PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya kemampuan Hubungan Sosial berkembang sesuai dengan proses tumbuh
kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut untuk mengembangkan
hubungan sosial yang positif. Setiap tugas perkembangan sepanjang daur kehidupan
diharapkan dilalui dengan sukses, kemampuan berperan serta dalam proses hubungan
diawali dengan kemampuan tergantung pada masa bayi dan berkembang pada masa remaja
dan dilanjutkan dengan kemampuan saling tergantung pada masa dewasa.
Klien yang mengalami gangguan dalam interaksi sosial tidak mau terlibat dalam aktivitas
sosial dan cenderung untuk menarik diri. Klien yang menarik diri kehilangan kontak dengan
dunia luar dan berisiko untuk bunuh diri. Perawatan di rumah sakit diperlukan bila ada
resiko bunuh diri. Asuhan keperawatan pada klien ini untuk melindungi dan menjamin agar
klien tidak mencelakakan diri sendiri.
Pada klien dengan menarik diri diperlukan rangsangan/ stimulus yang adequat untuk
memulihkan keadaan yang stabil. Stimulus yang positif dan terus menerus dapat dilakukan
oleh perawat. Apabila stimulus tidak dilakukan / diberikan kepada klien tetap menarik diri
yang akhirnya dapat mengalami halusinasi, kebersihan diri kurang dan kegiatan hidup sehari
–hari kurang adequat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, peserta diharapkan mampu
memahami tentangperan keluarga pada penderita gangguan jiwa dengan isolasi sosial.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, peserta diharapkan mampu :
1. Keluarga dapat mengetahui Pengertian Menarik Diri
2. Keluarga dapat Menyebutkan Penyebab Menarik Diri
3. Keluarga dapat Menyebutkan Gejala Menarik Diri
4. Keluarga dapat mengetahui bagaimana Cara Penyelesaian Masalah Menarik Diri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian
Isolasi social adalah suatu keadaan pasien yang mengalami ketidakmampuan
untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan.
isolasi social adalah Suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi
dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak
mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau kegagalan. Ia
mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang
dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup
membagi pengamatan dengan orang lain. (Balitbang, dalam Fitria, 2010, hlm. 29)
menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain, menghindari hubungan dengan orang lain ( surya dineja : 2011 : 123)
b. Penyebab
Faktor predisposisi
Faktor presipitasi
Menurut Stuart (2007, hlm. 280) faktor presipitasi atau stresor pencetus pada
umumnya mencakup peristiwa kehidupan yang menimbulkan stres seperti kehilangan,
yang memenuhi kemampuan individu berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan
ansietas. Faktor pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu sebagai berikut:
d. Rentang Respon
Berdasarkan bagan diatas respon sosial pada pasien dengan isolasi sosial dibagi
menjadi respon adaptif dan respon maladaptif :
Respon Adaptif
Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial
dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Menurut Fitria (2009, hlm. 32) yang
termasuk respon adaptif adalah sebagai berikut:
Respon Maladaptif
Respon yang diberikan individu menyimpang dari norma sosial. Yang termasuk
kedalam rentang respon maladaptif adalah sebagai berikut:
a) Menarik Diri
Seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka
dengan orang lain.
b) Ketergantungan
Seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga tergantung
dengan orang lain.
c) Manipulasi
Seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu sehingga tidak
dapat menerima hubungan sosial secara mendalam.
d) Curiga
Seseorang gagal dalam mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.
e. Tindakan
Peran serta keluarga dalam merawat klien isolasi sosial
Keluarga Penting Artinya dalam perawatan dan penyembuhan pasien,keluarga
pember perawatan utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan mengoptimalkan
ketenangan jiwa bagi pasien.
Tujuan Perawatan adalah :
1. Meningkatkan Kemandirian Pasien
2. Pengoptimalan peran dalam masyarakat
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
4. Perawatan Dirumah Yang Dapat Dilakukan Oleh Keluarga
5. Memenuhi kebutuhan sehari-hari
6. Bantu dan perhatikan pemenuhan kebutuhan makan, minum,
kebersihan diri dan penampilan
7. Latih dan libatkan klien dalam kegiatan sehari-hari (cuci pakaian, setrika,
menyapu, dll)
8. Bantu komunikasi dengan teratur
9. Bicara jelas dan singkat
10. Kontak / bicara secara teratur
11. Pertahankan tatap mata secara teratur
12. Lakukan sentuhan yang akrab
13. Sabar, lembut, tidak terburu-buru
14. Hindari kecemasan pada klien
15. Libatkan dalam Kelompok
16. Beri kesempatan untuk menonton TV, mendengarkan music, membaca
buku, dll
17. Sediakan peralatan pribadi seperti tempat tidur, almari, dll
18. Pertemuan keluarga secara teratur
Penatalaksanaan
I. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis untuk pasien dengan gangguan jiwa dibagi berdasarkan dua metode,
yaitu sebagai berikut
a. Metode Biologik
Metode biologik yang digunakan pada pasien dengan isolasi sosial adalah sebagai berikut:
Terapi Psikofarmaka
b. Metode Psikososial
Menurut Hawari (2006, hlm. 105-111) ada beberapa terapi untuk pasien skizofrenia, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Psikoterapi
2. Terapi Psikososial
3. Terapi Psikoreligius
BAB III
KEGIATAN PENYULUHAN
A. Pelaksanaan kegiatan
1. Tujuan instructional umun (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga klien dapat
berinteraksi dengan orang lain secara optimal.
3. Topik
Peran keluarga terhadap pasien dengan gangguan jiwa isolasi sosial
4. Sasaran
Peserta penyuluhan terdiri dari pengunjung poli di Rumah Sakit Ernaldi Bahar.
5. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
6. Media
Media : leaflet dan poster
Sumber bahan
7. Waktu dan tempat
Hari/tanggal : senin/ 26-3-2018
Pukul : 08.00 s/d
Tempat : Poli RS Elnaldi Bahar
8. Setting tempat
mahasiswa
: Mahasiswa
: pengunjung/keluarga pasien
9. Orgamisasi
a. Penyuluhan :
b. Moderator :
c. Fasilitator :
d. Observasi :
f. Dokumentasi :
b. Kegiatan penyuluhan
DAFTAR PUSTAKA