Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DASAR GKBN

Meti Sulastri, SST., MH.Kes

 Kependudukan

Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal
di Indonesia. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur,
umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran,
mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, dan
budaya.
Pengelolaan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya terencana
untuk mengarahkan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada
seluruh dimensi penduduk. Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang
berhubungan dengan perubahan keadaan kependudukan yang dapat berpengaruh dan
dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik yang
meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial, ketahanan,
kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan
menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya, berkepribadian,
berkebangsaan dan hidup layak.

MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah


Amerika Serikat. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan dan
tidak meratanya penduduk membuat Indonesia semakin banyak mengalami permasalahan
terkait dengan hal kependudukan. Tidak hanya itu, faktor geografi, tingkat migrasi, struktur
kependudukan di Indonesia dll membuat masalah kependudukan semakin kompleks dan
juga menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan
pembangunan manusia Indonesia.
Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain:

A. Demografis
1. Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di
urutan ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan
keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai
angka 237.641.326 (www.bps.go.id). Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia
semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia semakin
bertambah.

2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk


Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang
mempengaruhinya. Salah satunya adalat tingkat atau laju pertumbuhan penduduk.
Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin
meningkat.
Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya.
Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan
kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan
berbagai sarana dan prasaranan, fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting adalah
kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada di Indonesia. Dari situlah
muncul program KB dan kini ditangani olah BKKBN.

3. Persebaran Penduduk Tidak Merata


Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan
dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk
dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan
provinsi yang lain tidak merata.
Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau
Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal ini menjadi
masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas
hanya berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan
akhirnya akan berdampak pada permasalahan pemerataan pembangunan.

Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk:


Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat
dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak
disenangi sebagai tempat tinggal
Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat
tinggal di daerah datar
Sumber air
Perhubangan atau transportasi
Fasilitas dan juga pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.

B. Non Demografis Bersifat Kualitatif

1. Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah


Usaha untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terus digalakkan.
Namun, kembali lagi permasala itu tetap muncul dan menjadi PR bagi penentu kebijakan
guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
Dalam hal kesehatan yang akan mejadi sorotan bagaimana gambaran tingkat kesehatan
adalah angka kematian bayi. Besarnya kematian yeng terjadi menujukkan bagaimana
kondisi lingkungan dan juga kesehatan pada masyarakat.
2. Pendidikan Yang Rendah
Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Dari UU
yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia masih terbatas 9
tahun sementara negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalam
pendidikannya. Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya
terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum
terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Dari HDI (Human Development Indeks)
tahun 2011 pun rata-rata pendidikan bangsa Indonesia masih pada angka 5.8 tahun. Dari
sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat pendidikan di Indonesia.
3. Banyaknya Jumlah Penduduk Miskin
Kemiskinan juga menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia. Walau Indonesia
bukan termasuk negara miskin menurut PBB namun dalam kenyataannya lebih dari 30 juta
rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Yang lebih disayangkan lagi, Indonesia
merupkan negara yang kaya akan sumber daya alam yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke. Tapi sungguh memprihatinkan ketika meihat bagaimana kemiskinan menjadi
bagian permasalahan di negeri yang kaya ini.

Secara garis besar penurunan jumlah warga miskin memang terlihat signifikan. Hal ini juga
dibenarkan oleh beberapa pakar yang mengamati penurunan ini. namun, angka 30 juta
masih menjadi permasalahan sendiri mengingat adanya berbagai tujuan global yang akan
di capai tahun 2015.

Selain kemiskinan, masalah lain adalah kesenjangan sosial menjadi terlihat jelas di
Indonesia. Kaum konglomerat menjadi penguasa namun pemerintah diam saja dengan
kemiskinan yang ada. tidak mengherankan apabila negara Indonesia memiliki jumlah
rakyat miskin yang cukup banyak.

 Definisi dan Tujuan KB


Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh
pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang
seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada
tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang
bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan
penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan
sebagainya.
Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain:
1. Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu hubungan seksual dan
mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan resikonya sangat kecil.
2. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun
pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan juga mempunyai keuntungan seperti klien tidak
perlu menyimpan obat suntik dan jangka pemakaiannya bias dalam jangka panjang.
3. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan atas bawah kulit dan
sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna tinggi, tidak mengganggu produksi
ASI dan pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dalam rahim.
Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai keuntungan efektivitas dengan proteksi jangka
panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat.
5. Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya
lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat
berhubungan seksual. Manfaatnya kondom sangat efektif bila digunakan dengan benar dan murah
atau dapat dibeli secara umum.
6. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau memasang cincin pada
saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang perempuan. Manfaatnya
sangat efektif, baik bagi klien apabila kehamilan akan terjadi resiko kesehatan yang serius dan tidak
ada efek samping dalam jangka panjang.

Tujuan Keluarga berencana (KB)


Tujuanumum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
Tujuan khusus
 Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
 Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
 Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran
 Masalah KB di Indonesia
Permasalahan KB di Indonesia

KB atau yang disebut keluarga berencana adalah salah satu program pemerintah dalam bidang
kesehatan masyarakat yang ditunjukkan untuk keluarga - keluarga Indonesia. Program ini
ditunjukkan untuk pembatasan jumlah anak untuk membatasi jumlah penduduk Indonesia yang
semakin meningkat. KB (keluarga berencana) juga merupakan upaya mengatur kelahiran anak,
jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas.
Banyak jenis – jenis KB yang terdapat di Indonesia misalnya seperti kontrasepsi tanpa alat (pil Kb
ataupun pemotongan atau pengikatan saluran telur dan sperma) dan kontrasepsi dengan alat (spiral
dan keluarga berencana) , KB juga terbukti aman untuk digunakan bila pemakai mengerti
bagaimana cara menggunakan dan mengatur penggunaan KB tersebut, sehingga KB sangat aman
dan bermanfaat bagi orang tua yang belum ingin memiliki anak ataupun menunda kehamilan tak
terduga.
Tetapi, di Indonesia KB belum efektif digunakan oleh masyarakat di seluruh di Indonesia, terutama
daerah – daerah di pelosok di Indonesia yang belum mengerti atau belum bisa mendapatkan KB,
sedangkan di daerah pelosok atau di desa – desa masih menerapkan banyak anak, banyak rezeki.
Indonesia memang tidak mewajibkan semua penduduknya untuk harus mengikuti Program KB
(keluarga berencana) ini. Namun, Indonesia hanya sebatas menganjurkannya tanpa aturan yang
jelas. Oleh karena itu, Program ini kurang efektif untuk pengendalian jumlah penduduk sehingga
jumlah penduduk indonesia masih meningkat pesat.
Hanya sebagian orang – orang yang sadar akan masalah kebaikan KB ini, banyak masyarakat yang
belum mengetahui keuntungan dan kegunaan KB, sedangkan KB sangat berguna untuk
menghambat pertumbuhan anak yang banyak dan tidak terkendali. Kurangnya penyuluhan dan
pembelajaran tentang KB di Indonesia membuat masyarakat buta akan pengetahuan tentang KB
tersebut.
Lalu bagaimanakah solusi yang tepat untuk mengatur dan menerapkan KB di Indonesia ? banyak
solusi yang akan kita peroleh ntuk mengatasi persoalan berikut :
1. Mengadakan penyuluhan
Mengadakan penyuluhan akan pengetauan KB di pelosok daerah – daerah di Indonesia maupun di
desa – desa terpencil yang belum mengetahui manfaat dari KB, dengan mengadakan penyuluhan,
masyarakat indonesia mengerti akan manfaat KB dan memiliki rasa kepedulian akan ekonomi
mereka bila memiliki anak banyak.
2. Memberikan promosi KB gratis
Pemerintah bisa mengadakan promosi KB gratis agar masyarakat tertarik dan mau melakukan KB.
Dengan gratisnya KB masyarakat tidak perlu untuk mengeluarkan biaya, terutama bagi masyarakat
yang memang tidak memiliki biaya untuk membeli alat KB yang mungkin bisa terbilag mahal bagi
kalangan masyarakat kebawah.

3. Menerapkan 2 anak lebih baik


Dengan menerapkan pemikiran positif tersebut masyarakat akan memiliki pemikiran yang baik
dalam mengelola keluarga dan mengatur kehamilan maupun kelahiran seorang anak, dan mereka
mengerti akan manfaat program KB tersebut dengan menerapkan memiliki 2 anak akan lebih baik
untuk pembiayaan ekonomi dan kedepannya, sehingga biaya yang lain bisa digunakan untuk
pembiayaan pendidikan maupun pembiayaan lainnya.

4. Memberikan peraturan untuk membatasi kelahiran anak


Dengan memberikan peraturan tersebut, masyarakat akan mematuhi peraturan tersebut, dan
menunda kehamilan atau mecegah kehamilan berikutnya, tetapi solusi ini hanya dapat digunakan
bila masyarakat belum terlanjur memiliki anak lebih dari dua, bila sudah terlanjur memiliki anak
lebihh dari dua, maka anak selanjutnya akan diberikan tunjangan biaya yang mahal atau yang
disebut anak swasta yang tidak dapat pembiayaan dari pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai