Anda di halaman 1dari 3

Landasan teori

Stringing adalah pekerjaan pemasangan kondutor saluran udara tegangan


tinggi/ekstra tinggi baik untuk kawat penghantar fasa maupun kawat tanah. Ini
merupakan tahap akhir dari seluruh kegiatan pembangunan SUTT/SUTET.
Prosedur stringing terdiri dar tahapan – tahapan sebagai berikut :
- Persiapan pelaksanaan.
- Pekerjaan persiapan.
- Penempatan dan pemasangan peralatan stringing.
- Pelaksanaan penarikan kawat.
- Sagging dan clipping in.
- Pemasangn jumper (jumpering).
- Pemasanngan asesoris.
Secara umum metode stringing yang digunakan adalah “Metode Tegang” (Tension
Method), dimana kawat penghantar dipertahankan pada kondisi tegang selama
proses stringing berlangsung. Beberapa hal perlu diperhatikan yaitu:
 Konduktor dijaga dari gesekan langsung dan terus menerus dengan tanah.
 Konduktor harus bebas dan terlindung dari kemungkinan bersentuhan
dengan bagian sistem instalasi lainnya yang dalam keadaan bertegangan.
 Rintangan lainnya,seperti rintangan terhadap pandangan dll.

1. Peralatan Stringing dan Alat Pelindung Diri (APD)


Peralatan kerja penarikan konduktor antara lain :
- Engine winch (mesin penarik)
- Tensioner (mesin penegang)
- Montage roll untuk konduktor
- Montage roll untuk GSW
- Mesin press (Hydraulic pressure machine)
- Come along (termasuk lidah come along)
- Hand wind (BV)
- Tirfor 2 ton, 3 ton (sesuai beban yang akan ditarik)
- Kunci, obeng, tang
- Tambang
- Keranjang peralatan kerja (tools bag)
- Lever hoist (tackle rantai)
- Anchor sackle (begel)
- Tangga aspan
- Snatch block
- Seling bantu (untuk mencantolkan peralatan)
- Screw anchor
- Seling untuk skur
- Joint protector
- Gunting konduktor untuk memotong dan menyambung konduktor.
- Drum jack (drum stand) untuk menempatkan konduktor dalam gulungan
(haspel)
- Kaki tiga (sebagai pengganti crane)
- Mini engine winch
- Handy talky
- Swivel
- Scaffolding.
Peralatan safety sebagai alat pelindung diri, antara lain :
o Helmet
o Sarung tangan
o Sepatu kerja/sepatu panjat
o Sabuk pengaman (safety belt)
o Kaca mata (bila diperlukan)

2. Peraturan Keselamatan
Peraturan Keselamatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan unsur utama dan harus menjadi
perhatian yang serius dalam melaksanakan pemasangan konduktor SUTT / SUTET.
Hal ini mengingat bahwa :
- Pekerjaan pemasangan konduktor merupakan pekerjaan yang dilaksanakan di
ketinggian tertentu
- Dalam bekerja di ketinggian mengalami keterbatasan tempat bergerak dan
berpijak.
- Dimungkinkan untuk melaksanakan pemasangan konduktor sirkit kedua
dimana sirkit pertama telah beroperasi (hot line stringing conductors)
- Lokasi SUTT / SUTET dimungkinkan untuk melalui kawasan padat penghuni
dan karena nampak asing bagi masyarakat, maka menimbulkan minat
masyarakat untuk melihat pelaksanaan pemasangan konduktor tersebut.
Uraian diatas menunjukkan bahwa pekerjaan pemasangan konduktor di SUTT dan
SUTET merupakan pekerjaan yang beresiko cukup tinggi.
Oleh karena itu faktor keamanan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan
penarikan konduktor harus ditangani dengan sangat serius. Lengah sedikit, cacat
atau nyawalah taruhannya.
Saat ini K3 sudah dikembangkan dan dilaksanakan dengan lebih baik di lingkungan
PLN. Bahkan pelaksanaan K3 merupakan bagian dari Kontrak Kinerja setiap unit
PLN.
Dalam melaksanakan K3 harus memperhatikan aturan tertulis seperti :
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku :
- UU No. Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
- Peraturan Pemerintah No 04 tahun 1996 tentang SMK3.
- UU No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan.
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan antara lain SNI
Peraturan internal PLN :
- Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 090.K/DIR/2005 tentang
Pedoman Keselamatan Instalasi di lingkungan PT PLN (Persero),
- Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 091.K/DIR/2005 tentang
Pedoman Keselamatan Umum di Lingkungan PT PLN (Persero)
- Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 092.K/DIR/2005 tentang
Keselamatan Kerja di Lingkungan PT PLN (Persero)

Sumber :
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Anda mungkin juga menyukai