Anda di halaman 1dari 3

SYOK ANAFILAKTIK

No.Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

PUSKESMAS Muhammad Jabir, AMK


POLEWALI Nip.

1. Pengertian 1. Reaksi anafilaksis merupakan sindrom klinis akibat reaksi immunologis (reaksi
alergi) yang bersifat sistemik, cepat dan hebat yang dapat menyebabkan
gangguan respires, sirkulasi, pencernaan dan kulit.
2. Syok anafilatikdapat terjadi jika reaksi anafilaksis terjadi cukup hebat dan
menimbulkan syok.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk melakukan
penanganan bila terjadi syok.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Polewali No. tahun tentang
Penepatan Standar Operasional Prosedur Layanan Klinis di Puskesmas Polewali
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
2. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Edisi I 2013, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta : 2013.
5. Prosedur 1. Posisi trendelemburg atau berbaring denga kedua tungkai akan membantu
menaikkan venous return sehinga tekanan darah ikut meningkat.
2. Pemberian oksigen 3-5 ltr/mnt harus dlakukan.
3. Pemasangan infuse, cairan plasma expender (Dextran) merupakanpilihan
utama guna dapat mengisi volume intravascular secepatnya.jika cairan tersebut
tidak tersedia, dapat digantikan dengan cairn RL atau NaCl.
4. Adrenalin 0,3-0,5 mldari larutan 1:1000diberika secar intramusculas yang dapat
diulangi 5-10 menit.dosis ulanga umumnya diperlukan meningkat lama kerja
adrenalin cukup singkat. Jika respon peberian secara IM kurang efektif dapa
diberi secara IV setelah 0,1-0,2 ml adrenalin dilarutkan dalm spoid 10 ml
dengan NaCl fisiologis. Pemberian subcutan sebaiknya dihindari, Karena
efeknya terbilang lambat.
5. Aminofilin dapat diberikandengan sangat hati hati apabila broncospasme belm
hilan dengan pemberian adrenalin. 250 mg aminofilin diberikan secara prlahan
lahan selama 10 menit IV. Dapat dilanjutkan 250 mg lagi melaui drips infuse
bila perlu
6. Antihistamin dan kortikosteroid merupakan pilihan kedua setelah adrenalin.
Kedua obat tersebut dapat diberika setelah gejala klink mulai membaik guna
mencegah komplkasi selanjutnya.antihistami yang biasa digunakan adalah
difenidramin HCl 5-20mg IV dan untuk golongan kortikosteroid dapat digunakan
dexametazon 5-10mg IV atau hidrocortison 100-250mg IV.
7. Seandainya terjadi henti jantung, maka prosedur resusitasi kardio pulmonar
(RKP) segera arus dilakkan ssuaui falsafah ABC dan seterusnya.
8. Aabila dengan penangana yang dilaukan tidak terdapat perubahan, maka
pasien dirujuk kepelayanan sekunder.
9. Apabila terdapat perubahan maka pasien diobservasi 2-3 x 24 jam, dan ntuk
kasus ringan cukup 6 jam.
10. Riwayat alergi dan penyebab reaksi analfilaktik dicatat dalam rekam medis
pasien.
6. Diagram Alir
7. Hal-hal yang 1. Kebiasaan buruk yang menetap
perlu 2. Adanya penyakit sistematik
diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Poli Umum
2. Poli gigi
3. UGD
4. Poli KIA/KB
5. Laboratorium

9. Dokumen 1. Rekam Medis Pasien


terkait 2. Informend Consent
10. Rekaman
historis
perubahan
No Yang di rubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai