Di susun oleh :
Kelompok : 5
Kelas : 2D – D3 TT
2018
BAB 05
Sistem GSM
5.1 Pendahuluan
Pada tahun 1992 negara-negara Eropa barat mulai mengoperasikan system radio cellular
baru untuk menggantikan sejumlah system cellular yang tela ada sebelumnya dengan standat
yang tidak kompatibel satu dengan lainnya.
Sebelum GSM dioperasikan telah ada 6 sistem cellular analog yag telah memberikan
layanan, setiap perangkat pelanggan mobile dari satu standart tidak dapat digunakan pada system
yang lainnya. Enam system Cellular analog tersebut adalah :
Pekerjaan pertama dari momite GSM terutama ditujukan untuk memilih teknik transmisi
radio yang digunakan sebagai air interface. Pada tahun 1986 di Paris komite GSM mulai uji coba
terhadap beberapa kandidat system yang diusulkan akan dugunakan sebagai standart air
interface. Untuk memilih kandidat air interface maka komite GSM membuat 7 kriteria evaluasi
yang rangkingnya disusun berdasarkan tingkat kepentingannya. Kriteria dengan rangking paling
tinggi adalah efisiensi spectral (spectral efficiency), yaitu parameter yang menunjukan jumlah
pembicaraan simultan yang dapat dilakukan per MegaHertz per klometer persegi. Tujuh kriteria
tersebut melipputi :
Efisiensi spectral,
Kualitas voice,
Biaya mobilitas,
Kelayakan hand-portable terminal,
Biaya base station,
Kemampuan untuk mendukung service-service baru, dan
Ko-eksistensi dengan system cellular existing.
Sistem cellular yang akan dikembangkan oleh komite disepakati alan berbasis digital. Kinerja
radi cellular terutama dibatasi oleh fenomena co-channel interference, suatu system
komunikasi dengan kualitas tinggi tetap dapat dicapai pada lingkungan dengan tingkat co-
channel interference yang cukup tinggi jika digunakan system transmisi digital. Dengan
penggunaan teknik transmisi digital akan dimungkinkan untuk melakukan cell re-used lebih
sering lagi. Factor lain yang mendukung penggunaan transmisi digital adalah kenyataan
bahwa seluruh industry telekomunikasi telah menerpkan teknologo berbasis digital dalam
hamper seluruh bidang dan kelahiran teknologi ISDN (Integrated Service Digital Network)
akan memunculkan kebutuhan penggunaan signalling digital pada tingkat yang lebih tinggi.
Salah satu hal yang paling penting dalam transmisi digital adalah kemampuan untuk
dapat mengakomodir pengembanga system ke masa yang akan dating, contohnya adalah
dapat mendukung pengembangan teknologi vocoder (voice coder) ke tingkat kecepatan yang
ebih rendah lagi sehingga akan didapatkan tingka efisiensi spectral yang lebi tinggi lagi.
Sangat jelas sekali bahwa system digital lebih mudah dikonfigurasikan lagi diandingkan
system analog.
Dalam komite GSM banyak diperdebatkan mengenai metode transmisi yang akan
digunakan, dari sejumlah kandidat yaitu FDMA, TDMA, dan CDMA) akhirnya pada bulan
april 1987 diputuskan bahwa metode transmisi yang digunakan untuk GSM adalah TDMA.
Pada tahun 1989 tanggung jawab standarisasi spesifikasi telekomunikasi di Eropa dialihkan
dari CEPT kelembaga baru ETSI (European Telecommuications Standart Institude).
Rekomendai ini akan menjadi acuan untk acuan-acuan ITU-T, CEPT, dan ISO yang
relevan dan menyediakan definisi-definisi sstem. Aspek standarisai feature-feature
mandatory dan optional serta panduan untuk desain system.
Tabel 5.1
Rekomendasi-rekomendai GSM
Nomer Subjek
00 Preamble
01 General
02 Service aspects
03 Network aspects
04 MS-BS interface and protocols
05 Physical layer on radio path
06 Audio aspects
07 Terminal adapters for MS
08 BTS/BCS and BCS/MSC interfaces
09 Network interworking
10 Service interworking
11 Equipment specification and type approval specification
12 Operation and maintenance
5.3 Penjelasan Sistem
Filosoofi utama yang diterapkan dalam GSM adalah bahwa semua interfaces yang ada
didalam system harus bersifat terbuka (open) dan bebas untuk umum (public domain).
Keuntungan dari pendekatan ini adalah memungkinkan terjadinya kompetsisi antar
vendor/supplier dalam memasok setiap simpul nnetwork GSM (GSM network node). Jika
mengacu ke model tujuh layer ISO maka di GSM dispesifikasikan layer 1,2, dan 3 (yaitu
physical layer, data link layer, dan network layer).
Dalam sub-su ini hanya akan dijelskan ringkasan dari setiap elemen system utama GSM
beserta fungsinya. Pada Gambar 5.1 diperlihatkan komponen-komponen system GSM.
Gambar 5.1
Mobile Station (MS)
Mobile Staton (MS) pada GSM dibagi menjadi 4 kategori berdasarkan daya keuaran RF-
nya sebagai berikut :
Singkatan Arti
MS Mobile Station
BTS Base Tranceiver Station
BSC Base Station Contoller
BSS Base Station Subsystem
SS Switching Subsystem
MSC Mobile Switching center
HLR Home Location Legister
VLR Visitor Location Legister
AuC Authentication Center
EIR Equipment Identity Register
OMC Operation & Maintenance Center
Fungsi manajemen operasi, administrasi dan pemeliharaan dari network GSM dilakukan
oleh OMC. Network manajemen telekomunikasi strukturnya bersifat hirarki/bertingkat yang
dimulai dari fungsional OAM dari setiap NE dan OMC, beberapa OMC secara terintegerasi
dikendalikan oelh satu NMC (Network Manajemen Center).
Fungsi –fungsi yang dilakukan oleh sistem manajemen network GSM meliputi.
`Network GSM diberikan alokasi pada band frekuensi 900 MHz selebar 50 MHz yang
dibagi masing – masing 25 MHz untuk dikirim dan diterima. Seperti diperlihatkan pada gambar
5.2 .Jarak antara frekuensi kirim dan terima (duplex spacing) adalah 45MHz
Pada lebar band 25 MHz jarak antara satu kanal radio dengan yang lainnya adalah 200 KHz,
sehingga pada lebar tersebut tersedia 125 kanal radio. Dalam kenyataan jika pada satu negara
terdapat lebih dari satu operator GSM maka alokasi frekuensi tersebut diatas harsus dibagi – bagi
menurut jumlah – jumlah operator, hal ini akan mengurangi jumlah kanal yang tersedia (<125
kanal) pada tabel 5.3 diperlihatkan karakteristik air interface GSM.
Tabel 5.3
Feature Parameter
Jarak antar kanal radio 200 KHz
Modulasi GMSK
Rate transmisi 270 Kbps
Jumlah kanal/frekuensi carrier 8 (16)
Rate informasi 16 (8) Kbps
Durasi frame TDMA 4.62 ms
Durasi frame slot TDMA 0.58 ms
Dengan pertimbangan eifisiensi spektral maka sistem GSM memerlukan suatu speech
codeclvoice coder yang dapat memberikan suara dengan kuaiitas standar dengan kcccpatanlrate
16 Kbps aiau kurang. Speech codec yang digunakan didasarkan pada algoritma REL? coder
(Residual Excited Linear Predictive) dan LTP (Long Term Predictor). Keluaran dari speech
codec RELP-LTP memiliki basic rate 13 Kbps. Informasi suara dikelompokkan menjadi blok-
blok 20 ms sehingga dalam satu blok terdapat 260 bit. Blok-blok 260 bit tersebut dimasukan
error correcting coder. Terdapat dua error correcting code yang digunakan yaitu block coder dan
convolutional coder. Keluamn dari error correcting coder adalah blok-blok data yangmana setmp
bioknya terdiri dari 456 bit. Sam blok 456 bit tersebut dibagi menjadi 8 segment 57 bit kemudian
dilakukan penyisipan silang (diagonal interleaving) untuk menaikkan tingkat redundancy
pengiriman data melaiui kanal radio
Rate transmisi data trafix (270 Kbps) memungkinkan delapan kanal dapat diakomodasi
dalam satu carrier RF (radio frekuensi) tunggal. Pada masa yang akan datang spesifikasi teknis
GSm memungkinkan dua frame TDMA yang sama. Jika hal tersebut diimplementasikan akan
menggandakan kapasitas kanal trafix GSM .
Seperti diperlihatkan pada gambar 5.2 satu multiframe TDMA terdiri dari 26 frame TDMA
yang mana 24 frame dialokasikan untuk informasi dan 2 frame (frame ke 13 dan ke 26)
digunakan kontrol dan supervisi yang terkait kanal trafik. Kanal – kanal kontrol yang terdapat
pada sistem GSM sebagai berikut :
Slow Assosiated Control Channel (SACCH) digunakan untik mengirimkan informasi hasil
pengukuran dari MS ( pada arah uplink)
Fast Assosiated Control Channel (FACCH), yang mencuri/menggunakan sesaat nilai time slot
yang dialokasikan untuk trafik dan digunakan untuk keperlua kontrol yang tidak teratur sperti
handover
Stand Alone Dedicated Control Channel (SDCCH), digunakan untuk call setup
Broadcast Control Channel (BCCH), hanya terdapat pada arah down link
Random Acces Channel (RACH), hanya terdapat pada uplink saja digunakan oleh MS untuk
mengakses network
Acces Grant Channel (AGCH), hanya terdapat pada arah downlink saja
Paging Channel (PCH) hanya terdapat pada downlink yang memberikan informasi ke MS.
Durasi satu time slot TDMA GSM adalah 0.577 ms dan 184 bit dengan selal waktu (guard
period) antar time slot dibagi menjadi dua blok 57 bit, setiap blok berisi data yang berasal dari
frame – frame speech coding yang berbeda . Sehingga diperlukan 4 time slot untuk membawa
data suara 20 ms dengan lengkap(465 bit data atau 8x57 bit selama durasi waktu 18.5ms) durasi
1,5 ms ditambahkan diterapkan pada 26 frame untik menyediakan alokasi waktu dua frame
kontrol dalam satu multiframe.
Satu bit kontrol yang terdapat pada time slot TDMA digunakan sebagai tanda untuk mrnunjukan
apakah blok 57 bit tersebut berisi informasi trafik atau digantikan oleh FACCH. Pada bagian
tengah dari setiap time slot terdapat 26 bit training frekuensi sequence yang digunakan oleh
penerima untuk melakukan setting parameter eqalizer.
Pada teknik TDMA dipersyaratkan bahwa semua sinyal yang berasal dari semua MS yang
menggunakan satu kanal radio tunggal harus sampai di BTS [ada waktunya yang benar tepat.,
dengan kata lain siyal – sinyal tersebut tidak boleh tumpang tindih (overlap) satu dengan yang
lainnya. Jika BTS menyediakan satu sinyal referensi ,maka MS-MS yang berada pada jarak yang
paling dekat akan memberikan tanggapan lebih awal dibandingkan MS-MS yang berada dibatas
cakupan cell. Spesifikasi teknis GSM memungkinkan cakupan terjauh dari satu cell sampai jarak
35KM dari BTS. Waktu yang diperlukan untuk rambatan sinyal radio BTS ke MS dan kembali
ke BTS lagi adalah 0.23ms, dan durasi tersebut merupakan panjang guard period yang harus
disediakan untuk setiap time slotnya. Jika hal ini diterapkan akan menjadikan GSM tidak efisien.
GSM mengatasi hal tersebut dengan menginformasikan ke MS seberapa besar MS tersebut harus
mendahului referensi transmisinya sinyal yang dikirim akan sampai ke BTS pada waktu yang
tepat.
5.4.5 Modulasi
Modulasi yang digunakan oleh GSM adalah Gaussian Minimum-shift Keying (GMSK)
perkalian bandwith-durasi bit rate (BT/Bandwidth-Time product) 0,3. Modulasi GMSK
memberikan effisiensi spektral yang lebih baik dibandingkan FSK.
Pada GSM antara lokasi BTS dan MS biasanya tidak selalu berada dalam kondisi line of
sight (LOS) karena terdapat sejumlah penghalang (obstacle) berupa gedung atau bukit / gunung,
hal ini sangat memungkingkan terjadinya daerah-daerah bayangan (shadow area). Adanya
daerah bayangan akan menimbulkan turunnya level sinyal yang diterima atau bahkan
mengakibatkan hubungan komunikasi antara BTS dan MS terputus sama sekali.
Fenomena daerah bayangan tersebut dapat dikompensasi dengan refleksi sinyal ke gedung
atau bukit sekitanya. Pada satu titik penerimaaan dapat diterima sejumlah sinyal yang berasal
dari refleksi yang berbeda-beda. Lintasan radio yang berasal dari refleksi memiliki lintasan yang
lebih panjang dibandingkan dengan lintasan langsung, jika sinyal yang ditransmisikan adalah
sinyal digital (dalam hal ini GSM bit ratenya 270 Kbps) maka perbedaan panjang lintasan antara
lintasan langsung dan lintasan karena refleksi setara dengan periode waktu untuk beberapa bit.
Peristiwa diterimanya sejumlah sinyal yang berasal dari sejumlah lintasan yang berbeda (akibat
refleksi) disebut multipath, efek multipath akan menimbulkan masalah yang disebut ISI (Inter
Symbol Interference). ISI akibat dan efek multipath dapat diatasi dengan menerapkan equalizer
di penerima. Prinsip kerja dari equalizer adalah dengan melakukan perkiraan terhadap impulse
response dari media transmisi antara BTS dan MS, selanjutnya dilakukan setting koefisien filter
(dalam hal ini setting dilakukan sedemikian rupa sehingga fungsi alih/ transfer function filter
tersebut merupakan kebalikan dari fungsi alih media transmisinya) dimana sinyal yang diterima
akan dilewatkan. Untuk dapat memperkirakan fungsi alih dari media transmisi pada GSM
dilakukan dengan cara mendeteksi suatu urutan pola bit yang disebut training sequence yaitu
merupakan pola 26 bit yang terdapat ditengah-tengah setiap timeslot) dengan pola bit yang sudah
dikenal sebelumnya dan dapat dilakukan perhitungan nilai koefisien filter yang pada akhirnya
akan didapatkan suatu filter dengan fungsi alih yang dapat mengkompensasi sinyal yang
diterima.
Dalam kondisi yang sebenarnya efek multipath terjadi pada waktu sangat cepat. Panjang
gelombang dari 900Mhz (frekuensi operasi GSM) adalah 30cm dan perbedaan panjang lintasan
antara dua sinyal yang diterima sekitar setengah panjang gelombang atau sekitar 15 cm saja
untuk GSM akan mengakibatkan terjadinya penurunan level terima yang cukup tajam (fading
clip) GSM didesain untuk mampu mendukung pergerakan MS dengan kecepatan sampai dengan
250 Km/jam,dengan demikian perkiraan karakteristik lintasan transmisi yang teliti dan cepat
sangat diperlukan, hal ini diimplementasikan dengan menempatkan training sequence ditengah-
tengah time slot untuk mengurangi waktu antara training sequence dengan bit-bit data yang
terjauh.
Arsitektur IN
Sentral/switch yang memiliki kemampuan untuk mengontrol basic service dan bearer service,
switch ini disebut sebagai Service Switching Point (SSP),
Element-element network (berupa perangkat komputer) yang memiliki kemampuan
mengontrol advanced service, perangkan ini disebut Service Control Point (SCP), dan
Elemen network yang mengontrol penggelaran service dan data-data yang terkait dengan
service, disebut Service Management System (SMS)
Link-link antar SSP dan link antara SSP dengan SCP yang terkait menggunakan SS7 (Signailing
System No. 7)
Arsitektur Network GSM
GSM didesain dengan mengacu ke model IN, hal ini dapat dilihat dari hal-hal sebagai
berikut
Berkaitan dengan butir terakhir perbandingan arsitektur network GSM dengan arsitektur
IN dapat dilihat pada gambar 3.4 yang menunjukkan kemiripan strukturnya satu dengan yang
lainnya.
SSP bertanggung jawab terhadap fungsi-fungsi yang terkait dengan interfacun ke arah
pengguna service. SSP juga menyediakan fungsi kemampuan bearer (bearer capability) untuk
trafik telekomunikasi dan membangkitkan service trigger yang menyebabkan suatu permintaan
kontrol service (service control request) diteruskan ke SCP. Pada GSM, fungsi SSP terdapat
pada MSC dan subsistem radio terkait yang bertanggung jawab menyediakan akses service ke
MS.
SCP akan mengatur service trigger dan mengendalikan kelangsungan suatu panggilan
berdasarkan sufat dari trigger dan program-program service yang dioprasikan di SCP. Fungsi
SCP pada GSM terdapat pada HLR dan entity database GSM yang lainnya seperti VLR, AuC,
EIR.
5.5.2 Services
GSM menyediakan service ke user/pemakai dengan ragam yang cukup banyak. Walauun
ragam service yang diberikan cukup banyak tetapi tidak semuanya diimplementasikan pada
tahap awal. Suatu kelompok yang disebut GSM Memory of Understanding ( GSM MoU)
yaitu kelompok yang dibentuk untuk mengkoordinasikan positoning operator-operator GSM
telah menentukan target untuk introduksi/impementasi untuk setiap service-service yang spesifik.
Tujuan utama dari penentuan waktu implementasi suatu service adalah untuk memberikan
panduan ke vendor/pemasok sistem GSM mengenai prioritas introduksi/implementasi sevice
terkait dan untuk menjamin jika pelanggan melakukan roaming maka pelanggan tersebut akan
dapat menerima fasilitas service yang sama seperti yang diperoleh di network asalnya ( home
network-nya ) GSM MoU telah menentukan empat kategori untuk introduksi suatu service, tiga
diantaranya terkait dengan waktu yaitu kategori E1, E2, dan Eh. Kategori keempat yaitu A
bersifat optional untuk operator GSM. Empat kategori introduksi service tersebut adalah sebagai
berikut:
Service data asinkronus ( transparan dan non-transparan ) dengan kecepatan diatas 2,4 Kbps
ditentukan ke kategori E2 kemudian ke Eh, sedangkan bearer service lainnya dimasukkan ke
kategori A. Kategori untuk telesevice diperlihatkan pada tabel 5.4 dan untuk supplementary
services diperlihatkan pada tabel 5.5
Tabel 5.4
Introduksi Teleservices
Service Introduksi
Telephony E1 kemudian Eh
Emergency call E1 kemudian Eh
Transparant Fax E2
SMS, Mobile terminated E2
SMS, Mobile originated A
Non Transparant Fax A
SMS cell broadcast A
Salah satu inovasi penting yang diperkenalkan oleh komite GSM adalah ide untuk
menggunakan smart card dalam perangkat telepon bergerak. Smart card tersebut telah digunakan
dibanyak bidang misalnya sebagai kartu ATM. Smart cart berisi microprosessor dan memory.
Penerapan smart cart untuk identitas pelanggan celluler ( pada sistem cellular sebelumnya
identitas pelanggan melekat ke perangkat pelanggan) akan menciptakan fleksibelitas untuk
pelanggan, artinya pelanggan dapat menggunakan perangkat mobile GSM yang manapun dengan
bebas untuk dapat melakukan dan menerima panggilan sedangkan tagihannya tetap dibebankan
ke rekening pelanggan tersebut ( dalam hal ini diwakili oleh SIM card ). Seluruh data pribadi
pelanggan seperti short-code dialling jenis sevice yang diijinkan, kunci autentifikasi, dan IMSI
disimpan di dalam SIM card.
Sebagai konsekuensi dari penerapan SIM card adalah perangkat MS harus memiliki
pembaca kartu ( card reader ) SIM didalamnya dan setiap saat pelanggan harus selalu membawa
SIM card. Untuk mengatasi kekurangan tersebut maka di desain suatu SIM card yang bersifat
semipermanen yang dipasangkan ke perangkat MS. Modul SIM card semipermanen sama seperti
SIM card standart perbedaannya hanya terletak pada ukuran fisik kartunya lebih kecil. Dengan
adanya SIM card semi permanen akan memberikan keleluasaan ke vendor untuk mendesain
perangkat MS dengan ukuran yang lebih kecil lagi.
Pengamanan yang diterapkan pada SIM card adalah disediakannya fasilitas PIN (
Personal Identity Number ), sehingga orang yang tidak diberikan wewenang tidak akan dapat
menggunakan SIM card tersebut. Kode PIN harus selesai dimasukkan setiap kali SIM card
dimasukkan ke MS atau setiap kali MS diaktifkan ( switch on )
Tabel 5.5
Introduksi Supplementary Service
Kode Supplementary Service Introduksi
CLIP Calling Line identification presentation A
CLIR Calling Line identification restriction A
CoLP Connected Line identification presentation A
CoLR Connected Line identification restriction A
CFU Call forward unconditional E1
CFB Call forward on busy E1
CFNRy Call forward on no replay E1
CFFNRc Call forward on not reachable E1
CW Call waitting E2
HOLD Call hold E2
MPTY multiparty E2
CUG Closed user group A
AoC Advice of charge E2
BAOC Barring of all outgoing calls E1
BOIC Barring of outgoing international calls E1
BOIC-exHC Barring of outgoing international calls execpt to home A
country
BAIC Barring of all incoming calls E1
BIC-Roam Barring of incoming calls when roaming A
Salah satu feature yang menarik dari GSM adalah kemampuan untuk mengirimkan pesan
data pendek (short message service) sampai dengan 160 karakter alphanumerik. SMS dikirim
lewat kanal signalling. Service SMS mirip seperti fungsi pager tetapi memiliki kelebihan yaitu
pelanggan dapat menerima dan mengirim pesan ( pelanggan dapat menanggapi pesan yang
diterima ).
Pada GSM terdapat dua jenis SMS yaitu;
Pada SMS cell broadcast, pesan dipancarkan ke seluruh ms yang sedang aktif di satu cell
yang memiliki kemampuan untuk menerima SMS. service yang diberikan SMS cell broadcast
bersifat satu arah dan informasi yang diberikan antara lain kondisi trafik, informasi saham, dan
lain-lain. sedangkan service point to point memungkinkan pelanggan untuk mengirimkan pesan.
untuk dapat memberikan service SMS pada MS harus terdapat software khusus yang dapat
mendekode dan menyimpan pesan. Pesan disimpan di dalam SIM card dan isi pesan dapat
ditampilkan pada display MS.
Service SMS memerlukan satu SMS service center yang akan menerima pesan yang
dikirimkan pelanggan, mengorganisasikan, dan meneruskannya ke pelanggan yang dituju,
sehingga SMS sevice cnter daam hal ini berfungsi sebagai store and forward system.
Untuk masa yang akan datang penggunaan komunikasi data melalui sistem celluler akan
semakin banyak dan semakin dominan, karena network GSM berbasis teknologi digital maka
akan sangat mudah untuk dapat mendukung service-service data. Service data yang dapat
didukung oleh GSM meliputi komunikasi data sinkron dan asinkron, transparan dan non
transparan, dengan kecepatan data 300 bps, 1,2 Kbps, 4,8 Kbps, DAN 9,6 Kbps. GSM juga
mendukung facsimile group 3.
Target desain yang diharapkan oleh komite GSM untuk subsistem radio adalah:
Keakuratan modulasi, untuk menjamin penggunaan spektral efisien dan untuk mencegah
degradasi performance penerima karena kondisi transmisi yang buruk, maka perhatian
terutama ditujukan ke faktor keakuratan frekuensi (+/- 90 Hz) dan fase (5°RMS)
Equalisasi multipath,masalah kritis yang mempengaruhi performance perangkat dalam
menghadapi dopler shift dan dispersi waktu ( time dispertion ) pada burst-burst yang
dikirimkan. Equliser dirancang untuk mengatasi doppler shift yang terjadi pada kecepatan
sampai dengan 250 Km/jam dan dispersi waktu sampai dengan 16 Us
Kontrol daya, dimasukkan untuk dapat menghemat konsumsi daya di MS dan diperlukan
untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya inteferensi co-chanel (dengan mengatur daya
pemancar). Pada mekanisme kontrol daya diterapkan dengan mengatur daya output RF
pemancar serendah mungkin untuk dapat membentuk satu link komunikasi. Kontrol daya
membutuhkan perangkat radio yang dapat mengubah(naik/turun) daya keluaran dengan
cepat tanpa menyebabkan switching transient.
5.6.2 Pemancar
Persyaratan utama dari sistem GSM adalah sitem GSM harus dapat dioperasikan
berdampingan ( coexist) dengan sistem analog yang sudah ada di Eropa ( NMT dan TACS).
Untuk memungkinkan coexistensi tersebut maka desain GSM harus membatasi level inteferensi
denga sistem selluler analog.
Modulasi GMSK
Modulasi yang digunakan di GSM adalah GMSK dengan B.T 0,3. Pemilihan modulasi GSMK
berdasarkan kompromi antara kompleksitas dan efisiensi spektral. Sebagai perbandingan
terhadap GMSK adalah QPSK, akan memberikan penggunaan spektrum frekuensi yang lebih
efisien tetapi modulasi ini akan membatasi harus menggunakan penguat kelas A di pemancar
karena QPSK menghasilkan Amplitudo yang tidak konsisten (non-constant envelope) seningga
memerlukan penguat yang bersifat linier. Seperti kita ketahui bahwa kelas A merupakan kelas
penguat yang tidak efisien jika dilihat dan konsumsi data yang dibutuhkan. GMSK dipilih karena
keluarannya memiliki amplitude konstan sehingga dapat menggunakan penguat non-liniear yaitu
penguat kelas yang dapat diterapkan di MS maupun di BTS. Penguat kelas C merupakan jenis
penguat dengan konversi daya yang sangat efisiensi, penerapan teknik modulasi GMSK sangat
berarti karena dapat menghemat pemakaian battery di MS (waktu pemakaian battery di MS dapat
lebih lama lagi),
Kontrol Daya
Network GSM dirancang sedemikian rupa hingga MS selalu dikenalkan oleh BSC (lewat
BTS) untuk selalu menggunakan level daya pancar minimum untuk dapat melakukan
komunikasi dengan BTS. GSM menentukan delapan kelas untuk pemancar BTS untuk dapat
menangani lima kelas MS seperti yang diperlihatkan pada table 5.6.
Table 5.6
Kelas Daya Pemancar GSM
Kelas daya Daya BTS Daya MS Jenis MS
(watt) (watt)
1 320 20 Car mounted
2 160 8 Car mounted/transportable
3 80 5 Hand-portable
4 40 2 Hand-portable
5 20 0.8 Hand-portable (MCN)
6 10
7 5
8 2.5
Daya output BTS GSM dapat dikendalikan (naik/turun) dengan step 2 dB, hal ini
dilakukan untuk mendapatkan performance co-channel interference yang lebih baik dan
memungkinkan frekuensi reuse lebih sering lagi. Range control daya untuk MS dan BTS adalah
dari level maksimum dari kelas daya outputnya sampai ke nilai minimum + 13dBm dengan step
2 dB. Perintah pengaturan daya RF MS dilakukan melalui kenal SACCH yang dipancarkan oleh
BTS . MS hanya dapat diperintahkan untuk mengubah level dayanya satu step untuk durasi
setiap timeslotnya. Pemakaian daya pemancar MS yang minimum pada saat meng-akses network
akan meningkatkan lama pemakaian battery dan mengurangi interferensi. Lama pemakaian
battery merupakan parameter yang penting untuk MS terutama jenis hand-portable karena
kapasitas battery pada MSjenis hand-portable dibatasi oleh ukuran fisiknya,
Penerima
Equalisasi
Salah satu factor pembatas utama dari perangkat GSM adalah di performance equalizer
penerima. Equalizer pada penerima digunkan untuk mengatasi problem ISI (inter symbol
interference) dan echo yang terjadi karena multipath.
Performance kanal GSM mampu mengatasi delay lintasan sampai dengan 16µs dan
pergeseran frekuennsi untuk kecepatan sampai dengan 250 Km/jam (kecepatan tersebut mengacu
ke kereta api tercepat perancis TGV).
Equalizer juga harus dapat mengkompensasi efek pergeseran Doppler dari frekuensi burst
yang terjadi karena pergerakan MS. Untuk BTS pengukuran ini dilakukan oleh equalizer untuk
menentukan posisi/jarak yang sebenarnya terhadap BTS, dengan demikian BTS dapat
memberikan perintah ke MS untuk mengubah timing advance-nya agar dapat sinkron ke time
slot yang dialokasikan olegBTS. Timing MS dapat diatur dengan rentang sampai dengan periode
waktu 63 bit dalam step 1 bit (setara dengan durasi 3,7 µs), dengan demikian transmisi burst
dapat diatur untuk tetap berada didalam time slot yang telah ditentukan BTS. Seperti diketahui
bahwa guard space antar time slot adalah 30 µs dan jika ditambah dengan pengaturan timing
(timing advance) yang diijinkan maka nilai waktu delaynya akan sama dengan panjang lintasan
35 Km.