Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kloroplas hijau-rumput alga hijau (green algae) memiliki ultrastruktur dan
komposisi pigmen yang mirip kloroplas tumbuhan darat. Sistem matika molekular
dan morfologi selular menyisakan sedikit keraguan bahwa alga hijau dan tumbuhan
darat berkerabat dekat. Bahkan, sejumlah ahli sistemmatika kini menyarakan untuk
memasukan alga hijau kedalam kingdom ‘tumbuhan’ yang diperluas, Viridiplantae
(dari kata latin viridis, hijau). Secara filogenetik, perubahan ini masuk akal, sebab
bagaimanapun juga alga hijau dari kelompok parafiletik.
Alga hijau terbagi menjadi dua kelompok utama, Cholorophyta (dari kata
yunani choros, hijau) dan Charophyta. Lebih dari 7.000 spesie Cholorphyta telah
diidentifikasi. Kebanyakan hidup di air tawar, namun ada juga banyak spesies yang
hidup di laut dan daratan. Organisme yang paling sederhana adalah organisme
uniselular seperti Chlamydomonas, yang menyerupai gamet dan zoospora dari
Cholorphyta yang lebih kompleks. Berbagai spesies cholorphyta uniselular hidup
sebagai plankton atau mendiami tanah lembap. Beberapa spesies hidup simbiotik di
dalam eukariotik lain , menyumbangkan sebagian produk fotosintesisnya sebagai
asupan makanan inang. Beberapa Cholorphyta bahkan telah beradaptasi dengan salah
satu habitat yang tak terduga (Campbell, 2008)

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud chlorophyta?


2. Apa saja Karakteristik dari chlorophyta?
3. Dimana saja chlorophyta dapat hidup?
4. Bagaimana reproduksi pada chlorophyta?
5. Apa saja macam – macam pada chlorophyta?

C. Tujuan

1. Untuk mejelaskan pengertian dari chlorophyta


2. Untuk menjelaskan karakteristik daro chlorophyta
3. Untuk menjelaskan habitat dari chlorophyta
4. Untuk menjelaskan cara reproduksi pada chlorophyta
5. Untuk mengetahui macam – macam bentuk pada chlorophyta

D. Manfaat

2
BAB II
ISI

A. Pengertian Chlorophyta
Chlorophyta sebenarnya sebuah divisi dari ganggang hijau, yang meliputi air
tawar dan spesies laut. Ada beberapa fakta menarik tentang para anggota ganggang
hijau, dari yang sedikit yang terdaftar di bawah ini:
Ada sekitar 7000 jenis ganggang hijau, yang dapat ditemukan dalam air tawar
atau garam dan juga di tempat-tempat lembab.
Chlorophyta (Alga hijau) merupakan plankton yang hidup melayang-layang di air
tawar atau laut. Ganggang hijau dapat berbentuk benang, filamen, ataupun berkoloni.
Contoh ganggang hijau, antara lain, Volvox sp., Spirogyra sp., dan Ulothrix sp.
Dengan bantuan cahaya matahari, Chlorophyta dapat melakukan fotosintesis.
Plankton ini merupakan sumber makanan utama bagi hewan-hewan yang hidup di
dalamnya. Plankton disebut sebagai produsen. Bagaimana kalian tahu jika
Chlorophyta sedang melakukan fotosintesis? Amati dan perhatikan kolam ikan air
tawar pada siang hari. Jika kalian perhatikan dengan baik, ganggang yang terkena
cahaya matahari akan mengeluarkan gas berupa gelembung-gelembung kecil yang
menempel pada pinggir-pinggir kolam, gas itu adalah oksigen. Oksigen adalah gas
yang dihasilkan dalam proses fotosintesis.
Chlorophyae merupakan kelompok organisme yang besar lagi beragam, terdiri
dari spesies – spesies air tawar. Walaupun demikian, beberapa spesies dijumpai dalam
air laut, dan beberapa lagi didarat. Sebagian besar alga hijau mengandung satu
kloroplas per sel yang acapkali berisikan pusat – pusat pembentukan pati yang
dinamakan pirenoid.
Ada bermacam – macam tipe morfologi yang lain pada alga hijau dari sel
tunggal sampai kepada yang membentuk koloni. Banyak alga hijau uniselular dapat
bergerak – gerak karena adanya flagela. Beberapa spesies dilengkapi alat pelengkap
yang menjangkarkanya pada benda – benda yang terendam air atau tumbuhan air
(Sumber Michael J, 2007)
Banyak diantara anggota nonmotil filum ini tampaknya benar – benar seperti
tumbuhan . dinding sel selulosa dan adanya klorofil a dan b merupakan ciri – ciri
tumbuhan dan hal ini menunjukan bahwa alga hijau merupakan kerabat protista yang

3
paling dekat dengan tumbuhan. Sebagian besar ahli biologi percaya bahwa dunia
tumbuhan berevolusi dari awal filum ini (sumber: Kimball John W, 1983)

B. Karakteristik
1. Pigmen, khlorofil a dan b, santofil, dan karoten, khlorofil terdapat dalam jumlah
yang banyak sehingga ganggang ini berwarna hijau rumput.
2. Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam khloroplas.
3. Khloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang, lensa, bulat,
pita, spiral dsb.
4. Sel berinti sejati (eukaryotik) , satu atau lebih.
5. Dinding sel mengandung selulose dan berlendir sehingga lingkungan jadi licin.
6. Banyak terdapat di danau, kolam ada juga yang hidup di laut (90% hidup di air
tawar dan 10% hidup di laut) Yang hidup di air umumnya sebagai plankton atau
bentos, juga menempel pada batu dan tanah dan Ganggang hijau merupakan
kelompok ganggang yang paling banyak jumlahnya diantara gangganga lain.
7. Bentuk talus/struktur vegetatif

a. uniseluler motil/berflagela: Chlamydomonas sp.


b. uniseluler nonmotil/kokoid / bulat : Chlorella sp.
c. koloni motil (sel-sel dalam koloni mempunyai flagela) Volvox sp
d. koloni nonmotil (kokoid ): Pediastrum sp., Hydrodictyon sp.
e. palmeloid: Tetraspora sp.
f. berbentuk filamen: bercabang: Cladophora sp.
g. tidak bercabang: Oedogonium sp., Spirogyra sp.
h. berbentuk helaian/lembaran yang distromatik: Ulva sp.
i. berbentuk silinder yang beruang di tengah: Enteromorpha

C. Habitat
Ganggang hijau merupakan golongan terbesar diantara ganggang dan sebagian
besar hidup di air tawar, beberapa diantaranya hidup di air laut dan air payau. Pada
umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut. Jenis
yang hidup di air tawar, bersifat kosmopolit, terutama hidup di tempat yang
cahayanya cukup seperti kolam, danau, genangan air, Alga hijau ditemukan pula pada
lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab dan kulit batang pohon

4
yang lembab. Beberapa anggotanya hidup di air mengapung atau melayang, sebagian
hidup sebagai plankton. Beberapa jenis ada yang hidup melekat pada tumbuhan atau
hewan. (Sumber Michael J, 2007)

D. Organ Reproduksi

Alga berkembang biak secara seksual atau aseksual. Beberapa spesies terbatas
pada salahsatu proses tersebut, tetapi banyak yang mempunyai daur hidup yang rumit
yang mencangkup dua macam reproduksi.
Reproduksi aseksual mencangkup pembelahan biner sederhana seperti yang
dijumpai pada bakteri. Organisme alga yang baru bahkan dapat dimulai dari suatu
fragmen yang terlepas dari organisme multiselular yang tua. Akan tetapi, kebanyakan
reproduksi aseksual lebih rumit dari pada ini dan melibatkan spora uniselular
Semua bentuk reproduksi seksual dijumpai di antara alga. Dalam proses ini
terdapat konyugasi gamet (sel seks) sehingga menghasilkan zigot. Jika gamet – gemet
itu morfologinya serupa maka proses itu dinamakan isogami. Jika gamet – gamet itu
berbeda ukuran, proses itu disebut heterogami. Pada bentuk – bentuk alga tingkat
tinggi, sel –sel seksual menjadi lebih mudah dicirikan antara betina dan jantan. Ovum
(sel telur betina) berukuran besar dan nonmotil, sedangkan gamet jantan (sel sperma)
itu kecil dan motil dengan aktif. Proses seksual seperti ini dinamakan oogami. Jika
gamet jantan dan gamet betina terdapat pada individu yang sama pada spesies itu,
maka individu dan spesies itu disebut biseksual. Jika gamet jantan dan betina
dibentuk oleh individu berlainan, maka individu – individu tersebut disebut
uniseksual (sumber Michael J. 2007)
Berikut merupakan contoh reproduksi pada alga Chlamydomonas secara seksual
dan aseksual
Reproduksi aseksual dilakukan Chlamydomonas dengan cara membentuk
zoospora melalui pembelahan inti secara mitosis.
Chlamydomonas merupakan sel haploid berflagela. Selama reproduksi seksual, sel
tersebut akan melakukan tiga kali pembelahan mitosisi dan membentuk 2 – 8 sel
haploid berflagela (yang disebut zoospora) yang berkembang di dalam sel induk. Sel
– sel tersebut kemudian keluar dari sel induk, menyebar, dan tumbuh menjadi
Chlamydomonas dewasa.

5
Reproduksi seksual Chlamydomonas dimulai membelahnya sel Chlamydomonas
untuk menghasilkan gamet “ jantan” atau (-) dan gamet “betina” (+) yang sama
bentuk dan ukuran (isogamet). Selanjutnya, kedua gamet tersebut melebur dan
membentuk zigot diploid berdinding sel tebal yang disebut zigospora. Karena
berdinding tebal, zigospora tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan. Jika kondisi lingkungan membaik atau menguntungkan, dinding
tebal zigospora akan pecah yang diikuti dengan keluarnya zoospora. Kemudian,
zoospora membela secaea meiosis untuk membentuk sel anak Chlamydomonas (n)
yang akan tumbuh mnejadi dewasa

Gambar 1 (Cara Reproduksi Chlorophyta)


Sumber (Chambel, 2008)

Berikut merupakan contoh reproduksi Chlorella secara aseksual yaitu dengan


pembelahan sel menjadi empat protoplasma berinti yang berfungsi sebagai spora.
Spora tersebut terbentuk di dalam sel induk dan dikenal sebagai autospora.
Setelah membentuk dinding sel dan membesar spora – spora tersebut keluar dari
sel induk (Sumber: Pujiayanto Sri, 2008)

6
Gambar 2 reproduksi pada Chlorella
(Sumber Pujiayanto Sri, 2008 )

Berikut merupakan reproduksi seksual pada Spirogyra dengan cara konjugasi,


selama proses konjungasi dua filamen Spirogyra yang berbeda jenis, yaitu
dilamen “jantan” dan filamen “ betina” akan saling berdekatan dan membentuk
tonjolan. Kedua tonjolan tersebut kemudian bertemu dan membentuk tabung /
pembuluh konjugasi. Melalui pembuluh konjungasi ini, isi sel dari filamen
“jantan” berpindah dan melebur dengan isi sel dari filamen “betina” untuk
membentuk zigot. Dalam peristiwa ini, isi sel dari bertindak sebagai gamet.
Selanjutnya, zigot berkembang menjadi zigospora yang akan melakukan
pembelahan miosis, dari pembelahan miosis tersebut, dihasilkan empat inti sel
haploid tetapi tiga inti sel gugur. Satu inti sel yang tersisa akan membelah secara
mitosis membentuk filamen haploid yang baru (Sumber Pujiayanto Sri, 2008 )

7
Gambar 3 reproduksi pada Spirogyra
Sumber (Sumber Pujiayanto Sri, 2008 )

Berikut merupakan reproduksi pada Ulva secara seksual dan aseksual, Ulva
memiliki dua macam talus, haploid (gametrofit) dan talus diploid (sporofit).
Keduanya memiliki bentuk yang sama (isomorfisme). Pada fase sporofit, Ulva
(sporofit) akan bereproduksi aseksual dengan cara membelah meiosis untuk
menghasilkan spora kembara (zoospora) berflagela empat. Zoospora tersebut
kemudian berkembang membentuk individu baru yang merupakan gametofit,
tersebut akan bereproduksi secara seksual dengan cara membentuk gametagia.
Gametagia akan mennghasilkan gamet “jantan dan “betina” yang akan bersatu
untuk membentuk zigot (diploid). Zigot tersebut kemudian tumbuh menjadi Ulva
(sporofit) baru. (Sumber Pujiayanto Sri, 2008 )

8
Gambar 4 reproduksi pada Ulva
(Sumber Pujiayanto Sri, 2008 )

E. Macam – Macam Bentuk Chlorophyta

1. Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak


Chlamidomonas. Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak,
terdapat 1 vacuola, satu nukleus dan kloroplas. Pada kloroplas yang bentuknya
seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata) dan pirenoid sebagai tempat
pembentukan zat tepung

Gambar 5. Chamydomonas
Sumber: www.macam-macam%20chlorophyta/chamydomonas%20-
%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.html

9
Gambar 6. struktur pada Chamydomonas
(Sumber Pujiayanto Sri, 2008 )

2. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak


Hydrodictyon. Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam air tawar dan
koloninya berbentuk seperti jala. Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat
dengan mata telanjang. Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan fragmentasi.
Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan membentuk
koloni baru.

Gambar 7. Hyrodictyon Gambar 8. Hyrodictyon di perbesar


(Sumber Pujiayanto Sri, 2008 ) (Sumber Pujiayanto Sri, 2008 )

3. Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak


Volvox. Volvox ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola jumlah antara
500 sampai 5000 buah. Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata.
Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual dengan konjugasi sel-sel
gamet.

10
Gambar 9. Volvox
Sumber: www.macam-macam%20chlorophyta/vovox%20-
%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.html

4. Chlorophyta berbentuk benang


Spyrogyra. Ganggang ini didapatkan di sekitar kita yaitu di perairan. Bentuk
tubuh seperti benang, dalam tiap sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan
sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi
seksual dengan konjugasi.
Oedogonium. Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan
melekat di dasar perairan. Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel
menghasilkan sebuah zoospora yang berflagela banyak. Reproduksi generatif
adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan (antiridium) dan
menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang yang lain membentuk
alat kelamin betina yang disebut Oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet
betina (ovum). Sperma tozoid membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan
tumbuh membentuk individu

11
Gambar 10. Spyrogyra
Sumber : www.macam-macam%20chlorophyta/Spirogyra%20-
%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.html

Gambar 11. Struktur pada Spyrogyra

5. Chlorophyta berbentuk lembaran


Ulva. Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar,
bentuk seperti lembaran daun. Berkembangbiak secara vegetatif dengan
menghasilkan spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva
haploid disebut gametofit haploid. Kemudian secara generatif menghasilkan
gamet jantan dan gamet betina. Pertemuan gamet jantan dan gamet betina akan
menghasilkan zigot (Z2n). Zigot berkembang menjadi Ulva yang diploid disebut
sporofit. Selanjutnya sporofit membentuk spora yang haploid setelah mengalami
meiosis. Selanjutnya mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid
Chara. Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Bentuk
talus seperti tumbuhan tinggi, menyerupai batang, yang beruas-ruas dan
bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula dan globula. Di
dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum. Di dalam globula

12
terdapat anteridium yang memproduksi spermatozoid. Spermatozoid akan
membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang berdinding sel. Pada
reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi

Gambar 12. Ulva


Sumber : www.macam-macam%20chlorophyta/Ulva%20lactuca%20-
%20Wikipedia,%20the%20free%20encyclopedia.htm maret 2016

Gambar 12 Ulva
Sumber : www.macam-macam%20chlorophyta/Ulva%20lactuca%20-
%20Wikipedia,%20the%20free%20encyclopedia.htm maret 2016

F. Peran

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Chlorophyta adalah ganggang yang mengandung klorofil dan karotin berwarna
kuning sehingga warnanya menjadi hijau kekuningan. Biasanya, ganggang ini hidup di air
tawar, seperti air kolam, air danau, ataupun air sungai. Air kolam, sungai, atau danau akan
berwarna hijau karena adanya jenis ganggang hijau di dalamnya.
Chlorophyta (ganggang hijau) merupakan plankton yang hidup melayang-layang di
air tawar atau laut. Ganggang hijau dapat berbentuk benang, filamen, ataupun berkoloni.
Contoh ganggang hijau, antara lain, Volvox sp., Spirogyra sp., dan Ulothrix sp. Dengan
bantuan cahaya matahari, Chlorophyta dapat melakukan fotosintesis. Plankton ini
merupakan sumber makanan utama bagi hewan-hewan yang hidup di dalamnya. Plankton
disebut sebagai produsen. Bagaimana kalian tahu jika Chlorophyta sedang melakukan
fotosintesis? Amati dan perhatikan kolam ikan air tawar pada siang hari. Jika kalian
perhatikan dengan baik, ganggang yang terkena cahaya matahari akan mengeluarkan gas
berupa gelembung-gelembung kecil yang menempel pada pinggir-pinggir kolam, gas itu
adalah oksigen. Oksigen adalah gas yang dihasilkan dalam proses fotosintesis.

B. Saran

14
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Nail A.dan Reece, Jane B. 2008. Biologi. Erlangga

15

Anda mungkin juga menyukai