Anda di halaman 1dari 7

A.

Definisi Stroke ( CederaSerebrovaskular)


Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darahkeotak. Menurut WHO Stroke
adalahadanyatanda-tanda klinik yang berkembangcepat akibat gangguanfungsi otak fokal
(global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematiantan padanya penyebab yang jelas selain vascular. Stroke
merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota
gerak, gangguan bicara, proses berpikir daya ingat dan bentuk-bentuk kecacatan yang
lain sebagai akibat gangguan fungsi otak.
Stroke adalah masalah neurologic primer di AS di dunia. Meskipun upaya
pencegahan telah menimbulkan penurunan pada insiden dalam beberapa tahun terakhir,
stroke adalah peringkat ketiga penyebab kematian, denganlajumortalitas 18% sampai
37% untuk stroke pertama dan sebesar 62% untuk stroke selanjutnya. Terdapat kira-kira
2 juta orang bertahan hidup dari stroke yang mempunyai beberapa kecacatan; dari angka
ini, 40% memerlukanbantuan dalam aktivitaskehidupan sehari-hari.
B. Penyebab
a. Trombosisserebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang
Mengalami oklusi sehingga menyebab kaniskemi jaringan otak yang dapat
menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya terjadi pada
orang tua yang sedangtidurataubanguntidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan
aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi
serebral. Tanda dan gejala neurologis sering kali memburuk pada 48 jam setelah
thrombosis. Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:
 Arterosklerosis;
 Hiperkoagulasipadapolisitemia;
 Arteritis (radangpadaarteri);
 Emboli.
b. Hemoragik
Perdarahan intracranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang
subaraknoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena
arterosklerosis dan hipertensi.
Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesaran darah kedalam
parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan
jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak
tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasiotak.
c. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah :
 Hipertensi yang parah;
 Hentijantung-paru;
 Curah jantungturunakibataritmia.
d. Hipoksia Setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah :
 Spasmearteriserebral, yang disertai perdarahan subaraknoid;
 Vasokontriksiarteri otak disertai sakit kepala migren.
Faktor Risiko Stroke
Beberapa factor penyebab stroke antara lain :
1. Hipertensi, merupakan factor risiko utama.
2. Penyakit kardiovaskular-embolisme serebral berasal dari jantung.
3. Kolesterol tinggi.
4. Obesitas.
5. Peningkatan hematokrit meningkatkan risiko infarkserebral.
6. Diabetes-terkait dengan aterogenesisterakselerasi.
7. Kontrasepsi oral (khususnya dengan hipertensi, merokok, dan kadar
estrogen tinggi).
8. Merokok.
9. Penyalahgunaan obat (khususnya kokain).
10. Konsumsi alkohol.
C. Manifestasi Klinis
1. Sindrom arteri serebral media
a. Himiplegia
b. Gangguan sensorik
c. Aphasia
d. Homonymous hemianopsia
e. Bingung sampai dengan koma
f. Ketidakmampuan menggerakan mata terhadap sisi paralisis
g. Denial paralisis
h. Kemungkinan pernapasan cheynestokes
i. Sakit kepala
j. Paresis vasomotor
2. Sindroma arteri srebral anterior
a. Paralisis dari telapak kaki sampai tungkai
b. Gangguan dalam berjalan
c. Paresis kontralateral dari lengan
d. Kontralateral grasp reflek dan sucking reflek
e. Hilang fungsi sensorik secara berlebihan pada ibu jari kaki, telapak kaki, dan
tungkai
f. Abulia
g. Gangguan mental
h. Serebral paraplegia sering dikombinasi dengan ataksia dan akinetik mutsin
i. Inkontinen urine
3. Sindrom arteri serebral posterior
a. Homonymous hemianopsia
b. Beberapa kelainan penglihatan
c. Berkurangnya daya ingat
d. Berkeringat
4. Sindroma arteri karotis internal
a. Berulangnya serangan kebutaan
b. Parastesia dan kelemahan lengan kontralateral, wajah, dan tungkai
c. Hemiplegia dengan hilangnya sensorik secara komplit dan hemianopsia
d. Kemungkinan atropi saraf optic pada mata ipsilateral
e. Disfasia intermitten
5. Sindroma arteri serebral inferior posterior
a. Disfagia dan disarthria
b. Hilangnya rasa nyeri dan termeratur pada bagian sisi ipsilateral dari wajah
c. Hilangnya rasa nyeri dan temperature pada sisi tubuh dan tungkai
d. Mistagmus horizontal
e. Sindrom horner’s ipsilateral
f. Tanda-tanda serebellar
6. Sindroma arteri serebral inferior anterior
Sisi ipsilateral
a. Tuli dan tinnitus
b. Paralisis wajah
c. Hilangnya sensasi pada wajah
d. Sindrom horne’s
e. Tanda-tanda serebellar
Sisi kontra lateral
a. Gangguan sensasi nyeri dan temperature pada tubuh dan tungkai
b. Nistagmus horizontal
D. Insiden
Menurut data RisetKesehatanDasar 2013, prevalensi stroke di Indonesia 12,1 per 1.000
penduduk. AngkaitunaikdibandingkanRiskesdas 2007 yang sebesar 8,3persen. Stroke
telahjadipenyebabkematianutama di hampirsemuarumahsakit di Indonesia,yakni 14,5persen.
E. Patofisiologi
Otak sangat terganung pada oksigen dan tidak menpunyai persediaan suplai oksigen.
Pada saat terjadi anoksia, sebagai mana pada CVA, metabolisme serebral akan segera
mengalami perubahan dan kematian sel dan kerusakan permanen dapat terjadi dalam 3-
10 menit. Banyak kondisi yang merubah perkusi serebral yang akan menyebabkan
hipoksia atau anoksia. Hipoksia pertama kali menimbulkan iskemia. Iskemia dalam
waktu singkat (kurang dari 10-15 menit) menyebabkan deficit sementara. Iskemia dalam
waktu yang lama menyebabkan keatian sel permanent dan infark serebral dengan disertai
edema serebral.
Tipe defisit fokal permanen akan tergantung pada daerah dari otak yang dipengaruhi.
Daerah yang dipengaruhi tergantung pada pembuluh darah serebral yang dipengaruhi.
Paling umum pembuluh darah yang dipengaruhi adalah middle selebral artery; yang
kedua adalah arteri karotis interna
Stroke trombotik, adalah tipe stroke yang paling umum, dimana sering dikaitkan dengan
aterosklerosis dan menyeabkan penyempitan lumen arteri, sehingga menyebabkan
gangguan suplay darah yang menuju ke otak. Fase awal dari thrombus tidak selalu
menyumbat komplit lumen. Penyumbatan komplit dapat terjadi dalam beberapa jam.
Gejala-gejala dari CVA akibat thrombus terjadi selama tidur atau segera setelah bangun
tidur. Hal ini berkaitan pada orang tua aktivitas simpatisnya menurun dan sikap berbaring
menyebabkan menurunnya terkanan darah, yang akan menimbulkan iskemia otak. Pada
orang ini biasanya mempunyai hipotensi postural atau buruknya reflek terhadap
perubahan posisi. Tanda dan gejala neurologi sangat sering memperlihatkan keadaan
yang lebih buruk pada 48 jam pertama setelah thrombosis.
Stroke embolik, yang disebabkan embolus adalah penyebab umum kedua dari stroke.
Klien yang mengalami stroke akibat embolus biasanya usianya lebih muda dan paling
umum embolus berasal dari thrombus jantung. Miokardial thrombus paling umum
disebabkan oleh penyakit jantung rhematik dengan mitral stenosis atau atrial vibrilasi.
Penyebab yang lain stroke embolik adalah lemak, tumor sel embolik, septic embolik,
eksudat dari subakut bacterial endokarditis, emboli akibat pembedahan jantung atau
vaskuler
F. Penatalaksanaan
Farmakologi :
a. Terapi anti koagulan. Kontra indikasi pemberian terapi anti koagulan pada klien
dengan riwayat ulkus, uremia dan kegagalan hepar. Sodium heparin di berikan secara
subkutan atau melalui IV drip.
b. Phenytonin (bilantin) dapat di gunakan untuk mencegah kejang
c. Enteris-coated, misalnya aspirin dapat di gunakan untuk lebih dulu untuk
menghancurkan trombotik dan embolik
d. Epsilon-aminocaproic acid (amicar) dapat di gunakan untuk stabilkan bekuan di atas
anurisma yang rupture.
e. Calcium cannel blocker (nimodipine) dapat di berikan untuk mengatasi vasospasme
pembuluh darah.

Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor
register, dan diagnosis medis.
b. Keluhan Utama
Kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi,
dan penurunan tingkat kesadaran
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Adanya penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran di sebabkan perubahan
di dalam itrakranial. Keluhan perubahan perilaku juga umum terjadi. Sesuai
perkembangan penyakit, dapat terjadi letargi, tidak responsif, dan koma.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes mellitus, penyakit
jantung, anemia, riwayat trauma kepala, penggunaan obat-obat anti koagulan,
aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan, pemakaian obat anti hipertensi,
anti lipidemia, penghambat beta, riwayat merokok, penggunaan alkohol.
e. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Umumnya mengalami penurunan kesadaran, kadang mengalami gangguan bicara
yaitu sulit di mengerti, kadang tidak bisa bicara dan pada tanda-tanda vital :
tekanan darah meningkat, dan denyut nadi bervariasi.
 B1 (Breathing)
Pada inspeksi di dapatkan klien batuk, peningkatan produksi sputum, sesak napas,
penggunaan otot bantu napas dan peningkatan frekuensi pernafasan. Auskultasi
bunyi nafas tambahan seperti ronkhi pada klien dengan peningkatan produksi
sekret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering di dapatkan pada klien
stroke dengan penurunan tingkat kesadaran koma.
 B2 (Blood)
Pengkajian pada system kardiovaskular di dapatkan renjatan (syok hipovolemik)
yang sering terjadi pada klien stroke. Tekanan darah biasanya terjadi peningkatan
dan dapat terjadi hipertensi massif (tekanan darah >200 mmHg.
 B3 (Brain)
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologis, bergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat, dan aliran darah kolateral ( sekunder atau aksesori).
 B4 (Bladder)
Setelah stroke klien mungkin mengalami inkontinensia urine sementara
karena konfusi, ketidakmampuan mengomunikasikan kebutuhan, dan
ketidakmampuan untuk mengendalikan kandung kemih karena kerusakan
kontrol motorik dan postural.
 B5 (Bowel)
Di dapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun,
mual muntah pada fase akut. Pola defekasi biasanya terjadi kostipasi
akibat penurunan peristaltik usus.
 B6 (Bone)
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah
satu sisi), hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh, adalah tanda
yang lain. Pada kulit, jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat
dan jika kekurangan cairan maka turgor kulit akan buruk. Selain itu, perlu
juga di kaji tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonjol
karena klien stroke mengalami mobilitas fisik, dan adanya kesulitan untuk
beraktivitas karena kelemahan.
f. Pengkajian Tingkat Kesadaran
Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien stroke biasanya berkisar pada
tingkat latergi, stupor, dan semikomatosa. Jika klien sudah mengalami
koma maka penilaian GCS sangat penting untuk menilai tingkat kesadaran
klien dan bahan evaluasi untuk pemantauan pemberian asuhan.
g. Pengkajian Fungsi Serebral
Pengkajian ini meliputi status mental, fungsi intelektual, kemampuan
bahasa, lobus frontal, dan hemisfer.
h. Pengkajian Saraf Kranial
 Saraf I. Biasanya pada klien stroke tidak ada kelainan pada fungsi
penciuman
 Saraf II. Disfungsi persepsi visual karena gangguan saraf sensori primer I
antara mata dan korteks visual.
 Saraf III, IV dan VI, jika akibat stroke mengakibatkan paralisis, pada satu
sisi otot-otot okularis di dapatkn penurunan kemampuan gerakan konjugat
unilateral di sisi yang sakit.
 Saraf V. pada beberapa keadaan stroke menyebabkan paralisis saraf
trigeminus, penurunan kemampuan koordinasi gerakan mengunyah,
penyimpangan rahang bawah ke sisi ipsilateral serta kelumpuhan satu sisi
otot pterigoideus internus dan eksternus.
 Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris, dan
otot wajah tertarik ke bagian sisi yang sehat.
 Saraf VIII. Tidak di temukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.
 Saraf IX dan X. Kemampuan menelan kurang baik dan kesulitan
membuka mulut.
 Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
 Saraf XII. Lidah simetris, terdapat defiasi pada satu sisi dan fasigulasi,
serta indra pengecapan normal.
i. Pemeriksaan Diagnostik
Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti pendarahan
arteriovena atau adanya reptur dan untuk mencari sumber pendarahan seperti
aneurisma atau malformasi vascular
j. Pemeriksaan Laboratorium
 Lumbal fungsi : pemeriksaan likuor merah biasanya di jumpai pada
pendarahan yang massif, sedangkan pendarahan yang kecil biasanya
warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
 Pemeriksaan darah rutin
 Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia.
Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian
berangsur-angsur turun kembali
 Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada darah itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai