4 21 1 PB PDF
4 21 1 PB PDF
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian uji daya larut Kalsium Oksalat dalam infus daun alpukat
(Persia americana Mill). Perendaman 100 mg Kalsium Oksalat dalam larutan 10% infusa
daun alpukat dilakukan selama 7 hari berturut-turut. Dan dilakukan penghitungan kadar
kalsium terlarut dengan metoda kompleksometri dengan titrasi kembali menggunakan Na2
EDTA berlebih. Hasil penelitian menunjukkan infusa daun alpukat dapat melarutkan
kalsium oksalat dan terlihat adanya peningkatan kadar kalsium oksalat terlarut dengan variasi
waktu.
Ditimbang 36,46 gram HCl dilarutkan dan dibiarkan etanol menguap sampai
Ditimbang 160,04 gram NaOH dilarutkan ditambahkan 2-3 tetes HCl pekat dan
Di dalam beker glass 200 ml larutan CaCl2 Pembuatan infusa daun alpukat 10%
0,5 M ditambahkan dengan larutan 200 ml Ditimbang 10 gram daun alpukat. Dirajang
C2O4 0,5 M sehingga terbentuk endapan halus, lalu dimasukkan ke dalam panci
dengan menggunakan kertas saring Whatman Dipanaskan di atas penangas air selama
no. 42, filtrat dibuang dan endapan Kalsium 15 menit terhitung setelah suhu mencapai
Oksalat dipanaskan di oven pada suhu 105°C 90° C sambil sesekali diaduk. Diserkai selagi
sampai kering sehingga berbentuk padat panas dengan menggunakan kain flanel,
dalam lumpang dan diayak dengan ayakan Penentuan kadar logam Kalsium yang
Untuk menentukan bagian daun mana yang 1. Perhitungan kadar logam polivalen
positif lebih banyak mengandung flavonoid yang dianggap sebagai Kalsium dalam
serbuk kalsium oksalat diayak agar besar mengandung flavonoid (Sjahid, 2008). Hasil
partikel serbuk seragam dan kelarutannya yang didapat bahwa daun yang terletak di
dalam infusa daun alpukat merata. bagian pucuk negatif mengandung flavonoid
Daun alpukat yang diuji adalah daun sesuai karena pucuk merupakan bagian daun
yang terletak pada bagian pucuk, daun yang yang muda.
terletak di tengah antara pucuk dan pangkal, Pada daun yang muda proses
dan daun yang terletak dipangkal ranting. fotosintesis belum bekerja secara optimal hal
Daun yang terletak pada pucuk merupakan itu ditunjukkan dengan warna daun yang
daun yang muda, warnanya kemerahan hijau muda. Sedangkan pada daun bagian
sampai hijau muda dan tekstur daunnya tengah dan pangkal ranting positif
cenderung lebih licin dan tipis. mengandung flavonoid karena daun
Daun yang terletak di tengah antara berwarna hijau tua sehingga proses
bagian bawah pucuk dan atas pangkal ranting fotosintesis telah bekerja secara optimal. Jadi
merupakan daun yang tidak terlalu muda dan daun alpukat yang digunakan pada penelitian
tidak terlalu tua, warnanya hijau tua, dan ini adalah daun yang terletak di bagian tengah
daunnya lebih tebal. Daun yang terletak pada dan pangkal ranting.
pangkal ranting merupakan daun yang Uji daya larut Kalsium Oksalat dari
mempunyai warna hijau tua dan sering infusa daun alpukat menggunakan titrasi
terdapat bercak-bercak kekuningan yang kompleksometri dengan cara titrasi kembali.
menandakan daun telah tua. Hasil pengujian Sebelum dilakukan titrasi, terlebih dahulu
menunjukkan bahwa daun yang terletak di dilakukan pembakuan Na2EDTA
bagian tengah dan pangkal ranting mengunakan MgSO4. Titrasi
mengandung flavonoid. Sedangkan daun kompleksometri dengan cara titrasi kembali
pada bagian pucuk tidak mengandung digunakan karena beberapa logam yang tidak
flavonoid. Hal itu ditunjukkan dengan dapat dititrasi secara langsung. Disebabkan
adanya perubahan warna yang sesuai yaitu karena terjadinya endapan dari dalam larutan
warna orange sampai merah. Flavonoid atau membentuk kompleks yang inert. Dalam
merupakan salah satu metabolit sekunder, cara ini analat diberi larutan EDTA berlebih,
kemungkinan keberadaannya dalam daun lalu kelebihan EDTA dititrasi dengan MgSO4
dipengaruhi oleh adanya proses fotosintesis menggunakan indikator EBT. Perubahan
sehingga daun muda belum terlalu banyak warna yang terjadi pada titik akhir titrasi
Oksalat ini termasuk praktis tidak larut menunjukkan bahwa persentase daya larut
dalam air. Dari hasil penelitian infusa infusa daun alpukat (11,54%; 25,98%;
daun alpukat dapat melarutkan Kalsium 39,18%; 51,35%; 65,13%; 75,95%; 85,21%)
Oksalat sebesar 11,54% setelah perendaman lebih besar daripada larutan kalium. Hal ini
selama satu hari dan seterusnya. Persentase membuktikan bahwa di dalam infusa daun
ini lebih tinggi daripada persentase kelarutan alpukat tidak hanya kandungan Kalium yang
kalsium oksalat dalam air. Hasil penelitian ini besar yang berperan dalam untuk melarutkan
menunjukkan bahwa infusa daun alpukat Kalsium oksalat tetapi flavonoid yang
dapat melarutkan kalsium oksalat dengan terdapat di dalamnya juga ikut berperan.
baik. Kalsium diduga dapat membentuk
Kemampuan infusa daun alpukat senyawa kompleks dengan gugus–OH dari
melarutkan kalsium oksalat diduga karena flavonoid sehingga membentuk Ca-
adanya flavonoid dan kalium di dalamnya. flavonoid. Senyawa kompleks ini diduga
Kandungan flavonoid dan Kalium diduga lebih mudah larut air. Sementara Kalium
dapat melarutkan batu ginjal Kalsium akan berkompetisi dan memisahkan ikatan
(Effendi & Wardatun, 2012). Diketahui Kalsium dengan Oksalat dan bergabung
bahwa daun alpukat mempunyai kandungan dengan Oksalat sehingga kalsium dapat
Kalium sebesar 148,92 mg/100 gram dan larut (Nessa, 2009). Daya melarutkan
kandungan flavonoidnya sebesar 8,11 Kalium terhadap endapan Kalsium oksalat
mg/100 gram (Trubus, 2013). disebabkan oleh letak Kalium di dalam deret
Selain itu persentase kelarutan kalsium volta sebelum letak Kalsium, sehingga
oksalat dalam infusa daun alpukat juga lebih Kalium akan menyingkirkan Kalsium untuk
baik dibandingkan dengan dalam larutan bergabung dengan senyawa karbonat,
Kalium. Hasil rata – rata persentase daya oksalat, atau urat dan senyawa kalsium
larut kalsium oksalat dalam larutan kalium menjadi larut (Hidayati, 2009).
selama tujuh hari berturut-turut yang
dilakukan oleh Wahyu Dewi Nurfauziah KESIMPULAN
(2013) adalah 10,09%; 23,80%; 37,45%; Berdasarkan penelitian yang telah
46,02%; 54,46%; 64,59%; 71,30%. Hasil dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian Wahyu Dewi Nurfauziah jika infusa daun alpukat dapat melarutkan
dibanding dengan hasil penelitian dengan Kalsium Oksalat. Dan semakin lama waktu
perendaman serbuk Kalsium Oksalat maka Dewi, Wahyu Nurfauziah. 2013. Pengaruh
frekuensi satu kali perendaman selama
kadar Kalsium yang terlarut dalam infusa tujuh hari berturut-turut terhadap
daun alpukat semakin besar. prosentase daya larut Ca oksalat oleh
larutan kalium. Semarang: Universitas
Muhammadiyah Semarang. Diunduh
melalui http://digilib.unimus.ac.id.
SARAN
Diakses pada tanggal 15 juli 2014.
Melakukan penentuan kadar Kalsium terlarut
Efendi, M.E. & Wardatun,S. 2012. Potensi sari
dalam infusa daun alpukat menggunakan buah semangka merah ( Citrullus
valgaris rubrum) sebagai peluruh batu
batu ginjal jenis Kalsium Oksalat secara
ginjal kalsium oksalat secar in vitro.
spektrofotometri serapan atom. Ekologia. Vol.13 No.1 :6-11.
Terima kasih kepada Akademi Farmasi Hidayati, Ana M., Yusrin., dan Herlisa
anggraini. 2009. Pengaruh Frekuensi
Prayoga dan mahasiswa yang telah Penggunaan Teh Daun Tempuyung
membantu sehingga selesainya penelitian ini. Kering ( Sonchus arvensis) Terhadap
Daya Larut Kalsium Oksalat
(CaC2O4). Diunduh
DAFTAR PUSTAKA melalui
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/A
nalisis/article/view/300. Diakses
Anonim, 1979. Farmakope Indonesia Edisi pada tanggal 18 Maret 2014.
III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Indonesia. Khopkar. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Anonim, 1978. Materia Medika Jilid II.
Jakarta: Departemen Kesehatan
Indonesia. Krisyanella., Dachriyanus., Marlina. 2011.
Karakterisasi Simplisia Dan Ekstrak
Serta Isolasi Senyawa Aktif
Arisandi, Yolrana., & Yovita Andriani. 2008.
Antibakteri Dari Daun Karamunting
Khasiat Tanaman Obat Edisi V. Jakarta: ( Rhodomyrtus tomentosa ( W.Ait )
Penerbit Buku Murah. Hassk ) (skripsi). Padang: Universitas
Andalas.
Basset J., R.C.Denney, G.H.Jeffery, & J.
Mendham. 1994. Buku ajar kimia Maryati, Sri. 2007. Telaah kandungan kimia
analisis kuantitatif anorganik, daun alpukat ( Persea americana Mill.).
diterjemahkan oleh Dr. A. Hadyana Diunduh melalui
Pudjaatmaka & Ir. L Setiono. Jakarta: http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=
Buku kedokteran EGC. browse&op=read&jd=jbptitbpp-gdl-
srimaryati-26585. diakses tanggal 17
juli 2014.
Cahyono, J. B. Suharjo. 2009. Batu Ginjal
Bagaimana Mencegah dan
Menanganinya. Kanisius: Yogyakarta.