Anda di halaman 1dari 6

Aktiva Tetap Tak Berwujud yang bahas Inggrisnya Intangible Assetmerupakan aktiva tetap yang

secara fisik tidak dapat dilihat bentuknya, akan tetapi memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan.

Contoh Aktiva Tetap Tak Berwujud (Intangible Asset)


Berikut adalah contoh-contoh Aktiva Tetap Tak Berwujud yang lumrah kita temui dalam dunia usaha :

a. Hak Sewa (Lease Hold)

Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa
mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte
(notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alasan :

(-) Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan kata lain, atas sumber daya
(dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat kembali (berpotensi
menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan datang.

(-) Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa, akan dinikmati oleh
perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.

Melihat batasan (bisa dikatakan syarat) di atas, maka kita dapat memilah-milah atas kejadian sewa,
apakah dibukukan sebagai aktiva tetap tak berwujud atau sebagai biaya sewa.

b. Organization Cost.

Adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang terjadi sehubungan dengan set-up perusahaan


sebelum beroperasi, contohnya : pembayaran kepada notaris. Pengeluaran ini diakui sebagai
perolehan aktiva tak berwujud, karena atas pengeluaran tersebut perusahaan akan memperoleh
manfaat yang lebih dari satu tahun buku juga, yaitu selama perusahaan masih beroperasi.

c. Perijinan (Permit & Licences)

Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah maupun pusat
untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya. Ijin-ijin perusahaan tentu
ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya telah habis maka ijin tersebut harus diperpanjang
atau diperbaharui. Namun demikian ijin usaha atau aktivitas tertentu atas terkait dengan usaha
biasanya memiliki jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu
Ijin diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud.

d. Hak Patent

Hak Patent adalah hak yang diperoleh atas suatu penemuan tertentu. Dimana atas penemuan
tersebut, penemu akan memperoleh manfaat tertentu untuk kurun waktu tertentu dan dapat
diperpanjang. Penemuan tersebut bisa berupa suatu produk, atau rekayasa, atau formula, atau
system, atau cara tertentu.

e. Merk Dagang (Trade Mark)

Merk Dagang (Trade Mark) yang biasa disingkat TM, adalah hak yang diperoleh atas suatu merk
komersial tertentu. Hak ini bisa berupa logo, tulisan, bentuk, symbol, atau kombinasinya, yang
mewakili suatu organisasi/perusahaan tertentu.

f. Hak Penggandaan (Copyright)

Copyright adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah, puisi, novel,
maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau scenario film tertentu. Copyright meliputi hak
untuk memperbanyak dan mengedarkannya.
g. Franchise

Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan produknya,
sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun penggunaan alat usaha
tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan hak franchise.

h. Goodwill

Adalah kelebihana-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, yang oleh
karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keisitimewaan tersebut bisa karena
perusahaan memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus, menghasilkan suatu produk unggul
yang sulit dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan lain-lain.

Catatan penting : Goodwill hanya diakui (dibuatkan perkiraan) jika terjadi suatu transaksi, yang mana
dalam transaksi tersebut perusahaan dinilai lebih oleh pihak lain. Transaksi yang dimaksudkan bisa
berupa : penjualan perusaahaan, bergabung/berhentinya sekutu (anggota persero) baru, merger atau
akuisisi.

Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Tak Berwujud


Pada dasarnya permasalahan akuntansi atas aktiva tetap tak berwujud (intangible asset) sama saja
dengan aktiva tetap berwujud, yaitu :

1. Perolehan (Acquisition Cost)

Sama halnya dengan Tangible Asset, Perolehan atas Intangible Asset juga dicatat sebesar nilai faktur
ditambah dengan pengeluaran-pengeluaran yang menyertainya.

2. Pengeluaran-Pengeluaran setelah perolehan (Expenditures)

Jika terjadi pengeluaran-pengeluaran setelah perolehan, maka konsep kapitalisasi maupun


pembebanannya sama saja dengan tangible asset (aktiva tetap berwujud).

3. Amortisasi (Amortization)

Amortisasi adalah pengalokasian harga perolehan ke beban usaha (biaya), yang pada aktiva tetap
dikenal dengan depresiasi (penyusutan). Penghitungan maupun pencatatan atas amortisasi sama
saja dengan cara penghitungan maupun pencatatan atas penyusutan aktiva tetap berwujud.

Hal penting yang perlu diketahui :

(-). Amortisasi kebanyakan merupakan biaya usaha dan jarang digolongkan ke dalam harga pokok
produksi, kecuali merk dagang yang memang digolongkan ke dalam kelompok harga pokok
penjualan.

(-). Amortisasi lebih baik jika dihitung menggunakan metode garis lurus saja, karena pada dasarnya
intangible asset tidak dipengaruhi, bahkan tidak ada hubungannya dengan output produk yang
dihasilkan oleh perusahaan.

4. Pelaporan (disclosure)

Intangible asset dilaporkan hanya nilai bersihnya (net value) setelah dikurangi akumulasi
amortisasinya. Akumulasi amortisasi tidak pernah dimnculkan di dalam neraca.
Khusus mengenai Perlakuan Goodwill, lebih jauh dan lebih detail lagi dapat di baca di artikel
lain: PERLAKUAN GOODWILL , disana dilengkapi dengan jurnal dan contoh kasusnya.
KEWAJIBAN LANCAR DAN KONTINJENSI

(CURRENT LIABILITIES AND CONTINGENCY)

Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan masa depan atas manfaat ekonomi yang
muncul dari kewajiban saat ini dari entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau
menyediakan jasa kepada entitas lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau
kejadian masa lalu.
Dengan kata lain, suatu kewajiban memiliki tiga karakteristik :
1. Merupakan kewajiban saat ini yang memerlukan penyelesaian dengan kemungkinan
transfer masa depan atau penggunaan kas, barang atau jasa
2. Merupakan kewajiban yang tidak dapat dihindari
3. Transaksi atau kejadian yang menciptakan kewajiban itu harus telah terjadi

Pengertian Kewajiban Lancar


Kewajiban lancar adalah kewajiban yang likuidasinya diperkirakan secara layak
memerlukan penggunaan sumber daya yang ada, yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar,
atau penciptaan kewajiban lancar lain atau kewajiban yang penyelesaiannya dalam satu siklus
operasi biasanya 1 tahun.
Beberapa contoh kewajiban lancar :
1. Hutang Usaha
2. Wesel Bayar
3. Jatuh Tempo Berjalan Hutang Jangka Panjang
4. Kewajiban Jangka Pendek yang diharapkan akan didanai kembali
5. Hutang Dividen
6. Uang Muka Pelanggan dan Deposito yang dapat dikembalikan
7. Pendapatan diterima dimuka
8. Hutang Pajak Penjualan
9. Hutang PPh
10. Kewajiban yang berhubungan dengan karyawan
A. Hutang Usaha
Hutang Usaha atau Hutang Dagang merupakan saldo yang terhutang kepada pihak lain atas
barang, perlengkapan atau jasa yang dibeli dengan akun terbuka atau secara kredit. Hutang
Usaha muncul karena adanya kesenjangan waktu antara penerimaan jasa atau akuisisi hak
aktiva dan pembayaran atasnya. Periode perluasan kredit ini biasanya ditemukan dalam
persyaratan penjualan (2/10, n/30 atau 1/10 E.O.M) dan biasanya adalah 30 hari hingga 60
hari.

B. Wesel Bayar
Wesel Bayar adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada saat tanggal
tertentu di masa depan dan dapat berasal dari pembelian, pe,biayaan atau transaksi lainnya.
Wesel diklasifikasikan sebagai jangka pendek atau jangka panjang tergantung pada tanggal
jatuh temponya dan dapat juga diklasifikasikan sebagai wesel berbunga dan wesel tanpa
bunga.

C. Jatuh Tempo Berjalan Hutang Jangka Panjang


Pepsico melaporkan obligasi, wesel hipotik dan hutang jangka panjang lainnya yang jatuh
tempo dalam tahun fiscal beriktunya. Jatuh tempo saat ini dari hutang jangka panjang sebagai
kewajiban lancar. Perusahaan seperti Pepsico, tidak mencatat hutang jangka panjang yang
akan jatuh tempo saat ini sebagai kewajiban lancar jika akan :
1. Ditarik atau dilunasi dengan aktiva yang terakumulasi untuk tujuan tersebut yang secara
layak tidak ditunjukkan sebagai aktiva lancar
2. Didanai kembali atau dilunasi dari hasil penerbita hutang baru
3. Dikonversi menjadi modal saham

D. Kewajiban Jangka Pendek yang diharapkan akan didanai kembali


Kewajiban jangka pendek adalah hutang yang dijadwalkan akan jatuh tempo dalam waktu
satu tahun setelah tanggal neraca perusahaan atau dalam siklus operasi perusahaan, mana
yang lebih lama. Beberapa kewajiban jangka pendek didanai kembali atas dasar jangka
panjang dank arena itu, diperkirakan tidak memerlukan penggunaan modal kerja selama
tahun berikutnya.
Kriteria pendanaan kembali :
1. Perusahaan memiliki rencana untuk mendanai kembali kewajiban atas dasar jangka
panjang
2. Perusahaan itu menunujukkan kemampuan untuk pendanaan kembali itu
E. Hutang Dividen
Hutang Dividen tunai adalah jumlah terhutang oleh perusahaan kepada para pemegang saham
sebagai hasil dari otorisasi dewan direksi. Pada tanggal pengumuman, perusahaan
mengasumsikan kewajiban yang menempatkan pemegang saham dalam posisi kreditor atas
sejumlah dividen yang diumumkan. Karena dividen tunai selalu dibayarkan dalam satu tahun
setelah pengumuman (biasanya 3 bulan ) maka itu diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.

F. Uang Muka dan Deposito Pelanggan


Kewajiban lancar yang dapat mencakup deposito kas yang dapat dikembalikan yang diterima
dari pelanggan dan karyawan. Prusahaan dapat menerima deposito dari pelanggan untuk
menjamin pelaksanaan kontrak atau jasa atau sebagai penjamin untuk menutup pembayaran
kewajiban yang diharapkan di masa depan. Klasifikasi pos-pos ini sebagai kewajiban lancar
atau tidak lancar tergantung pada waktu antara tanggal deposito dan pemutusan hubungan
yang mensyaratkan deposito.

G. Pendapatan Diterima Dimuka


Perusahaan memperhitungkan pendapatan diterima dimuka yang diterima sebelum barang
dikirimkan atau jasa dilakukan adalah dengan cara :
1. Ketika uang diterima, Kas didebet dan akun Kewajiban lancar yang mengidentifikasi
sumber pendapatan diterima dimuka dikredit
2. Ketika pendapatan diterima, akun pendapatan diterima dimuka didebet, dan akun
pendapatan yang diterima dikredit

H. Hutang Pajak Penjualan


Terkadang penagihan pajak penjualan yang dikredit ke akun kewajiban tidak sama dengan
kewajiban yang dihitung oleh rumus pemerintah. Pada kasus ini, GAP membuat penyesuaian
atas aku kewajiban dengan mengakui keuntungan atau kerugian atas penagihan pajak
penjualan.
Dalam banyak perusahaan, pajak penjualan dan jumlah penjualan tidak dipisahkan pada
waktu penjualan terjadi. Keduanya dikredit secara total kea kun penjualan. Sehingga untuk
merefleksikan scara benar jumlah penjualan actual dan kewajiban untuk pajak penjualan,
akun penjualan didebet sebesar pajak penjualan yang terhutang kepada pemerintah atas
penjualan itu dan akun hutang pajak penjualan dikredit sebesar jumlah yang sama

I. Hutang Pajak Penghasilan


Setiap Pajak Penghasilan federal atau Negara bagian memiliki porsi yang berbeda terhadap
jumlah laba tahunan. Dengan menggunakan informasi dan nasihat yang tersedia, perusahaan
harus mempersiapkan SPT pajak penghasilan dan menghitung hutang pajak penghasilan yang
dihasilkan dari operasi periode berjalan. Hutang pajak atas laba perusahaan, seperti yang
dihitung per SPT pajak hatus diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar. Tidak seperti
perseroan, perusahaan perseorangan dan persekutuan bukan merupakan entitas kena pajak.
Karena masing-masing pemilik dan anggota persekutuan terkena PPh pribadi atas bagian dari
laba kena paja perusahaannya, maka kewajiban PPh tidak dicantumkan dalam laporan
keuangan.

J. Kewajiban yang berhubungan dengan Karyawan


1. Pemotongan Gaji
Jenis paling umum dari pemotongan gaji adalah pajak premi asuransi, tabungan karyawan
dan iuran serikat kerja. Jika jumlah dipotong belum diserahkan kepada pihak yang berwenang
pada akhir periode akuntansi, maka jumlah itu harus diakui sebagai kewajiban lancar.

2. Absensi yang Dikompensasi


Absensi yang dikompensasi adalah absensi dari pekerjaan seperti cuti, sakit, dan hari libur.
Suatu kewajiban harus diakrualkan untuk biaya kompensasi atas absensi di masa depan.

3. Perjanjian Bonus
Tambahan atas gaji atau upah yang diberikan kepada karyawan atas hasil kerja atau jumlah
laba tahunan perusahaan. Pemberian bonus kepada karyawan harus dimasukkan sebagai
pengurang dalam menentukan laba bersih tahun berjalan.

Anda mungkin juga menyukai