Anda di halaman 1dari 13

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP


HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM
(Suatu Penelitian Eksperimen di SMK Negeri 1 Suwawa)

Oleh

ASPIAH A. TIMUMUN
NIM. 421409043
PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM

Phya_timumun@ymail.com

Aspiah A, Timumun, Mohamad Jahya, Raghel Yunginger

ABSTRAK

Aspiah A. Timumun. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Terhadap Hasil


Belajar Siswa pada Materi Impuls dan Momentum (suatu penelitian eksperimen di SMK
Negeri 1 Suwawa). Jurusan Pendidikan Fisika Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan
IPA Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. rer. Nat Mohamad Jahja, M.Si, dan
Pembimbing II Raghel Yunginger, S.Pd, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan Metode eksperimen dengan
kelas yang menggunakan metode diskusi pada materi impuls dan momentum. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan sampel dalam penelitian ini melibatkan dua
kelas sebagai objek penelitian masing-masing terbagi dalam kelas eksperimen (X TKJ A)
dengan jumlah siswa 32 orang dan kelaskontrol (X TKJ B) dengan jumlahsiswa 30 orang
yang penarikan sampelnya dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling.
Penelitian ini menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Pengumpulan
data yang digunakan dengan mengunakan instrument tes.Instrumen penelitian berupa tes esay
sebanyak 7 butir soal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan membuat daftar hasil tes
siswa pada kedua kelompok tersebut. Selanjutnya data diujinormalitasnya dengan
menggunakan analisis statistik Chi-Kuadrat. Hasilnya adalah bahwa x2hitung<x2tabel yaitu untuk
kelas eksperimen sebesar 7,3564<11,070 dan untuk kelas control sebesar 6,0158<11,070.
Dengan demikian rata-rata skor hasil belajar siswa terdistribusi secara normal. Pengujian
hipotesis dengan menggunakan t-test menunjukkan bahwa t hitung>ttabel yaitu 4,83>1,67. Hal
ini berarti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan
metode eksperimen dengankelas yang menggunakan metode diskusi.

Kata kunci : Metode Eksperimen, Hasil Belajar, Impuls dan Momentum.

Aspiah A. Timumun, Mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Gorontalo. Dr. rer, nat
Mohammad Jahja, M.Si selaku dosen pada jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Gorontalo. Raghel Yunginger, S.Pd, M.Si selaku dosen pada jurusan Fisikai Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo.
Belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif yang dilakukan oleh
seorang guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar. Harapan yang tidak pernah sirnah
dari hati seorang guru adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat
dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang
dirasakan oleh guru dan masalah ini tentunya bukan hanya ada pada siswa, melainkan pada
guru karena guru yang berhadapan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran di
kelas, sehingga seorang guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan khusus dalam
mengajar agar tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dapat dicapai dengan mudah.
Di dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru seringkali mengalami kendala
dalam mencapai tujuan pembelajaran, ini terlihat pada aktivitas yang dilakukan oleh siswa
selama mengikuti kegiatan proses belajar mengajar. Dimana, pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung para siswa kurang memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, dan hanya
sebagian siswa saja yang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru tersebut,
sehingga pada saat guru akan memberikan evaluasi, hampir sebagian besar siswa nilainya
tidak tuntas atau tidak mencapai kriteria ketuntasan maksimal (KKM), maka ini akan
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa selama mengikuti pembelajaran di sekolah.
Faktor-faktor penyebab permasalahan tersebut diantaranya adalah sistem
pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru (teacher centered), metode
pembelajaran yang digunakan kurang tepat, kurangnya keinginan siswa untuk belajar, buku
ajar/panduan fisika untuk siswa yang masih sangat terbatas, serta kurangnya penggunaan
media pembelajaran sehingga siswa belajar fisika dengan menghayal materi yang sedang
diajarkan oleh guru.
Materi impuls dan momentum memiliki beberapa konsep yang abstrak.Pembelajaran
yang dapat menyajikan fenomena yang berkaitan dapat membantu siswa dalam mempelajari
konsep-konsep yang abstrak tersebut. Supaya didalam pembelajaran fisika para siswa tidak
menghayal, maka pada proses pembelajaran fisika dilakukan dengan menggunakan metode
eksperimen. Ini akan lebih membantu siswa agar mudah memahami pelajaran karena materi
diajarkan dengan cara melakukan percobaan sendiri dengan bimbingan guru untuk
membuktikan suatu konsep/materi yang sedang dipelajari sehingga akan memberikan kesan
yang mendalam di benak siswa tentang materi tersebut serta akan dapat membantu siswa juga
dalam meningkatkan hasil belajarnya.
Secara umum tujuan penelitian ini untuk melihat perbedaan hasil belajar siswapada
kelas yang menggunakan metode eksperimen dengan hasil belajar siswa yang menggunakan
metode diskusi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di sekolah SMK
Negeri 1 Suwawa kabupaten Bone bolango, provinsi gorontalo, pada semester genap tahun
ajaran 2012/2013 selama kurang lebih 2 bulan.
Sugiyono (2010: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X di SMK Negeri 1 Suwawa kabupaten Bone bolango yang
terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013 dimana populasi dalam penelitian ini terdiri dari 6
kelas. Distribusi jumlah siswa perkelas dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Distribusi jumlah siswa kelas X di SMK Negeri 1 Suwawa tahun ajaran 2012/2013.
Kelas Jumlah Siswa
X Pria Wanita Total
TKJA 12 20 32
TKJB 11 19 30
C
TKJ 11 15 27
TGB 16 23 39
Otomotif
Mobil 39 - 39
Otomotif
Motor 32 2 34
Jumlah 123 77 201
Sumber : Absen siswa kelas x di SMK Negeri 1 Suwawa tahun ajaran 2012/2013
Sugiyono (2010 : 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristikyang dimiliki oleh
populasi tersebut. Dalam penelitian ini, sampel dipilih dengan menggunakan teknik cluster
random sampling. Sampel dari penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas X TKJ A dengan
jumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode eksperimen dan
kelas X TKJB dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode
diskusi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode true eksperimen dengan
rancangan Pretest-posttest Control Group Design. Sugiyono (2010 :61) variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab berubahnya atau timbulnya
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode eksperimen jenis
eksperimen terkontrol dan metode diskusi.Dalam hal ini, kelas eksperimen diberikan
perlakuan dengan menerapkan metode eksperimen jenis eksperimen terkontrol sedangkan
kelas kontrol dengan menggunakan metode diskusi.Sugiyono (2010 :61) variabel terikat
adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang dapat dilihat setelah
kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menerapkan metode eksperimen jenis
eksperimen terkontrol sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menerapkan metode
diskusi.
Tehnik Pengumpulan data
Tes merupakan sesuatu yang amat penting di dalam keseluruhan kegiatan penelitian, karena
tes digunakan untuk mendapatkan atau mengumpulkan data tentang hasil belajar kognitif (
C1, C2, dan C3 ) siswa , dimana dalam pengumpulan data dengan tes ini dapat dilihat apakah
hasil belajar kognitif ( C1, C2, dan C3) siswa sudah mengalami peningkatan. Tes ini disajikan
dalam bentuk tes Uraian.
Validitas Tes
Menurut Arikunto (2009: 170) Validitas tes adalah tingkat sesuatu tes mampu
mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan dengan “ketepatan”
dengan alat ukur. Untuk mengukur validitas tes ini, digunakan rumus korelasi produck
moment seperti tampak pada persamaan berikut :

Arikunto (2009 : 170-171)

Keterangan : X = sekor dari tes pertama (tes A)


Y = sekor dari tes kedua (tes B)
XY = hasil kali sekor X dengan Y untuk setiap responden
X2 = kuadrat sekor tes A
Y2 = kuadrat sekor tes B
N = Banyaknya responden
Dalam penelitian ini item tes dikatakan valid jika koefisien validitasnya yaitu r xy dan
item tes dinyatakan tidak valid apabila koefisien validitasnya rxy , dengan taraf nyata α = 0,05
dan kriteria interval kepercayaan 95% .
Dengan membandingkan harga dengan harga setiap item soal

(Penghitungannya dapat dilihat pada lampiran 12) diperoleh bahwa > .Ini berarti
terdapat beberapa item soal valid dan cukup baik sebagai alat pengumpul data. Koefisien
validasi tersebut dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Nilai validasi setiap item soal
Koefisien validasi
No. Item Tes rhitung rtabel Status Validasi

1 0,3838 0,381 Valid


2 0,3618 0,381 Tidak Valid
3 0,4849 0,381 Valid
4 0,1875 0,381 Tidak Valid
5 0,3943 0,381 Valid
6 0,2899 0,381 Tidak Valid
7 0,4124 0,381 Valid
8 0,6737 0,381 Valid
9 0,8428 0,381 Valid
10 0,7319 0,381 Valid
11 0,1144 0,381 Tidak Valid

Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang
dinilainya (Sudjana, 2008: 16) . Artinya, tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika
memberikan hasil yang tetap atau ajek (konsisten) apabila diteskan berkali-kali.
Pengujian reliabilitas tes ini digunakan rumus alpha Cronbach seperti pada persamaan
berikut :

Arikunto (2009 :180 )

Keterangan : r11 = reliabilitas tes


k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= jumlah varians butir soal

= varians total
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh
reliabilitas tes r11 = 0,7233, ini berarti bahwa tingkat reliabilitas tes tersebut tinggi.
Tehnik Analisi data
a. Uji Normalitas Data
Kenormalan data merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam analisis
statistik. Yang mana yang akan digunakan untuk menguji data hasil penelitian yang
berdistribusi normal atau tidak maka digunakan pengujian statistik yaitu Chi kuadrat.
Persamaan uji chi kuadarat dapat dilihat pada persamaan berikut :

( Arikunto, 2009 : 333 )


Keterangan :
2
= Harga Chi-kuadrat yang dicari
f0 = frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai dengan
keadaan).
fh = frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori
Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan dengan Chi
kuadrat (2) dengan Chi kuadrat (2) yang diambil dari daftar nilai kritis uji Chi kuadrat
(2). Kriterianya adalah :

H : 2<2 : Data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen atau kelas
kontrol berdistribusi normal.

H : 2>2 : Data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen atau kelas
kontrol berdistribusi tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Homogenitas instrumen pada penelitian ini diuji dengan menggunakan uji
Bartleth (arikunto, 2010 : 364). Uji Bartleth statistik chi-kuadrat dihitung dengan
menggunakan persamaan 4 berikut.
(Arikunto, 2009: 319)
Keterangan :
ni = ukuran sampel
Si2 = varians
i = menyatakan kelas
Dengan In 10 = 2,3026, disebut logaritma asli dari bilangan 10. Dengan taraf nyata ,
kita tolak hipotesis H0 jika , dimana didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan
peluang (1-dan dk = (k -1) (Sudjana, 2005 : 263).
c. Uji Hipotesis
Statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis yaitu dengan menggunakan
persamaan berikut :

Dimana :
t = Nilai hitung
1
= Nilai rata-rata kelas eksperimen
2
= Nilai rata-rata kelas kontrol
n1 = Jumlah responden kelas eksperimen
n2 = Jumlah responden kelas kontrol
S = Simpangan Baku
Dengan kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis nol (H0) hanya jika t hitungt table

untuk dk = (n1 + n2 - 2) dan taraf α = 1- (α) = 1- (0,05) = 0,975.


Dengan menggunakan rumus statistika uji t, diperoleh t hitung > t tabel = 4,83>1,67. Dengan
kata lain thitung berada diluar daerah penerimaan hipotesis, penelitian ini menolak hipotesis
Ho (Ho ditolak) yang berarti menerima hipotesis (H1) yaitu terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan metode eksperimen dengan hasil
belajar siswa yang menggunakan metode diskusi.
Statistik hipotesis yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut:
H0 : , tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa
yang menggunakan metode eksperimen dengan yang menggunakan metode diskusi.

H1 : , terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang


menggunakan metode eksperimen dengan yang menggunakan metode diskusi.
HASIL PENELITIAN
Data ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes. Jenis tes adalah tes uaraian
sebanyak 7 butir soal yang difokuskan pada hasil belajar ranah kognitif aspek kompetensi C1,
C2 dan C3 baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, yang mana untuk kelas
eksperimen diberi perlakuan berupa metode eksprimen sedangkan untuk kelas kontrol diberi
perlakuan berupa metode diskusi.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pretest dan posttest, untuk setiap
aspek kognitif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memperoleh hasil belajar yang
sangat berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada semua aspek kognitif yang tersebar
pada masing-masing butir soal yang telah diujikan, dimana pada aspek kognitf Pengetahuan
(C1), Pemahaman (2) dan Aplikasi (3) menunjukkan bahwa capaian hasil belajar siswa pada
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada capaian hasil belajar siswa pada kelas kontrol.
Berdasarkan distribusi skor rata – rata hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen pada
tahap pre-test sebesar 6,1 dan pada tahap post-test sebesar 84,73. Sedangkan untuk kelas
kontrol skor rata-rata hasil belajar siswa pada tahap pre-test sebesar 4,54 dan post-test sebesar
75,37. Dengan selisih skor rata – ratanya untuk tahap pre-test sebesar 1,56 dan selisih skor
rata-rata pada tahap post-test sebesar 9,36. Dari selisih tersebut dapat dilihat dengan jelas
perbedaan hasil belajar dari kedua kelas tersebut yakni kelas eksperimen yang menggunakan
metode eksperimen mendapatkan hasil yang lebih tinggi daripada kelas kontrol yang
menggunakan metode diskusi.
PEMBAHASAN
Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat
perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode eksperimen
dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode diskusi.
Penelitian ini dilakukan pada 2 kelas yaitu kelas X TKJ A yang dibelajarkan dengan
menggunakan metode eksperimen dan kelas X TKJ B yang dibelajarkan dengan
menggunakan metode diskusi dengan pokok materi yang diajarkan pada kedua kelas juga
sama yakni materi impuls dan momentum. Jadi perlakuan yang berbeda hanyalah terletak
pada metode yang digunakan yaitu untuk kelas eksperimen menggunakan metode eksperimen
sedangkan kelas kontrol menggunakan metode diskusi.
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu menyiapkan alat yang akan digunakan
untuk mengumpulkan data yaitu berupa tes uraian yang sudah divalidasi yang tujuannya
untuk mengetahui apakah instrumen ini layak digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa.Validasi ini melalui beberapa tahap, yakni : melalui bimbingan dosen/guru ahli dan
melalui pengujian soal. Validasi yang dilakukan melalui bimbingan dosen/guru ahli
mencakup penilaian : redaksi kalimat, keterbacaan mencerminkan muatan pembelajaran, dan
aspek bahasa. Sedangkan validasi melalui pengujian soal dilakukan di kelas selain kelas uji.
Hasil dari validasi bimbingan dosen ahli dari Jurusan Fisika Universitas Negeri
Gorontalomenyatakan bahwa instrumen tersebut baik dan layak digunakan sebagai tes hasil
belajar pada penelitian ini.Untuk membuktikan pernyataan dari validator tersebut, peneliti
melakukan uji coba di kelas XTKJ C yang berjumlah 27 orang. Setelah peneliti melakukan
pengujian validitas dan reliabilitas dengan menggunakan rumus r Product Moment (dapat
dilihat pada lampiran 12 ) terbukti bahwa soal tersebut berstatus valid dengan koefisien
reliabel sebesar r = 0,7233.
Dalam penelitian ini, selain melihat pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap
hasil belajar siswa pada materi impuls dan momentum, respon yang diberikan siswa dalam
proses pembelajaranpun diperhatikan. Respon yang dapat dilihat secara menonjol adalah
siswa termotivasi untuk belajar. Besarnya rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu yang sedang
dipelajari mendorong siswa berfikir dan bekerja sama untuk memecahkan suatu
permasalahan yang berkaitan dengan materi tersebut.
Proses pembelajaran akan terlihat lebih aktif karena pembelajaran disajikan dengan
cara, siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari, sehingga pembelajarannya tidak hanya berpusat pada guru (teacher centered),
serta penguasaan/pemahaman siswa terhadap materi akan tertanam dalam ingatan siswa.
Selain itu juga tercipta suasana yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa tidak
merasa bosan mengikuti pelajaran serta dapa memberikan kesan yang mendalam pada diri
siswa.
Dari hasil yang didapatkan pada penelitian, untuk kelas eksperimen yang
menggunakan metode eksperimen mampu meningkatkan hasil belajar siswa dibanding
dengan kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi, dengan melihat lembar hasil
penilaian siswa pada post-test yang terdapat dilampiran 14. Untuk kelas eksperimen yakni
jumlah siswa yang tuntas 28 dan yang tidak tuntas 4 siswa dari jumlah siswa di dalam kelas
32 sedangkan untuk kelas kontrol jumlah siswa yang tuntas 23 dan yang tidak tuntas 7
siswa.
Untuk ranah kognitif aspek kompetensi pengetahuan (C1) pada kelas eksperimen
memperoleh hasil yang lebih tinggi yakni sebesar 90 sedangkan kelas kontrol sebesar 87,
aspek pemahaman (C2) pada kelas eksperimen memperoleh hasil sebesar 90,5 dan kelas
kontrol sebesar 89, aspek aplikasi (C3) pada kelas eksperimen memperoleh hasil sebesar 78
dan kelas kontrol sebesar 67, ini menunjukan bahwa kemampuan siswa pada kelas
eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode eksperimen lebih tinggi daripada
kemampuan siswa pada kelas kontrol yang dibelajarkan dengan metode diskusi khusunya
pada materi impuls dan momentum, dimana perbedaannya yang tidak terlalu besar yaitu 9%.
Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
siswa yang menggunakan metode eksperimen dengan hasil belajar siswa yang menggunakan
metode diskusi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 4.6

Berdasarkan uraian dan gambar di atas, maka penggunaan metode eksperimen dalam
proses pembelajaran akan lebih efektif dan memperoleh skor hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan proses pembelajaran yang menggunakan metode diskusi.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan
dengan metode eksperimen dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode
diskusi. Hal ini dapat dilihat juga pada thitung = 4,83 dan ttabel = 1,67 dimana t hitung = 4,83> ttabel
= 1,67. Berdasarkan hasil pengolahan data, dimana hasil belajar siswa yang menggunakan
metode eksperimen lebih tinggi skornya dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
menggunakan metode diskusi dengan perbedaan yang tidak terlalu besar yaitu 9%. Dengan
demikian bahwa penggunaan metode eksperimen dalam proses pembelajaran akan lebih
efektif dan memperoleh skor hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses
pembelajaran yang menggunakan metode diskusi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran fisika khususnya materi impuls dan momentum.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka, peneliti mengajukan
beberapa saran:
1. Penggunaan metode eksperimen dapat memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi,
sehingga dapat digunakan di sekolah – sekolah, baik itu SMP atau sederajat, SMA atau
sederajat, bahkan dapat pula digunakan di bangku perkuliahan terutaman pada pelajaran
yang memiliki konsep yang abstrak.
2. Menjadikan metode eksperimen sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat
membantu siswa untuk aktif didalam kelas.
3. Hendaknya guru lebih memiliki inovasi dalam kelangsungan proses belajar mengajar
terutama pada proses pembelajaran fisika.
4. Perlu diadakan lagi penelitian lebih lanjut dengan penelitian yang sama tetapi
menggunakan materi-materi fisika lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Menejemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Alaina, Rurum. 2010. Penerapan Metode Eksperimen pada Pokok Bahasan Energi dan
Sumbernya Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Djamarah. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: Publisher
Emzir.2009. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Raja grafindo persada
Fuadah, Miftahul. 2011. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Tentang
Pertumbuhan Makhluk Hidup Dengan Metode Eksperimen.
Giancoli, douglas C. 2001. Fisika jilid II edisi kelima. Jakarta: Erlangga
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Akrasa
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Rodskarya
Purwanto, Ngalim. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Jogjakarta : Pustaka Pelajar
Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Suprijono. 2009. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Jogjakarta: Pustaka
Pelajar
Sunyono. 2007. Penerapan Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan Dalam Meningkatkan
Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester 1 SMA SWADHIPA NATAR. Lampung:
Universitas Pendidikan Indonesia
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai