Anda di halaman 1dari 2

Kompensasi adalah ganti kerugian yang diberikan oleh negara karena pelaku tidak

mampu memberikan ganti kerugian sepenuhnya yang menjadi tanggung


jawabnya.1 Dari penjelasan pasal tersebut korban kejahatan berhak mendapatkan
ganti rugi dari negara yang dimaksud dengan korban kejahatan pada dasarnya
merupakan pihak yang paling menderita dalam suatu tindak pidana. Perlindungan
korban kejahatan dalam sistem hukum nasional nampaknya belum memperoleh
perhatian serius. Perlindungan korban dalam sistem hukum nasional belum
sebanyak perlindungan yang diberikan kepada pelaku kejahatan. Hal ini terlihat
dari masih sedikitnya hak-hak korban kejahatan memperoleh pengaturan dalam
perundang-undangan nasional.

Beberapa perundang-undangan nasional yang di dalamnya terdapat pengaturan


tentang korban diantaranya Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP), Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 1997, UU Nomor 31 Tahun
1999 jo. UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi, UU Nomor
26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM), UU Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan terhadap Anak, UU Nomor 30 Tahun 2002
mengenai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), UU Nomor 23 Tahun 2004
Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU P KDRT), UU
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Perpu Nomor 1
Tahun 2002, Peraturan Pemerintah (PP) sebagai peraturan pelaksana dari undang-
undang tertentu, diantaranya PP Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara
Perlindungan terhadap Korban dan Saksi dalam Pelanggaran HAM Berat, PP
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Kompensasi, Restitusi dan Rehabilitasi terhadap
Korban Pelanggaran HAM Berat, PP Nomor 24 Tahun 2003 tentang Tata Cara
Perlindungan Terhadap Saksi, Penyidik, Penuntut Umum, dan Hakim dalam
Perkara Tindak Pidana Terorisme, PP Nomor 57 Tahun 2003 tentang Tata Cara
Perlindungan Khusus bagi Pelapor dan Saksi Tindak Pidana Pencucian Uang,
Peraturan pemerintah Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pemberian Kompensasi,
Restitusi, dan Bantuan kepada Saksi dan Korban.

1
Republik Indonesia, 2008. peraturan pemerintah No. 44 Tahun 2008 Tentang Bendera,
pemberian kompensasi, restitusi, dan bantuan kepada saksi dan korban. Pasal 1 ayat 4.
Sekretariat Negara. Jakarta
Keberadaan beberapa peraturan seperti disebutkan di atas, mempunyai ruang
lingkup yang sempit, karena hanya berlaku untuk kasus tertentu dan tidak berlaku
untuk semua jenis kasus, bahkan di dalam pelaksanaannya, tidak menjamin bahwa
Korban akan memperoleh haknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2
Akibatnya, pada saat pelaku kejahatan telah dijatuhi sanksi pidana oleh
pengadilan, kondisi korban kejahatan tidak dipedulikan.3

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan dasar hukum dari kompensasi ?
2. Bagaimana mekanisme kompensasi terhadap korban tindak pidana ?
3. Apa saja faktor penghambat penanganan kompensasi ?

2
Supriyadi Widodo Eddyono, Pemetaan Legislasi Indonesia Terkait dengan Perlindungan Saksi
dan Korban, Jakarta, 2005, www.perlindungansaksi.com Diunduh 16 Maret 2018, pukul 20.00 Wib
3
Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan Antara
Norma dan Realita, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 24

Anda mungkin juga menyukai