Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH:
MUHAMMAD HARIS HIDAMAN YUSUP
2017.04.011
ANEMIA
Di susun oleh:
Mahasiswa
Mengetahui,
1. Definisi Anemia.
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011).
Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass)
dan atau massa hemoglobin sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer ( penurunan oxygen
carrying capacity) ( Lubis, 2006).
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin
yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh (Handayani & Haribowo, 2008).
Dapat disimpulkan bahwa anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hb dan /
atau hitung eritrosit lebih rendah dari nilai normal yaitu Hb < 14 g/dl dan Ht < 40 %
pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37% pada wanita sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan
perifer.
2. Epidemiologi Anemia.
Secara global, prevalensi anemia dari tahun 1993 2005 yang dilakukan oleh
WHO mengenai 1, 62 milyar orang. Prevalensi tertinggi pada anak- anak sebelum
sekolah (47, 4 %), dan terendah pada pria (12, 7%). Di Indonesia sendiri, pada tahun
2006, dilaporkan angka anemia terjadi pada 9.608 ( Lubis, 2006).
3. Etiologi Anemia.
Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
Perdarahan
Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
Anemia terjadi sebagai akibat gangguan, atau rusaknya mekanisme produksi
sel darah merah. Penyebab anemia adalah menurunnya produksi sel-sel darah
merah karena kegagalan dari sumsum tulang, meningkatnya penghancuran sel-sel
darah merah, perdarahan, dan rendahnya kadar ertropoetin, misalnya pada gagal
ginjal yang parah. Gejala yang timbul adalah kelelahan, berat badan menurun,
letargi, dan membran mukosa menjadi pucat. Apabila timbulnya anemia perlahan
(kronis), mungkin hanya timbul sedikit gejala, sedangkan pada anemia akut yang
terjadi adalah sebaliknya (Fadil, 2005).
Pathway terlampir
5. Klasifikasi Anemia.
Menurut Mansjoer (2001) klasifikasi anemia yaitu :
5.1 Anemia Mikrositik Hipokrom :
Anemia Defisiensi Besi.
Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia paling
banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang (ankilostomiasis). Infestasi
cacing tambang pada seseorang dengan makanan yang baik tidak akan
menimbulkan anemia. Bila disertai malnutrisi, baru akan terjadi anemia.
Anemia Penyakit Kronik.
Penyakit ini banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi, seperti
infeksi ginjal, paru-paru (abses, empiema dll), inflamasi kronik (artritis
reumatoid) dan neoplasma.
5.2 Anemia Makrositik :
Defisiensi Vitamin B12.
Kekurangan vitamin B12 akibat faktor intrinsik terjadi karena gangguan
absorpsi vitamin yang merupakan penyakit herediter autoimun, namun di
Indonesia penyebab anemia ini adalah karena kekurangan masukan vitamin
B12 dengan gejala-gejala yang tidak berat.
Defisiensi Asam Folat.
Anemia defisiensi asam folat jarang ditemukan karena absorpsi terjadi di
seluruh saluran cerna. Gejalanya yaitu perubahan megaloblastik pada mukosa,
mungkin dapat ditemukan gejala-gejala neurologis, seperti gangguan
kepribadian.
5.3 Anemia karena perdarahan.
Perdarahan akut akan timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak,
sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian.
Perdarahan Kronik biasanya sedikit - sedikit sehingga tidak diketahui pasien.
Penyebab yang sering adalah ulkus peptikum dan perdarahan saluran cerna
karena pemakian analgesik.
8.4 Luas Distribusi Sel Darah Merah (Red Distribution Wide = RDW)
Luas distribusi sel darah merah adalah parameter sel darah merah yang masih
relatif baru, dipakai secara kombinasi dengan parameter lainnya untuk membuat
klasifikasi anemia. RDW merupakan variasi dalam ukuran sel merah untuk
mendeteksi tingkat anisositosis yang tidak kentara. Kenaikan nilai RDW
merupakan manifestasi hematologi paling awal dari kekurangan zat besi, serta
lebih peka dari besi serum, jenuh transferin, ataupun serum feritin. MCV rendah
bersama dengan naiknya RDW adalah pertanda meyakinkan dari kekurangan zat
besi, dan apabila disertai dengan eritrosit protoporphirin dianggap menjadi
diagnostik. Nilai normal 15 %.
c. Terapi kausal
Terapi kausal merupakan terapi untuk mengobati penyakit dasar yang menjadi
penyebab anemia. Misalnya, anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi
cacing tambang harus diberikan obat anti-cacing tambang.
d. Terapi ex-juvantivus (empiris)
Terapi yang terpaksa diberikan sebelum diagnosis dapat dipastikan, jika terapi ini
berhasil, berarti diagnosis dapat dikuatkan. Terapi hanya dilakukan jika tidak
tersedia fasilitas diagnosis yang mencukupi. Pada pemberian terapi jenis ini,
penderita harus diawasi dengan ketat. Jika terdapat respons
11. Prognosis
Prognosis pada penderita anemia jika ditangani dengan cepat maka
prognosisnya baik. Anemia yang tidak diobati dapat menyebabkan syok hingga
koma dan meninggal.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produtivitas, penurunan
semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur
dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/takipnea; dispnea pada bekerja atau istirahat. Letargi, menarik
diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot dan
penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai,
berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunjukkan keletihan.
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronis, mis; perdarahan GI kronis, menstruasi
berat (DB); angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis
infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD ; peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar;
hipotensi postural. Distrimia; Abnormalis EKG, mis; depresi segmen ST dan
pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung ; murmur sistolik
(DB). Ekstremitas (warna): pucat pada kulit dan menbran mukosa (konjungtiva,
mulut, faring, bibir)dan dasar kuku. (Catatan; pada pasien kulit hitam, pucat
tampak sebagai keabu abuan); kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau
kuning lemon terang (PA). Sklera: Biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian
kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokontriksi
kompensasi). Kuku; mudah patah, berbentuk seperti sendok (koikologikia) (DB).
Rambut; kering, udah putus, menipis; tumbuh uban secara premature (AP).
c. Integritas ego
Tanda : keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, mis;
penolakan transfuse darah.
Gejala : depresi.
d. Eleminasi
Gejala : riwayat piclonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
Hematemasis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan
haluaran urine
Tanda ; distensi abdomen.
e. Makanan/cairan
Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukkan produk
sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).
Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan.
f. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ;
klaudikasi. Sensasi manjadi dingin. Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi
cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal.
Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-
lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi,
tanda Romberg positif, paralysis (AP).
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
h. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas. Tanda :
takipnea, ortopnea, dan dispnea.
i. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB).
Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten. Tanda : serviks dan dinding vagina
pucat.
DAFTAR PUSTAKA
Pathway Anemia
Ketidakseimbangan Nutrisi
resistensi aliran darah perifer kurang dari dari kebutuhan
tubuh
ketidakefektifan Keletihan
penurunan transport O2 ke jaringan
perfusi jaringan perifer
Rencana Asuhan Keperawatan
hipoksia, pucat, lemah
Intoleransi
aktivitas
No Diagnosa Hasil yang Ingin Dicapai Intervensi Rasional Evaluasi
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan NIC label : NIC label : S : klien
perfusi jaringan keperawatan selama
x 24 Hemodynamic Regulation Hemodynamic Regulation mengatakan
perifer berhubungan jam, diharapkan 1. Kenali adanya 1. Untuk mengetahui faktor tangannya
dengan perubahan ketidakefektifan perfusi perubahan tekanan darah yang dapat mempengaruhi sudah terasa
2. Auskultasi suara paru
komponen seluler jaringan perifer pada klien perfusi jaringan hangat
seperti crackel atau suara O : CRT < 3 detik,
yang diperlukan teratasi dengan kriteria hasil: 2. Untuk mengetahui adanya
lainnya akral hangat,
untuk mengirim O2 cairan pada paru
3. Monitor dan
sianosis (-)
ke sel ditandai NOC label 3. Untuk mengetahui perubahan
dokumentasikan denyut A : Tujuan tercapai.
dengan warna kulit Tissue perfusion : yang dapat berpengaruh
jantung, ritme dan nadi P : Pertahankan dan
pucat, pasien merasa Peripheral 4. Monitor nadi di terhadap perfusi jaringan tingkatkan kondisi
tangan dan kakinya 1. CRT mendekati normal sekeliling, kapiler dan 4. Untuk mengetahui apabila klien
2. Suhu ekstremitas dalam
dingin, CRT >3 suhu serta warna terjadi perubahan perfusi
rentang normal
detik. ekstremitas pada jaringan
3. Tidak ada tanda
5. Pertahankan
5. Untuk mempertahankan
kepucatan
keseimbangan cairan
4. Kelemahan otot balance cairan dan tidak
dengan memberikan
berkurang memperburuk edema
cairan IV atau diuretic
6. Untuk mengetahui apabila
dengan tepat
terjadi ketidakseimbangan
6. Monitor masukan dan
cairan sehingga dapat
pengeluaran nutrisi,
diberikan intervensi yang
keluaran urine, dan berat
tepat kepada pasien.
badan pasien dengan
tepat
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC Label: NIC Label: Nutritional therapy S: klien
nutrisi kurang dari keperawatan selama ...x24 Nutritional therapy 1. Dapat menentukan dengan mengatakan sudah
kebutuhan tubuh jam diharapkan kebutuhan 1. Menentukan kerjasama tepat kebutuhan nutrisi pada merasa berat badan
berhubungan dengan nutrisi pasien tercukupi dengan ahli gizi jumlah pasien meningkat, klien
2. Membantu kebutuhan nutrisi
intake nutrisi yang dengan kriteria hasil : kalori yang tepat dan mengatakan tidak
pada pasien agar terpenuhi
tidak adekuat jenis nutrisi yang mengalami rasa
dengan baik
ditandai dengan NOC label :Nutritional dibutuhkan untuk haus yang
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi
pasie pasien status memenuhi persyaratan berlebihan.
pasien
mngeluh berat 1. Intake nutrisi sesuai gizi 4. Memastikan kandungan O: tidak ada tanda-
2. Mendorong peningkatan
badannya terus turun kebutuhan nutrisi pada makanan pasien tanda dehidrasi,
2. Intake makanan sesuai konsumsi protein, zat
dan merasa haus. sudah tepat sesuai indikasi status nutrisi klien
kebutuhan besi, dan vitamin C 5. Untuk mengetahui
meningkat,
3. Intake cairan sesuai
yang sesuai perkembangan berat badan
kebutuhan
kebutuhan 3. Memberikan pasien
pasien
4. Pasien tidak makanan klien
protein tinggi, kalori 6. Untuk nantinya agar keluarga
menunjukkan tanda- terpenuhi
tinggi, makanan dan pasien mampu
tanda kekurangan energi A: tujuan tercapai.
minuman bergizi yang menentukandengan tepat
5. Kadar hematokrit normal
P: Intervensi
siap dapat dikonsumsi kebutuhan nutrisi pada pasien
dilanjutkan.
dengan sesuai
4. Monitor catatan asupan
untuk kandungan gizi
dan kalori
5. Timbang berat pasien
pada interval yang tepat
6. Memberikan informasi
yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan
bagaimana
memenuhinya
3 Intoleransi aktivitas Setelah diberikan asuhan NIC Label : Activity NIC label : Activity therapy S : klien
berhubungan dengan keperawatan selama ..x24 jam therapy 1. Untuk mengetahui tanda dan mengatakan
kelemahan umum diharapkan klien dapat 1. Kaji tanda dan gejala gejala dari intoleransi aktivitas sudah tidak
ditandai dengan kembali beraktifitas dengan yang menunjukan klien merasa letih.
pasien mengatakan kriteria hasil : ketidaktoleransi 2. Untuk meringankan aktivitas O: klien tampak
klelalhan dan letih terhadap aktivitas dan klien agar jkien tidak mudah mampu
setelah beraktifitas. NOC Label : Energy memerlukan pelaporan lelah berpartisipasi
Conservation terhadap perawat dan 3. Aktivitas yang dilakukan klien dalam
1. Keseimbangan aktifitas dokter secara bertahap sangat baik perawatan diri
dan istirahat 2. Tingkatkan pelaksanaan untuk keadaan klien dan klien tanpa bantuan
2. Menggunakan tidur dan
ROM pasif sesuai tidak merasa mudah lelah atau dengan
istirahat untuk indikasi 4. Reinforcement bermanfaat bantuan
memulihkan energy 3. Buat jadwal latihan untuk psikologis klien minimal tanpa
3. Mengenali pembatasan
aktivitas secara bertahap sehingga klien ingin menunjukkan
energy
untuk pasien dan melakukannya lagi lebih baik kelelahan
4. Mengatur aktivitas untuk
5. Agar klien dapat lebih mandiri
berikan periode istirahat Klien mampu
menyimpan energy 6. Agar klien terdorong untuk
5. Adaptasi gaya hidup 4. Berikan reinforcemen berpartisipasi
melakukan aktivitas tertentu
sesuai tingkat energy untuk pencapaian dalam aktifitas
6. Berpartisipasi dalam
aktivitas sesuai program fisik tanpa
aktifitas fisik tanpa
latihan disertai
disertai peningkatan
5. Bantu klien untuk peningkatan TD,
NIC Label : Energy
tekanan darah, nadi, RR
mengidentifikasi N, RR dan
Management
aktifitas yang mampu perubahan ECG
1. Untuk mengetahui tanda
dilakukan A : intervensi
tanda yang muncul yang
6. Bantu pasien untuk
tercapai
menyebabkan intoleransi
mengembangkan
sebagian
aktivitas pada klien
motivasi diri dan
P : lanjutkan
2. Agar klien tidak melakukan
kekuatan diri.
intervensi
aktivitas yang berlebihan
NIC Label : Energy
3. Agar aktivitas yang dilakukan
Management
berjalan optimal
1. Monitor respon
4. Untuk mengetahui apakah
kardiorespirasi terhadap
klien mengalami gangguan
aktivitas (takikardi,
disritmia, dispneu, dalam pola tidurnya
diaphoresis, pucat, 5. Istirahat yang cukup mampu
tekanan hemodinamik memulihkan energi klien
dan jumlah respirasi) sehingga klien tidak merasa
2. Bantu pasien untuk lelah lagi
mengidentifikasi 6. Agar klien mendapatkan
pilihan-pilihan aktivitas energy yang maksimal dari
3. Rencanakan aktivitas asupan nutrisinya
7. Karena kelelahan fisik dan
untuk periode dimana
emosional yang berlebihan
pasien mempunyai
dapat membuang energy klien
energi paling banyak
lebih banyak
4. Monitor pola tidur
8. Kegiatan fisik yang berat dan
pasien dan jumlah jam
kekurangan suplai oksigen
tidur
dapat mengakibatkan
5. Dorong bedrest
ketidakadekuatan perfusi
6. Pantau asupan nutrisi
oksigen ke jaringan
untuk memastikan 9. Agar otot dapat rileks dan dan
sumber daya energi tidak banyak menggunakan
yang memadai. energy
7. monitor pasien dari
kelelahan fisik dan
emosional berlebihan.
8. atur kegiatan fisik klien
untuk mengurangi
hambatan suplai oksigen
ke fungsi tubuh yang
vital (misalnya
menghindari aktivitas
segera setelah makan).
9. Gunakan latihan ROM
pasif dan atau aktif
untuk meredakan
ketegangan otot.
4 Defisiensi Setelah diberikan asuhan NIC Label : Teaching NIC Label : Teaching Disease S : Klien
pengetahuan keperawatan selama
x 24 Disease Process Process mengatakan
1. Nilai pengetahuan klien1. 1. Membantu dalam
berhubungan dengan jam diharapkan pengetahuan sudah lebih
penyampaian informasi yang
sekarang tentang
kurangnya pajanan klien bertambah dengan nyaman karena
akan diberikan.
spesifik proses
ditandai dengan criteria hasil : 2.Pasien akan mengetahui dengan sudah
NOC Label : Knowledge : penyakitnya
pasien tampak baik tentang penyakitnya. mengetahui
2. Jelaskan tentang
disease process 3.Mengkaji tingkat pengetahuan
gelisah dan bertanya tentang
1. Klien mengetahui spesifik patofisiologi penyakit
pasien.
tanya tentang penyakitnya
penyakitnya (skala 5) dan ceritakan anatomi 4. Agar pasien dapat memahami
O: Klien dapat
penyakitnya. 2. Klien mengetahui faktor
dan fisiologinya secara penyakitnya.
menjelaskan
penyebab penyakitnya 5. Membantu dalam proses terapi.
tepat
6. Pemahaman pasien akan jauh tentang faktor
(skala 5) 3. Tanyakan pengetahuan
3. Klien mengetahui tanda lebih baik dengan penjelasan yang penyebab, tanda
dan gejala klien tentang tepat. dan gejala
7. Pasien akan dilibatkan langsung
penyakitnya(skala 5) kondisinya penyakitnya
4. Gambarkan tanda dan dalam proses penyembuhan A : Tujuan tercapai
gejala yang biasa dari sehingga merasa lebih nyaman. sebagian
P : Lanjutkan
penyakit secara tepat
5. Gali kemampuan klien intervensi
untuk memanage
gejalanya
6. Gambarkan proses
penyakit secara tepat
7. Diskusikan untuk
memilih
terapy/perawatan
5 Keletihan Setelah dilakukan tindakan NIC label :Energy NIC Label :Energy S : Klien
berhubungan dengan keperawatan selama
x 24 Management Management mengatakan
anemia ditandai jam, diharapkan pasien dapat dapat mengatasi
1. Menentukan 1. Untuk mengetahui
dengan lesu dan mengontrol tingkat keletihan perasaan depresi
penyebab kelelahan penyebab kelelahan
mengatakan yang dialami,
Dengan criteria hasil: pada klien pasien.
perasaan lelah 2. Memantau 2. Untuk mengetahui tingkat klien
NOC label : kelelahan fisik dan kelelahan pasien. mengatakan
3. Mengetahui makanan yang nafsu makannya
emosional berlebih
Fatigue Level
dapat meningkatkan energi meningkat
pada pasien
1. Mengurangi tingkat 3. Konsultasi dengan pasien. O: Klien dapat
4. Untuk meningkakan meningkatkan
kelelahan (skala 3) ahli diet tentang energi pasien. nafsu makannya
2. Mengatasi depresi 5. Menghindari mengganggu A : Tujuan tercapai
cara cara
perasaan klien waktu istirahat pasien. sebagian
meningkatkan
6. Untuk melatih pergerakan P : Lanjutkan
(skala 3)
asupan makanan
3. Meningkatkan nafsu pasien. intervensi
berenergi tinggi 7. Untuk menghindari
makan (skala 4)
4. Menganjurkan
kelelahan.
pasien untuk 8. Untuk mencegah
beristirahat atau kelelahan.
9. Untuk mengetahui hasil
membatasi aktivitas
5. Hindari kegiatan perawatan.
perawatan selama
waktu istirahat
pasien
6. Rencanakan periode
kegiatan ketika
pasien memiliki
energi yang lebih
7. Ajarkan pasien/
orang orang
terdekat pasien
untuk mengenali
tanda tanda dan
gejala kelelahan
yang dapat
menurunkan
aktivitas pasien
8. Ajarkan teknik
manajemen waktu
untuk mencegah
kelelahan
9. Evaluasi
peningkatan
program tingkat
aktivitas pasien
6 Mual berhubungan Setelah diberikan tindakan NIC Label : Nausea NIC Label : Nausea S : Klien
dengan rasa keperawatan selama
x
jam, Management Management mengatakan
1. Kaji kondisi mual 1. Untuk mengetahui kondisi
makanan/ minuman diharapkan mual dapat diatasi mualnya sudah
pasien termasuk mual pasien
yang tidak enak di dengan kriteria hasil : mulai
durasi, frekuensi, 2. Untuk mengetahui penyebab
lidah ditandai NOC Label : Discomfort berkurang, klien
dan faktor mual
dengan dengan Level mengatakan
1. Pasien melaporkan mual presipitasi. 3. Untuk mengurangi rasa mual
sensasi muntah dan nafsu makannya
2. Identifikasi faktor
berkurang menjadi skala 5 4. Memberikan pengetahuan
melaporkan mual membaik, dan
penyebab terjadinya
(dari skala 1-5) kepada pasien
klien
2. Pasien tidak muntah (skala mual (misalnya
5. Agar pasien tetap
mengatakan
5) medikasi dan
mendapatkan asupan nutrisi
3. Pasien mengatakan tidak prosedur). 6. Agar pasien tidak mual tidak muntah
3. Tingkatkan istirahat
kehilangan nafsu makan 7. Untuk mengurangi mual saat makan
dan tidur yang O: Klien tidak
(skala 5)
adekuat. tampak mual
NOC Label: Nausea & 4. Berikan informasi
dan muntah,
Vomiting Control mengenai nausea,
klien mampu
1. pasien melaporkan mual
diantaranya
menghabiskan
terkontrol (skala 5)
penyebab nausea dan
2. pasien dapat memahami makanannya
berapa lama nausea A : Tujuan tercapai
faktor penyebab mual
akan hilang atau sebagian
(skala 5)
P : Lanjutkan
berkurang.
5. Berikan makanan intervensi
dalam keadaan
hangat
6. Berikan makan
dengan porsi sedikit
tapi sering
7. Kolaborasi
pemberian obat anti
emetk