Disusun oleh :
Tc J Adriandra E (0115101401)
Kelas : D
UNIVERSITAS WIDYATAMA
email: kemahasiswaan@widyatama.ac.id
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan kuasaNya-lah kami
bisa menyelesaikan makalah Auditing II ini, yakni berupa makalah dengan judul “Sampling Audit
Untuk Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi”.
Dalam penyusunan makalah ini kami mengalami berbagai hambatan, namun hambatan itu
bisa kami lalui karena pertolongan Allah dan berbagai pihak lainnya. Oleh karena itu, kami ucapkan
terima kasih kepada segala pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih dari jauh dari sempurna, baik materi
maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan
rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Wassalamualaikum Wr.wb
Penyusun
BAB 1 PENDAHULUAN
Seorang auditor dalam menentukan sampling audit dari suatu populasi haruslah bersifat
representative. Apabila seorang auditor tidak mampu memutuskan item-item mana saja yang akan
menjadi sampling, akan sangat berpengaruh terhadap evaluasi akhir. Untuk itulah, seorang auditor
harus memikirkan, metode manakah yang tepat dalam penetapan sampling.
Metode yang dapat dilakukan seorang auditor ada dua. Yaitu statistik dan non statistik. Dari
masing-masing setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dan dalam hal ini, diperlukan
insting bagi seorang auditor professional.
Demi tercapainya sampling yang representatif, perlu ditelaah mengapa dan bagaimana
penerapan dari masing-masing metode tersebut. Dan sangat dibutuhkan perhatian lebih dalam
penetapan sampling karena akan berpengaruh terhadap hasil evaluasi terakhir.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengidentefikasi masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan sampling representatif ?
2. Bagaimana membedakan antara sampling statistik dan nonstatistik serta antara pemilihan
sampel probabilistik dan nonprobabilistik ?
3. Bagaimana cara memilih sampel yang representatif ?
4. Apa yang dimaksud dengan sampling audit untuk tingkat pengecualian ?
5. Bagaimana menggunakan sampling nonstatistik dalam pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi ?
6. Apa yang dimaksud sampling atribut dan distribusi sampling ?
7. Bagaimana menggunakan sampling atribut dalam pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi
1.3 Tujuan dan Manfaat
A. Tujuan dibuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pemeriksaan akuntansi ii. Selain
itu makalah ini bertujuan untuk membandingkan antara metode sampling statistik dengan metode
sampling nonstatistik. Membandingkan dalam arti tidak mengatakan metode itu baik atau tidak baik,
tapi dijadikan sebagai pedoman bagi para pembaca jika ingin menentukan sampling mana yang
bersifat representatif dan menjawab rumusan masalah.
B. Manfaat makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara : menentukan, langkah-
langkah serta metode yang dapat digunakan dalam menentukan sampling yang representatif
BAB 2 PEMBAHASAN
g. Menetapkan resiko yang dapat diterima atas penilaian resiko pengendalian yang terlalu rendah.
Setiap kali mengambil sampel, auditor menghadapi resiko menarik kesimpulan yang salah
mengenai populasi. Hal ini berlaku baik untuk smapling statistik maupun nonstatistik (kecuali
100% populasi diuji. Untuk sampling audit, dalam pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi, resiko tersebut disebut sebagai resiko yang dapat diterima atas penilaian
resiko pengendalian yang terlalu rendah (acceptable risk of assessing control risk (aracr) too low.
h. Mengestimasi tingkat pengecualian populasi
Auditor harus terrlebih dahulu membuat estimasi tingkat pengecualian populasi untuk
merencanakan ukuran sampel yang sesuai. Jika estimasi tingkat pengecualian populasi (estimated
population exception rate/eper) rendah, ukuran sampel yang relative kecil akan memenihi tingkat
pengecualian yang dapatditoleransi (ter) auditor, karena hanya diperlukan lebis sedikit estimasi
yang tepat
i. Menentukan ukuran sampel awal
Ada empat factor yang menentukan ukuran sampel awal bagi sampling audit ukuran populasi, ter,
aracr, dan eper. Ukuran populasi bukan merupakan factor yang signifikan dan umumnya dapat
diabaikan, terutama untuk populasi yang besar. Auditor yang menggunakan sampling nonstatistik
akan menentukan ukuran sampel dengan menggunakan pertimbangan professionalnya dan bukan
menggunakan rumus statistik. Setelah ketiga factor utama yang mempengaruhi ukuran sampel
ditentukan, auditor dapat memutuskan ukuran sampel awal.
Hal ini disebut sebagai ukuran sampel awal karena pengecualian sampel actual harus
dievaluasi sebelum auditor dapat memutuskan apakah sampel cukup besar untuk mencapai tujuan
pengujian
Tahap II : memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit
a. Memilih sampel
Setelah menentukan ukuran sampel awal bagi aplikasi sampling audit, auditor harus memilih item-
item dalam populasi untukmemasukkan sampel. Auditor dapat memilih sampel dengan menggunakan
metode probabilistik atau nonprobabilstik yang telah dibahas . Untuk meminimalkan kemungkinan
klien mengubah item-item sampel yang dipilih. Auditor juga harus mengendalikan sampel setelah
klien menyediakan dokumen. Beberapa item sampel tambahan dapat saja dipilih sebagai cadangan
untuk mengganti setiap item yang masih kosong dalam sampel awal
b. Melaksanakan prosedur audit
Auditor melaksanakan prosedur audit dengan memeriksa setiap item dalam sampel untuk
menentukan apakah sampel tersebut konsisten dengan definisi atribut dan dengan mempertahankan
catatan mengenai semua pengecualian yang ditemukan. Jika prosedur audit untuk aplikasi sampling
telah selesai, auditor akan memiliki ukuran sampel dan jumlah pengecualian untuk setiap atribut.
Tahap iii : mengevaluasi hasil
Tingkat pengecualian sampel (sample exception rate =ser) dapat dengan mudah dihitung dari
hasilsampel actual. Ser sama sama dengan jumlah actual pengecualian dibagi dengan ukuran sampel
actual. Jadi, salah jika auditor menyimpulkan bahwa tingkat pengecualian populasi adalah tepat sama
seperti tingkat pengecualian sampel. Karena hanya ada peluang yang kecil hal itu akan identik.
Menurut metode nonstatistik, auditor menggunakan dua cara untuk menggeneralisasikan dari sampel
kepopulasi, yaitu :
1. Menambah estimasi kesalahan sampling ke ser guna mencapai tingkat pengecualian atas yang
dihitung (cuer) bagi aracr tertentu.
2. Mengurangi tingkat pengecualian sampel (ser) dari tingkat pengecualian yang dapat
ditoleransi (ter), untuk menemukan kesalahan sampling yang dihitung (ter-ser) dan
mengevaluasi apakah hal tersebut cukup besar untuk menyimpulkan bahwa tingkat
pengecualian populasi yang sebenarnya dapat diterima.
b. Menganalisis pengecualian
Selain menentukan ser bagi setiap atribut dan mengevaluasi apakah tingkat pengecualian yang
sebenarnya (tetapi tidak diketahui) mungkin melampaui tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi
(ter), auditor juga harus menganalisis pengecualian individual untuk menentukan kelemahan
pengendalian internal yang memungkinkan hal tersebut terjadi. Pengecualian dapat disebabkan oleh
banyak factor . Sifat pengecualian dan penyebabnya memiliki dampak yang signifikan terhadap
evaluasi system secara kualitatif.
c. Memutuskan akseptabilitas populasi
Jika auditor menyimpulkan bahwa ter-ser terlalu kecil untuk menyimpulkan bahwa populasi dapat
diterima, atau jika ser melampaui ter, auditor harus mengikuti salah satu dari empat langkah berikut :
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi kami, ada beberapa point penting yang dapat kami simpulkan. Yaitu :
a. Sampel Representatif adalah sampel yang mampu mewakili keadaan populasi
b. Dalam Pemilihan sampel Probabilistik, bisa menggunakan metode statistik dan nonstatistik
c. Tetapi jarang dapat diterima mengevaluasi sampel nonprobabilistik jika menggunakan
metode statistik
d. Ketika memilih ukuran sampel awal, auditor sangat tergantung pada TER dan ARACR
(memerlukan tingkat pertimbangan profesional yang tinggi) dan APER (memerlukan
estimasi yang cermat)
DAFTAR PUSTAKA
A. Arens, Alvin.2008.Auditing dan Jasa Assurance edisi kedua belas.Jakarta.Penerbit Erlangga