Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(Makalah)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro yang diampu oleh
Bapak Putu Mahardika Adi Saputra, S.E, M.Si, Ph.D
disusun oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
APRIL 2016
0
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN
II PEMBAHASAN
III PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian kebijakan fiskal
2) Untuk mengetahui pengertian kebijakan moneter
3) Untuk megetahui hubungan antara kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter
4) Untuk memberi contoh penerapan kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
kebijakan moneter ini dijalankan oleh bank sentral. Bank sentral indonesia
yaitu Bank Indonesia(BI).
a. Politik diskonto
Politik ini hanya bisa diatur oleh banllk indonesia. Politik diskonto atau
politik untuk tingkat bunga menjadi salah satu alat yang digunakan untuk
menstabilkan ekonomi negara. Misalnya, ketika suatu negara mengalami
inflasi maka tingkat suku bunga deposito akan dinaikkan pada tingkat
tertentu untuk menarik rumah. Bank sentral akan menurunkan tingkat bunga
dengan maksud agar rumah tangga kurang tertarik untuk menabung kan
pendatang yang diperolehnya, sehingga tidak mengurangi lagi uang yang
hanya sedikit beredar di masyarakat. Namun tingkat bunga tidak lebih tinggi
dari tingkat inflasi maupun deflasi.
b. Rasio cadangan
Rasio cadangan merupakan kas bank yang harus disimpan di bank sentral
sebagai cadangan untuk hal-hal yang tak diinginkan. Misalnya seperti
penarik yang dilakukan rumah tangga secara bersamaan dan dana yang di
miliki bank A kurang maka bank A dapat mengambil simpanan nya di bank
sentral. Rasio cadangan ini jika terjadi inflasi akan dinaikkan untuk
mengurangi banyaknya uang yang beredar. Sedangkan saat deflasi rasio
cadangan diturunkan agar uang yang beredar lebih banyak lagi. Apabila
cadangan kas yang ada di bank banyak maka akan mempermudah kredit
masyarakat, sehingga uang masyarakat lebih banyak lagi.
c. Operasi pasar terbuka
Operasi pasar terbuka yang dimaksud disini bukan penertiban pasar yang
dilakukan pada para pedagang di pasar. Namun operasi pasar terbuka ini
merupakan salah satu kebijakan bank sentral untuk menjual atau membeli
surat-surat berharga. Kebijakan ini dijalankan baik untuk mengatasi inflasi
maupun deflasi. Misalnya ketika terjadi inflasi maka bank sentral akan
menjual surat-surat berharga, dengan maksud mengumpulkan dana dari
masyarakat sehingga uang yang ada di masyarakat berkurang. Dan ketika
terjadi deflasi bank sentral akan menarik surat berharga tersebut dengan cara
membelinya kembali.
3
d. Kebijakan kredit
Kebijakan kredit dibagi menjadi dua yaitu kebijakan kredit ketat dan
kebijakan kredit longgar. Kebijakan kredit ketat dijalankan saat terjadi
inflasi. Kebijakan ini dimaksudkan saat terjadi inflasi kredit diperketat agar
tidak menambah banyak uang yang beredar di masyarakat. Kebijakan kredit
longgar dijalankan ketika terjadi deflasi karena uang yang beredar di
masyarakat sedikit untuk menormalkan kembali dengan memberi
kelonggaran bagi para debitur untuk meminjam uang di bank. Syarat dan
peraturan yang akan menentukan ketat longgar nya kredit.
4
menabung, sehingga investasi meningakat. Kebijakan moneter ekspansif
peningkatan penawaran uang(Case, 2007:179). Penawaran uang(Md)
ditingkatkan diikuti dengan penurunan tingkat bunga(r). Karena
investasi(I) mengalami peningkatan karena masyarakat lebih suka
investasi daripada menabungkan uangnya di bank sehingga pendapatan
agregat(Y) output meningkat begitu pula pada permintaan uang(Md)
meningkat. Kebijakan moneter kontraktif penurunan penawaran
uang(Case, 2007:179). Penawaran uang(Ms) diturunkan namun tingkat
bunga(r) dinaikkan. Peningkatan tingkat bunga akan menyebabkan
investasi(I) turun dan juga akan menurunkan output(pendapatan)
agregat(Y) dan permintaan akan uang(Md) menurun. Misalkan pada waktu
tertentu dijalankan kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan moneter
ekspansif. Kebijakan fiskal ekspansif berfokus pada peningkatan
pengeluaran pemerintah sedangkan kebijakan moneter ekspansif
peningkatan pada penawaran uang. Peningkatan pengeluaran pemerintah
dan penawwaran uang ini akan menyebabkan inflasi namun inflasi tersebut
masih dapat diatasi dengan politik tingkat bunga yaitu dengan cara
merendahkan tingakt suku bunga sehingga masyarakat tertari untuk
investasi dari pada menabung. Investasi ini memiliki waktu
pengemabalian yang lebih panjang daripada dengan cara meningkatkan
suku bunga masyarakat lebih suka menabung dan penawaran uang akan
lebih banyak lagi.
5
Maret 0.19 0.21 -0.35 0.75
Februari -0.09 0.31 -0.76 -0.68
Januari 0.51 0.29 -0.55 2.40
2015 3.35 3.95 0.39 4.84
2014 8.36 4.93 17.57 10.88
Sumber: bps.go.id
Penerimaan
I. Dalam 1,545,456.30 1,758,330.90 1,846,075.50
Negeri
Sumber: bps.go.id
BI Rate
(Berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur)
Tanggal BI Rate
17 Maret 2016 6.75 %
18 Februari 2016 7.00 %
14 Januari 2016 7.25 %
17 Desember 2015 7.50 %
17 Nopember 2015 7.50 %
15 Oktober 2015 7.50 %
17 September 2015 7.50 %
18 Agustus 2015 7.50 %
14 Juli 2015 7.50 %
18 Juni 2015 7.50 %
6
19 Mei 2015 7.50 %
14 April 2015 7.50 %
17 Maret 2015 7.50 %
17 Februari 2015 7.50 %
15 Januari 2015 7.75 %
11 Desember 2014 7.75 %
18 Nopember 2014 7.75 %
13 Nopember 2014 7.50 %
7 Oktober 2014 7.50 %
11 September 2014 7.50 %
14 Agustus 2014 7.50 %
10 Juli 2014 7.50 %
12 Juni 2014 7.50 %
8 Mei 2014 7.50 %
8 April 2014 7.50 %
13 Maret 2014 7.50 %
13 Februari 2014 7.50 %
9 Januari 2014 7.50 %
Sumber : bi.go.id
Dari data inflasi yang terjadi pada tahun 2014-2016 bulan maret,
data pendapatan pajak yang diterima pemerintah tahun 2014-2016 bulan
maret dan data tingkat bunga bank tahun 2014-2016 bulan maret. Dari
beberapa data tersebut menunjukkan bahwa tingkat inflasi tahun 2014
menunjukkan sebesar 8,26% , untuk mencegah peningkatan inflasi maka
pemerintah melakukan peningkatan pendapatan Negara melalui pajak baik
dari dalam maupun dari luar negeri pada tahun 2014 sampai 2016
1.146.865,80; 1.489.255,50; 1.565.784,10. Sedangkan BI melakukan
kebijakan penetapan suku bunga setiap bulannya pada tahun 2014 sampai
2016 bulan maret pada kisaran 7,5%. Dan upaya pemerintah yang
berkoordinasi dengan BI terbukti dapat menurunkan tingkat inflasi pada
tahun 2014 yang sebesar 8.36 mnjadi 3.35 pada tahun 2015. Pada bulan
7
maret 2016 tingkat suku bunga menurun hingga 6,75%. Keputusan
tersebut sejalan dengan masih terbukanya ruang pelonggaran kebijakan
moneter sejalan dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya
terus menurunnya tekanan inflasi di 2016 dan 2017, serta meredanya
ketidakpastian di pasar keuangan global. Bank Indonesia juga akan terus
memperkuat koordinasi dengan Pemerintah untuk memastikan
pengendalian inflasi, penguatan stimulus pertumbuhan, dan reformasi
struktural berjalan dengan baik, sehingga mampu menopang pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan (bi.go.id).
8
Gambar I. Koordinasi Antara Bank Indonesia dan Pemerintah Dalam Pengendalian Inflasi
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penyelesaian masalah ekonomi agar lebih efektif kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter dijalankan secara bersamaan. Namun pelaksanaannya harus dengan porsi
yang seimbang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Case, Karl E. dan Ray C. Fair. 2007. Prinsip-prinsip Ekonomi. Jakarta: Erlangga
11