Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah”KEHILANGAN
ENERGI DARI ALIRAN MELALUI SAMBUNGAN DAN PERCABANGAN DAN
TEOREMA BERNOULI “ dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih pada Bapak Ir.I Made Ardantha,MT. selaku Dosen mata kuliah Hidrolika
dan dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini .
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Pemadatan Tanah . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam paper ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Denpasar, 2 Juli 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………... i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………...... ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………..iii

1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………………………………. iii

1.2 RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………………… iii

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN ………………………………………………… ……………… iii


BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………………………. 1
2.1 TEOREMA BERNOULLI …………………………………………………………………. 1
2.2 KEHILANGAN TENAGA ALIRAN MELALUI PIPA ………………………………….. 1
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………………………………. 6
3.1 TEOREMA BERNOULLI ………………………………………………………………… 6
3.1.1 MAKSUD DAN TUJUAN …………………………………………………….......... 6
3.1.2 ALAT YANG DIGUNAKAN ………………………………………………………. 6
3.1.3 DASAR TEORI …………………………………………………...................……… 6
3.2 KEHILANGAN ENERGI DARI ALIRA MELALUI SAMBUNGAN DAN
PERCABANGAN ………………………………………………………………………….8
3.2.1 MAKSUD DAN TUJUAN ………………………………………………………….. 8
3.2.2 ALAT YANG DIGUNAKAN……………………………………………..………… 8
3.2.3 DASAR TEORI ……………………………………………………………………... 8
3.2.4 PROSEDUR PERCOBAAN …………………………………………………….….. 9
3.2.5 PROSEDUR PEMASANGAN ALAT ……………………………………………… 9
3.2.6 PROSEDUR PERCOBAAN ………………………………………………………... 10
BAB IV HASIL PENGAMATAN ……………………………………………………………… 11
4.1 HASIL PERCOBAAN BERNOULLI ……………………………………………………… 12
4.2 HASIL PERCOBAAN KEHILANGAN ENERGI ……………………………………… 13
BAB V PENUTUP ……………………………………………………………………………… 21
5.1 KESIMPULAN …………………………………………………………………………… 21
5.1 KRITIK DAN SARAN ……………………………………………………………………..22
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………. 23
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………………. 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Untuk mengalirkan suatu fluida dari tempat yang satu ke tempat yang lain
diperlukan suatu peralatan. Selain peralatan utama yang digunakan, ada bagian-bagian
yang tidak kalah penting dimana dalam bagian ini, sering terjadi peristiwa-peristiwa
yang dapat mengurangi efisiensi kerja yang diinginkan. Bagian dari peralatan ini dapat
berupa pipa-pipa yang dihubungkan. Dalam menggunakan pipa yang harus
diperhatikan adalah karakteristik dari fluida yang digunakan, misalnya: sifat korosi,
explosive, suhu dan tekanan. Apabila fluida dilewatkan ke dalam pipa maka akan
terjadi gesekan antara pipa dengan fluida tersebut. Besarnya gesekan yang terjadi
tergantung pada kecepatan, kekerasan pipa, diameter dan viskositas fluida yang
digunakan.
Bentuk-bentuk kerugian energi pada aliran fluida antara lain dijumpai pada aliran
dalam pipa. Dalam pembangunan power plant, membutuhkan desain atau pemetaan
pipa yang tepat sebagai jalur lewatnya fluida. Namun dalam perencanaan pipa sebagai
jalur perpindahan fluida bukanlah hal yang mudah, pasti akan dijumpai hambatan-
hambatan. Dengan adanya hambatan tersebut akan mengakibatkan adanya loses energi
(kehilangan energi). Pada belokan atau lengkungan kerugian energi aliran yang terjadi
lebih besar dibandingkan dengan pipa lurus, karena itu diperlukan analisa yang tepat
dalam perencanaan perpipaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


2.1.1 Bagaimana melakukan percobaan dari teorema bernouli?
2.1.2 Bagaimana melakukan percobaan kehilangan energi dari aliran melalui
sambungan dan percabangan ?

1.3MAKSUD DAN TUJUAN

3.1.1 Untuk Menyelidiki validitas persamaan Bernoulli pada aliran permanen


melalui pipa konvergen dan divergen (pipa venturi) .

3.1.2 Untuk Menunjukkan kehilangan energi dari aliran melalui sambungan dan
percabangan pada instalasi perpipaan.

iii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEOREMA BERNOULLI


Salah satu dari Asas Bernoulli yang tekenal adalah tekanan fluida ditempat yang
berkecepatan tinggi, lebih kecil daripada di tempat yang kecepatannya lebih rendah. Jadi
semakin besar kecepatan fluida dalam suatu pipa maka tekanannya makin kecil dan
sebaliknya makin kecil kecepatanfluida dalam suatu pipa maka semakin besar
tekanannya. Hukum in iditerapkan pada zat cair yang mengalir dengan kecepatan berbeda
dalamsuatu pipa. Prinsip ini pada dasarnya merupakan diferensiasi dari
persamaanBernoulli yang menyatakan bahwa energi pada suatu titik didalam suatu aliran
jumlahnya sama besar dengan jumlah energi di titik yang lain ada jalur aliran yang sama.
Sehingga pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut,dan sebaliknya, apabila terjadi penurunan pada
kecepatan fluida maka akanmenimbulkan peningkatan tekanan pada aliran fluida itu
sendiri.Persamaan Bernoulli banyak digunakan dalam menganalisis berbagai situasi
aliran
2.2 KEHILANGAN TENAGA ALIRAN MELALUI PIPA
kehilangan tenaga aliran melalui pipa adalah Pada zat cair yang mengalir didalam
bidang batas, misalnya pipa akan terjadi tegangan geser dan gradient kecepatan pada
seluruh medan aliran karena adanya kekentalan. Tegangan geser tersebut akan
menyebabkan terjadinya kehilangan tenga selama pengaliran.
a. Kehilangan Energi Akibat Kontraksi Tiba-Tiba
Kontraksi tiba-tiba dapat membuat tekanan turun karena kehilangan energi
akibat turbulensi dan meningkatnya kecepatan..
Perhitungan kehilangan energi dihitung dengan rumus dibawah
 V22 
hc  K c  
 2g 
Dimana kc = koefisien kontraksi yang tergantung dari d2/d1
Kerugian yang terjadi karena perubahan penampang pipa secara mendadak (kontraksi
tiba-tiba) mempunyai koefisien kerugian (KL) = hL/(V22/2g), adalah fungsi dari rasio
A2/A1. Nilai KL berubah secara gradual dari satu kondisi ekstrim dengan sisi masuk
bertepi tajam (A2/A1= 0 dengan KL = 0.50) sampai kondisi ekstrim lainnya tanpa adanya
perubahan luas (A2/A1= 1 dengan KL = 0)
b. Kehilangan Energi Akibat Ekspansi Tiba-Tiba
Skema hgl dan egl dari kehilangan energi akibat ekspansi dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:

1
Gambar 1. Skema HGL dan EGL dari kehilangan energi akibat ekspansi
(Sumber:http://cereference.com/sites/default/files/book-hydraulics/behavior-of-egl-and-hgl.gif)

Gambar 2. Skema HGL dan EGL dari kehilangan energi akibat ekspansi
(Sumber:http://cereference.com/sites/default/files/book-hydraulics/behavior-of-egl-and-hgl.gif)

Termasuk dalam kehilangan energi ini adalah pipa yag dihubungkan dengan reservoir.
Kehilangan energi terjadi pada ruas a dan b dimana garis aliran menempel di dinding
akibat terpisahnya garis aliran. Energi pulih kembali pada titik c karena aliran jet
melemah pada titik tersebut
Kehilangan energi dapat dihitung:

hE 
V1  V2 2
2g
atau
2
 A1  V12
hE  1  
 A2  2 g

c. Kehilangan Energi Akibat Tikungan (Belokan)


Belokan pada pipa menghasilkan kerugian head yang lebih besar dari pada
jika lurus. Kerugian-kerugian tersebut disebabkan daerah-daerah aliran yangterpisah
didekat sisi dalam belokan (khususnya jika belokan tajam) dan aliran sekunder yang
berpusar karena ketidak seimbangan gaya-gaya sentripetal akibat kelengkungan sumbu
pipa. Ada dua macam belokan pipa, yaitu belokan lengkung atau belokan patah (mitter
atau multipiece bend).

Kelokan atau lengkungan dalam pipa, senantiasa mengimbaskan atau menginduksikan


rerugi yang lebih besar dari pada rerugi gesekan Moody karena pemisahan aliran pada
dinding dan aliran sekunder yang berpusar yang timbul dari percepatan memusat. Rerugi
lubang masuk sangat tergantung pada geometri lubang masuk itu, dimana lubang masuk
lengkungan elbow yang ditumpulkan dengan baik mempunyai rerugi yang hampir bisa
diabaikan, dengan K hanya 0,05. Efek yang tidak diharapkan ini disebabkan oleh
2
pemisahan aliran total dalam pembaur bersudut besar, yang akan segera terlihat bila kita
mempelajari lapisan batas.
Kehilangan energi akibat tikungan diakibatkan meningkatnya tekanan pada bagian luar
pipa dan menurun pada bagian dalam pipa. Untuk mengembalikan tekanan dan kecepatan
pada bagian dalam pipa, menyebabkan terjadinya pemisahan aliran.

Kehilangan energi akibat tikungan bergantung pada jari-jari tikungan (r) dan diameter
pipa (d), yaitu :
v2
hB  k B
2g

Gambar 3. Kehilangan Energi akibat Tikungan


(Sumber: https://mekanikafluidatm.files.wordpress.com/2012/10/aliran-dalam-pipa1.jpg )

𝑉²
h=k
2𝑔

α 20° 40° 60° 80° 90°


k 0,04 0,14 0,36 0,74 0,98

d. Kehilangan Energi Akibat Katup (Valve) v2


Kehilangan energi akibat katup dihitung dengan : hV  KV
2g
Kehilangan tekanan yang terjadi pada sistem perpipaan atau saluran akan menghasilkan
dampak yang sama, baik oleh bagian lurus dari pipa ditambah dengan jumlah kesetaraan
panjang pipa utama dari kehilangan tekanan yang disebabkan oleh komponen sistem
perpipaan seperti klep, sambungan T, belokan dengan berbagai besaran sudut,
pembesaran dan pengecilan pipa, pintu masuk kedalam dan keluar dari tangki.
Jenis-jenis fitting diantaranya :
a. Contraction yaitu pipa yang mengalami pengurangan cross sectional areasecara
mendadak dari saluran dengan membentuk pinggiran yang tajam. Tekanan yang
melewatinya akan bertambah besar.
b. Enlargement, pipa yang mengalami penambahan cross sectional areasecara
mendadak dari saluran. Tekanan yang melewatinya akan semakin kecil.
c. Long bend, belokan panjang pada pipa dengan sudut yang melingkar dan cross
sectional area yang besar sehingga tekanannya kecil
d. Short bend, belokan pipa seperti long bend tetapi lebih pendek dan cross sectional
areayang lebih kecil sehingga tekanannya lebih besar.
e. Elbow bend, merupakan belokan pada pipa yang membentuk sudutsiku-siku (90º)
dengan cross sectional area yang sangat kecil sehingga akan menimbulkan tekanan yang
sangat besar. Sesuai standar yang ada di pasaran, elbow tersedia dalam ukuran

3
sudut 45º dan 90º dengan flangedserta ulir sesuai dengan kebutuhan yang akan
digunakan.

Gambar 1. Flanged elbow 90o

Gambar 2. Threaded tee


Penggunaan (Tee) dilakukan untuk mengalirkan aliran fluida
dua arah yang berbeda dalam satu siklus tertentu yang dipasang secara parallel
f. Entrance dan Exit

Entrance seringkali timbul pada saat perpindahan dari pipa menuju suatu reservoir.
Berdasarkan jenisnya, entrance dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu reestrant,
square-edge, dan well rounded.

Gambar 3.
Macam-macam entrance
Exit merupakan kebalikan dari entrance. Exit timbul
karena adanya perpindahan dari reservoir menuju ke suatu pipa, sama halnya denga
entrance, exit dibedakan menjadi 3 macam, diantaranya projecting, sharp edge, dan
rounded.

Proecting
Rounded Sharp edge

Gambar 4. Macam-macam exit

4
g. Pembesaran

Pembesaran (Expansion) dalam suatu perpipaan dapat dibedakan menjadi dua


macam, yaitu pembesaran mendadak atau terjadi secara tiba-tiba yang seringkali
disebut dengan sudden expansion, ataupun pembesaran / gradual expansion.

Sudden expansion
Gradual expansion
Gambar 5. Macam-macam expansion
h. Pengecilan

Pengecilan (Contraction) Sama halnya dengan ekspansion,


contraction juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sudden contraction
(pengecilan secara tiba-tiba), dan gradual contraction (pengecilan secara bertahap).

Sudden contraction
Gradual contraction
Gambar 6. Macam-macam contraction

5
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 TEOREMA BERNOULLI
3.1.1 MAKSUD DAN TUJUAN
Menyelidiki validitas persamaan Bernoulli pada aliran permanen melalui pipa
konvergen dan divergen (pipa venturi)

3.1.2 ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Hidraulic Bench
2. Venturi Meter
No. Pipa Venturi Diameter (mm) Piezometer
1 1 25,0 H1
2 2 13,9 H2
3 3 11,8 H3
4 4 10,7 H4
5 5 10,0 H5
6 6 25,0 H6

3. Piezo Meter
4. Stopwatch

3.1.3 DASAR TEORI


Persamaan Bernoulli merupakan salah satu persamaan penting
dalam hidrodinamika (mekanika fluida dan hidrolika). Persamaan tersebut sebagai
berikut :
P1 V12 P2 V2 2
  Z1    Z 2  C ............................(2.1)
 2g  2g
Dimana :
P = tekanan hidrostatis
V = kecepatan aliran
γ = berat jenis zat cair = 1000 kg/m3 atau 1 ton/m3
g = percepatan gravitasi bumi
Z = elevasi dari titik referensi tertentu
C = konstan (menunjukkan jumlah tinggi tekanan)

6
Dari persarnaan diatas dapat ditarik kesimpulan
1. Jika kecepatan turun maka tekanan akan naik
2. Tekanan merupakan fungsi kecepatan sehingga jumlah tinggi tekanan selalu
konstan
3. Jika tekanan P diketahui maka kecepatan dapat dihitung atau dengan kata lain
dengan menerapkan persamaan Bernoulli seseorang dapat menghitung
kecepatan dengan mengukur tekanan.
Marilah kita perhatikan aliran fluida melalui tabung venturi. Luas tampang lintang
dibagian hulu Al, dibagian tengah A5 dan pada tampang lintang ke n adalah An,
tinggi tekanan (P/γ) yang terjadi pada tabung-tabung Piezometer untuk masing-
masing tampang venturi tersebut dapat dinyatakan dengan h1, h5 dan hn.
Dengan menganggap tidak terjadi kehilangan energi sepanjang pipa dan jumlah
tinggi kecepatan dan tinggi tekanan adalah konstan untuk masing-masing tampang
lintang tersebut, maka persamaan bernoulli pada keadaan tersebut menjadi :
V12 V5 2 Vn 2
 h1   h5   hn  C ............................(2.2)
2g 2g 2g

Dengan V1, V5 an Vn adalah kecepatan aliran melalui tampang 1, 5 dan n.

Persamaan kontinuitas yang terjadi:


VI Al =V5 A5 = Vn An = Q............................................................(2-3)
Dengan Q = debit aliran

Dengan mensubstitusikan persamaan (2-3) ke persamaan (2-2) maka :


2
V 12 A5 V 52
  h1   h5 ..........................................................(2.4)
2g A1 2g

Sehingga harga Q teoritis didapatkan :


2 g (h1  h5)
Q5 = A5 ..................................................................(2.5)
A5
1
A1

7
Dalam praktek akan terjadi kehilangan energi antara tlampang 1 dan 5,juga aliran
pipa tidak benar-benar seragam pada tampang-tampang tersebut. Dengan demikian
debit yang terjadi akan sedikit lebih kecil dibandingkan dengan hasil hitungan
berdasarkan formula diatas.Oleh karena itu formula diatas perlu diberi koefisien C
yang besarnya berkisar antara 0,92 sampai 0,99 sebagai berikut :

2 g (h1  h5)
Q5 = C.A5 ..................................................................(2.6)
A5
1
A1
Untuk keperluan perbandingan hasil percobaan dengan hitungan maka (hn-hl) dapat
dinyatakan sebagai bagian dari tinggi kecepatan pada penyempitan sebagai berikut:

hn  h1 A5
2 2
A5
2
  ……………………………………………(2.7)
V5 A1 An
g

3.2 KEHILANGAN ENERGI DARI ALIRA MELALUI SAMBUNGAN DAN


PERCABANGAN

3.2.1 MAKSUD DAN TUJUAN


Menunjukkan kehilangan energi dari aliran melalui sambungan dan percabangan
pada instalasi perpipaan

3.2.2 ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Mayor Losses Apparatus
2. Stopwatch

3.2.3 DASAR TEORI


Kehilangan energi yang terjadi akibat aliran melalui sambungan dan percabangan
standar adalah sebanding dengan kuadrat dari kecepatan aliran sebagai berikut :
V2
he = α
2g
Dimana :

8
he = kehilangan energi
α = faktor sambungan/percabangan
V = kecepatan aliran

3.2.4 PROSEDUR PEMASANGAN ALAT BERNOULLI


a Pasang Bernoulli equation apparatus pada hidraulic bench dengan
dasarhorisontal.
b. Pasang pipa venturi dengan bagian pipa convergen yang bersudut 14°
searahaliran.
c. Pastikan bahwa pipa outflow berada diatas tangki pengumpul agar debit
alirandapat diukur.
d. Hubungkan bagian inlet apparatus dengan pensuplai air pada bench.
e. Tutup katup bench dan katup pengatur aliran pada apparatus dan nyalakan
pompa.
f. Buka katup bench untuk mengisi tabung pengamatan (venturi) dengan air.
g. Untuk mengalirkan udara dari manometer, tutup katup bench dan
katuppengontrol aliran pada ring dan buka sekrup pengalur udara dan
pindahkantutup katup udara.
h. Hubungkan selang dari katup udara ke tangki pengumpul. Buka katup benchdan
biarkan aliran melalui manometer untuk menekan semua keluar.
Kemudiankencangkan sekrup pengatur udara dan buka sebagian katup bench
dan katuppengatur aliran pada alat uji
i. Buka sekrup pengatur udara sedikit demi sedikit untuk membiarkan
udaramasuk ke bagian atas manometer. Kencangkan sekrup pada saat muka air
padamanometer mencapai tinggi yang dikehendaki.
j. Jika diperlukan, muka air pada manometer dapat diatur dengan
menggunakansekrup pengatur udara dan pompa tangan. Pada saat melakukan
pemompaansekrup pengatur udara harus dibuka dan setelah pemompaan
dilakukan ditutupkembali.

3.2.5 PROSEDUR PERCOBAAN BERNOULLI


a. Alirkan air dengan membuka katup pengatur debit dan katup hidraulic
benchselama beberapa saat untuk menghilangkan gelembung-gelembung udara
yangterdapat dalam venturimeter tersebut

9
b. Setelah gelembung udara benar-benar hilang dan aliran sudah cukup
stabil,lakukan pengukuran debit dan catat pembacaan tinggi muka air pada
masing-masing piezometer.
c. Perhatikan pembacaan h1 (tinggi muka air pada penampang bagian hulu)dan h5
(tinggi muka air pada penampang bagian tenggorok) pada piezometer, hitung
selisihnya (hl-h5).
d. Lakukan hal yang sama untuk berbagai variasi debit.
e. Hitunglah harga debit teoritis untuk masing-masing pengaliran dengan
menggunakan persamaan :

A5 2g (h1 - h5)
Q5 =
A5
2
A1
Dan bandingkan hasilnya dengan debit yang terukur
f. Gambarkan hubungan antara debit yang terukur (Q) vs koefisien debit (C)
g. Hitung harga (hn-h1) pada piezometer dengan menggunakan grafik

3.2.6 PROSEDUR PERCOBAAN KEHILANGAN ENERGI

1 Alirkan air ke dalam jaringan pipa pada rangkaian alat tersebut dengan
menyalakan pompa.
2. Biarkan hingga aliran stabil dan gelembung-gelembung udara hilang.
3. Perhatikan gambar skema Mayor Losses Apparatus
4. Tutup/buka katup-katup yang sesuai untuk mendapatkan aliran melalui
sambungan/percabangan yang dikehendaki.
5. Ukur debit aliran dengan menggunakan katup pengontrol aliran V6 (debit besar)
atau V5 (debit kecil).
6. Hubungkan sambungan/percabangan yang akan diukur kehilangan energinya
dengan manometer dan bukalah A dan B atau C dan D.
7. Lakukan pengukuran kehilangan energi dengan mengamati beda tinggi
manometer air masing-masing sambungan/percabangan.
8. Hitunglah besarnya koefisien/faktor sambungan percabangan dengan
menggunakan persamaan diatas.

10
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 HASIL PERCOBAAN BERNOULLI
Percobaan 1

Volume Waktu Qactual Qteoritis C=


H1 H5 H1-H5
No Qact/Qteo
(m3) (detik) (m3/dt) (mm) (mm) (mm) (m3/dt)
(mm)
1 0,002 32,93 0.00006 162 95 67 218,162 0.000028
2 0,003 22,84 0.000131 225 45 180 366,898 0.000036
3 0,006 44,83 0.000133 228 25 203 390,290 0.000034
4 0,003 22,46 0.000133 146 109 37 156,499 0.000085
5 0,004 29,05 0.000137 255 15 240 425,228 0.000032
6 0,002 13,73 0.000145 256 25 231 416,999 0.000035
7 0,005 11,44 0.000437 200 65 135 316,165 0.000014
8
9
10

GRAFIK BERNOULLI

11
Qactual (m3/dt)
0.0005
0.00045
0.0004
(Qactual(m3/dt)
0.00035
0.0003
0.00025
0.0002
Qactual (m3/dt)
0.00015
0.0001
0.00005
0
1 2 3 4 5 6 7
(Urutan pengamatan)

C = Qact/Qteo
0.00009
0.00008
0.00007
(Qactual(m3/dt)

0.00006
0.00005
0.00004
C = Qact/Qteo
0.00003
0.00002
0.00001
0
1 2 3 4 5 6 7
(Urutan Pengamatan)

Vertikal adalah Y , dan Horizontal adalah X.

12
4.2 HASIL PERCOBAAN KEHILANGAN ENERGI
Tabel III-1 Percobaan 1

Volume = 0,002 m³
Waktu (t) = 14,10 dt
0,000141m³/d
Q = t
Jenis Diameter Kecepatan V²/2g Δh α
Sambungan Pipa
(m) (m/dt) (m) (mm) (°)
Pembesaran
(Enlargement
) 0,0254 0,27865 0,003957 0,1 25,26858
1 ke 2

Pengecilan
(constraction) 0,01905 0,49647 0,01256 0,11 8,75599
3 ke 4

Long 0,01905 0,49647 0,01256 0,15 37,90287


5 ke 6

Short 0,01905 0,49647 0,01256 0,03 7,58057


7 ke 8

Elbow 0,01905 0,49647 0,01256 0,15 37,90287


9 ke 10

Mitre 0,01905 0,49647 0,01256 0,37 93,493749


11 ke 12

GRAFIK PERCOBAAN 1
70000
60000
Qactual (m3/dt)

50000
40000
30000 α
20000
10000
0
1 2 3 4 5 6
Urutan Pengamatan

13
Tabel III-2 Percobaan 2

Volume = 0,003 m³
Waktu (t) = 17,05 dt
0,000175m³/d
Q = t
Jenis Diameter Kecepatan V²/2g Δh α
Sambungan Pipa
(m) (m/dt) (m) (mm) (°)
Pembesaran
(Enlargement
) 0,0254 0,34584 0,006096 0,05 8,20197
1 ke 2

Pengecilan
(constraction) 0,01905 0,61619 0,01935 0,13 6,71758
3 ke 4

Long 0,01905 0,61619 0,01935 0,04 2,06694


5 ke 6

Short 0,01905 0,61619 0,01935 0,04 2,06694


7 ke 8

Elbow 0,01905 0,61619 0,01935 0,14 7,23432


9 ke 10

Mitre 0,01905 0,61619 0,01935 0,24 12,40169


11 ke 12

GRAFIK PERCOBAAN 2
70000
60000
50000
40000
Qactual (m3/dt

30000 α
20000
10000
0
1 2 3 4 5 6
Urutan Pengamatan

14
Tabel III-3 Percobaan 3

Volume = 0,002 m³
Waktu (t) = 38,55 dt
Q = 0,0000518 m³/dt
Jenis Diameter Kecepatan V²/2g Δh α
Sambungan Pipa
(m) (m/dt) (m) (mm) (°)
Pembesaran
(Enlargement) 0,0254 0,10237 0,00053 0,01 18,72205
1 ke 2

Pengecilan
(constraction) 0,01905 0,18239 0,00169 0,04 23,59157
3 ke 4

Long 0,01905 0,18239 0,00169 0,02 11,79578


5 ke 6

Short 0,01905 0,18239 0,00169 0,01 5,89789


7 ke 8

Elbow 0,01905 0,18239 0,00169 0,07 41,28525


9 ke 10

Mitre 0,01905 0,18239 0,00169 0,11 64,87683


11 ke 12

GRAFIK PERCOBAAN 3
70000
60000
50000
Qactual (m3/dt

40000
α
30000
20000
10000
0
1 2 3 4 5 6
Urutan Pengamatan

15
Tabel III-4 Percobaan 4

Volume = 0,002 m³
Waktu (t) = 19,09 dt
Q = 0,0000104 m³/dt
Jenis Diameter Kecepatan V²/2g Δh α
Sambungan Pipa
(m) (m/dt) (m) (mm) (°)
Pembesaran
(Enlargement) 0,0254 0,20553 0,00215 0,04 18,57954
1 ke 2

Pengecilan
(constraction) 0,01905 0,37192 0,00070 0,012 17,06705
3 ke 4

Long 0,01905 0,37192 0,00070 0,09 12,80028


5 ke 6

Short 0,01905 0,37192 0,00070 0,04 5,68901


7 ke 8

Elbow 0,01905 0,37192 0,00070 0,13 18,48930


9 ke 10

Mitre 0,01905 0,37192 0,00070 0,25 35,55631


11 ke 12

GRAFIK PERCOBAAN 4
70000
60000
Qactual (m3/dt)

50000
40000
30000 α
20000
10000
0
1 2 3 4 5 6
Urutan Pengamatan

16
Tabel III-5 Percobaan 5

Volume = 0,003 m³
Waktu (t) = 15,03 dt
Q = 0,0000199 m³/dt
Jenis Diameter Kecepatan V²/2g Δh α
Sambungan Pipa
(m) (m/dt) (m) (mm) (°)
Pembesaran

(Enlargement) 0,0254 0,000506 0,39328 0,11 13,95448


1 ke 2

Pengecilan
30007,0588
(constraction) 0,01905 0,01331 0,0000086 0,26 2
3 ke 4

Long 0,01905 0,01331 0,0000086 0,08 9232,94117


5 ke 6

13849,4117
Short 0,01905 0,01331 0,0000086 0,12 6
7 ke 8

35777,6470
Elbow 0,01905 0,01331 0,0000086 0,31 6
9 ke 10

61168,2352
Mitre 0,01905 0,01331 0,0000086 0,53 9
11 ke 12

GRAFIK PERCOBAAN 5
70000
60000
50000
Qactua

40000
30000 α
20000
10000
0
1 2 3 4 5 6
Urutan Pengamatan

17
Tabel III-6 Percobaan 6

Volume = 0,003 m³
Waktu (t) = 17,03 dt
Q = 0,0000175 m³/dt
Jenis Diameter Kecepatan V²/2g Δh α

Sambungan Pipa
(m) (m/dt) (m) (mm) (°)
Pembesaran
(Enlargement 0,00000004
) 0,0254 6925,92592 2444875,12 0,12 9
1 ke 2

Pengecilan
0,00000013
(constraction) 0,01905 6925,92592 2444875,12 0,33 4
3 ke 4

0,00000004
Long 0,01905 6925,92592 2444875,12 0,10 0
5 ke 6

0,00000006
Short 0,01905 6925,92592 2444875,12 0,15 1
7 ke 8

0,00000015
Elbow 0,01905 6925,92592 2444875,12 0,38 5
9 ke 10

0,00000026
Mitre 0,01905 6925,92592 2444875,12 0,65 5
11 ke 12

GRAFIK PERCOBAAN 6
0.00002
Qactual (m3/dt

0.000015

0.00001 α

0.000005

0
1 2 3 4 5 6
Urutan Pengamatan

18
Tabel III-7 Percobaan 7

Volume = 0,005 m³
Waktu (t) = 22,17 dt
Q = 0,0000225 m³/dt
Jenis Diameter Kecepatan V²/2g Δh α
Sambungan Pipa
(m) (m/dt) (m) (mm) (°)
Pembesaran
(Enlargement) 0,0254 0,44466 0,01007 0,14 13,89237
1 ke 2

Pengecilan
(constraction) 0,01905 0,79225 0,03199 0,40 12,50358
3 ke 4

Long 0,01905 0,79225 0,03199 0,12 3,75107


5 ke 6

Short 0,01905 0,79225 0,03199 0,17 5,31402


7 ke 8

Elbow 0,01905 0,79225 0,03199 0,45 14,06657


9 ke 10

Mitre 0,01905 0,79225 0,03199 0,79 4,13210


11 ke 12

GRAFIK PERCOBAAN 7
16
14
Qactual (m3/dt

12
10
8 α
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6
Urutan Pngamatan

19
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan untuk saluran licin dan kasar dibuat kesimpulan terhadap
hasil percobaan, kemudian dibuatkan grafik hubungan antara debit terukur ( Qact
) dengan koefisien debit (C).

Dari hasil pengamatan untuk Losses in Bends dibuat kesimpulan terhadap hasil
percobaan, kemudian dibuatkan grafik hubungan antara debit aliran (Q) dengan
faktor sambungan / percabangan ( α )

teorema bernouli Salah satu dari Asas Bernoulli yang tekenal adalah tekanan fluida
ditempat yang berkecepatan tinggi lebih kecil daripada di tempat yang
kecepatannya lebih rendah. Jadi semakin besar kecepatan fluida dalam suatu pipa
maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya makin kecil kecepatanfluida dalam
suatu pipa maka semakin besar tekanannya. Hukum in iditerapkan pada zat cair
yang mengalir dengan kecepatan berbeda dalamsuatu pipa. Prinsip ini pada
dasarnya merupakan diferensiasi dari persamaanBernoulli yang menyatakan bahwa
energi pada suatu titik didalam suatu aliran jumlahnya sama besar dengan jumlah
energi di titik yang lain ada jalur aliran yang sama.

kehilangan tenaga aliran melalui pipa kehilangan tenaga aliran melalui pipa adalah
Pada zat cair yang mengalir didalam bidang batas, misalnya pipa akan terjadi
tegangan geser dan gradient kecepatan pada seluruh medan aliran karena adanya
kekentalan. Tegangan geser tersebut akan menyebabkan terjadinya kehilangan
tenga selama pengaliran
Kehilangan energi yang terjadi akibat aliran melalu sambungan
dan percabangan standar adalah sebanding dengan kuadrat dari kecepatan aliran
𝑉²
dapat dirumuskan dengan : He = α
2𝑔

Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa Semakin banyak percabangan


pada instalasi pipa maka semakin besar energi yang hilang.( Percobaan kehilangan
energi dari aliran melalui
sambungan dan percabangan)

20
5.2 KRITIK DAN SARAN

Kami mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena kami hanya
manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca, serta kedepannya kami bisa memperbaiki dalam
menyusun makalah selanjutnya, maka dari itu saran dan kritik anda sangat
bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki kesalahan kami.

21
DAFTAR PUSTAKA

Angga .2016.” analisa kehilangan energi pada belokan pipa berangsur dan belokan
pipa 45”.
http://sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/E1A114092_sitedi_SKripsi%20A
ngga.pdf (diakses 30 juni 2017)

Ashparibi. 2017.” teorema Bernoulli ( bernoulli’s theorem demonstration )”.


https://www.scribd.com/document/336635783/1-Teorema-Bernoulli-
Jilid (diakses 30 juni 2017)

22
LAMPIRAN

Gambar stopwatch

Gambar alat yang digunakan dalam percobaan Bernouli

Gambar 2.1 Keadaan Ideal pada venturimeter


23
Kehilangan Energi Dari Aliran MelaluiSambungan Dan Percabangan

Alat Yang Digunakan:

Gambar Stopwatch

Gambar Kehilangan Energi Dari Aliran Melalui Sambungan Dan Percabangan

24

Anda mungkin juga menyukai