PT BADAK NGL
BONTANG-KALIMANTAN TIMUR
Oleh:
Hosensjah, Kevin Lofrian (1503041)
Pembimbing:
Nisa Finidhama P., S.T.
Lalang Dwiyoga Sakti
BALIKPAPAN
2018
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION
BONTANG – KALIMANTAN TIMUR
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas
berkah dan rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan laporan kerja praktik di
Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur dengan sebaik-baiknya. Selama masa
kerja praktik yang terhitung mulai tanggal 01 Februari 2018, penulis melakukan
serangkaian kegiatan yang dirangkum ke dalam laporan ini sebagai syarat untuk
menyelesaikan Program pendidikan D3 teknik pengolahan migas di STT Migas
Balikpapan.
Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai
pihak, maka penulis tidak dapat menyelesaikan praktik kerja lapangan ini dengan
baik dan lancar. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis secara khusus
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa baik secara
langsung maupun tidak langsung membantu dan membimbing penulis selama
periode praktik kerja lapangan berlangsung dan juga dalam menyelesaikan
laporan ini. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain :
1. Orangtua, serta Keluarga Besar, yang telah banyak memberikan doa dan
dukungannya hingga kegiatan ini bisa diselesaikan.
2. PT. Badak NGL atas segala kesempatan, pengalaman kerja dan fasilitas yang
telah diberikan kepada penulis selama melaksanakan praktik kerja lapangan.
3. Pihak training section PT.Badak NGL, khususnya kepada bapak Syamsir
Simanjuntak dan Bapak Abdul Muis yang memberikan waktunya untuk
mengurus segala keperluan penulis selama praktik kerja lapangan di PT.
Badak NGL.
4. Bapak Yuli Gunawan selaku Manager Laboratory & Environment Control
Section yang telah memberikan tempat dan kesempatan untuk melaksanakan
praktik kerja lapangan.
5. IbuYuniarti, ST., M.Eng. selaku ketua program studi teknik pegolahan migas
,STT Migas Balikpapan.
ii
6. Ibu Eka Megawati, S.Pd.Si., M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah
magang industri STT Migas Balikpapan
7. Ibu Nisa Finidhama P., S.T. selaku pembimbing utama di PT Badak NGL.
8. Seluruh rekan – rekan Section Laboratory & EC
9. Bapak Ibu di seluruh Department dan Section
10. Kawan – kawan sesama mahasiswa PKL
11. Rekan-rekan D3program teknik pengolahan migas Angkatan 2014.
12. Semua pihak yang berperan dalam pelaksanaan penulisan dan penyelesaian
laporan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga
diperlukan evaluasi untuk peningkatan kualitas yang berkelanjutan. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat menambah wawasan
dan bermanfaat bagi para pembacanya.
iii
iv
DAFTAR ISI
1.18 Plant-48 dan-49: Community Water Treatment System and Sewage .............. 81
1.18.1 Air Limbah dari Perumahan ..................................................................... 82
1.18.2 Air Limbah dari Pabrik ............................................................................. 82
BAB VII ................................................................................................................84
7.1. Feed Natural Gas Knock Out Drum dan Pig Receiver (Plant-21) .................. 85
7.2. Hydrocarbon Condensate Stabilizer (Plant-16) .............................................. 89
7.3. Relief and Blow Down System (Plant-19) ........................................................ 91
7.4. C2/C3Bullet and Hydrocarbon Condensate Tank (Plant-20) ........................... 94
7.5. LNG Storage and LNG Loading Dock (Plant-24) ........................................... 95
7.6. LPG Refrigerant Plant(Plant-15) .................................................................. 101
7.7. LPG Storage and LPG Loading Dock (Plant-17) .......................................... 103
7.8. Nitrogen Generator (Plant-39) ...................................................................... 105
7.9. Waste Water Treatment Plant(Plant-34) ....................................................... 107
7.10. LPG Bottling (Plant-26)................................................................................. 109
7.11. Piping System (Plant-38) ............................................................................... 109
BAB VIII .............................................................................................................110
vii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Pelaksanaan program kerja Praktik bagi mahasiswa dalam lingkup
program pendidikan D3 Program Studi Teknologi Pengolahan Migas Sekolah
Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Balikpapan memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Memenuhi persyaratan akademik, yaitu Mata Kuliah Magang Industri yang
wajib diikuti oleh Mahasiswa D3Program Studi Teknologi pengolahan Migas
STT Migas Balikpapanyang dilaksanakan minimal 1 bulan.
2. Sebagai salah satu syarat kelengkapan kurikulum dalam menempuh pendidikan
D3 Program Studi Teknologi Pengolahan Migas Balikpapan.
3. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi Mahasiswa D3 Program
Studi Teknologi Pengolahan Migas STT Migas Balikpapanagar dapat
menghubungkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan praktik yang
dijumpai di lapangan.
4. Menumbuhkan dan mengembangkan pola pikir kreatif dan potensial bagi
mahasiswa D3 Program Studi Teknologi Pengolahan Migas hingga didapat
lulusan yang handal.
5. Mengkaji dan meneliti materi di lapangan agar bisa memunculkan pemikiran
yang realistis dan sistematis dalam menuju prospek yang lebih baik.
BAB II
b. Zone II
Zone II merupakan daerah perkantoran yang berhubungan langsung dengan
proses dan sarana pendukung proses. Perkantoran yang terdapat di Zone II,
antara lain gedung TOP (Technical/Operation Department) Office, Laboratory,
Warehouse, Maintenance Department, dan sebagainya.
c. Buffer Zone
Buffer zone merupakan daerah penyangga Zone II dengan Zone III. Area ini
sebagian besar berupa hutan. Tujuan diadakannya zona ini adalah untuk
menghindari dan meminimalisir dampak langsung terhadap area pemukiman
jika sewaktu-waktu terjadi kegagalan atau kecelakaan pada area kilang (Zone I
dan II).
d. Zone III
Zone III merupakan daerah lingkungan PT Badak NGL yang tidak
berhubungan langsung dengan proses. Zone III terdiri dari daerah tempat
kantor, perumahan pekerja, sarana olahraga, dan fasilitas-fasilitas pendukung
perumahan yang lain. Kantor pusat PT Badak NGL (Gedung Putih) terletak di
zone ini.
10
2.3.2. Misi
Adapun misi PT Badak NGL adalah memproduksi energi bersih serta
mengelola dengan standar kinerja terbaik (best performance standard) sehingga
menghasilkan nilai tambah maksimal (maximumreturn) bagi pemangku
kepentingan (Stakeholders). Energi bersih artinya energi yang ramah lingkungan
baik dalam proses maupun hasil. Standar kinerja terbaik, artinya berpedoman pada
standar kinerja internasional, yaitu:Safety, Health, Environment – Quality
Management System (SHE-Q MS) untuk mencapai World Class Safety Culture
Standar, EMS ISO 14001 untuk mencapai hasil produksi yang ramah lingkungan
Standar Quality Management System, dan ISO 9001:2000 untuk mencapai
kualitas produk yang memenuhi persyaratan pelanggan. Standar Best Industrial
Practices dan GCG untuk mencapai tingkat kepatuhan (compliance) yang
diharapkan pemerintah. Nilai tambah maksimal artinya memberikan kontribusi
maksimal untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan.
11
12
Pertamina : 55 %
VICO : 20%
JILCO : 15%
Total E&P Indonesie : 10%
Gambar 0.3 Komposisi Kepemilikan Saham PT Badak NGL Sejak Tahun 1990
[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation PT Badak NGL]
13
[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy Conservation PT Badak NGL]
Gambar 0.5 Skema Bisnis LNG PT Badak NGL Menurut UU MIGAS No. 22/2001
[Sumber: Data Seksi Production Planning&Energy ConservationPT Badak NGL]
14
Sebelum adanya UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi,
Pertamina berperan sebagai pengelola keuangan, pemasaran, sekaligus pengawas
semua pihak yang terlibat dalam rantai bisnis ini. Dengan adanya undang-undang
ini, fungsi pengawasan yang dimiliki Pertamina dihilangkan. Namun demikian,
Pertamina masih diberi kepercayaan sebagai pengelola keuangan dan pemasaran
PT Badak NGL melalui Pertamina JMG (Joint Management Group).
Sebagai pengelola keuangan dan pemasaran produk LNG, Pertamina JMG
memiliki hubungan langsung dengan pihak-pihak dalam bisnis ini yang
dirumuskan dengan berbagai jenis kontrak, seperti Transportation Agreement
(dengan transporter LNG), Plant Use and Operation Agreement (dengan PT
Badak NGL), Seller Appointment Agreement PSC Gas (dengan produser gas),
Seller Appoinment Agreement State Own Gas (dengan SK MIGAS), dan Seller
and Purchase Agreement (dengan pembeli LNG). Selain kontrak yang melibatkan
Pertamina JMG, terdapat dua kontrak lainnya, yaitu PSC Agreement (antara SK
MIGAS dan produsen gas) dan Processing Agreement (antara PT Badak NGL dan
produsen gas). Umumnya, kontrak-kontrak ini berjangka waktu 10-20 tahun.
Dalam rantai bisnis LNG, ada dua cara transaksi antara PT Badak NGL dan
pembeli, yakni:
a. FOB (Free On Board)
Pada jenis transaksi ini, pihak penjual (dalam hal ini adalah pengelola kilang
LNG) hanya bertanggung jawab atas produknya sampai ketika LNG
dimasukkan ke dalam kapal tanker. Pengukuran dan penetapan mutu dilakukan
di kapal sebelum berangkat, sedangkan transporter bertanggung jawab
terhadap LNG selama di perjalanan hingga tiba di tempat tujuan. Sistem
transaksi seperti ini akan memberikan risiko yang lebih rendah bagi pengelola
kilang.
b. CIF (Cost Insurance Freight)
Berbeda dengan jenis transaksi sebelumnya, pada CIF, maka produk LNG
menjadi tanggung jawab pengelola kilang sampai produk tersebut tiba di
tempat konsumen. Pengecekan mutu dan jumlah LNG yang dijanjikan penjual
15
akan dilakukan di receiving terminal. Oleh karena itu, tanggung jawab dan
risiko pengelola kilang menjadi lebih besar. Akan tetapi, jadwal pengapalan
dapat menjadi lebih fleksibel karena sepenuhnya diatur oleh pengelola kilang.
16
BAB III
Vice President
Production
18
Marine Section
Utility I Section
Utility II Section
19
juga mempunyai tanggung jawab untuk kelangsung penyediaan LNG yang siap
untuk dikapalkan kepada pembeli. Di dalamnya termasuk fasilitas-fasilitas
antara lain penghilangan CO2, H2O yang terkandung di dalam gas umpan yang
bertekanan tinggi, serta Hg yang mungkin ada; sistem refrigerasi untuk proses
pencairan; unit-unit fraksinasi untuk pemisahan fraksi berat dan ringan;
pemisahan komponen-komponen etana, propana, butana; dan Splitter Unit.
c. Utility I Section
Seksi ini bertanggung jawab terhadap semua hal yang mendukung proses di
Trainmodul 1 (TrainABCD) seperti pembangkit listrik, pengadaan udara
bertekanan, sistem air pendingin, unit pengolahan air boiler, nitrogenPlant,
sumur air tawar, unit pengolahan air minum, dan pemadam kebakaran. Selain
itu utility I section juga bertanggungjawab terhadap sistem utilitas yang
digunakan untuk komunitas di sekitar PT Badak NGL yang tidak termasuk
daerah kilang.
d. Utility II Section
Tugas seksi ini sama dengan Utilities I Section, hanya saja seksi ini
bertanggung jawab untuk mendukung proses di Modul 2 (TrainEFGH).
e. Storage and Loading Section
Seksi ini bertanggung jawab atas penerimaan feed natural gas, fasilitas
penyimpanan LNG dan LPG, nitrogen Plant, dermaga pengapalan dan
pemuatan LNG ke kapal.
f. Marine Section
Seksi ini bertanggung jawab atas fasilitas penyediaan tug boat dan mooring
boat serta rambu-rambu yang ada di alur pelayanan kolam pelabuhan.
g. Fire and Safety Section
Seksi ini bertanggung jawab atas keselamatan kerja di daerah PT Badak NGL,
khususnya apabila terjadi kebakaran di area PT Badak NGL.
20
21
MPTA Section
SEC Section
Maintenance Department
Electrical Section
Instrument Section
22
23
Heat Exchanger.
Column and Vessel.
Fiber Glass.
Konstruksi besi.
24
25
Dalam menjalankan tugas, sub-section ini dibagi antara lain electronic shop,
general, dan analyzer.
Train and Preventive Maintenance Sub-Section
Sub-seksi ini bertanggung jawab melakukan perbaikan dan pemeliharan
peralatan instrument di Plant, dan melakukan preventive maintenance
untuk menjaga kualitas alat.
Utilities, Storage/Loading and Off-Plot Sub-Section
Sub-seksi ini bertugas untuk memelihara dan memperbaiki seluruh peralatan
instrument yang ada di daerah Utilities, Storage and Loading, danOff-Plot.
DCS and PLC Group
Sub-seksi ini melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan DCS (Distributed
Control System) dan PLC (Programmable Logic Controller) yang terdapat
pada Plant.
f. Warehouse and Supply Chain
Warehouse and Supply Chain bertanggung jawab dalam penerimaan,
penyimpanan dan pemesanan barang-barang yang diperlukan PT Badak NGL.
26
Technical
Departement
27
28
informasi ini dapat memberikan interpretasi kondisi sampel. Dalam hal ini,
seksi ini berperan sebagai kontrol dari kondisi operasi yang dilaksanakan
sehari-hari. Tugas dari seksi ini adalah sebagai berikut:
Quality control terhadap gas umpan yang masuk kilang, intermediate
maupun final production.
Technical support, yaitu mempelajari dan memberikan penjelasan mengenai
suatu percobaan dan penelitian.
Dalam menjalankan tugasnya seksi ini dibagi menjadi empat bagian:
Control Laboratory yang bekerja selama 24 jam secara kontinu untuk
menganalisis sampel dari bagian operasi.
Project Laboratory yang bertugas memberikan support untuk penelitian
atau performance test dari suatu Plant.
Gas Laboratory yang bertugas menganalisis sampel dari lapangan, MCR
(Multi Component Refrigerant), LNG, dan lain sebagainya.
Wet Laboratory yang bertugas menganalisa raw water, BFW (Boiler Feed
Water), maupun air minum komunitas.
Environment Control yang bertugas:
- Mengawasi pengoperasian Unit Insinerator Limbah B3, TPS, sumur
pantau lingkungan, dan peralatan lindungan lingkungan lainnya.
- Merencanakan, mengkoordinir, mengimplementasikan, mengawasi,
mengevaluasi dan mengembangkan Program Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan di seluruh kawasan pengoperasian kilang
LNG/LPG Badak serta penunjang lainnya.
- Merencanakan, mengkoordinir, mengimplementasikan, mengawa-si,
mengevaluasi, dan mengembangkan Program Inspeksi Lindungan
Lingkungan dan Pembuatan Rekomendasi secara rutin dan berkala.
f. Engineering Proffesional Development Program Coordinator
Bidang Engineering Proffesional Development Program Coordinator memiliki
tugas-tugas, meliputi:
Mengembangkan engineer.
29
30
31
BAB IV
32
bahan penghasil energi, baik untuk perumahan ataupun industri. Sebagai produk
komersial, gas alam harus dimurnikan dari bahan-bahan pengotor seperti CO2,
H2O, merkuri, dan hidrokarbon berat sehingga memenuhi spesifikasi yang
diinginkan. Gas alam yangmasuk ke PT Badak NGL adalah gas alam yang berasal
dari berbagai ladang dan dicampur menjadi satu. Komposisi rata-rata dan kondisi
gas umpan yang masuk ke PT Badak NGL ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Gas alam yang diolah oleh PT Badak NGL merupakan gabungan dari
berbagai sumber gas alam di daerah setempat. Banyaknya feednatural gas dari
setiap daerah disajikan pada Tabel 4.2. Seluruh gas alam umpan tersebut
dikumpulkan di Badak Export Manifold (BEM) sebelum ditransportasikan menuju
kilang Badak. Transportasi gas alam tersebut dilakukan melalui dua buah pipa
berdiameter 36 inch dan dua buah pipa berdiameter 42 inch.
33
Tabel 0.2 Jumlah Feed Natural Gas Produksi di PT Badak NGL dari Berbagai Daerah
Sumber Jumlah (MMSCFD)
Santan (Chevron) 36,324
Sapi (Chevron) 8,052
Badak (Vico) 93,529
Nilam (Vico) 30,674
Mutiara (Vico) 72,761
Samberah (Vico) 78,189
Tatun (Total) 858,527
Handil (Total) 21,243
Peciko (Total) 567,846
Sisi Nubi (Total) 0
Jumlah 1767,145
[Sumber: Data Seksi Production Planning & Energy ConservationPT Badak NGL]
34
c. Molecular Sieve
Molecular sieve merupakan senyawa adsorben yang digunakan di kolom drier
2C-2A/B/C untuk mengikat H2O yang terdapat pada feed natural gas.
Molecular sieve ini akan diregenerasi setiap 510-540 menit dengan
menggunakan aliran feed natural gas panas.
d. Sulphur Impregnated Activated Carbon (SIAC)
SIAC digunakan pada kolom drier 2C-4 untuk mengikat merkuri yang
terkandung dalam aliran feed natural gas.
e. Gas Nitrogen
Nitrogen merupakan senyawa yang digunakan sebagai salah satu komponen
MCR dan sistem pembilasan kolom (purging). Nitrogen digunakan sebagai
purging karena sifat nitrogen yang inert. Nitrogen diperoleh dari destilasi
kriogenik udara pada Plant-29 dan Plant-39 (PlantNitrogen Generator).
f. Propana
Propana merupakan fluida pendingin feed natural gas dan MCR (Multi
Component Refrigerant). Propana juga merupakan salah satu komponen MCR.
Propana dihasilkan dari fraksinasi gas alam pada Depropanizer (unit 3C-6).
g. Multi Component Refrigerant (MCR)
MCR merupakan fluida pendingin (refrigeran) gas alam yang digunakan pada
Main Heat Exchanger (Plant-5). MCR tersusun dari nitrogen, metana, etana,
dan propana. Komposisi masing-masing penyusun MCR disajikan pada Tabel
4.3.
Tabel 0.3 Komposisi MCR
No Komponen Komposisi (%-mol)
1 N2 2-3
2 CH4 42-44
3 C2H6 44-46
4 C3H8 6-8
[Sumber: Data PT Badak NGL]
h. Air Laut
35
Air laut digunakan sebagai media pendingin unit feed natural gas pada unit
Heat Exchanger di Plant-1 dan Plant-3, propane dan MCR di Plant-4, unit
Surface Condenser di Utilities I dan II, serta penyediaan air pemadam
kebakaran (fire water) darurat.
i. Optisperse HTP 3001
Senyawa ini merupakan senyawa yang diinjeksikan pada Boiler untuk
mencegah terjadinya korosi pada lapisan dalam tube boiler. Optisperse HTP
3001 akan membentuk lapisan film pada tube sehingga kotoran penyebab
korosi lebih mudah disingkirkan.
j. Optisperse PO 5543
Senyawa ini digunakan untuk mengatur pH air umpan Boiler.
k. Sodium Hypochlorite (NaOCl)
Senyawa NaOCl merupakan senyawa yang diinjeksikan pada bagian suction
pompa air laut untuk menghambat pertumbuhan ganggang dan kerang yang
terbawa oleh air laut. Pertumbuhan ganggang, kerang, serta adanya partikel
lain pada air laut dapat menyumbat bagian suction pompa.
l. Oxygen Scavenger (Cortrol)
Senyawa oxygen scavenger berfungsi untuk mengikat oksigen (O2) terlarut
pada air umpan boiler di dalam unit DeaeratorPlant-31. Senyawa aditif
sebagai oxygen scavenger yang digunakan adalah Cortrol.
m. Neutralizing Amine (senyawa optimeen)
Senyawa ini berfungsi untuk mengikat karbondioksida (CO2) terlarut. Senyawa
ini diinjeksikan bersamaan dengan oxygen scavenger (cortrol) di dalam De-
Aerator.
n. Senyawa Demineralisasi (H2SO4 dan NaOH)
Senyawa demineralisasi yang digunakan adalah senyawa H2SO4 dan senyawa
NaOH. Senyawa ini digunakan dalam demineralisasi air umpan Boiler pada
Plant-36. Asam sulfat digunakan sebagai cation exchanger dengan konsentrasi
95%, sedangkan Natrium Hidroksida dengan konsentrasi 10% digunakan
sebagai anion exchanger.
36
37
38
39
BAB V
Proses pencairan gas alam merupakan proses perubahan dari fasa gas
menjadi fasa cair. Untuk menghasilkan LNG, maka panas sensibel dan panas laten
dari gas alam diambil sehingga menghasilkan gas alam dalam bentuk cairan yang
sangat dingin (kriogenik). Pengubahan fasa ini dapat mengurangi volum gas alam
hingga 1/600 kali volum awalnya sehingga dapat mempermudah dalam
transportasinya. Secara garis besar proses pencairan gas alam melalui proses-
proses sebagai berikut:
a. Pemurnian Gas Alam merupakan proses pemurnian untuk menghilangkan
senyawa-senyawa yang dapat mengganggu jalannya proses berikutnya dalam
rangkaian proses produksi LNG, merusak peralatan produksi LNG, serta
mengurangi kualitas produk LNG.
b. Fraksinasi merupakan proses untuk memisahkan gas alam menjadi umpan
dengan komponen-komponen yang sesuai dengan spesifikasi produk yang
diinginkan.
c. Pencairan merupakan proses untuk mendinginkan gas alam menjadi bentuk
cairnya.
Ketiga proses utama tersebut dilakukan secara berurutan dalam suatu
rangkaian Plantyang disebut sebagai processTrain. Dalam Trainini feed natural
gas diproses menjadi gas alam cair (LNG) yang kemudian akan siap dikapalkan.
Setiap Trainproses terdiri dari lima Plant. Unit pemurnian gas alam terdapat pada
Plant-1 dan Plant-2. Plant-3 merupakan unit fraksinasi. Sedangkan proses utama
yang dilakukan pada unit pencairan beroperasi pada Plant-4 dan Plant-5.
40
41
Gambar 0.2Hubungan Antara Sistem Proses, Sistem Utilitas, dan Sistem Storage Loading di PT
Badak NGL
[Sumber: Data Departemen Operasi PT Badak NGL]
42
CO2 dapat mengganggu proses secara keseluruhan karena sifatnya CO2 yang
korosif.
43
Sebelum feed gas alam memasuki Plant-1, gas alam terlebih dahulu
memasuki Knocked Out Drum (KOD) di Plant-21untuk memisahkan gas alam
dari kondensat dan glikol. Kondensat adalah fraksi hidrokarbon berat yang
berwujud cair, sedangkan glikol merupakan senyawa yang diinjeksikan ke dalam
feed gas alam untuk mengikat air yang terbawa sepanjang pipa. Kondensat yang
terpisahkan akan diolah lebih lanjut di Plant-16 (Condensate Stabilizer).
Lean aMDEA yang merupakan bottom product dari Kolom 1C-5 dialirkan
ke bagian shell Heat Exchanger 1E-4 untuk didinginkan dengan memanfaatkan
pertukaran panas aliran rich amine dingin dari 1C-4 yang melalui bagian tube.
Pendinginan ini menyebabkan penurunan temperatur leanamine dari temperatur
124oC menjadi 79oC. Lean aMDEA tersebut didinginkan lebih lanjut
menggunakan Fin-Fan Cooler (1E-9A/B/C/D/E/F) hingga bersuhu sekitar 57oC
setelah dipompa dengan Pompa Amine Booster (1G-4). Selanjutnya, aliran akan
melalui Cooler 1E-3A/B/C/D untuk pendinginan akhir hingga suhu 40-42oC. Dari
exchanger ini, larutan aMDEA dipompakan ke dalam CO2Absorber 1C-2 dengan
Pompa 1G-1A/B/C.
Antifoaming agent yang berupa campuran silika dan glikol diinjeksikan
44
merkuri (Hg). Setelah melewati Plant ini, kandungan air pada gas alam maksimal
adalah sebesar 0,5 ppm, sedangkan kandungan merkuri maksimal adalah 0,01
ppb. Air perlu dihilangkan dari gas alam dengan alasan yang sama seperti
penghilangan CO2, yaitu titik beku air yang lebih tinggi daripada suhu operasi
sehingga dapat menyebabkan plugging. Air akan membeku pada temperatur 0oC
pada tekanan atmosfer, sementara proses pencairan gas alam dilakukan pada
temperatur-161 oC. Membekunya air dapat mengakibatkan terbentuknya sumbatan
pada perpipaan dan peralatan Main Heat Exchanger (unit 5E-1). Sedangkan
merkuri perlu dihilangkan karena dapat bereaksi dengan aluminium (yang
merupakan material peralatan proses). Reaksi antara merkuri dengan aluminium
akan membentuk amalgam yang bersifat korosif.
Proses penghilangan air dan merkuri disatukan dalam satu unit karena
memiliki prinsip yang sama, yaitu adsorpsi. Adsorben yang digunakan untuk
menyerap air adalah Molecular Sieve, sedangkan untuk adsorben merkuri
digunakan Sulphur Impregnated Activated Carbon (SIAC).
Feed gas alam kering yang keluar dari Kolom 2C-2A/B/C kemudian
disaring oleh unit Drier After Filter 2Y-1A untuk menghilangkan debu molecular
sieve yang ikut terbawa. Selanjutnya, sebanyak 31.000 m3/jam aliran gas alam
dipisahkan untuk digunakan sebagai pemanas untuk regenerasi yang akan
dijelaskan pada bagian bawah. Aliran gas yang tersisa kemudian dilewatkan
46
menuju kolom 2C-4 (Mercury Removal Vessel) untuk memisahkan merkuri yang
terlarut dalam feed gas alam. Kolom 2C-4 berisi Sulphur-Impregnated Activated
Carbon (SIAC) yang dapat bereaksi dengan Hg membentuk HgS. Kadar merkuri
maksimum pada feed gas alam yang keluar kolom 2C-4 yaitu sebesar 0,01 ppbw
sehingga tidak akan mengakibatkan korosi pada tube-tube Main Heat Exchanger.
Kolom 2C-4 ini merupakan unit penghilang merkuri dengan adsorben
SIAC. Proses adsorpsi merkuri dengan karbon aktif ini merupakan proses adsorpsi
kimiawi, yaitu melibatkan reaksi kimia. Reaksi kimia yang terjadi yaitu antara
sulphur dengan merkuri dengan persamaan sebagai berikut:
Hg(s) + S(s) → HgS(s)
Oleh karena konsentrasi merkuri awal pada gas alam tidak terlalu tinggi
(sekitar 0,033 ppb), maka tidak diperlukan adanya susunan kolom adsorber secara
paralel. Rendahnya konsentrasi merkuri juga memungkinkan pengurangan tinggi
unggun SIAC pada kolom untuk mengurangi hilang tekan di sepanjang kolom.
Feed gas alam yang keluar dari Kolom 2C-4 ini kemudian akan disaring
dalam Mercury After Filter 2Y-1B untuk menyerap debu karbon yang mungkin
terbawa aliran feed gas alam. Feed gas alam yang bebas dari merkuri ini
kemudian didinginkan pada Heat Exchanger 4E-12 (Feed Medium Level Propane
Evaporator) dan 4E-13 (Feed Low Level Propane Evaporator) dengan media
pendingin hingga temperatur sekitar-32oC. Proses pendinginan dilakukan untuk
mengkondisikan umpan feed gas alam sebelum memasuki Plant-3, yaitu Plant
unit fraksionasi.
Proses penting lain yang terjadi pada Plant-2 adalah tahap regenerasi
molecular sieve pada Kolom 2C-2A/B/C. Regenerasi dilakukan pada kolom
adsorpsi air selama kurang lebih 570 menit. Selama satu kolom diregenerasi,
maka aliran gas akan diarahkan ke dua kolom lainnya. Sebanyak 31.000 m3/jam
aliran gas yang dipisahkan untuk keperluan generasi kemudian dipanaskan dengan
high pressure steam (62,5 kg/cm2, 450oC) pada unit Heat Exchanger 2E-7 (Drier
Reactivation Heater) hingga suhu sekitar 270oC. Pemanasan dilakukan selama
sekitar 420 menit. Dengan pemanasan kolom tersebut, seluruh air yang terserap
47
pada molecular sieve akan teruapkan dan keluar melalui bagian atas kolom. Tahap
regenerasi berikutnya adalah pendinginan dengan medium pendingin berupa gas
kering yang tidak dipanaskan (suhu 19oC). Proses ini berlangsung selama 150
menit sampai temperatur kolom mencapai 34oC. Tujuan pendinginan ini adalah
untuk menyiapkan kolom pada temperatur operasi, karena proses adsorpsi terjadi
secara lebih efisien pada temperatur yang rendah. Setelah diregenerasi, kolom
dapat digunakan untuk tahap dehidrasi selama 2 900 menit (30 jam).
Setelah aliran gas alam digunakan sebagai medium pemanas regenerasi
molecular sieve Kolom 2C-2A/B/C, maka suhu aliran gas alam diturunkan
kembali. Pendinginan dilakukan oleh Fin Fan Cooler 2E-3A/B hingga mencapai
temperatur 78oC. Pendinginan ini menyebabkan adanya uap air dan hidrokarbon
berat yang terkondensasi. Akibat proses pendinginan ini, air dan fraksi
hidrokarbon yang terkandung dalam gas akan terkondensasi selanjutnya akan
dikirim ke unit Feed Drier Reactivation Separator 2C-3 untuk memisahkan air
dan kondensat hidrokarbon. Air yang terbentuk akan dibuang ke Burn Pit,
sedangkan kondensat hidrokarbon akan dikirim ke unit Condensate Stabilizer
(Plant-16). Gas yang telah bebas uap air dan kondensat hidrokarbon berat
dikompresikan kembali ke Kolom CO2Absorber 1C-2 menggunakan Drier
Reactivation Gas Compressor 2K-2. Kompresi gas alam dilakukan sampai
tekanan gas alam mencapai 45 kg/cm2g dan suhu 45oC.
48
50
refrigeran maupun LPG komersial. Kolom ini juga digunakan untuk memurnikan
propana dari storage. Pada Kolom Depropanizer 3C-6 ini, propana dan fraksi
ringan lainnya akan naik ke puncak Kolom 3C-6 ini sedangkan fraksi beratnya
akan turun ke dasar Kolom 3C-6.
Uap dari puncak Kolom Depropanizer 3C-6 diembunkan dalam
Kondenser 3E-7 pada tekanan 17 kg/cm2g dengan cara pertukaran panas dengan
air laut. Hasil kondensasi oleh Kondenser 3E-7 tersebut dialirkan ke
Depropanizer Condensate Overhead Drum (3C-7). Dua dari tiga Propanizer
Reflux Pump memompakan cairan dari 3C-7 ke puncak Kolom 3C-6 sebagai
refluks, sedangkan satu pompa lainnya standby. Dengan adanya refluks tersebut,
maka suhu puncak Kolom 3C-6 terjaga pada suhu sekitar 47oC. Selain untuk
refluks, kelebihan cairan di dalam 3C-7 dipompakan lewat Propane Return
SubCooler 3E-12 dan LNG Flash Exchanger 5E-2 menuju Plant-17 LPG Tank.
Kelebihan cairan dapat juga dikirim ke propane storage pada Plant-20 untuk
propane refrigerant inventory dan untuk make-up MCR ke 5C-1. Uap yang tidak
dapat terkondensasi di Kondenser 3E-7 dipisahkan dari liquid di 3C-7 dan
selanjutnya dikirim ke fuel gas system.
Pada bagian bawah Kolom Depropanizer 3C-6 terdapat Depropanizer
Column Reboiler 3E-6 yang diperlukan untuk memisahkan propana dan fraksi
komponen lain yang lebih ringan dari komponen gas umpan yang lebih berat
dengan jalan mendidihkan kembali cairan yang turun. Pemanas yang digunakan
pada Reboiler 3E-6 adalah Low PressureSteam. Produk bawah dari Reboiler 3E-6
akan bergabung dengan produk bawah dari Kolom Depropanizer 3C-6 untuk
dialirkan menuju Kolom Debutanizer (3C-8).
Kolom Debutanizer 3C-8 berfungsi untuk mendapatkan komponen butana
gas alam. Pada kolom 3C-8 ini, butana dan fraksi ringan lainnya akan naik ke atas
dan fraksi yang lebih berat akan turun ke bagian bawah kolom. Debutanizer
Column Reboiler (3E-8) akan menyalurkan panas dari Low Pressure Steam untuk
memisahkan butana dan fraksi yang lebih ringan dari fraksi berat dengan cara
mendidihkan kembali cairan yang turun. Adapun uap dari puncak Kolom
51
52
53
a. Mendinginkan feed gas alam yang telah bebas CO2. Akibat pendinginan ini, air
dan hidrokarbon berat terkondensasi dan terpisah.
b. Mendinginkan feed gas alam yang telah bebas CO2(karbondioksida) dan kering
pada evaporator. Karena pendinginan ini, fraksi etana, propana, butana, dan
hidrokarbon berat yang terdapat dalam feed gas alam akan terkondensasi.
c. Mendinginkan dan mengkondensasikan sebagian dari MCR.
d. Mendinginkan produksi LPGPropana dan LPGButana dan mengkondensasi
etana.
Sistem refrigerasi yang terjadi pada propana seperti umumnya sistem
refrigerasi dengan siklus tertutup, proses pencairan dan pendinginan aliran proses
seperti feed gas alam dan refrigeran MCR dilakukan di evaporator. Cairan
propana yang digunakan sebagai media pendingin mengalami proses evaporasi
atau perubahan dari fasa uap dengan mengambil panas dari aliran proses dan
selanjutnya uap tersebut mengalir untukkemudiandilakukan kompresi dengan
kompresor propana yang kemudian didinginkan dan dikondensasikan
menggunakan pendingin air laut. Cairan propana hasil kondensasi kemudian
54
55
56
cairannya dialirkan melalui Level Control untuk diuapkan mendadak pada tekanan
0,12 kg/cm2(a) di MR Level Propane Evaporator 4E-9 untuk mendinginkan lebih
lanjut MCR dari 4E-8. Uap propana dari 4E-9 dialirkan ke Kolom 4C-4 untuk
dikompresi di 4K-1 tahap pertama.
dengan cairan yang terkondensasi. Fase cair lebih banyak mengandung etana dan
propana, sedangkan pada fase gas banyak mengandung nitrogen dan metana.
Saat MCR memasuki Kolom 5E-1, MCR akan didinginkan oleh MCR
yang sudah terlebih dahulu melalui proses ekspansi pada JT valve. Uap MCR
hasil pendinginan gas alam berada pada tekanan 3,5 kg/cm2-a dan temperatur-
40oC. Uap ini kemudian dialirkan kembali ke 4C-7 dan proses berikutnya terjadi
secara siklik.
sebagian besar terdiri dari N2 dan C1 sementara fasa cair sebagian besar terdiri
dari C2 dan C3. Fasa gas dan fasa cair MCR masuk pada bagian bawah 5E-1
dalam tube yang berbeda sebagai medium pendingin feed gas alam. Feed gas alam
dari 3C-2 masuk ke 5E-1 (Main Heat Exhanger) pada bagian bawah pada sisi tube
pada temperatur sekitar -36,5oC dengan tekanan 38 kg/cm2g.
Kolom pendingin 5E-1 merupakan suatu Spiral Wound Heat Exchanger
yang terdiri dari dua bagian, yaitu warm bundle pada bagian bawah dan cold
bundle pada bagian atas. Pada warm bundle, ketiga aliran masuk (MCR uap,
MCR cair, dan feed gas alam) dialirkan ke atas. Pada akhir warm bundle, MCR
cair dialirkan melalui Joule-Thomson Valve 5FV-2 sehingga tekanannya turun
menjadi 2,5 kg/cm2g dengan suhu -129oC. Kemudian MCR cair ini ditampung
pada warm end pressure phase separator yang diletakkan di antara warm bundle
MCR bertekanan rendah ini dan didistribusikan pada bagian atas warm bundle
berupa spray yang bergerak turun ke dasar kolom melalui shell warm bundle dan
bergabung dengan MCR uap yang datang dari shell cold bundle. MCR cair dalam
shell warm bundle ini berkontak dengan tiga aliran yang masuk sehingga
temperatur MCR uap, MCR air, dan feed gas alam dapat diturunkan sampai
mendekati titik embunnya.
Pada bagian cold bundle, MCR uap dan feed gas alam dari warm bundle
yang mulai terkondensasi didinginkan lebih lanjut. Di puncak cold bundle, MCR
yang telah cair kembali diekspansi melalui valve Joule-Thompson 5FV-2. MCR
cair ini akan dilewatkan pada suhu -151oC. MCR ditampung pada Low Pressure
Separator dan didistribusikan di bagian shell cold bundle untuk mendinginkan
MCR uap dan feed gas alam dalam tube. Feed gas alam yang meninggalkan
puncak Main Heat Exchanger berada dalam keadaan cair pada suhu sekitar -
149oC dengan tekanan 24 kg/cm2g. LNG kemudian dimasukkan ke dalam kolom
5C-2 (LNG Flash Drum), diturunkan tekanannya menjadi 0,25 kg/cm2(abs)
dengan temperatur -160oC. LNG kemudian dipompa ke LNG Storage.
Pada 5C-2, terdapat sedikit LNG yang menguap akibat penurunan tekanan,
uap yang terbentuk kemudian dilewatkan ke LNG Flash Exchanger (5E-2) untuk
59
mencairkan sedikit feed gas alam. Pada Train ProcessE sampai dengan
prosesTrainH, uap 5C-2 juga digunakan untuk mendinginkan LPG propana di 5E-
2 hingga temperaturnya -45oC untuk langsung dikirim ke Plant-17sebagai
refrigerated LPG. Uap LNG yang menjadi panas masuk ke Fuel Gas Compressor
Suction (2K-1) untuk dipanaskan kembali di 2E-2 dan dimanfaatkan sebagai
bahan bakar boiler.
Uap MCR yang ada dalam shell Main Heat Exchanger keluar pada bagian
bawah dan masuk ke kolom 4C-7 (MCR First Stage Suction Drum), lalu uapnya
masuk ke kompresor 4K-2 (MCR First Stage Compressor) dengan tekanan
suction 2,1 kg/cm2(gauge) dan keluar dengan tekanan 14 kg/cm2(a). Keluaran
MCR didinginkan pada pendingin 4E-5A/B (Compressor Intercooler) dengan
pendingin air laut selanjutnya masuk ke kolom 4C-8 (MCR Second Stage Suction
Drum). Uap MCR dihisap oleh kompresor 4K-3 (MCR Second Stage
Compressor) dan keluar dengan tekanan 50 kg/cm2(a). Keluaran ini didinginkan
lagi pada 4E-6 (MCR Compressor Aftercooler) dan didinginkan lebih lanjut
dalam evaporator propana secara berturut-turut pada 4E-7 (MCR High Level
Propane Evaporator) dan 4E-9 (MCR Low Level Propane Evaporator), kemudian
masuk ke kolom 5C-1 untuk kembali mendinginkan feed gas alam di Main Heat
Exchanger 5E-1.
60
BAB VI
61
62
Atmospheric
Vent
Udara
Waste
Gas Heater Waste Gas (O2)
N2
MHE
Atmospheric
Vent
Dehydrator
Dehydrator
Cryogenic
A
Distillation
B
Column
Waste Gas
Compressor
Chiller
Setelah mengalami proses dehidrasi, udara akan masuk keCool Box yang
di dalamnya terdiri dari Main Heat Exchanger, Waste Gas Compressor, dan
Criogenic Distillation Column.Udara didinginkan di Main Heat Exchanger
dengan memanfaatkan bottom product Kolom Destilasi (O2), dan top product
Kolom Destilasi (N2). Udara ini kemudian akan masuk ke bagian bawah Kolom
Destilasi dengan tekanan 7,5 kg/cm2(a). Pemisahan antara oksigen dan nitrogen
dengan destilasi kriogenik yaitu mencapai suhu -160oC dimana produk atas yaitu
nitrogen akan dialirkan ke sistem distribusi nitrogen sedangkan sebagian oksigen
yang merupakan produk bawah digunakan sebagai media pendingin. Sebagian
63
dari sisa gas oksigen digunakan untuk regenerasi absorber dan sebagian lagi
dibuang ke atmosfer.
65
Proses ekstraksi dan induksi ini terjadi di antara stage ke-10 atau ke-11
pada turbin di mana steam yang berada di stage itu masih berupa steam
tekanan rendah. Steam yang keluar dari stage terakhir pada Condensing
Turbine dikondensasikan di dalam Surface Condenser.Tekanan di dalam
Surface Condenser dibuat vakum oleh Vakum Ejektor sehingga mempermudah
pengondensasian.Media pengondensasi yang digunakan adalah air laut.Hasil
kondensasi dipompakan menuju Condensate Return System untuk diteruskan
ke Polisher Unit di Plant-36.
Sebelum dialirkan ke Condensate Return System, kondensat dilewatkan
terlebih dahulu ke Conductivity Analyzer. Apabila konduktivitasnya mencapai
7,5 Mhos/cm maka alarm akan aktif. Apabila konduktivitas mencapai 10
Mhos/cm maka Valveakan membuka untuk membuang kondensat ke Sewer.
untuk menggerakkan turbin, air akan diumpankan ke dalam Boiler yang berbahan
bakar fuel gas. Air yang digunakan sebagai umpan merupakan Boiler Feed Water
(BFW) yang dihasilkan dari Plant-36.Ada 21 Boiler yang dapat digunakan untuk
membangkitkan steam dengan 11 Boiler dikontrol oleh Main Control Room
Module 1 dan sisanya dikontrol oleh Main Control Room Module 2.
67
5 Konfigurasi Burner
68
69
Condensate
return Penyediaan Tenaga Uap & Tenaga Listrik
Polish De-aerator
er
4K-1 4K-2,3 2K-1
Dari 31C-1AB 9 AB
Demineralizer
Fuel Gas
Cat Ani
ion on
Condensate
Tank Boiler 31F- Kapasitas Compressor
1~11 4K-1 113.57 T/J
295 T/H 4K-2,3 104.176 T/J
2K-1 19.11 T/J
Steam Tekanan Tinggi 850 psig
Turbin
Diesel 31 PG 31-PG Gas 31-
31PG-1 2,3,6,8 4,5 PG-7 HP-MP MP-LP
Penurunan Penurunan
Tekanan Tekanan
92.5 MW 13.8 KV 50 Hz
Back Pressure
4 31GT-2/3/6/8 12,5 13800 50
Turbine
Condensing
Turbine 2 31GT-4/5 12,5 13800 50
Generator
Gas Turbine
1 31GT-7 12,5 13800 50
Generator
[Sumber: Departemen Operasi PT Badak NGL]
70
Back Pressure
3 31GT-11/12/14 12,5 13800 50
Turbine
Condensing
Turbine 3 31GT-9/10/13 12,5 13800 50
Generator
Gas Turbine
1 31GT-15 12,5 13800 50
Generator
[Sumber:Departemen OperasiPT Badak NGL]
71
72
73
75
DARI
FiIRE FILTER 12.0 KE AREA
WATER TANK 2 PROCESS
Kg/Cm
STORAG KE AREA
E TANK JOCKEY UTILITIES
PUMP
KE AREA
S/LOADING
FIRE KE AREA
WATER COMMUNITY
STORAG
E TANK SEA
WTR
PUMP
76
1.17.1 Aerasi
Aerasimerupakan proses mekanik pengontakkan air dengan udara yang
bertujuan untuk menghilangkan gas-gas dan mengoksidasi besi yang terlarut
dalam air dari ferro menjadi ferri di dalam aerator. Besi (Fe) terlarut berupa ferro
karbonat dioksidasi [Fe(HCO3)2] menjadi ferri hidroksida [Fe(OH)3] yang tidak
larut dalam air sehingga dapat dipisahkan dengan cara blowdown. Reaksi yang
terjadi yaitu:
Air akan masuk dari bagian atas Aerator kemudian dikontakkan dengan
udara yang dihembuskan dari bawah Aerator dengan menggunakan Blower.
Kemudian ditambahkan caustic cair (Ca(OH)2) yang ditambahkan ke Tangki
Surge Aerator, hal ini dilakukan untuk menaikkan pH air menjadi sekitar 6,8-7,2.
Air produk Aerator dilewatkan ke dalam Unit Penyaring untuk menyaring
senyawa besi yang ada. Unit Penyaring yang digunakan dilengkapi dengan sarana
bypass dan backwash.
77
1.17.3 Demineralisasi
Demineralisasi merupakan unit penukar ion yang berfungsi untuk
menghilangkan mineral yang terlarut dalam air. Resin penukar ion yang
digunakan pada unit Demineralizer yaitu berupa resin penukar kation asam kuat
dan resin penukar anion basa kuat. Operasi sistem pertukaran ion dilaksanakan
dalam dua tahap yaitu tahap layanan (inservice) dan tahap regenerasi.Pada saat
berada dalam tahap regenerasi, unit demineralizer diregenerasi dengan
menggunakan larutan caustic soda dan asam sulfat. Untuk menghilangkan
partikel-partikel halus dalam resin serta untuk mencegah penggumpalan resin, unit
demineralizer perlu di backwash. Setelah backwash, selanjutnya resin penukar
kation diregenerasi menggunakan larutan asam sulfat. Adapun resin penukar
anion diregenerasi dengan larutan caustic soda. Buangan hasil regenerasi unit
Demineralizerdialirkan ke Neutralizing Pit, kemudian baru dibuang ke Out-Fall
Canal.
Tabel 0.6Jenis Resin Penukar Ion
Jenis resin Produsen Unit pengolahan Penggunaan
Amberlite IR- Cation
Rohm and Hass BFW TrainA,
120 exchanger 36V-2
B, C, dan D
Amberlite IRA- Rohm and Hass Anion exchanger
78
402 36V-4
Amberlite IRA- Condensate
Rohm and Hass
200C polisher 36V-7
Cation
Diaion SK-1B Mitsubishi
exchanger 36C-5
Cation BFW TrainE,
Diaion SA-12A Mitsubishi
exchanger 36C-6 F, dan G
Condensate
Diaion PK-228 Mitsubishi
polisher 36C-7
[Sumber: Departemen Operasi PT Badak NGL]
1.17.5 Deaerasi
Deaerasi merupakan proses penghilangan gas-gas terlarut dengan cara
pemanasan menggunakan steam. Gas-gas terlarut yang akan dihilangkan terutama
adalah O2 dan CO2. Setelah melalui unit Polisher, Make-Up Water dan kondensat
diolah lebih lanjut di Deaerator.Di Deaerator ini, gas yang terlarut di Make-Up
Water dan di kondensat, O2 dan CO2, dibuang ke udara bebas.Setelah itu, air
make-up dan kondensat diinjeksikan dengan oxygen scavanging yang berfungsi
untuk mengikat gas oksigen yang masih terbawa.Selain itu, air juga diinjeksikan
larutan Morpolin (C4H9NO) yang berfungsi untuk mencegah terjadinya korosi
pada pipa-pipa yang dilalui steam.Tabel 6.7 dan 6.8menunjukkan data kapasitas
pengolahan air baik untuk keperluan minum maupun untuk umpan Ketel (Boiler).
Tabel 0.7Kapasitas Pengolahan Air dan Air Umpan Ketel (Boiler)
Sarana Pengolahan Jumlah Kapasitas
Iron Removal Filter Units 2 unit @ 171 m3/jam
Demineralizer Units 2 unit @ 90 m3/jam
PolisherUnits 8 unit @ 454 m3/jam
79
UNIT DEMINERALISASI
CATION ANION
EXCHANGER EXCHANGER
AIR SUMUR
IRF FILTER
AERATOR TANK
UDARA
Purging
LP Steam
Oxygen
Scavanger DEAERATOR STEAM DRUM
Cortrol 778
TURBINE
SURGE DRUM MUD DRUM
BLOWDOWN
BFW
Phospate (TSP & TPP)
Dispersant (Ferrospere)
C/W
POLISHER Service
DEMIN Neutralizing
Condenser
WATER Amine
TANK (Optimeen)
80
81
BACK-
WASH
48D-2
HEAD
AERATOR/CLARIFIER TANK
48D-02B 48D-1B
FILTERED
48FT-02 INJECTION
WATER
Ca (OH)2 48G-6 A/B TANK
48FT-03
BACK-
WASH
48G-6 A/B
48D-1A
AERATOR/CLARIFIER FILTERED
48D-02A WATER INJECTION INJECTION
TANK Ca (OCl)2 FLOUR
POSITIVE AIR
BLOWER 49K-1
A/B/C
82
BACK-
WASH
INJECTION
FLOUR
49D-1B
FILTERED
WATER TANK
AERATOR/CLARIFIER
49D-02B
49FT-02 INJECTION
Ca (OH)2
49FT-03
WELL
WATER
IRON REMOVAL FILTER INJECTION
49G-6 A/B 49V-2 A/B/C Ca (OCl)2 49GM-5 A/B/C
TO
DISTRIBUTION
SYSTEM
BACK-
WASH
49D-1A
FILTERED
WATER TANK
AERATOR/CLARIFIER
49D-02A
POSITIVE
AIR BLOWER
49K-1 A/B/C
83
BAB VII
84
7.1. Feed Natural Gas Knock Out Drum dan Pig Receiver (Plant-21)
Bahan baku berupafeed gas alam PT Badak NGL didistribusikan dari
Muara Badak melalui jaringan pipa feed gas alam (Plant-53). Jaringan pipa ini
menyalurkan gas alam dari Muara Badak ke Bontang yang jaraknya 59,7 km.
HANDIL
(TFE) PECIKO 42"
20" (TFE)
20"
(KIE)
SEMBERAH 16"
SKG KFP,
20" (VICO)
16" KMI,KPA,KPI
T SANTAN
TUNU NORTH 32" LEX PLANT
R 32"
NPU
F
(TFE)
(TFE)
UNOCAL
FIELDS
32"
Gambar 0.1Jaringan Pipa Gas Alam Kalimantan Timur sebagai Pipa Feed Gas AlamPT Badak
GAMBAR 4.1. JARINGAN PIPA GAS ALAM KALIMANTAN TIMUR
NGL
[Sumber: Data Seksi Storage Loading PT Badak NGL]
86
Delapan buah KOD yang terdapat dalam Plant-21 ini dihubungkan secara
paralel termasuk saluran inlet maupun outletnya. Bagian dalam KOD dilengkapi
dengan Demister Pad, KOD, dan kerangan untuk mengontrol level atau
ketinggian drum. Fungsi dari KOD ini adalah untuk memisahkan hidrokarbon gas
dari hidrokarbon liquid, air dan bahan kimia glikol dalam feed gas alam.
Selanjutnya, hidrokarbon gas akan dikirim ke TrainProses untuk menghasilkan
LNG. Sementara itu, hidrokarbon liquid dikirimkan ke unit Stabilizer untuk
dijadikan kondensat.Air dan glikol yang terpisah dibuang ke Pit.
87
88
89
Diagram alir proses pada Plant-16 tertera pada Gambar 7.7. Kondensat
dari Knock Out Drum (KOD) Plant-21 dipisahkan dari kandungan air dan
glikolnya di dalam Surge Drum 16C-1A/B. Kandungan glikol dalam feed gas
alam disebabkan adanya injeksi glikol pada pipa dari sumur produksi untuk
mengikat air yang terbawa oleh feed gas alam. Selain kondensat dari Plant-21,
terdapat pula sebagian bottomproduct dari unit 3C-8 di Plant-3 (sistem
fraksionasi) yang masuk ke dalam unit High Pressure (HP) Stabilizer 16C-2.
Fraksi ringan (vapour) dari bagian atas kolom HP Stabilizer 16C-2 akan
dikondensasikan dengan cooling water yang kemudian akan ditampung pada
akumulator 16C-3. Dari akumulator 16C-3 ini, sebagian aliran dikembalikan
sebagai refluks, sebagian aliran disalurkan ke fuel gas system dan sisanya
dialirkan menuju kolom Low Pressure (LP) Stabilizer 16C-6. Fraksi berat kolom
HP Stabilizer 16C-2 akan langsung dikirimkan menuju storage.
Pada kolom LP Stabilizer 16C-6 terjadi proses yang sama dengan HP
Stabilizer 16C-2. Sebagian fraksi atas kolom LP Stabilizer 16C-6 akan
dikembalikan sebagai refluks dan sebagian lagi dialirkan kembali ke KOD (Knock
90
Out Drum) Plant-21. Sementara itu, fraksi bawah kolom LP Stabilizer 16C-6 akan
dialirkan ke storage.
D
L
L G
L L 8" SS from 19C-7/8 G
G G
B A
8"SS fr 19LV-213
8"SS fr 19LV-214
8"SS fr 19LV-212
19C-5
8"SS fr 19LV-215
L
G
19C-4
Plt-20
L
G
LV-201
LV-212
LV-211
LV-215
36" to 19F-17
36" to 19F-17
10"SS fr Plt-20
30" LTCS fr TR-D
36" LTSS fr TR-D
L
G L
G
LV-206 LV-210
LV-213 LV-214
FI-211
PLT-19 RELIEF & BLOWDOWN
TRAIN A,B,C & D
FI-208 FI-210
0519831/C/FILE VISIO/CC/SG/nr
Gambar 0.8Diagram Alir Plant-19 Relief & Blowdown Train A,B,C, & D
[Sumber: Data Seksi Storage Loading PT Badak NGL]
91
Fasilitas yang terdapat dalam Plant-19 ini adalah 12 Blow Down Drums (8
dry dan 4 wet), 12 Process Flare (dryand wet), 4 Marine Flare, 2 LPG Flare, dan
6 Burn Pit. Pada unit ini terdapat empat jenis flare, yaitu:
a. Dry Flare System
Setiap Traindilengkapi dengan satu buah Dry Flare Stack yang digunakan
untuk membakar gas-gas hidrokarbon kering yang dibuang dari proses. Flare
Stack untuk TrainA dipasang bersebelahan dengan Flare Stack untuk TrainB
dan hal yang sama Train-Trainlainnya.
92
94
95
96
Tangki 24D-1 sampai dengan Tangki 24D-5 berdiri di atas tanah dengan
pondasi yang terdiri dari beton, pasir, dan insulation foam glass blocks. Oleh
97
karena dasar tangki masih berhubungan dengan tanah, maka dasar tangki
dilengkapi dengan base heater.Konstruksi tangki LNG 24D-6 memiliki sedikit
perbedaan dibandingkan kelima tangki lainnya. Perbedaan konstruksi tangki LNG
24D-6 dengan kelima tangki lainnya:
Tangki LNG 24D-6 berdiri di atas pondasi beton berbentuk panggung yang
ditopang oleh beberapa tiang pancang besi berisi beton cor.
Karena Tangki LNG 24D-6 tidak bersinggungan dengan tanah, maka tangki ini
tidak dilengkapi dengan base heater.
Tangki LNG 24D-6 tidak dilengkapi dengan over flow system.
Tidak adanya pemasangan pipa di bagian samping Tangki LNG 24D-6 yang
menembus dinding tangki. Semua perpipaan berhubungan dengan Tangki LNG
24D-6 melalui kubah tangki.
Pompa-pompa di Tangki LNG 24D-6 semuanya berada di dalam tangki.
Pompa-pompa tersebut berada di dalam dudukannya, yaitu suatu kolom pipa
setinggi tangki itu sendiri di mana kolom pipa itu bertindak sebagai discharge
header dari pompa.
Tangki yang digunakan untuk menampung LNG dan LPG didesain khusus
dengan bahan 9% nikel dan 91% stainless steel dan perlit. Skema tangki LNG
disajikan pada Gambar 7.12. Bagian kubah Tangki LNG terbuat dari bahan
carbon steel dan diproteksi agar tidak terjadi kontak langsung dengan uap
dingin LNG dan memasang suspended deck sebagai penutup dinding dalam.
Deck tersebut terbuat dari bahan aluminium yang dilapisi dengan insulation
mineral wool dan perlit pada permukaan atasnya. Ruang di antara dinding luar
dan dinding dalam (annular space) diisi dengan expanded perlite. Sedangkan
bagian permukaan dinding di antara annular space dilapisi dengan fiber glass
yang disebut resilient blanket. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
memadatnya perlit di antara kedua dinding.
Dinding dalam (inner wall) didirikan di atas lapisan insulasi foam blockyang
berada di antara dinding dasar dan tangki dalam. Pondasi dasar dari beton
berbentuk cincin (untuk Tangki 24D-1/2/3/4/5) yang dilengkapi dengan
98
jaringan listrik pemanas yang akan menjaga suhu di bawah dasar tangki pada
5oC. Hal ini akan menghindari rusaknya pondasi tangki karena pengembangan
volume air tanah akibat suhu yang sangat dingin. Operasi tangki dirancang
pada tekanan 0,14 kg/cm2 (2 psig) dengan pengoperasian tekanan normal 0,07
kg/cm2 (1,0 psig). Dinding dalam dan suspended deck dirancang agar dapat
tahan suhu sampai -162oC sedangkan dinding luar (outer wall) dirancang untuk
dapat menahan suhu luar (atmosfer).
99
LPG FLARE
TV-13
6
OUT
C4 FRM TR C 15C-02
8
15C-04
PSV-016
PSV-015
E-4
C4 FRM TR B
TV-10
C4 FRM TR A
15C-04
9
E-3
15C-03
PSV-019
PSV-011 7
3
1 15K-1 M
A2 HV-021
2 PSV-012 HV-003
N2
HV-022
FV-001
FV-002
N2
PSV-020 PSV-017
PV-003
E-001
PV-004
E-002 PDV-002
C3 FRM TR A
LV-01
PSV-030
C3 FRM TR B
15C-1 PV-006B
C3 FRM TR C
N2
FV-003
C3 FRM TR D
TO MARINE FLARE
PSV-013
TO B/PIT
HV-002
TO MARINE FLARE
HV-023
HV-001
PLANT-15
101
Kompresor MCR
De-Super Heater
Kondensor
Akumulator
Propana dan butana dari TrainProses A hingga TrainProses D dialirkan
melalui pipa terisolasi dengan diameter 4 inch untuk butana dan diameter 6 inch
untuk propana. Pendinginan propana dan butana terjadi di Cold Box Plant-15 ini.
Pada tahap pendinginan dalam Cold Box,produk LPG C3 akan didinginkan di
dalam Warm Heat Exchanger 15E-3 dengan media MCR yang diuapkan secara
mendadak oleh Valve 15TV-10. Pendinginan propana dilanjutkan di dalam Cold
Heat Exchanger 15E-4 dengan media pendingin MCR yang diuapkan secara
mendadak oleh Valve 15TV-13 dan disirkulasikan oleh kompresor 15K-1 hingga
suhu propana pada outlet Cold Box mencapai suhu -40oC. Propana yang telah
mencapai suhu -40oC kemudian dialirkan ke tangki penyimpanan LPG propana
(C3). Sementara itu, produk LPG C4 hanya mengalami pendinginan di dalam
Warm Heat Exchanger 15E-3 dengan media pendingin MCR yang diuapkan
secara mendadak oleh 15TV-10 hingga mencapai suhu -5oC. Kemudian produk
LPG C4 dialirkan ke tangki penyimpanan LPG C4.
Pada proses pendinginan menggunakan MCR, refrigerant akan
dikompresikan oleh 15K-1. Selanjutnya, refrigeran tersebut akan mengalami
proses pendinginan dengan menggunakan Desuperheater (15E-1) dan Refrigerant
Condenser (15E-2). Refrigerant tersebut akan ditampung di akumulator (15C-1),
kemudian akan dialirkan kembali ke dalam Cold Box sehingga mengalami
ekspansi dan evaporasi yang menyebabkan refrigerant tersebut menjadi
pendingin.
102
PT Badak NGL memiliki lima buah tangki untuk menyimpan produk LPG
propana dan butana, yaitu Tangki 17D-1/2/5 untuk menyimpan LPG propana dan
17D-3/4 untuk menyimpan LPG butana. Tangki 17D-3 dan Tangki 17D-4
istimewa karena dapat digunakan untuk menyimpan LPG propana maupun LPG
butana.Tangki LPG didirikan di atas pondasi dari beton yang berbentuk panggung
yang ditopang oleh pancang besi.Tangki ini dibuat dengan dua dinding (double
wall). Dinding luar (outer shell) terbuat dari carbon steel biasa sedangkan dinding
dalam (inner shell) terbuat dari carbon steel jenis LTCS (Low Temperature
Carbon Steel) yang tahan sampai suhu -60oC. Di antara kedua dinding yang
berjarak sekitar 1 meter, terdapat insulasi dari expanded perlite yang berfungsi
untuk mencegah heat leak dari kedua dinding sehingga suhu produk dalam tangki
terjaga tetap dingin pada nilai suhu yang ditetapkan.
103
Pada prosesnya, uap propana dan butana dari tangki penyimpanan dan dari
kapal harus diolah terlebih dahulu. Uap ini akan dicairkan kembali agar tekanan
dalam tangki dapat terjaga. Uap yang terbentuk dialirkan ke 17C-3 dan
dikompresikan oleh 17K-1 hingga tekanan mencapai 17 kg/cm2 (gauge),
kemudian didinginkan oleh 17 E-1. Cairan propana yang terbentuk akan dialirkan
ke tangki penyimpanan, sedangkan sisanya akan digunakan sebagai media
pendingin uap butana. Uap butana akan didinginkan di Butane Condenser 17E-
104
2A/B dengan media pendingin berupa propana cair. Uap propana yang terbentuk
setelah pendinginanbutana akan dikembalikan ke 17 C-3 untuk dicairkan kembali.
Plant-17 juga dilengkapi dengan LPG Loading Dock. LPG Loading Dock
adalah tempat sandar kapal LPG yang berfungsi untuk melaksanakan kegiatan
loading atau pemuatan LPG propana dan LPG butana dari tangki ke kapal yang
disalurkan melalui perpipaan khusus. PT Badak NGL memiliki dua LPG Loading
Dock untuk pemuatan LPG ke kapal yaitu LPG Loading Dock-2 dan-3.
destilasi kriogenik yaitu mencapai suhu -160oC dimana produk atas yaitu nitrogen
akan dialirkan ke sistem distribusi nitrogen sedangkan sebagian oksigen yang
merupakan produk bawah digunakan sebagai media pendingin. Sebagian dari sisa
gas oksigen digunakan untuk regenerasi absorber dan sebagian lagi dibuang ke
atmosfer.
Produk nitrogen yang dihasilkan pada Plant ini adalah nitrogen cair dan
nitrogen gas. Nitrogen cair dimasukan ke tangki yang dirancang khusus dan akan
diuapkan lagi melalui vaporizer bila dibutuhkan terutama pada waktu penggunaan
nitrogen gas meningkat. Sedangkan nitrogen gas disalurkan langsung ke Nitrogen
Header untuk didistribusikan ke peralatan atau sistem yang memerlukan.
107
Sistem pengolahan limbah ini terbagi menjadi tiga bagian, antara lain:
Sanitary Sewer
Pada bagian ini, air-air berasal dari buangan cairan umum perumahan maupun
perkantoran PT Badak NGL dan laboratorium. Kotoran ini akandiendapkan,
kemudian akan dipisahkan dari cairannya. Pemantauan akan selalu dilakukan
untuk menjaga BOD sesuai standard lingkuangan sehingga dapat dibuang ke
lingkungan.
Clean Water Sewer
Pada bagian ini, berbagai air dari berbagai sumber akan dikumpulkan dan
diolah dengan alat Diversion Box. Kategori air yang dapat diolah yaitu air yang
tidak tercemar oleh hidrokarbon, air dari sistem pemadam kebakaran, dan air
hujan.
Oil Water Sewer
108
Pada bagian ini, air buangan yang telah tercemar hidrokarbon akan dialirkan
melalui Oil Water Separator untuk memisahkan minyak yang ada pada air
dengan menggunakan Oil Skimmer. Minyak yang telah terpisah akan
dipompakan ke Disposal Pit kemudian akan dibakar di Fire Ground.
Sedangkan air yang telah terpisah dari minyak akan diaerasi dan dinetralkan
pH-nya yang kemudian akan dibuang ke laut.
109
BAB VIII
PENUTUP
8.1. Kesimpulan
Kesimpulan poin-poin pembahasan mengenai PT Badak NGL adalah
sebagai berikut:
1. PT Badak NGL merupakan perusahaan yang mengoperasikan kilang LNG
Bontang yang mulai beroperasi sejak 5 Juli 1977.Hingga saat ini PT Badak
NGL memiliki 8 ProcessTrain yang terbagi dalam dua modul yaitu
TrainA,B,C, dan D pada Modul I dan Train E,F,G, dan H pada Modul II.
2. Process TrainPT Badak NGL terdiri dari limaPlantyaitu CO2 Absorption Unit,
Dehydration & Mercury Removal Unit, Scrub Column & Fractionation Unit,
Refrigeration Unit, and Liquifaction Unit. Teknologi pencairan gas alam di PT
Badak NGL memanfaatkan lisensi dari Air Product & Chemical Inc. (APCI).
3. Untuk menunjang pelaksanaan proses pencairan gas alam serta keperluan
komunitas, di PT Badak NGL terdapat seksi utilitas yang menyediakan
kebutuhan air, listrik, steam dan udara bertekanan bagi keperluan pabrik dan
community.
4. Untuk mengurusi produk LNG dan produk samping lainnya, PT Badak NGL
memiliki seksi Storage & Loading yang bertanggung jawab dalam
penyimpanan LNG dan LPG, mengolah kondensat, dan mengapalkan LNG dan
LPG sesuai jadwal.
8.2. Saran
Setelah melalui masa kerja praktik selama 2 bulan, maka saran yang dapat
diberikan kepada PT Badak NGL adalah sebagai berikut:
1. Terus mengembangkan dan mengoptimasi proses pengolahan gas alam cair
untuk meningkatkan pendapatan devisa negara dari ekspor gas alam cair
(LNG).
110
111
DAFTAR PUSTAKA
Abirama, R.A. 2010. Laporan Umum TK-4090 Kerja Praktik PT Badak Natural
Gas Liquefaction.Laporan. Program Studi Teknik Kimia ITB, Bandung.
Arkan, M.H.2015. Laporan Umum Kerja Praktik PT Badak Natural gas
Liquefaction. Program Studi Teknik Kimia UII, Yogyakarta
Jocom, Y.A. 2014. Laporan Umum Kerja Praktik PT Badak Natural Gas
Liquefaction. Program Studi Teknik Kimia POLNES, Samarinda.
Oktaheptavia, R. 2008. Laporan Umum TK-4090 Kerja Praktik PT Badak Natural
Gas Liquefaction.Laporan. Program Studi Teknik Kimia ITB, Bandung.
Operation Department.2001. Fungsi Utama dan Organisasi Departemen
Operasi.Presentasi.PT Badak NGL, Bontang.
Operation Department. 2006. Pengenalan Proses LNG. Presentasi.PT Badak
NGL, Bontang.
Operation Department.2006. Pengenalan Sistem Storage &Loading. PT Badak
NGL, Bontang.
Operation Department.2006. Pengenalan Sistem Utilitas I dan II.PT Badak NGL,
Bontang.
Prabowo, B.E. 2009.Laporan Umum TK-4090 Kerja Praktik PT Badak Natural
Gas Liquefaction.Laporan. Program Studi Teknik Kimia ITB, Bandung.
Prihardini, D.A. 2015.Laporan Umum Kerja Praktik PT Badak Natural Gas
Liquefaction. Program Studi Teknik Kimia ITS, Surabaya.
Proyek Kilang Pengolahan. 1996. Front End Engineering Design for Pertamina
Bontang LNG Expansion Project Train H. Book 2 of 13.
Raksajati,A. 2009. Laporan Umum TK-4090 Kerja Praktik PT Badak Natural Gas
Liquefaction.Laporan. Program Studi Teknik Kimia ITB, Bandung.
Slamet. 2008. Proses Pembuatan LNG. Laporan. Departemen Teknik Kimia
FTUI, Depok
112