Hidroulika Fevisi
Hidroulika Fevisi
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah”KEHILANGAN
ENERGI DARI ALIRAN MELALUI SAMBUNGAN DAN PERCABANGAN DAN
TEOREMA BERNOULI “ dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih pada Bapak Ir.I Made Ardantha,MT. selaku Dosen mata kuliah Hidrolika
dan dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini .
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Pemadatan Tanah . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam paper ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mengalirkan suatu fluida dari tempat yang satu ke tempat yang lain
diperlukan suatu peralatan. Selain peralatan utama yang digunakan, ada bagian-bagian
yang tidak kalah penting dimana dalam bagian ini, sering terjadi peristiwa-peristiwa
yang dapat mengurangi efisiensi kerja yang diinginkan. Bagian dari peralatan ini dapat
berupa pipa-pipa yang dihubungkan. Dalam menggunakan pipa yang harus
diperhatikan adalah karakteristik dari fluida yang digunakan, misalnya: sifat korosi,
explosive, suhu dan tekanan. Apabila fluida dilewatkan ke dalam pipa maka akan
terjadi gesekan antara pipa dengan fluida tersebut. Besarnya gesekan yang terjadi
tergantung pada kecepatan, kekerasan pipa, diameter dan viskositas fluida yang
digunakan.
Bentuk-bentuk kerugian energi pada aliran fluida antara lain dijumpai pada aliran
dalam pipa. Dalam pembangunan power plant, membutuhkan desain atau pemetaan
pipa yang tepat sebagai jalur lewatnya fluida. Namun dalam perencanaan pipa sebagai
jalur perpindahan fluida bukanlah hal yang mudah, pasti akan dijumpai hambatan-
hambatan. Dengan adanya hambatan tersebut akan mengakibatkan adanya loses energi
(kehilangan energi). Pada belokan atau lengkungan kerugian energi aliran yang terjadi
lebih besar dibandingkan dengan pipa lurus, karena itu diperlukan analisa yang tepat
dalam perencanaan perpipaan.
3.1.2 Untuk Menunjukkan kehilangan energi dari aliran melalui sambungan dan
percabangan pada instalasi perpipaan.
iii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
Gambar 1. Skema HGL dan EGL dari kehilangan energi akibat ekspansi
(Sumber:http://cereference.com/sites/default/files/book-hydraulics/behavior-of-egl-and-hgl.gif)
Gambar 2. Skema HGL dan EGL dari kehilangan energi akibat ekspansi
(Sumber:http://cereference.com/sites/default/files/book-hydraulics/behavior-of-egl-and-hgl.gif)
Termasuk dalam kehilangan energi ini adalah pipa yag dihubungkan dengan reservoir.
Kehilangan energi terjadi pada ruas a dan b dimana garis aliran menempel di dinding
akibat terpisahnya garis aliran. Energi pulih kembali pada titik c karena aliran jet
melemah pada titik tersebut
Kehilangan energi dapat dihitung:
hE
V1 V2 2
2g
atau
2
A1 V12
hE 1
A2 2 g
Kehilangan energi akibat tikungan bergantung pada jari-jari tikungan (r) dan diameter
pipa (d), yaitu :
v2
hB k B
2g
𝑉²
h=k
2𝑔
3
sudut 45º dan 90º dengan flangedserta ulir sesuai dengan kebutuhan yang akan
digunakan.
Entrance seringkali timbul pada saat perpindahan dari pipa menuju suatu reservoir.
Berdasarkan jenisnya, entrance dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu reestrant,
square-edge, dan well rounded.
Gambar 3.
Macam-macam entrance
Exit merupakan kebalikan dari entrance. Exit timbul
karena adanya perpindahan dari reservoir menuju ke suatu pipa, sama halnya denga
entrance, exit dibedakan menjadi 3 macam, diantaranya projecting, sharp edge, dan
rounded.
Proecting
Rounded Sharp edge
4
g. Pembesaran
Sudden expansion
Gradual expansion
Gambar 5. Macam-macam expansion
h. Pengecilan
Sudden contraction
Gradual contraction
Gambar 6. Macam-macam contraction
5
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 TEOREMA BERNOULLI
3.1.1 MAKSUD DAN TUJUAN
Menyelidiki validitas persamaan Bernoulli pada aliran permanen melalui pipa
konvergen dan divergen (pipa venturi)
3. Piezo Meter
4. Stopwatch
6
Dari persarnaan diatas dapat ditarik kesimpulan
1. Jika kecepatan turun maka tekanan akan naik
2. Tekanan merupakan fungsi kecepatan sehingga jumlah tinggi tekanan selalu
konstan
3. Jika tekanan P diketahui maka kecepatan dapat dihitung atau dengan kata lain
dengan menerapkan persamaan Bernoulli seseorang dapat menghitung
kecepatan dengan mengukur tekanan.
Marilah kita perhatikan aliran fluida melalui tabung venturi. Luas tampang lintang
dibagian hulu Al, dibagian tengah A5 dan pada tampang lintang ke n adalah An,
tinggi tekanan (P/γ) yang terjadi pada tabung-tabung Piezometer untuk masing-
masing tampang venturi tersebut dapat dinyatakan dengan h1, h5 dan hn.
Dengan menganggap tidak terjadi kehilangan energi sepanjang pipa dan jumlah
tinggi kecepatan dan tinggi tekanan adalah konstan untuk masing-masing tampang
lintang tersebut, maka persamaan bernoulli pada keadaan tersebut menjadi :
V12 V5 2 Vn 2
h1 h5 hn C ............................(2.2)
2g 2g 2g
7
Dalam praktek akan terjadi kehilangan energi antara tlampang 1 dan 5,juga aliran
pipa tidak benar-benar seragam pada tampang-tampang tersebut. Dengan demikian
debit yang terjadi akan sedikit lebih kecil dibandingkan dengan hasil hitungan
berdasarkan formula diatas.Oleh karena itu formula diatas perlu diberi koefisien C
yang besarnya berkisar antara 0,92 sampai 0,99 sebagai berikut :
2 g (h1 h5)
Q5 = C.A5 ..................................................................(2.6)
A5
1
A1
Untuk keperluan perbandingan hasil percobaan dengan hitungan maka (hn-hl) dapat
dinyatakan sebagai bagian dari tinggi kecepatan pada penyempitan sebagai berikut:
hn h1 A5
2 2
A5
2
……………………………………………(2.7)
V5 A1 An
g
8
he = kehilangan energi
α = faktor sambungan/percabangan
V = kecepatan aliran
9
b. Setelah gelembung udara benar-benar hilang dan aliran sudah cukup
stabil,lakukan pengukuran debit dan catat pembacaan tinggi muka air pada
masing-masing piezometer.
c. Perhatikan pembacaan h1 (tinggi muka air pada penampang bagian hulu)dan h5
(tinggi muka air pada penampang bagian tenggorok) pada piezometer, hitung
selisihnya (hl-h5).
d. Lakukan hal yang sama untuk berbagai variasi debit.
e. Hitunglah harga debit teoritis untuk masing-masing pengaliran dengan
menggunakan persamaan :
A5 2g (h1 - h5)
Q5 =
A5
2
A1
Dan bandingkan hasilnya dengan debit yang terukur
f. Gambarkan hubungan antara debit yang terukur (Q) vs koefisien debit (C)
g. Hitung harga (hn-h1) pada piezometer dengan menggunakan grafik
1 Alirkan air ke dalam jaringan pipa pada rangkaian alat tersebut dengan
menyalakan pompa.
2. Biarkan hingga aliran stabil dan gelembung-gelembung udara hilang.
3. Perhatikan gambar skema Mayor Losses Apparatus
4. Tutup/buka katup-katup yang sesuai untuk mendapatkan aliran melalui
sambungan/percabangan yang dikehendaki.
5. Ukur debit aliran dengan menggunakan katup pengontrol aliran V6 (debit besar)
atau V5 (debit kecil).
6. Hubungkan sambungan/percabangan yang akan diukur kehilangan energinya
dengan manometer dan bukalah A dan B atau C dan D.
7. Lakukan pengukuran kehilangan energi dengan mengamati beda tinggi
manometer air masing-masing sambungan/percabangan.
8. Hitunglah besarnya koefisien/faktor sambungan percabangan dengan
menggunakan persamaan diatas.
10
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 HASIL PERCOBAAN BERNOULLI
Percobaan 1
GRAFIK BERNOULLI
11
Qactual (m3/dt)
0.0005
0.00045
0.0004
(Qactual(m3/dt)
0.00035
0.0003
0.00025
0.0002
Qactual (m3/dt)
0.00015
0.0001
0.00005
0
1 2 3 4 5 6 7
(Urutan pengamatan)
C = Qact/Qteo
0.00009
0.00008
0.00007
(Qactual(m3/dt)
0.00006
0.00005
0.00004
C = Qact/Qteo
0.00003
0.00002
0.00001
0
1 2 3 4 5 6 7
(Urutan Pengamatan)
12
4.2 HASIL PERCOBAAN KEHILANGAN ENERGI
Tabel III-1 Percobaan 1
Volume = 0,002 m³
Waktu (t) = 14,10 dt
0,000141m³/d
Q = t
Jenis Diameter Kecepatan V²/2g Δh α
Sambungan Pipa
(m) (m/dt) (m) (mm) (°)
Pembesaran
(Enlargement
) 0,0254 0,27865 0,003957 0,1 25,26858
1 ke 2
Pengecilan
(constraction) 0,01905 0,49647 0,01256 0,11 8,75599
3 ke 4
GRAFIK PERCOBAAN 1
70000
60000
Qactual (m3/dt)
50000
40000
30000 α
20000
10000
0
1 2 3 4 5 6
Urutan Pengamatan
13
Tabel III-2 Percobaan 2
Volume = 0,003 m³
Waktu (t) = 17,05 dt
0,000175m³/d
Q = t
Jenis Diameter Kecepatan V²/2g Δh α
Sambungan Pipa
(m) (m/dt) (m) (mm) (°)
Pembesaran
(Enlargement
) 0,0254 0,34584 0,006096 0,05 8,20197
1 ke 2
Pengecilan
(constraction) 0,01905 0,61619 0,01935 0,13 6,71758
3 ke 4
GRAFIK PERCOBAAN 2
70000
60000
50000
40000
Qactual (m3/dt
30000 α
20000
10000
0
1 2 3 4 5 6
Urutan Pengamatan
14
Tabel III-3 Percobaan 3
Volume = 0,002 m³
Waktu (t) = 38,55 dt
Q = 0,0000518 m³/dt
Jenis Diameter Kecepatan V²/2g Δh α
Sambungan Pipa
(m) (m/dt) (m) (mm) (°)
Pembesaran
(Enlargement) 0,0254 0,10237 0,00053 0,01 18,72205
1 ke 2
Pengecilan
(constraction) 0,01905 0,18239 0,00169 0,04 23,59157
3 ke 4
GRAFIK PERCOBAAN 3
70000
60000
50000
Qactual (m3/dt
40000
α
30000
20000
10000
0
1 2 3 4 5 6
Urutan Pengamatan
15
Tabel III-4 Percobaan 4
Volume = 0,002 m³
Waktu (t) = 19,09 dt
Q = 0,0000104 m³/dt
Jenis Diameter Kecepatan V²/2g Δh α
Sambungan Pipa
(m) (m/dt) (m) (mm) (°)
Pembesaran
(Enlargement) 0,0254 0,20553 0,00215 0,04 18,57954
1 ke 2
Pengecilan
(constraction) 0,01905 0,37192 0,00070 0,012 17,06705
3 ke 4
GRAFIK PERCOBAAN 4
70000
60000
Qactual (m3/dt)
50000
40000
30000 α
20000
10000
0
1 2 3 4 5 6
Urutan Pengamatan
16
Tabel III-5 Percobaan 5
Volume = 0,003 m³
Waktu (t) = 15,03 dt
Q = 0,0000199 m³/dt
Jenis Diameter Kecepatan V²/2g Δh α
Sambungan Pipa
(m) (m/dt) (m) (mm) (°)
Pembesaran
Pengecilan
30007,0588
(constraction) 0,01905 0,01331 0,0000086 0,26 2
3 ke 4
13849,4117
Short 0,01905 0,01331 0,0000086 0,12 6
7 ke 8
35777,6470
Elbow 0,01905 0,01331 0,0000086 0,31 6
9 ke 10
61168,2352
Mitre 0,01905 0,01331 0,0000086 0,53 9
11 ke 12
GRAFIK PERCOBAAN 5
70000
60000
50000
Qactua
40000
30000 α
20000
10000
0
1 2 3 4 5 6
Urutan Pengamatan
17
Tabel III-6 Percobaan 6
Volume = 0,003 m³
Waktu (t) = 17,03 dt
Q = 0,0000175 m³/dt
Jenis Diameter Kecepatan V²/2g Δh α
Sambungan Pipa
(m) (m/dt) (m) (mm) (°)
Pembesaran
(Enlargement 0,00000004
) 0,0254 6925,92592 2444875,12 0,12 9
1 ke 2
Pengecilan
0,00000013
(constraction) 0,01905 6925,92592 2444875,12 0,33 4
3 ke 4
0,00000004
Long 0,01905 6925,92592 2444875,12 0,10 0
5 ke 6
0,00000006
Short 0,01905 6925,92592 2444875,12 0,15 1
7 ke 8
0,00000015
Elbow 0,01905 6925,92592 2444875,12 0,38 5
9 ke 10
0,00000026
Mitre 0,01905 6925,92592 2444875,12 0,65 5
11 ke 12
GRAFIK PERCOBAAN 6
0.00002
Qactual (m3/dt
0.000015
0.00001 α
0.000005
0
1 2 3 4 5 6
Urutan Pengamatan
18
Tabel III-7 Percobaan 7
Volume = 0,005 m³
Waktu (t) = 22,17 dt
Q = 0,0000225 m³/dt
Jenis Diameter Kecepatan V²/2g Δh α
Sambungan Pipa
(m) (m/dt) (m) (mm) (°)
Pembesaran
(Enlargement) 0,0254 0,44466 0,01007 0,14 13,89237
1 ke 2
Pengecilan
(constraction) 0,01905 0,79225 0,03199 0,40 12,50358
3 ke 4
GRAFIK PERCOBAAN 7
16
14
Qactual (m3/dt
12
10
8 α
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6
Urutan Pngamatan
19
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan untuk saluran licin dan kasar dibuat kesimpulan terhadap
hasil percobaan, kemudian dibuatkan grafik hubungan antara debit terukur ( Qact
) dengan koefisien debit (C).
Dari hasil pengamatan untuk Losses in Bends dibuat kesimpulan terhadap hasil
percobaan, kemudian dibuatkan grafik hubungan antara debit aliran (Q) dengan
faktor sambungan / percabangan ( α )
teorema bernouli Salah satu dari Asas Bernoulli yang tekenal adalah tekanan fluida
ditempat yang berkecepatan tinggi lebih kecil daripada di tempat yang
kecepatannya lebih rendah. Jadi semakin besar kecepatan fluida dalam suatu pipa
maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya makin kecil kecepatanfluida dalam
suatu pipa maka semakin besar tekanannya. Hukum in iditerapkan pada zat cair
yang mengalir dengan kecepatan berbeda dalamsuatu pipa. Prinsip ini pada
dasarnya merupakan diferensiasi dari persamaanBernoulli yang menyatakan bahwa
energi pada suatu titik didalam suatu aliran jumlahnya sama besar dengan jumlah
energi di titik yang lain ada jalur aliran yang sama.
kehilangan tenaga aliran melalui pipa kehilangan tenaga aliran melalui pipa adalah
Pada zat cair yang mengalir didalam bidang batas, misalnya pipa akan terjadi
tegangan geser dan gradient kecepatan pada seluruh medan aliran karena adanya
kekentalan. Tegangan geser tersebut akan menyebabkan terjadinya kehilangan
tenga selama pengaliran
Kehilangan energi yang terjadi akibat aliran melalu sambungan
dan percabangan standar adalah sebanding dengan kuadrat dari kecepatan aliran
𝑉²
dapat dirumuskan dengan : He = α
2𝑔
20
5.2 KRITIK DAN SARAN
Kami mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena kami hanya
manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca, serta kedepannya kami bisa memperbaiki dalam
menyusun makalah selanjutnya, maka dari itu saran dan kritik anda sangat
bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki kesalahan kami.
21
DAFTAR PUSTAKA
Angga .2016.” analisa kehilangan energi pada belokan pipa berangsur dan belokan
pipa 45”.
http://sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E1A114092_sitedi_SKripsi%20A
ngga.pdf (diakses 30 juni 2017)
22
LAMPIRAN
Gambar stopwatch
Gambar Stopwatch
24