi Mandiri
dari kebutuhan tubuh b.d secara adekuat untuk Auskultasi bising usus, Imobilisasi dapat menurunkan
Status hipermetabolik memenuhi kebutuhan perhatikan hipoaktif/tak ada motilitas usus
(sebanyak 50-60% lebih metabolisme bunyi Mengkaji pemasukan makanan
besar dari proporsi Kriteria evaluasi: Timbang BB tiap hari, ukur LLA yang adekuat
normal pada cedera BB stabil Panjang dan posisi saraf
normal ( ) Tentukan program diet dan pola perineal mengidentifikasi dan
Katoabolisme protein Makan habis setiap makan pasien dan bandingkan penyimpangan dari kebutuhan
Intake yang tidak penyajian dengan makanan yang bisa terapeutik
adekuat Membran mukosa dihabiskan pasien Membantu mencegah distensi
Data subyektif: lembab Berikan makan dan makanan gaster/ketidaknyamanan dan
Klien mengatakan Konjungtiva tak kecil sedikit demi sedikit dan meningkatkan pemasukan
makan tidak habis anemis sering Kalori dan protein diperlukan
Klien mengatakan tidak Albumin 3,4-4,8 Dorong pasien untuk untuk mempertahankan berat
ada nafsu makan Hb 13-16 g/dl memandang diet sebagai badan, kebutuhan memenuhi
pengobatan dan untuk membuat metabolik dan meningkatkan
pilihan makanan/minuman tinggi penyembuhan
Data obyektif: kalori/protein Memberikan pasien/orang
Makan tidak habis 1 Pastikan makanan yang disukai terdekat rasa kontrol;
porsi dan tidak disukai. Dorong orang meningkatkan partrisipasi dalam
BB Kg TB cm terdekat untuk membawa perawatan dan memperbaiki
LLA cm makanan dari rumah yang tepat pemasukan
Mual & muntah Mulut/palatum bersih
Membran mukosa Berikan kebersihan oral sebelum meningkatkan rasa dan
kering makan membantu nafsu makan baik
Albumin
Konjungtiva anemis Kolaborasi Berguna dalam membuat
Hb Ht Rujuk ke ahli gizi/tim dukungan kebutuhan nutrisi individu dan
nutrisi mengidentifikasi rute yang tepat
Kalori (3000-5000/hari), protein,
Berikan diet tinggi kalori/protein dan vitamin yang dibutuhkan
dengan tambahan vitamin untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan matabolik,
mempertahankan BB, dan
mendorong regenerasi jaringan
Indikator kebutuhan nutrisi dan
Awasi pemeriksaan keadekuatan diet/terapi
laboratorium, albumin serum,
kreatinin, transferin, nitrogen
urea urine
FORMAT
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Nama Mahasiswa :
Ruangan : NPM :
Dx. Medis :
No TGL Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Kerusakan mobilitas fisik Mobilitas fisik meningkat Mandiri
b.d secara optimal Kaji derajat mobilitas yang Pasien mungkin dibatasi oleh
Kerusakan rangka Kriteria evaluasi: dihasikan oleh pandangan diri tentang
neurovaskuler: Kekuatan otot cedera/pengobatan dan keterbatasan fisik aktual,
nyeri/ketidaknyamanan perhatikan persepsi pasien memerlukan informasi untuk
Terapi restriktif/ terhadap imobilisasi meningkatkan kemajuan
imobilisasi tungkai kesehatan.
Data subyektif: Posisi anatomis Instruksikan pasien untuk/bantu Meningkatkan aliran darah ke
Klien mengatakan nyeri pada ektrimitas yang dalam rentang gerak pasif/aktif otot dan tulnag untuk
bila bergerak cedera pada ektrimitas yang sakit dan meningkatkan tonus otot,
Klien mengatakan sulit Mampu melakukan tidak sakit mempertahankan gerak sendi,
untuk bergerak aktivitas/ROM mencegah kontraktur/atropi dan
Tanda vital stabil resorpsi kalsium karena tidak
Luka membaik digunakan
Data obyektif: Dorong penggunaan latihan Kontraksi otot isometrik tanpa
Kekuatan otot isometrik mulai dengan tungkai menekuk sendi/menggerakkan
yang tidak sakit tungkai dan membantu
mempertahankan kekuatan dan
Meringis saat bergerak masa otot. Cat. Kontra indikasi
Fraktur multiple, pada perdarahan akut dan
edema, luka pada kaki edema
kanan dan kiri Bantu dorong untuk perawatan Meningkatkan kekuatan
TD mmhg diri otot/sirkulasi, meningkatkan
Nadi x/mnt kontrol pasien dalam situasi dan
Suhu meningkatkan kesehatan diri
RR langsung
Berikan/bantu dalam mobilisasi Mobilsasi dini menurukan
dengan kursi roda, kruk, tongkat komplikasi tirah baring dan
sesegera mungkin. Instruksikan meningkatkan pengaturan dan
keamanan dalam penggunaan normalisasi fungsi organ
alat mobilitas
Awasi TD dengan melakukan Hipotensi postural adalah
aktivitas perhatikan keluhan masalah umum yang menyertai
pusing tirah baring lama dan
memerlukan intervensi khusus
Ubah posisi secara periodik dan Mencegah/menurunkan insiden
dorong untuk latihan batuk/nafas komplikasi kulit/pernapasan
dalam
Dorong masukan cairan sampai Mempertahankan hidrasi tubh,
2000-3000 cc/hari menurunkan resiko infeksi
urinarius, pembentukan batu dan
konstipasi
Kolaborasi
Konsul dengan ahli terapi Berguna dalam membuat
fisik/okupasi dan atau aktifitas individual paien dapat
rehabilitasi medik menentukan bantuan jangka
anjang dengan gerakan,
kekuatan dan aktifitas yang
mengandalkan BB dan juga
penggunaan alat
Lakukan prigram defikasi Dilakuakn untuk meningkatkan
(pelunak feses, enema laksatif) evaluasi usus.
FORMAT
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Nama Mahasiswa :
Ruangan : NPM :
Dx. Medis :
No TGL Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Resiko tinggi terhadap Perluasan/penyebaran Mandiri
infeksi b.d infeksi tidak terjadi Inspeksi kulit untuk adanya luka Kemerahan/abrasi dapat
Tidak adekuatnya Kriteria evaluasi: menimbulkan infeksi tulang
pertahanan primer: Luka membaik, pus Kaji peningkatan keluhan nyeri, Dapat mengindikasikan
kerusakan kulit, trauma tidak ada, tidak ada adanya edema, drainase/bau timbulnya infeksi lokal/nekrosis
jaringan, terpajan pada bau dan adanya tidak enak/asam jaringan yang dapat
lingkungan pertumbuhan menimbulkan osteomielitis
Prosedur invasif jaringan/granulasi Berikan perawatan luka secra Dapat mencegah kontaminasi
Traksi tulang Sekitar luka tidak steril sesuai protokol silang dan kemungkinan infeksi
Data subyektif: pucat, edema Observasi luka untuk Tanda perkiraan infeksi gas
Klien mengeluh nyeri berkurang pembentukan bula, krepitasi, gangren
pada kedua kaki Tidak ada demam perubahan warna kulit
(skala ) Tanda vital stabil kecoklatan, bau drainase yang
tidak enak
Selidiki nyeri tiba- Dapat mengindikasikan
Data obyektif: tiba/keterbatasan gerakan terjadinya osteomielitis
Luka pada kaki, ada Hb 13-16 g/dl dengan edema lokal/eritema
pus, bau, jaringan Ht 40-48% ektrimitas cedera
nekrotik Lakukan prosedur isolasi Adanya drainase purulen akan
Lekosit 5000-1000
Bengkak/edema memerlukan kewaspadaan luka
Pucat sekitar cedera untuk mencegah kontaminasi
Meringis saat bergerak silang
Kultur Kolaborasi
Hb Ht Awasi pemeriksaan
Lekosit laboratorimum
Tanda Vital o Hitung darah lengkap Anemia dapat terjadi pada
osteomielitis, leukositosis
biasanya ada dengan proses
infeksi
o LED Peningkatan osteomielitis
o Kultur Mengidentifikasi organisme
infeksi
Berikan obat sesuai indikasi
o Antibiotik Antibiotik spektrum luas dapat
digunakan secara
profilaksis/dapat ditunjukkan
pada mikroorganisme khusus
Berikan irigasi luka/tulang Debridement lokal/pembersihan
luka menurunkan
mikroorganisme dan insiden
infeksi sistemik
Bantu prosedur insisi/drainase, Banyak prosedur dilakukan pada
pemasangan drain, terapi O2 pengobatan infeksi lokal,
hiperbarik osteomielitis, gas gangren
Siapkan pembedahan sesuai Sequestrektomi/pengangkatan
indikasi tulang nekrotik perlu untuk
membantu penyembuhan dan
mencegah perluasan proses
infeksi
FORMAT
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Nama Mahasiswa :
Ruangan : NPM :
Dx. Medis :
No TGL Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Nyeri (akut) b.d Nyeri hilang Mandiri
Spasme otot Kriteria evaluasi: Pertahankan imobilisasi bagian Menghilangkan nyeri dan
Gerakan fragmen Klien tampak rileks yang sakit dengan tirah baring, mencegah kesalahan posisi
tulang, edema, dan dan santai gips, pembebat, traksi tulang yang cedra
cedera pada jaringan Klien mau Tinggikan dan dukungan Meningkatkan aliran balik vena,
lunak berpartisipasi dalam ekstrimitas yang terkena menurunkan edema dan
Alat traksi/imobilisasi aktivitas/tidus/ meneurunkan nyeri
Stres, ansietas istirahat yang tepat Hindari penggunaan sprei/bantal Dapat meningkatkan
Data subyektif: Klien mampu plastik dibawah ekstrimitas dalm ketidaknyamanan karena
Klien mengatakan nyeri menggunakanan gips peningkatan produksi padas
ketrampilan relaksasi dalam gips yang kering
Tanda-tanda vital Tinggikan penutup tempat tidur, Mempertahankan kehangatan
stabil pertahankan linen terbuka pada tubuh tanpa ketidaknyamanan
Data obyektif: ibu jari kaki karena tekanan selimut pada
Meringis saat bergerak bagian yang sakit
Mengerutkan dahi Ealuasi keluhan Mempengaruhi pilihan
Berhati-hati bila nyeri/ketidaknyamanan, keefektifan intervensi. Tingkat
bergerak perhatikan karakteristik, lokasi, intensitas dapat mempengaruhi
Edema termasuk intensitasnya (skala 0- persepsi reaksi terhadap nyeri
10). Perhatikan petunjuk nyeri
non verbal (perubahan tanda-
tanda vital dan emosi)
Tanda vital Dorong pasien untuk Membantu menghilangkan
mendiskusikan masalah ansietas. Pasien dapat
sehubungan dengan cedera merasakan kebutuhan untuk
menghilangkan pengalaman
kecelakaan
Jelaskan prosedur sebelum Memungkinkan pasien siap
memulai secara mental untuk aktifitas
juga berpartisipasi dalam
mengontrol tingkat
Berikan obat sebelum perawatan ketidaknyamanan
aktivitas Meningkatkan relaksasi otot dan
Lakukan dan awasi rentang meningkatkan partisipasi
gerak pasief/aktif Mempertahankan
kekuatan/mobilitas otot yang
sakit dan memudahkan resolusi
Berikan alternatif tindakan inflamasi pada jaringan cedera
ketidakmampuan (pijatan Meningkatkan sirkulasi umum,
punggung, perubahan posisi) menurunkan area tekanan lokal
Dorong menggunakan teknik dan kelelahan otot
manajemen stres (relaksasi, Menfokuskan kembali perhatian,
latihan nafas dalam, imajinasi meningkatkan rasa kontrol
visualisasi, sentuhan terapeutik) kemampuan koping dalam
manajemen nyeri yang mungkin
menetap untuk periode lebih
Identifikasi aktifitas terapeutik lama
yang tepat untuk usia pasien, Mencegah kebosanan,
kemampuan fisik dan menurunkan ketegangan dan
penampilan pribadi dapat meningkatkan kekuatan
otot, dapat meningkatkan harga
Selidiki adanya keluhan nyeri diri dan kemmapuan koping
yang tidak biasa atau tidak Dapat menandakan terjadinya
hilang dengan analgesik komplikasi
Kolaborasi
Lakukan kompres dingin 24-48
jam pertama/ sesuai indikasi Menurunkan edema/
pembentukan hematom,
Berikan obat sesuai indikasi, menurunkan sensasi nyeri
narkotik, relaksan otot Diberikan untuk menurunkan
nyeri dan atau spasme otot.
Penelitia toradol telah diperbaiki
lebih efektif dalam
menghilangkan nyeri tulang
Awasi pemberian analtik yang dengan masa kerja lebih lama
dikontrol pasien Pemberian rutin ADP
mempertahankan kadar
analgetik darah adekuat,
mencegah fluktuasi dalam
menghilangkan nyeri
sehubungan dengan tegangan
otot/spasme
CATATAN PERKEMBANGAN