Document PDF
Document PDF
Oleh
ASPIAH A. TIMUMUN
NIM. 421409043
PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI IMPULS DAN MOMENTUM
Phya_timumun@ymail.com
ABSTRAK
Aspiah A. Timumun, Mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Gorontalo. Dr. rer, nat
Mohammad Jahja, M.Si selaku dosen pada jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Gorontalo. Raghel Yunginger, S.Pd, M.Si selaku dosen pada jurusan Fisikai Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo.
Belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif yang dilakukan oleh
seorang guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar. Harapan yang tidak pernah sirnah
dari hati seorang guru adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat
dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang
dirasakan oleh guru dan masalah ini tentunya bukan hanya ada pada siswa, melainkan pada
guru karena guru yang berhadapan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran di
kelas, sehingga seorang guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan khusus dalam
mengajar agar tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dapat dicapai dengan mudah.
Di dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru seringkali mengalami kendala
dalam mencapai tujuan pembelajaran, ini terlihat pada aktivitas yang dilakukan oleh siswa
selama mengikuti kegiatan proses belajar mengajar. Dimana, pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung para siswa kurang memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, dan hanya
sebagian siswa saja yang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru tersebut,
sehingga pada saat guru akan memberikan evaluasi, hampir sebagian besar siswa nilainya
tidak tuntas atau tidak mencapai kriteria ketuntasan maksimal (KKM), maka ini akan
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa selama mengikuti pembelajaran di sekolah.
Faktor-faktor penyebab permasalahan tersebut diantaranya adalah sistem
pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru (teacher centered), metode
pembelajaran yang digunakan kurang tepat, kurangnya keinginan siswa untuk belajar, buku
ajar/panduan fisika untuk siswa yang masih sangat terbatas, serta kurangnya penggunaan
media pembelajaran sehingga siswa belajar fisika dengan menghayal materi yang sedang
diajarkan oleh guru.
Materi impuls dan momentum memiliki beberapa konsep yang abstrak.Pembelajaran
yang dapat menyajikan fenomena yang berkaitan dapat membantu siswa dalam mempelajari
konsep-konsep yang abstrak tersebut. Supaya didalam pembelajaran fisika para siswa tidak
menghayal, maka pada proses pembelajaran fisika dilakukan dengan menggunakan metode
eksperimen. Ini akan lebih membantu siswa agar mudah memahami pelajaran karena materi
diajarkan dengan cara melakukan percobaan sendiri dengan bimbingan guru untuk
membuktikan suatu konsep/materi yang sedang dipelajari sehingga akan memberikan kesan
yang mendalam di benak siswa tentang materi tersebut serta akan dapat membantu siswa juga
dalam meningkatkan hasil belajarnya.
Secara umum tujuan penelitian ini untuk melihat perbedaan hasil belajar siswapada
kelas yang menggunakan metode eksperimen dengan hasil belajar siswa yang menggunakan
metode diskusi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di sekolah SMK
Negeri 1 Suwawa kabupaten Bone bolango, provinsi gorontalo, pada semester genap tahun
ajaran 2012/2013 selama kurang lebih 2 bulan.
Sugiyono (2010: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X di SMK Negeri 1 Suwawa kabupaten Bone bolango yang
terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013 dimana populasi dalam penelitian ini terdiri dari 6
kelas. Distribusi jumlah siswa perkelas dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Distribusi jumlah siswa kelas X di SMK Negeri 1 Suwawa tahun ajaran 2012/2013.
Kelas Jumlah Siswa
X Pria Wanita Total
TKJA 12 20 32
TKJB 11 19 30
C
TKJ 11 15 27
TGB 16 23 39
Otomotif
Mobil 39 - 39
Otomotif
Motor 32 2 34
Jumlah 123 77 201
Sumber : Absen siswa kelas x di SMK Negeri 1 Suwawa tahun ajaran 2012/2013
Sugiyono (2010 : 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristikyang dimiliki oleh
populasi tersebut. Dalam penelitian ini, sampel dipilih dengan menggunakan teknik cluster
random sampling. Sampel dari penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas X TKJ A dengan
jumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode eksperimen dan
kelas X TKJB dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode
diskusi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode true eksperimen dengan
rancangan Pretest-posttest Control Group Design. Sugiyono (2010 :61) variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab berubahnya atau timbulnya
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode eksperimen jenis
eksperimen terkontrol dan metode diskusi.Dalam hal ini, kelas eksperimen diberikan
perlakuan dengan menerapkan metode eksperimen jenis eksperimen terkontrol sedangkan
kelas kontrol dengan menggunakan metode diskusi.Sugiyono (2010 :61) variabel terikat
adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang dapat dilihat setelah
kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menerapkan metode eksperimen jenis
eksperimen terkontrol sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menerapkan metode
diskusi.
Tehnik Pengumpulan data
Tes merupakan sesuatu yang amat penting di dalam keseluruhan kegiatan penelitian, karena
tes digunakan untuk mendapatkan atau mengumpulkan data tentang hasil belajar kognitif (
C1, C2, dan C3 ) siswa , dimana dalam pengumpulan data dengan tes ini dapat dilihat apakah
hasil belajar kognitif ( C1, C2, dan C3) siswa sudah mengalami peningkatan. Tes ini disajikan
dalam bentuk tes Uraian.
Validitas Tes
Menurut Arikunto (2009: 170) Validitas tes adalah tingkat sesuatu tes mampu
mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata lain validitas berkaitan dengan “ketepatan”
dengan alat ukur. Untuk mengukur validitas tes ini, digunakan rumus korelasi produck
moment seperti tampak pada persamaan berikut :
(Penghitungannya dapat dilihat pada lampiran 12) diperoleh bahwa > .Ini berarti
terdapat beberapa item soal valid dan cukup baik sebagai alat pengumpul data. Koefisien
validasi tersebut dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Nilai validasi setiap item soal
Koefisien validasi
No. Item Tes rhitung rtabel Status Validasi
Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang
dinilainya (Sudjana, 2008: 16) . Artinya, tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika
memberikan hasil yang tetap atau ajek (konsisten) apabila diteskan berkali-kali.
Pengujian reliabilitas tes ini digunakan rumus alpha Cronbach seperti pada persamaan
berikut :
= varians total
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh
reliabilitas tes r11 = 0,7233, ini berarti bahwa tingkat reliabilitas tes tersebut tinggi.
Tehnik Analisi data
a. Uji Normalitas Data
Kenormalan data merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam analisis
statistik. Yang mana yang akan digunakan untuk menguji data hasil penelitian yang
berdistribusi normal atau tidak maka digunakan pengujian statistik yaitu Chi kuadrat.
Persamaan uji chi kuadarat dapat dilihat pada persamaan berikut :
H : 2<2 : Data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen atau kelas
kontrol berdistribusi normal.
H : 2>2 : Data skor tes hasil belajar siswa untuk kelas eksperimen atau kelas
kontrol berdistribusi tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Homogenitas instrumen pada penelitian ini diuji dengan menggunakan uji
Bartleth (arikunto, 2010 : 364). Uji Bartleth statistik chi-kuadrat dihitung dengan
menggunakan persamaan 4 berikut.
(Arikunto, 2009: 319)
Keterangan :
ni = ukuran sampel
Si2 = varians
i = menyatakan kelas
Dengan In 10 = 2,3026, disebut logaritma asli dari bilangan 10. Dengan taraf nyata ,
kita tolak hipotesis H0 jika , dimana didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan
peluang (1-dan dk = (k -1) (Sudjana, 2005 : 263).
c. Uji Hipotesis
Statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis yaitu dengan menggunakan
persamaan berikut :
Dimana :
t = Nilai hitung
1
= Nilai rata-rata kelas eksperimen
2
= Nilai rata-rata kelas kontrol
n1 = Jumlah responden kelas eksperimen
n2 = Jumlah responden kelas kontrol
S = Simpangan Baku
Dengan kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis nol (H0) hanya jika t hitungt table
Berdasarkan uraian dan gambar di atas, maka penggunaan metode eksperimen dalam
proses pembelajaran akan lebih efektif dan memperoleh skor hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan proses pembelajaran yang menggunakan metode diskusi.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang dibelajarkan
dengan metode eksperimen dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode
diskusi. Hal ini dapat dilihat juga pada thitung = 4,83 dan ttabel = 1,67 dimana t hitung = 4,83> ttabel
= 1,67. Berdasarkan hasil pengolahan data, dimana hasil belajar siswa yang menggunakan
metode eksperimen lebih tinggi skornya dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
menggunakan metode diskusi dengan perbedaan yang tidak terlalu besar yaitu 9%. Dengan
demikian bahwa penggunaan metode eksperimen dalam proses pembelajaran akan lebih
efektif dan memperoleh skor hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses
pembelajaran yang menggunakan metode diskusi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran fisika khususnya materi impuls dan momentum.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka, peneliti mengajukan
beberapa saran:
1. Penggunaan metode eksperimen dapat memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi,
sehingga dapat digunakan di sekolah – sekolah, baik itu SMP atau sederajat, SMA atau
sederajat, bahkan dapat pula digunakan di bangku perkuliahan terutaman pada pelajaran
yang memiliki konsep yang abstrak.
2. Menjadikan metode eksperimen sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat
membantu siswa untuk aktif didalam kelas.
3. Hendaknya guru lebih memiliki inovasi dalam kelangsungan proses belajar mengajar
terutama pada proses pembelajaran fisika.
4. Perlu diadakan lagi penelitian lebih lanjut dengan penelitian yang sama tetapi
menggunakan materi-materi fisika lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Menejemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Alaina, Rurum. 2010. Penerapan Metode Eksperimen pada Pokok Bahasan Energi dan
Sumbernya Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Djamarah. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: Publisher
Emzir.2009. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Raja grafindo persada
Fuadah, Miftahul. 2011. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Tentang
Pertumbuhan Makhluk Hidup Dengan Metode Eksperimen.
Giancoli, douglas C. 2001. Fisika jilid II edisi kelima. Jakarta: Erlangga
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Akrasa
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Rodskarya
Purwanto, Ngalim. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Jogjakarta : Pustaka Pelajar
Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Suprijono. 2009. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Jogjakarta: Pustaka
Pelajar
Sunyono. 2007. Penerapan Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan Dalam Meningkatkan
Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester 1 SMA SWADHIPA NATAR. Lampung:
Universitas Pendidikan Indonesia
Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung: Alfabeta