Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
Fisika merupakan bagian dari sains yang berkaitan dengan cara mencari
penemuan. Salah satu tujuan mata pelajaran fisika pada jenjang Sekolah
proses sains.
saat ini adalah lemahnya proses pembelajaran. Menurut Depdiknas (Azizah, 2014:
235) dalam proses pembelajaran siswa hanya menghafal konsep dan kurang
dalam kelas lebih banyak diarahkan kepada siswa untuk menghafal informasi
2
kurang inovatif, guru cenderung menggunakan ceramah dan tugas serta metode
siswa tidak aktif terlibat dalam pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran IPA
khususnya fisika yang baik seharusnya tidak hanya sekedar menghafal, melainkan
Ternate pada semester ganjil 2016, sebagian besar siswa tidak memiliki kesiapan
belajar karena mereka tidak terlebih dahulu mempelajari materi yang akan
diajarkan, sehingga sulit bagi mereka untuk mengerti materi yang akan
disampaikan padahal jika adanya kesiapan siswa akan lebih mempermudah guru
dalam menyampaikan materi dan siswa akan lebih mudah memahami materi
karena sudah adanya gambaran akan materi pembelajaran. Kondisi ini juga
Salah satu faktor penyebab rendahnya keterampilan proses sains dan hasil
belajar fisika siswa adalah model pembelajaran yang digunakan guru kurang
inovatif. Model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru di SMA Negeri 10
3
Kota Ternate adalah model Direct Instruction dengan metode ceramah, penugasan
Direct Instruction antara lain: (1) pembelajaran berpusat pada guru, sehingga
siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, (2) siswa
hanya mendapatkan produk (pengetahuan) dari guru tanpa memahami proses, (3)
siswa sering kehilangan perhatian dan konsentrasi (bosan) sehingga siswa hanya
akan mengingat sedikit materi yang diberikan oleh guru dan hasil belajar rendah.
Pembelajaran seperti ini, tidak sesuai dengan hakikat fisika dan pembelajaran
siswa untuk aktif belajar hingga menghasilkan suatu produk pengetahuan fisika
model inkuiri dapat meningkatakan keterampilan proses sains siswa yaitu sebesar
80,40% pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 5 Surakarta, dan pada penelitian
belajar siswa dengan skor rata-rata nilai sebesar 71,70% pada siswa SMA Negeri
3 Banda Aceh.
Fisika pada Konsep Suhu dan Kalor Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
siswa dengan menerapkan model pembelajaran inkuri pada konsep suhu dan
kalor.
E. Manfaat Penelitian
a. Bagi guru:
b. Bagi siswa:
c. Bagi sekolah:
proses pembelajaran.
F. Asumsi penelitian
pembalajaran inkuiri.
Agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dan terarah, maka peneliti
2. Populasi Penelitian
Ternate.
3. Subjek Penelitian
IPA-2 SMA Negeri 10 kota Ternate yang berjumlah 21 siswa, yang terdiri dari 7
4. Lokasi penelitian
H. Definisi Istilah/Operasional
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
1. Pengertian Belajar
Menurut Karwati & Priansah (2014: 186), Belajar adalah suatu perubahan
yang terjadi dalam diri organisasi (manusia atau hewan) disebabkan oleh
tersebut.
pembentukan asosiasi baru, atau potensi untuk suatu tanggapan baru. Belajar
2011: 34). Menurut Woolfold & Lorrence (Abdullah, 2011: 34), bahwa belajar
tanggapan terhadap apa yang terjadi disekelilingnya dan membangun relasi baru
dengan sesame serta mengarah pada upaya pembaharuan diri kearah yang lebih
baik.
82), menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama
memori orang dari satu keadaan ke keadaan lain, menghasilkan satu kapsitas atau
9
lebih komprehensip.
antara stimulus satu dengan lainya, serta memahami respon yang mungkin
itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada
c. Untuk dapat desbut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap; harus
3. Prinsip-Prinsip Belajar
Menurut Karwati & Priansa (2014: 192), belajar yang efektif bisa terjadi
a. Hal apapun yang dipelajari oleh peserta didik, maka pesera didik harus
masing sehingga terdapat berbagai variasi tempo atau kecepatan belajar yang
11
dimiliki oleh setiap peserta didik. Dengan demikian, tempo dan kecepatan
belajar yang miliki oleh peserta didik itu disesuaikan dengan umur dan
c. Peserta didik akan belajar dengan lebih banyak apabila setiap langkah dalam
bermakna;
lebih baik.
Selain kelima prinsip belajar tersebut beberapa prinsip belajar yang dapat
yang sangat erat satu dengan yang lainya. Untuk menumbuhkan perhatian
belajar peserta didik pada umumnya meningkat jika peserta didik tersebut
didik. Menyadari bahwa motivasi terkait erat dengan kebutuhan, maka tugas guru
12
adalah meyakinkan peserta didik bahwa tujuan belajar yang ingin diwujudkan
dalam proses pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik apabila guru
Agar motivasi peserta didik dalam belajar meningkat, maka guru perlu
untuk:
1) Mendesain materi belajar yang unik dan mampu menarik perhatian peserta
didik,
yang aktif;
menyenangkan;
6) Mengevaluasi setiap tugas yang diberikan kepada peserta didik dengan cepat;
7) Memberikan arahan dan nasehat yang segara kepada peserta didik apabila
8) memberi hadiah (reward) bagi setiap peserta didik yang memiliki prestasi
Beberapa prinsip dalam transfer dan retensi yang perlu diperhatikan adalah:
1) Tujuan belajar akan tercapai dengan optimal jika proses transfer berlangsung
secara efektif;
2) Daya ingat peserta didik akan semakin kuat dengan adanya retensi;
3) Materi belajar akan bermakna bagi peserta didik jika sistematika transfer dan
4) Retensi peserta didik dipengaruhi oleh kondisi psikologis dan fisik yang ada
retensi;
7) Proses belajar peserta didik akan lebih baik bermakna jika kegiatan yang
8) Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila materi belajar
yang digunakan saat ini sesuai dengan materi pelajaran yang diperoleh
sebelumnya, artinya materi belajar yang disajikan saat ini hanya penguatan
dan pendalaman terhadap materi pelajaran yang telah diperoleh peserta didik
di masa lalu;
14
dengan baik oleh peserta didik jika mampu diabstraksi dalam ilustrasi yang
10) Transfer hasil belajar dalam situasi baru yang dihadapi oleh peserta didik
c. Keaktifan
Keaktifan belajar yang dimiliki oleh peserta didik ditandai dengan adanya
3) Memberikan pujian verbal dan nonverbal kepada peserta didik yang aktif
mengajukan pertanyaan;
d. Keterlibatan Langsung.
makna yang penting. Dalam keterlibatan langsung, peserta didik tidak hanya
sekedar aktif dalam mendengar, mengamati dan berfikir namun juga terlibat
penelitian membuktikan lebih dari 60% kemampuan peserta didik dalam kegiatan
belajar.
1) Peserta didik akan terdorong secara aktif untuk belajar kerena dalam proses
2) Peserta didik dituntut untuk aktif dalam dalam mengerjakan tugas-tugas yang
3) Peserta didik akan lebih mudah untuk belajar karena ia memperoleh manfaat
e. Pengulangan.
Belajar juga merupakan salah satu bentuk upaya untuk mengkondisikan atau
akan terbiasa melakukan sesuatu dengan baik sesuai dengan perilaku yang
diharapkan.
f. Tantangan.
Berbagai hasil riset menunjukkan bahwa peserta didik akan lebih giat
peserta didik untuk fokus dalam belajar. Kondisi tersebut menuntut guru untuk
17
menemukan dan memparsiapkan materi belajar yang menarik, baru, dan serta
memilah dan menentukan model dan metode pembelajaran yang tepat bagi peserta
didik untuk belajar. Beberapa bentuk kegiatan berikut dapat dijadikan sebagai
acuan bagi guru untuk menciptakan tantangan dalam kegiatan belajar, yaitu:
generalisasi;
Prinsip umpan balik dan penguatan memandang bahwa peserta didik akan
belajar giat lagi jika ia mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik dari belajar
yang telah dilaluinya. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan juga apabila
proses belajarnyan dengan harapan hasil belajar yang akan diperoleh menjadi
18
lebih baik. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan
positif. Demikian pula jika peserta didik tidak mendapatkan nilai yang baik, juga
akan memberikan manfaat dalam rangka mendorong ativitas belajar yang lebih
giat lagi.
didik harus mendapatkan perhatian guru, karena jika penguatan dilakukan dengan
tepat, maka akan memberikan pengaruh yang positif terhadap aktivitas belajar
yang cocok untuk guru dalam memberikan penguatan bagi peserta didik, yaitu:
1) Ketika peserta didik menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru mampu
oleh temannya;
2) Ketika peserta didik sedang menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru;
6) Ketika peserta didik sedang dalam kondisi yang optimal ketika belajar.
h. Perbedaan Individu.
sikap dan perilaku peserta didik, kemampuan dan gaya belajar yang dimiliki
yang berlangsung serta terus menerus, karena kebutuhan perserta didik bersifat
peserta didik. Bahkan seringkali perubahan yang terjadi di dalam diri peserta didik
memahaminya.
1) Peserta didik dengan batuan guru, dibimbing untuk mengenali dan memahami
didik yang lain, sehingga ia akan memperoleh perlakuan yang tepat sesuai
peserta didik yang lain, sehingga ia akan memperoleh perlakuan yang tepat
3) Peserta didik membutuhkan variasi layanan, tugas, bahan dan metode yang
sesuai dengan minat, tujuan, dan serta latar belakang yang mereka butuhkan.
Menurut kuslan & Stone (Julianto dkk, 2011:91) ditandai dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
eksperimen
Secara bahasa, inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata
bebas untuk konsep ini adalah “siswa diminta untuk mencari dan menemukan
memiliki andil besar dalam menentukan suasana dan model pembelajaran. setiap
peserta didik didorong untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar, salah
satunya dengan secara aktif mengajukan pertanyaan yang baik terhadap setiap
materi yang disampaikan dan pertanyaan tersebut tidak harus selalu dijawab oleh
guru, karena semua peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Dalam hal ini, pertanyaan
yang baik adalah pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sedang
21
celah kepada seiswa untuk melakukan D3: datang, duduk, diam. Demikian juga
halnya untuk guru; guru tidak lagi berperan sebagai orator yang menyampaikan
Siswalah yang harus diberi ruang untuk menyerap, mengerti dan merespon setiap
bagian dari materi yang disampaikan. Guru harus berlomba dengan dirinya sendiri
untuk membuat siswa menikmati dan mendapat hasil maksimal dari proses
tepat sebelum ujian, seperti yang umum terjadi. Meskipun demikian, hal ini tidak
berarti bahwa proses belajar boleh molor asalkan siswa senang, karena walau
bagaimanapun, setiap proses belajar memiliki durasi waktu yang harus tetap
dan teliti, lalu diakhiri dengan memberikan jawaban atau solusi atas permasalahan
yang tersaji. Sekilas, metode ini tampak seperti metode strategi pemecahan
masalah (problem solving) namun sesungguhnya metode ini berbeda; titik tekan
yang menjadi perhatian umum dalam pembelajaran berbasis inkuiri bukan terletak
pada solusi atau jawaban yang diberikan, tetapi pada proses pemetaan masalah
atau jawaban yang valid dan meyakinkan; siswa bukan hanya mampu untuk
ketika siswa ditanya hewan apa yang dapat hidup di dua alam misalnya, mereka
bukan hanya akan memberi jawaban hewan yang dimaksud (apa), tetapi mampu
penyempurnaan dari apa yang telah ada, maupun menciptakan ide, gagasan, atau
alat yang belum pernah ada sebelumnya. Dalam metode ini, imajinasi ditata dan
dihargai sebagi wujud dari rasa penasaran yang ilmiah. Hal ini desebabkan oleh
bukti yang menunjukkan bahwa banyak penemjuan penting yang ada saat ini
hanya bermula dari imajinasi. Oleh karenanya, siswa didorong bukan saja untuk
kata lain, siswa tidak akan lagi berada dalam lingkup pembelajaran tilling science
akan tetapi didorong hingga bisa doing science (Anam, 2015: 9).
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengetahui efektivitas inkuiri
mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran yang
disampaikan.
belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas
pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan
Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang
‘bentuk jadi’ dengan tujuan dalam dapat merangsang beragam pertanyaan atau
memecahkan masalah;
relevan;
pengumpulan data;
1) Orientasi
siswanya untuk berpikir dan memecahkan masalah. Adapun beberapa hal yang
merumuskan kesimpulan.
2) Merumuskan masalah
Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah itu tentu ada jawabannya. Teka-teki
yang menjadi masalah dalam inkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep
3) Merumuskan Hipotesis
4) Mengumpulkan Data
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemauan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh karena itu, tugas dan peran guru
5) Menguji Hipotesis
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus
6) Merumuskan Kesimpulan
merupakan “gongnya” dalam pembelajaran. Oleh karena itu, banyaknya data yang
akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan kepada siswa data-data yang relevan.
dengan istilah metode ilmiah. Kegiatan yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitas
Keterampilan yang dimiliki oleh siswa ketika siswa bertindak selayaknya ilmuan
keterampilan penalaran dan fisik seseorang untuk membangun suatu gagasan atau
2015 :23).
proses pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Dimyati (Puspita, 2015 :23),
antara lain:
1) Mengamati
menggunakan semua indera yang dimiliki. Mengamatai memiliki dua sifat utama,
2) Mengklasifikasikan
3) Mengkomunikasikan
dan perasaan untuk memperoleh fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan
4) Mengukur
5) Meramal/Memprediksi
sebelumnya.
6) Menyimpulkan
ilmiah. Berikut ini adalah tabel keterampilan proses sains dan indikatornya Harlen
Suhu adalah ukuran panas atau dinginnya suatu benda atau ukuran jumlah
kalor yang terkandung pada benda. Suhu dapat mengubah sifat zat, contohnya
sebagian besar zat akan memuai ketika dipanaskan. Alat yang dirancang untuk
memerlukan titik acuan, yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas.
benda akibat perubahan suhu. Termometer berupa tabung kaca yang di dalamnya
berisi zat cair, yaitu raksa atau alkohol. Pada suhu yang lebih tinggi, raksa dalam
tabung memuai sehingga menunjuk angka yang lebih tinggi pada skala.
Sebaliknya, pada suhu yang lebih rendah raksa dalam tabung menyusut sehingga
menunjuk angka yang lebih rendah pada skala. Terdapat empat skala yang
digunakan dalam pengukuran suhu, yaitu skala Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan
beberapa skala yang digunakan, di antaranya skala Celsius, skala Reamur, skala
Fahrenheit, dan skala Kelvin. Keempat skala tersebut memiliki perbedaan dalam
1) Termometer skala Celsius Memiliki titik didih air 1000C dan titik bekunya
2) Temometer skala Reamur Memiliki titik didih air 800R dan titik bekunya
dalam 80 skala.
3) Termometer skala Fahrenheit Memiliki titik didih air 2120F dan titik
4) Termometer skala Kelvin Memiliki titik didih air 373,15 K dan titik
Jadi, jika diperhatikan pembagian skala tersebut, satu skala dalam derajat
Celsius sama dengan satu skala dalam derajat Kelvin, sementara satu skala Celsius
kurang dari satu skala Reamur dan satu skala Celsius lebih dari satu skala
berikut.
1) Pemuiaan Zat
pemanasan. Makin panas suhu suatu benda, makin cepat getaran antaratom yang
menyebar ke segala arah. Karena adanya getaran atom inilah yang menjadikan
benda tersebut memuai ke segala arah. Pemuaian dapat dialami zat padat, cair, dan
Pemuaian zat pada dasarnya ke segala arah. Namun, disini Anda hanya
akan mempelajari pemuaian panjang, luas, dan volume. Besar pemuaian yang
dialami suatu benda tergantung pada tiga hal, yaitu ukuran awal benda,
karakteristik bahan, dan besar perubahan suhu benda. Setiap zat padat mempunyai
besaran yang disebut koefisien muai panjang. Koefisien muai panjang suatu zat
dinaikkan 10C. Makin besar koefisien muai panjang suatu zat apabila dipanaskan,
kecil koefisien muai panjang zat apabila dipanaskan, maka makin kecil pula
pertambahan panjangnya. Koefisien muai panjang beberapa zat dapat dilihat pada
Tabel 2.2 berikut. Sedangkan koefisien muai luas dan volume zat padat, masing-
Pemuaian pada zat pada pada umumnya dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu
1) Muai panjang
Jika temperatur dari sebuah benda naik, kemungkinan besar benda tersebut
atau
Keterangana:
2) Pemuaian Luas.
Sebuah benda yang padat, baik bentuk persegi maupun silinder, pasti memiliki
luas dan volume. Seperti halnya pada pemuaian panjang, ketika benda
dipanaskan, selain terjadi pemuaian panjang juga akan mengalami pemuaian luas.
Perumusan pada pemuaian luas hampir sama seperti pada pemuaian panjang,
Keterangan:
3) Pemuaian Volume.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, setiap benda yang padat pasti
memiliki volume. Jika panjang sebuah benda dapat memuai ketika dipanaskan
maka volume benda tersebut juga ikut memuai. Perumusan untuk pemuaian
b. Kalor
Kalor dapat didefinisikan sebagai proses transfer energi dari suatu zat ke
zat lainnya dengan diikuti perubahan temperatur. Satuan kalor adalah joule (J)
yang diambil dari nama seorang ilmuwan yang telah berjasa dalam bidang ilmu
Fisika, yaitu James Joule. Satuan kalor lainnya adalah kalori. Hubungan satuan
joule dan kalori, yakni 1 kalori = 4,184 joule, Satuan kalor dalam satuan SI adalah
temperatur yang sama, ternyata setiap benda akan menyerap energi kalor dengan
besar yang berbeda. Kalor jenis suatu benda dapat didefinisikan sebagai jumlah
kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 kg suatu zat sebesar 1K.
Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin besar pula kemampuan benda
tersebut untuk menyerap kalor. Secara matematis, kalor jenis suatu zat dapat
Keterangan:
Q =kalor (jaule)
Untuk suatu benda, faktor faktor ini disebut sebagai kapasitas kalor.
Satuan kapasitas kalor adalah J/K. Jika Persamaan (2.6) dan Persamaan
Keterangan:
Q = kalor (joule)
yang dimiliki setiap zat. Suatu zat dapat berubah menjadi tiga wujud zat, di
antaranya cair, padat, dan gas. Perubahan wujud zat ini diikuti dengan penyerapan
dan pelepasan kalor. Berikut merupakan gambar dari perubahan wujud zat:
38
mencair
Padat Cair
membeku
mengembun
Gas
Sebuah benda dapat berubah wujud ketika diberi kalor. Coba Anda
perhatikan perilaku suatu benda ketika dipanaskan. Apabila suatu zat padat,
kemudian berubah wujud menjadi zat cair. Perubahan wujud zat dari padat
menjadi cair ini disebut proses melebur. Temperatur pada saat zat mengalami
peleburan disebut titik lebur zat. Adapun proses perubahan wujud zat dari cair
menjadi padat disebut sebagai proses pembekuan dan temperatur ketika zat
Jika zat cair dipanaskan akan menguap dan berubah wujud menjadi gas.
Perubahan wujud dari zat cair menjadi uap (gas) disebut menguap. Ketika sedang
zat akan tetap, walaupun terdapat pelepasan atau penyerapan kalor. Dengan
demikian, terdapat sejumlah kalor yang di lepaskan atau diserap pada saat
perubahan wujud zat, tetapi tidak digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
temperatur. Kalor ini disebut sebagai kalor laten dan disimbolkan dengan huruf
39
bergantung pada jumlah zat yang mengalami perubahan wujud (massa benda).
Jadi, kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk mengubah
Kalor laten ada dua jenis, yaitu kalor lebur dan kalor didih atau kalau
penguapan. Kalor lebur adalah kalor yang dibutuhkan untuk merubah 1 kg zat
dari zat padat menjadi cair. Sedangkan kalor penguapan adalah kalor yang
Q = kalor (joule)
2) Asas Black
kekal sehingga benda yang memiliki temperatur lebih tinggi akan melepaskan
energi sebesar QL dan benda yang memiliki temperatur lebih rendah akan
Apabila dua zat atau lebih mempunyai suhu yang berbeda dan terisolasi
dalam suatu sistem, maka kalor akan mengalir dari zat yang suhunya lebih tinggi
ke zat yang suhunya lebih rendah. Dalam hal ini, kekekalan energi memainkan
peranan penting. Sejumlah kalor yang hilang dari zat yang bersuhu tinggi sama
dengan kalor yang didapat oleh zat yang suhunya lebih rendah. Hal tersebut dapat
40
dinyatakan sebagai Hukum Kekekalan Energi Kalor, yang berbunyi “kalor yang
Persamaan (2.5) menyatakan hukum kekekalan energi pada pertukaran kalor yang
disebut sebagai Asas Black. Nama hukum ini diambil dari nama seorang ilmuwan
Pengukuran kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Jika
kalor jenis suatu zat diketahui, kalor yang diserap atau dilepaskan dapat
diingat bahwa temperatur naik berarti zat menerima kalor, dan temperatur turun
3) Perpidahan kalor
Pada sebuah benda, perpindahan kalor atau perambatan kalor terjadi dari
benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Kalor dapat merambat
(aliran), dan secara radiasi (pancaran). Berikut pembahasan mengenai setiap jenis
Jika salah satu ujung batang logam dimasukkan ke dalam api atau
dipanaskan, ujung batang yang lainnya akan ikut menjadi panas, walaupun tidak
41
ikut dimasukkan ke dalam api. Mengapa demikian? Atom-atom di dalam zat padat
yang dipanaskan tersebut akan bergetar dengan sangat kuat. Kemudian, atom-
tetangga lainnya dan seterusnya sehingga terjadi hantaran energi di dalam zat
terdapat elektron-elektron yang dapat bergerak bebas yang juga ikut berperan
Gambar 2.3 Rambatan kalor didalam koduktor (Saripudin dkk, 2009: 119).
Kalor yang mengalir dalam batang per satuan waktu dapat dinyatakan
dalam hubungan:
𝛥𝑇
𝐻 = 𝐾𝐴 ....................................................................................................(2.12)
𝐿
Keterangan:
H = jumlah kalor yang merambat per satuan waktu per satuan luas
L = panjang batang
partikel- partikel zat perantaranya disebut perpindahan kalor secara aliran atau
konveksi. Rambatan kalor konveksi terjadi pada fluida atau zat alir, seperti pada
Gambar 2.4 Rambatan kalor di dalam gas (Saripudin dkk, 2009: 120).
Apabila dua sisi yang berhadapan dari silinder pada Gambar 2.5 suhunya
berbeda, akan terjadi aliran kalor dari dinding yang bersuhu T ke dinding yang
bersuhu T . Besarnya kalor yang merambat tiap satuan waktu, dapat dituliskan
sebagai berikut.
Keterangan:
bumi ini. Energi yang dipancarkan Matahari sampai di Bumi berupa gelombang
memancarkan energi radiasi dan jika telah mencapai kesetimbangan termal atau
temperatur benda sama dengan temperatur lingkungan, benda tersebut tidak akan
dipancarkan sama dengan jumlah energi yang diserap oleh benda tersebut.
Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh Josef Stefan dan Ludwig
Boltzmann, diperoleh besarnya energi per satuan luas per satuan waktu
Keterangan:
W = energi yang dipancarkan per satuan luas per satuan waktu (watt/m2)
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan melihat presentase ketuntasan belajar baik secara pribadi maupun umum.
kegiatan belajar yang diberi tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam
semua partisipan dalam proses pembelajaran baik itu pada siswa, guru, dan
2016.
Penelitian tindakan kelas ini digunakan kelas dan sujek penelitian, kelas dalam
penelitian ini adalah kelas X dan menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas
X IPA-2 SMA Negeri 10 Kota Ternate pada semester genap dengan jumlah 21
D. Rencana penelitian
Tindakan Kelas seperti yang digambarkan oleh Arikunto (2010: 34) adalah
sebagai berikut:
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
1. Tahap perencanaan
penelitian dalam mempelajari materi suhu dan kalor. Penelitian tindakan kelas ini
tidak dapat dilakukan secara individu, tetapi dilakukan secara kaliboratif. Dalam
Siklus 1
a. Perencanaan (planning)
c. Pengamatan
terjadi pada individu siswa atau kelompok mulai dari kegiatan awal sampai pada
akhir tindakan. Pengamatan dilakukan oleh guru senior yang terdiri dari dua orang
d. Refleksi (reflecting)
yang dipernoleh merupakan informasi tentang apa yang perlu diperbaiki, catatan
jika hasil temuan tersebut, hasilnya telah mencapai apa yang diharapkan maka
penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya, namun apabila belum
1. Data dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains siswa yang
pembelajaran.
2. Sumber data, sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas X-IPA 2 dan
guru (peneliti).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini deperoleh dari siswa kelas
X IPA-2 SMA Negeri 10 Kota Ternate. Adapun teknik yang dipakai untuk
G. Analisis Data
Keterangan:
ini:
tindakan kelas ini adalah menggunakan standar tentang bagaimana cara untuk
2016: 29).
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan
peneliti di SMA Negeri 10 Kota Ternate di kelas X IPA 2 akan diuraikan berupa
penelitian ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu kegiatan tindakan siklus I dan siklus
II.
Adapun siswa kelas X IPA-2 yang berjumlah 21 orang, yang terdiri dari 7 siswa
laki-laki dan 14 siswa perempuan yang ditangani oleh guru fisika Ibu Tahla Talib
S.Pd, sebelum meneliti, peneliti melakukan obsevasi dan wawancara dengan guru
penelitian.
pertemuan kedua pada hari sabtu Tanggal 12 November 2016 dengan alokasi
waktu setiap pertamuan 4x3 jam pelajaran. Siklus II dilaksanakan pada hari rabu
Tanggal 16 November dan 19 November 2016 dengan aspek yang diteliti adalah
1. Siklus I
siswa pada konsep suhu dan kalor dilaksankan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Perencanaan (planning)
yang digunakan.
konsep suhu dan kalor, pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama adalah kegiatan proses belajar mengajar yang berlangsung selama 2x45
(menit) sesuai jadwal yang ditentukan, sedangkan pada pertemuan kedua siswa
52
melakukan percobaan dan diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan instrumen
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat, setelah itu guru melanjutkan
tentang pengertian suhu dan kalor yang telah diketahui oleh siswa.
b) Kegiatan inti
1) Orientasi:
dan kalor.
53
2) Merumuskan masalah:
3) Merumuskan hipotesis
yang dikemukakan.
4) Mengumpulkan data
5) Menguji hipotesis
Guru membimbing siswa untuk menguji hipotesis dari data yang diperoleh
dari eksperimen.
6) Merumuskan kesimpulan
c) Penutup
54
dipelajari.
2) Guru memberikan penguatan kepada peserta didik yang sudah aktif dalam
dalam pembelajaran.
c. Pengamatan (observing)
guru yang berperan sebagai observer yang bertugas untuk memantau aktivitas
mengajar guru (peneliti) dan aktivitas siswa, dari pengamatan tersebut didapat
Pembelajaran (RPP), hanya saja masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu
dengan RPP yang dibuat sesuai dengan model yang akan diterapkan, seperti
Pada kegiatan inti proses pembelajaran terlihat kurang kodusif, hal ini
dilihat dari sikap siswa yang kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan
55
cepat sehingga ada beberapa siswa yang tidak memahai dengan jelas maksud dari
materi yang dijelaskan. Selain itu pada saat pembagian kelompok suasana dikelas
semakin gaduh, hal ini disebabkan karena guru tidak dapat mengelolah kelas
dengan baik. Melihat kondisi kelas yang kurang kondusif guru segera
menenangkan kelas dengan memberikan teguran kepada siswa yang ribut. Ketika
kegiatan diskusi berlangsung ada beberapa siswa yang tidak bergabung dengan
kelompok yang telah ditentukan oleh guru sehingga siswa tidak serius dalam
melakukan percobaaan.
Aktivitas belajar siswa, sesuai dengan hasil yang diperoleh dari hasil
pengamatan keterampilan proses sains, pada kegiatan siklus I diperoleh skor rata-
rata 10,42 atau dengan perolehan seluruh siswa yaitu sebesar 219 dengan
presentase 57,93% (lampiran 13). Dari hasil tersebut diperlukan untuk ditinjau
kembali. Hal ini terjadi karena peneliti baru pertama kali menerapkan model
diperoleh adalah sebesar 66,66% (lampiran 6) hasil ini masih perlu diperbaiki
d. Refleksi siklus I
terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki, hal ini terlihat dari aktivitas
guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya
56
selanjutnya.
dilaksanakan pada siklus I, terlihat ada beberapa aspek yang telah dicapai oleh
d) Mengelolah kelas
memulai pembelajaran
Aktivitas belajar siswa, sesuai dengan hasil yang diperoleh dari hasil
pengamatan keterampilan proses sains, pada siklus I diperoleh skor rata-rata siswa
yaitu 10,42 atau dengan perolehan seluruh siswa yaitu sebesar 219 dengan
presentase 57,93 (lampiran 16). Dari hasil tersebut diperlukan untuk ditinjau
kembali.
Dari hasil yang diperolah rendahnya keterampilan proses sains siswa yang
dilihat dari kemampuan siswa, perlu diperbaiki dengan melihat hanya 12 siswa
yang tuntas itupun masih dalam kreteria sedang, sendangkan yang lainya 3 dalam
kreteria kurang, dan 6 kurang sekali. Berdasarkan nilai rata-rata dari setiap
kreteria didapatkan hasil presentasi sebesar 57,93, dalam hal ini kreteria yang
2. Siklus II
a. Perencanaan (planning)
hari rabu 16 November dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang, dan pertemuan
kedua hari sabtu 19 November 2016, dengan jumlah siswa 21 orang. Pelaksanaan
untuk mengukur keterampilan proses sains siswa pada waktu percobaan. Dalam
proses pembelajaran untuk pertemuan pertama guru atau peneliti memulai dengan
pendahuluan yang terdapat dalam RPP, setelah itu guru melanjutkan pada
tentang pengertian suhu dan kalor yang telah diketahui oleh siswa.
b. Kegiatan inti
1) Orientasi:
dan kalor.
2) Merumuskan masalah:
3) Merumuskan hipotesis
yang dikemukakan.
4) Mengumpulkan data
5) Menguji hipotesis
Guru membimbing siswa untuk menguji hipotesis dari data yang diperoleh
dari eksperimen.
61
6) Merumuskan kesimpulan
c. Penutup
dipelajari.
2) Guru memberikan penguatan kepada peserta didik yang sudah aktif dalam
dalam pembelajaran.
c. Pengamatan siklus II
siklus I. Berdasarkan hasil observasi hasil yang didapat dalam proses belajar
dari siklus I. Siswa lebih aktif dan semangat dalam mengikuti pembelajaran,
buat sebelumnya. Proses kegiatan awal dilakukan oleh guru sudah baik, guru telah
siswa untuk seluruh kelompok dalam melakukan percobaan, dan meminta siswa
siswa yang masih kurang serius dalam kegiatan melakukan percobaan namun
proses sains, sudah mengalami perubahan yang membaik. Hal ini dilihat dari hasil
diperolehnya skor rata-rata 13,85 atau dengan skor perolehan 291 dengan
presentase 77,24% (lampiran 26). Sudah terlihat adanya peningkatan hal ini
inkuiri.
Hal ini juga dapat dilihat dengan pengamatan kegiatan guru (peneliti) juga
mengalami perubahan yang meningkat dilihat dari skor perolehan yang diperoleh
perolehan 16 dengan skor rata-rata 2, dan presentase 66,66% (lampiran 6 dan 19).
mengalami peningkatan dari beberapa aspek yang telah diperbaiki, hal ini dilihat
dari aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran dan data yang diperoleh.
Oleh keran itu, tidak perlu adanya langkah-langkah untuk melakukan perbaikan
sudah berhasil dan telah mencapai indikator yang telah ditetapkan pada lembar
pengamatan yang dilakukan oleh observer dari data yang diperoleh sudah
tergolong tinggi hal ini dengan melihat hasil yang didapatkan dengan skor rata-
rata 13,85 atau dengan skor perolehan seluruh siswa 291 dengan presentase 77,24
(lampiran 26). Sudah terlihat meningkat karena siswa sudah mulai memahami
diperoleh keterampilan proses sians siswa sudah meningkat, hal ini dilihat dari
siswa yang sudah tuntas yaitu 18 orang dari 21 orang siswa yang memiliki
kreteria nilai baik dan sangat baik sedangkan 3 diantaranya belum tuntas hal ini
karena nilai KKM yang di ditetapkan adalah 72, maka keberhasilan siswa yang
diperoleh pada siklus II sudah meningkat, karena nilai yang didapatkan dari siswa
C. Pembahasan
pada kelas X IPA-2 telah diuraikan dari beberapa hasil penelitian sebelumnya.
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah aktivitas guru dalam
Dalam penelitian ini yang menjadi observer yaitu dua orang guru yaitu Ibu
Tahla Talib S.pd sebagai observer. Observer mengamati proses mengajar peneliti
mengukur keterampilan proses sains siswa dan aktivitas belajar siswa selama
66,66%, sedangkan untuk siklus II skor perolehan guru yaitu 22 dan presentase
65
sebesar 87,50% (lampiran 6 dan 19). Untuk lebih jelasnya, hasil observasi
kegiatan belajar mengajar guru akan di jelaskan pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Hasil observasi kegiatan belajar mengajar guru siklus I dan II
100%
87.50%
80%
66.66%
Presentase (%)
60%
Siklus I
40% Siklus II
20%
0%
Siklus I Siklus II
diperoleh dari tiap-tiap siklus untuk siswa yang memiliki nilai keterampilan
proses sains dengan nilai kreteria sedang ada 12 siswa itupun masih di bawah
KKM dengan skor rata-rata adalah 10,42 dengan presentase 57,93%, dan siswa
yang belum berhasil ada 9 siswa yang memiliki kreteria kurang. Sedangkan pada
66
siklus II siswa yang dikatakan berhasil ada 18 siswa dengan skor rata-rata 13,85
masih dibawah KKM. Adapun peningkatan keterampilan proses sains siswa pada
siklus I dan siklus II dapat ditunjuk pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Presentase peningkatan keterampilan proses sains pada siklus I dan II
proses sains terlihat pada siklus II di bandingkan dengan siklus I. Seperti yang
100%
76.98%
80%
Presentase (%)
57.93%
60%
Siklus I
40% Siklus II
20%
0%
Siklus I Siklus II
Gambar 4.4 Garafik peningkatan keterampilan proses sains pada siklus I dan II
keterampilan prose sains secara KKM sudah tercapai. Dengan demikian tidak
67
perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Dari hasil analisis data di atas dan
inkuiri siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung karena dengan
model inkuiri ini juga siswa dapat menemukan dan memecahkan masalah, begitu
juga dengan keterampilan proses sains kemampuan siswa akan lebih meningkat
lebih aktif dan karena sudah paham tentang tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul
meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada konsep suhu dan kalor di
pembelajaran siswa memerlukan kesiapan diri dan gambaran tentang materi dalam
belajar. Karena dengan kesiapan sebelum belajar secara umum siswa dapat
bereksperimen, metode ilmiah, dan berinkuiri. Saat ini KPS memang mempunyai
menemukan konsep materi IPA (Wahono. 2009. Cit. Sartika, 2015: 28).
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
meningkatkan keterampilan proses sains yang telah dilakukan dalam dua siklus
yakni siklus I dan siklus II dimana terdapat perubahan hal ini dilihat dari
Dimana presentasi yang didapatkan dari keterampilan proses sains pada siklus I
ditekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan.
B. Saran
pembelajaran inkuiri sebagai salah satu alternatif pada mata pelajaran fisika
suatut trobosan baru, yang dapat memperbaiki penggunaan model inkuiri itu
sendiri.
69
DAFTAR PUSTAKA
Dimyanti & Mudjiono. 2009. Belajar dan pembelajaran, Jakarta Renika Cipta
Maradona. 2013. Analisis Ketrampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA SMA
Islam Samarinda Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Melalui Metode
Eksperimen, Universitas Wulawarman, Samarinda
Rahmawati. 2013. Profil Keterampilan Proses Sains dan Motivasi Belajar Siswa
Melaui Kegiatan Fild Trip Pada Konsep Ekosistem. Universitas
pendidikan Indonesia
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana
Saripudin, A. dkk. 2009. Praktis Belajar Fisika Kelas X Sekolah Menengah Atas/
Madrasah Aliyah. Jakarta: Visindo Media Persada
Sartika, S. 2015. Analisis keteranpilan proses sains (kps) Mahasiswa calon Guru
dalam menyelesaikan soal ipa terpadu (Skripsi) (Online) (diakses pada
24/10/2015).
Setya. 2009. Fisika untuk SMA/MA kelas x. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Siklus I
Kelas/Semester : X IPA-2/Dua
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
72
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
menciptakannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
percobaan
3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-
hari
Indikator
(pemuaian)
C. Tujuan Pembelajaran
didik dapat
dapat:
(pemuaian)
E. Materi Pembelajaran
Fakta
1. Kalor berpindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi kebenda yang bersuhu
lebih rendah
Konsep
Prinsip
Prosedur
1. Media:
a. Alat demonstrasi
1) Botol kaca 1 buah, bejana air 1 buah, sedotan 1 buah, air berwarna,
2) Baskom 2 buah, botol 1 buah, balon 1 buah, air panas, dan air dingin
5) Paku, lilin, korek api, zat pewarna, gelas kimia, pembakar bunsen,
penyangga kaki tiga, air, mentega, kawat tembaga, dan kawat besi
c. Sumber Belajar:
Erlangga.
Langkah-langkah pembelajaran:
Mengumpulkan data
1. Guru membagi siswa dalam kelompok dan membimbing siswa
untuk melakukan eksperimen sesuai dengan petunjuk LKS
2. Siswa melakukan eksperimen secara berkelompok sesuai
dengan petunjuk LKS
3. Guru menilai keterampilan proses sains siswa dalam hal dan
melakukan eksperimen.
Menguji hipotesis
1. Guru membimbing siswa untuk menguji hipotesis dari data
yang diperoleh dari eksperimen.
2. Peserta didik melakukan interprestasi yaitu menghubungkan
hipotesis dengan hasil eksperimen yang dilakukan.
3. Guru menilai keterampilan proses sains siswa dalam hal
interprestasi.
Merumuskan kesimpulan
1. Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan sesuai dengan
hasil penelitian yang telah dilakukan.
2. Siswa menyimpulkan hasil percobaan sesuai dengan percobaan
yang dilakukan.
3. Guru menilai keterampilan proses sains siswa dalam hal
merumuskan kesimpulan.
Penutup 15 menit
1. Guru dan siswa sama-sama mengambil kesimpulan mengenai
materi yang dipelajari.
2. Guru memberikan penguatan kepada peserta didik yang sudah
aktif dalam pembelajaran dan memberikan dorongan kepada
siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
78
Taknik Penilaian
Mengetahui
Guru Matapelajaran
Arman Tomsio
NPM: 030912080
79
Lampiran 2
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Siklus I
Prinsip Kerja Termometer
Mata Palajaran :
Kelas :
Nama :
Petunjuk belajar:
Tujuan:
1. Baskom 1
3. Sedotan 1
4. Air panas
6. Alkohol
Langkah Kerja:
1. Masukkan air berwarna ke dalam sebagian botol dan campur dengan Alkohol
3. Isi baskom dengan air panas, celupkan bagian bawah botol ke dalam baskom
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
termometer?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
81
Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Siklus I
Pemuaian Pada Gas
Mata Palajaran :
Kelas :
Nama :
Petunjuk belajar:
Tujuan:
1. Baskom 2 buah
2. Botol 1 buah
3. Balon 1 buah
4. Air panas
5. Air dingin
Langkah Kerja:
2. Isi baskom dengan air panas, celupkan bagian bawah botol ke dalam baskom
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
3. Masulkan botol tersebut ke dalam baskom berisi air dingin. Apa yang terjadi?
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
kesimpulan:
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
84
Lampiran 4
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
Siklus I
No Kegiatan Kemunculan
3 2 1
1 Apersepsi/motovasi √
2 Orientasi √
3 Merumuskan masalah √
4 Merumuskan hipotesis √
5 Mengumpulkan data √
6 Menguji hipotesis √
7 Merumuskan kesimpulan √
8 Menutup pembelajaran √
Jumlah 17
Keterangan :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
(rumus = tingkat aktivitas = x 100% )
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Observer I
Lampiran 5
kesimpulan kesimpulan.
2. Guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan sesuai dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan tetapi hanya sebagian kelompok
saja.
3. Guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan sesuai dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan kepada seluruh kelompok.
7 Menutup 1. Guru tidak menutup pembelajaran.
pembelajaran 2. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan
salam tetapi tidak memberikan dorongan dan saran
yang besifat membangun.
3. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan
dorongan dan saran-saran yang bersifat
membangun kemudian mengakhiri dengan salam.
87
Lampiran 6
Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran
Siklus I
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Tingkat aktivitas = x100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
88
Lampiran 7
Lampiran 8
Instrumen Keterampilan Proses Sains Siswa
Lembar Observasi keterampilan Proses Sains Siswa
Siklus I
Konsep :
Sub konsep :
Tanggal :
Kelompok :
Nama Anggota :
Lampiran 9
Rubrik Penilaian Keterampilan Proses Sains
Siklus I
No Aspek yang Rubrik
dinilai
1 Mengamati 1. Tidak mengamati penjelasan dari guru.
2. Mengamati penjelasan dari guru tetapi kurang
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
3. Mengamati penjelasan dari guru dengan teliti dan
baik dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
2 Prediksi 1. Tidak memprediksi.
2. Mengemukakan pendapat terhadap fenomena berupa
gambar atau peristiwa tentang suhu dan kalor yang
diberikan oleh guru tetapi masih keliru.
3. Mengemukakan pendapat secara sopan dan baik
terhadap fenomena berupa gambar atau peristiwa
tentang kalor yang diberikan oleh guru.
3 Berhipotesis 1. Tidak berhipotesis
2. Merumuskan hipotesis tapi kurang sesuai dengan
permasalahan yang diberikan oleh guru.
3. Merumuskan hipotesis secara baik dan benar sesuai
dengan permasalahan yang diberikan yang diberikan
oleh guru.
4 Eksperimentasi 1. Tidak melakukan eksperimen.
2. Melakukan eksperimen tetapi tidak berkordinasi
dengan kolompok sesuai dengan panduan yang ada
(LKS).
3. Melakukan eksperimen dengan kelompok secara
benar dan teliti sesuai dengan panduan yang ada
(LKS).
5 Interprestasi 1. Tidak melakukan interprestasi.
2. Menghubungkan hasil eksperimen tetapi kurang
sesuai dengan hipotesi yang dikemukakan.
3. Menghubungkan hasil eksperimen sesuai dengan
hipotesis dan arahan guru yang telah dikemukakan
secara baik dan benar.
6 Menyimpulkan 1. Tidak menyimpulkan hasil percobaan.
2. Menyimpulkan hasil percobaan tetapi kurang sesuai
dengan percobaan yang dilakukan.
3. Menyimpulkan hasil percobaan sesuai dengan
percobaan yang dilakukan.
91
Lampiran 10
Data Mentah Instrumen Keterampilan Proses Sains
Siklus I
Mengamati Prediksi Berhipotesis Eksperimentasi Interprestasi Menyimpulkan Skor
No Nama siswa 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 perolehan
1 Aldiana La Haeri √ √ √ √ √ √ 9
2 Askia N Musa √ √ √ √ √ √ 10
3 Ardi Masud √ √ √ √ √ √ 11
4 Dewiyanti Muin √ √ √ √ √ √ 11
5 Fira Ishak √ √ √ √ √ √ 9
6 Fahria A Sidete √ √ √ √ √ √ 10
7 Hajrawati Marola √ √ √ √ √ √ 8
8 Indri Boy √ √ √ √ √ √ 11
9 Indriyani Rahma √ √ √ √ √ √ 11
10 Iqhar Suhardi √ √ √ √ √ √ 11
11 Khasmawati Tamrin √ √ √ √ √ √ 13
12 Jainab Hasib √ √ √ √ √ √ 11
13 Julfitriani Usman √ √ √ √ √ √ 10
14 Kartika Marwan √ √ √ √ √ √ 10
15 Lisman M.H.Djen √ √ √ √ √ √ 12
16 Marwa Murad √ √ √ √ √ √ 11
17 M. Akbar Murkam √ √ √ √ √ √ 11
18 Rifandi Mahmud √ √ √ √ √ √ 9
19 Rahmi Husen √ √ √ √ √ √ 11
20 Rofita Salim √ √ √ √ √ √ 12
21 Safria Burhan √ √ √ √ √ √ 8
Jumlah 3 13 5 3 14 4 0 12 9 0 17 4 0 11 10 1 12 8 219
92
Lampiran 11
Data Mentah Keterampilan
Proses Sains Siswa
Siklus I
No Nama siswa 1 2 3 4 5 6 Xt Xt2
1 Aldiana La Haeri 2 1 2 2 1 1 9 81
2 Askia N Musa 2 2 2 1 1 2 10 100
3 Ardi Masud 2 2 1 2 2 2 11 121
4 Dewi Yanti Muin 3 2 1 2 1 2 11 121
5 Fira Ishak 2 1 1 2 2 1 9 81
6 Fahria A Sidete 1 2 2 2 1 2 10 100
7 Hajrawati Marola 1 2 1 2 1 1 8 64
8 Indri Boy 2 2 2 2 2 1 11 121
9 Indriyani Rahma 2 2 2 2 2 1 11 121
10 Iqhar Suhardi 2 1 2 2 2 2 11 121
11 Khasmawati Tamrin 2 3 2 2 2 2 13 169
12 Jainab Hasib 2 3 1 2 2 1 11 121
13 Julfitriani Usman 3 2 1 2 1 1 10 100
14 Kartika Marwan 1 2 2 2 1 2 10 100
15 Lisman M.H. Djen 2 3 2 2 1 2 12 144
16 Marwa Murad 2 2 1 2 2 2 11 121
17 M. Akbar Murkam 3 2 2 1 1 2 11 121
18 Rifandi Mahmud 1 2 1 2 2 1 9 81
19 Rahmi Husen 2 2 1 1 2 3 11 121
20 Rofita salim 2 2 1 2 2 3 12 144
21 Safria Burhan 1 1 2 1 1 2 8 64
∑X 40 41 32 38 32 36 219 2317
93
Lampiran 12
Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa
Siklus I
A. Mencari Angka Presentase Tiap-Tiap Item
𝑅
NP = SM 𝑥 100%
9 11
1. NP1 = 18 𝑥 100% = 50 12. NP12= 18 𝑥 100% = 61,11
10 10
2. NP2 = 18 𝑥 100% = 55,55 13. NP13= 18 𝑥 100% = 55,55
11 10
3. NP3 = 18 𝑥 100% = 61,11 14. NP14= 18 𝑥 100% = 55,55
11 12
4. NP4 = 18 𝑥 100% = 61,11 15. NP15= 18 𝑥 100% = 66,66
9 11
5. NP5 = 18 𝑥 100% = 50 16. NP16= 18 𝑥 100% = 61,11
10 11
6. NP6 = 18 𝑥 100% = 55,55 17. NP17= 18 𝑥 100% = 61,11
8 9
7. NP7 = 18 𝑥 100% = 44,44 18. NP18= 18 𝑥 100% = 50
11 11
8. NP8 = 18 𝑥 100% = 61,11 19. NP19= 18 𝑥 100% = 61,11
11 12
9. NP9 = 18 𝑥 100% = 61,11 20. NP20= 18 𝑥 100% = 66,66
11 8
10. NP10 = 18 𝑥 100% = 61,11 21. NP21= 18 𝑥 100% = 44,44
13
11. NP11= 18 𝑥 100% = 72,22
∑NPt = NP1+NP2+NP3+NP4+NP5+NP6+NP7+NP8+NP9+NP10+NP11+NP12+NP13
+NP14 +NP15+NP16+NP17+NP18+NP19+NP20+NP21
=50+55,55+61,11+61,11+50+55,55+44,44+61,11+61,11+61,11+72,22+61
,11+55,55+55,55+66,66+61,11+61,11+50+61,11+66,66+44,44
= 1216,61
94
Lampiran 13
Hasil Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa
Siklus I
No Nama Siswa Skor Skor Nilai Kriteria
Total Maksimum Presentase
1 Aldiana la haeri 9 18 50 Kurang sekali
2 Askia N Musa 10 18 55,55 Kurang
3 Ardi Masud 11 18 61,11 Sedang
4 Dewiyanti Muin 11 18 61,11 Sedang
5 Fira Ishak 9 18 50 Kurang sekali
6 Fahria A Sidete 10 18 55,55 Kurang sekali
7 Hajrawati Marola 8 18 44,44 Kurang sekali
8 Indri Boy 11 18 61,11 Sedang
9 Indriyani Rahma 11 18 61,11 Sedang
10 Iqhar Suhardi 11 18 61,11 Sedang
11 Khasmawati Tamrin 13 18 72,22 Sedang
12 Jainab Hasib 11 18 61,11 Sedang
13 Julfitriani Usman 10 18 55,55 Kurang
14 Kartika Marwan 10 18 55,55 Kurang
15 Lisman M.H.Djen 12 18 66,66 Sedang
16 Marwa Murad 11 18 61,11 Sedang
17 M. Akbar Murkam 11 18 61,11 Sedang
18 Rifandi Mahmud 9 18 50 Kurang sekali
19 Rahmi Husen 11 18 61,11 Sedang
20 Rofita Salim 12 18 66,66 Sedang
21 Safria Burhan 8 18 44,44 Kurang sekali
Rata-rata 10,42 18 57,93 Kurang
95
Lampiran 14
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Siklus II
Kelas/Semester : X IPA-2/Dua
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
96
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
menciptakannya
2.3 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
2.4 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
percobaan
3.9 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-
hari
Indikator
dua benda
F. Tujuan Pembelajaran
didik dapat
dapat:
dua benda
E. Materi Pembelajaran
Fakta
Konsep
Prinsip
3. Asas Black
Prosedur
1. Media:
d. Alat demonstrasi
6) Botol kaca 1 buah, bejana air 1 buah, sedotan 1 buah, air berwarna,
7) Baskom 2 buah, botol 1 buah, balon 1 buah, air panas, dan air dingin
10) Paku, lilin, korek api, zat pewarna, gelas kimia, pembakar bunsen,
penyangga kaki tiga, air, mentega, kawat tembaga, dan kawat besi
f. Sumber Belajar:
Erlangga.
Langkah-langkah pembelajaran:
Pertemuan ke-3
Merumuskan masalah:
1. Guru meminta dan membimbing siswa untuk merumuskan
permasalahan dari fenomena yang telah diberikan.
2. Siswa mengamati dan merumuskan masalah dari gambar atau
peristiwa.
3. Guru menilai keterampilan proses siswa dalam hal merumuskan
masalah.
Merumuskan hipotesis
1. Guru meminta siswa untuk merumuskan hipotesis sesuai
permasalahan yang dikemukakan.
2. Siswa merumuskan hipotesis sesuai permasalahan yang
dikemukakan.
3. Guru menilai keterampilan proses sains siswa dalam hal
merumuskan hipotesis
Mengumpulkan data
1. Guru membagi siswa dalam kelompok dan membimbing siswa
untuk melakukan eksperimen sesuai dengan petunjuk LKS
2. Siswa melakukan eksperimen secara berkelompok sesuai dengan
petunjuk LKS
3. Guru menilai keterampilan proses sains siswa dalam hal dan
melakukan eksperimen.
Menguji hipotesis
1. Guru membimbing siswa untuk menguji hipotesis dari data yang
diperoleh dari eksperimen.
2. Peserta didik melakukan interprestasi yaitu menghubungkan
hipotesis dengan hasil eksperimen yang dilakukan.
3. Guru menilai keterampilan proses sains siswa dalam hal
101
interprestasi.
Merumuskan kesimpulan
1. Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan sesuai dengan
hasil penelitian yang telah dilakukan.
2. Siswa menyimpulkan hasil percobaan sesuai dengan percobaan
yang dilakukan.
3. Guru menilai keterampilan proses sains siswa dalam hal
merumuskan kesimpulan.
Penutup Penutup 15
1. Guru dan siswa sama-sama mengambil kesimpulan mengenai menit
materi yang dipelajari.
2. Guru memberikan penguatan kepada peserta didik yang sudah
aktif dalam pembelajaran dan memberikan dorongan kepada
siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Taknik Penilaian
Mengetahui
Guru Matapelajaran
Arman Tomsio
NPM: 030912080
102
Lampiran 15
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Siklus II
Besaran-Besaran Kalor
Mata Palajaran :
Kelas :
Nama :
Petunjuk belajar:
Tujuan:
benda.
1. Gelas ukur
2. Pembakar bunsen
3. Termometer
4. Kaki Tiga
5. Kawat Kasa
6. Statif
7. Air
103
Prosedur Percobaan
6. Ukur suhu air tersebut setelah waktu 1 menit, 2 menit, dan 3 menit!
10. Panaskan air 100 ml dengan menggunakan pembakar spiritus hingga suhunya
naik! (catatan: suhu akhir-suhu awal = tetap untuk setiap massa yang
digunakan)
13. Ulangi kegiatan 8-12 untuk massa air 150 ml dan 200 ml!
104
1. Tabel Kegiatan 1
𝑚
Catatan: 𝜌 = → m = ρv
𝑣
ρair =1gr/ml
2. Tabel kegiatan 2
Diskusi
1. Kalor yang diterima (Q) identik dengan lama pemanasan. Berdasarkan data
yang diperoleh,
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
2. Karena jenis zat yang digunakan dalam percobaan tersebut adalah sama, maka
zat tersebut nilai khas yang berharga tetap dan dinamakan sebagai kalor jenis
secara matematis?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Kesimpulan:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
106
Lampiran 16
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Perpindahan kalor secara konveksi
Siklus II
Mata pelajaran :
Kelas :
Nama :
Petunjuk belajar
Tujuan
1. Zat pewarna
2. Gelas kimia
3. Pembakar bunsen
4. korek api
6. Air
107
Langkah Kerja
2. Dengan pipet kecil masukkan zat pewarna ke dasar gelas kimia pada sisi
tepinya
3. Nyalakan bunsen, nyala lampu tempatkan dibawah zat warna dalam gelas
kimia tersebut
4. Amatilh dengan seksama penjalaran zat warna tersebut dalam air. Kemanakah
6. Amatilh dengan seksama penjalaran zat warna tersebut dalam air. Kemanakah
Hasil Pengamatan
....................................................................................................................
....................................................................................................................
108
2. Apakah partikel-partikel zat dalam air ikut mengalir dalam perpindahan kalor
pengamatan!
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
percobaan ini?
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
109
Lampiran 17
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar
Siklus II
No Kegiatan Kemunculan
3 2 1
1 Apersepsi/motovasi √
2 Orientasi √
3 Merumuskan masalah √
4 Merumuskan hipotesis √
5 Mengumpulkan data √
6 Menguji hipotesis √
7 Merumuskan kesimpulan √
8 Menutup pembelajaran √
Jumlah 22
Keterangan :
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
(rumus = tingkat aktivitas = x 100% )
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Observer I
Lampiran 18
Rubrik Pengamatan Guru
Siklus II
No Kegiatan Rubrik
1 Apersepsi/ 1. Tidak melaksanakan apersepsi.
motivasi 2. Guru melaksanakan apresepsi tetapi kurang sesuai
dengan materi yang diajarkan.
3. Guru melaksanakan apresepsi sesuai dengan materi
yang diajarkan.
2 Orientasi 1. Tidak melaksanakan orientasi.
2. Guru menunjukkan fenomena berupa gambar atau
peristiwa tetapi kurang sesuai dengan materi suhu
dan kalor.
3. Guru menunjukkan fenomena berupa gambar atau
peristiwa tentang suhu dan kalor.
3 Merumuskan 1. Tidak merumuskan masalah.
masalah 2. Guru meminta siswa untuk merumuskan
permasalahan dari fenomena yang telah diberikan
tetapi tidak membimbing siswa.
3. Guru meminta dan membimbing siswa untuk
merumuskan permasalahan dari fenomena yang
telah diberikan.
3 Merumuskan 1. Tidak membimbing siswa untuk merumuskan
hipotesis hipotesis.
2. Guru meminta siswa untuk merumuskan hipotesis
tetapi kurang sesuai permasalahan yang
dikemukakan.
3. Guru meminta siswa untuk merumuskan hipotesis
sesuai permasalahan yang dikemukakan.
4 Mengumpulkan 1. Guru tidak membimbing siswa untuk melakukan
data eksperimen.
2. Guru membagi siswa dalam kelompok tetapi tidak
membimbing semua kelompok untuk melakukan
eksperimen sesuai dengan petunjuk LKS.
3. Guru membagi siswa dalam kelompok dan
membimbing siswa untuk melakukan eksperimen
sesuai dengan petunjuk LKS.
5 Menguji 1. Guru tidak membimbing siswa untuk menguji
hipotesis hipotesis.
2. Guru membimbing siswa untuk menguji hipotesis
tetapi kurang sesuai dengan data yang diperoleh
111
Lampiran 19
Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam
Proses Pembelajaran
Siklus II
No Kegiatan Skor perolehan Skor ideal Presentase
observer (%)
1 Apersepsi/motovasi 3 3 100
2 Orientasi 2 3 66,67
3 Merumuskan masalah 3 3 100
4 Merumuskan hipotesis 3 3 100
5 Mengumpulkan data 2 3 66,67
6 Menguji hipotesis 2 3 66,67
7 Merumuskan kesimpulan 3 3 100
8 Menutup pembelajaran 3 3 100
Jumlah 22 24 700,01
Rata-rata 2,75 3 87,50
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Tingkat aktivitas = x100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
113
Lampiran 20
Lampiran 21
Instrumen Keterampilan Proses Sains Siswa
Lembar Observasi keterampilan Proses Sains Siswa
Siklus II
Konsep :
Sub konsep :
Tanggal :
Kelompok :
Nama Anggota :
Lampiran 22
Lampiran 23
Data Mentah Instrumen Keterampilan Proses Sains
Siklus II
NO Nama Siswa Mengamati Prediksi Berhipotesis Eksperimentasi Interprestasi Menyimpulkan Skor
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 perolehan
1 Aldiana La Haeri √ √ √ √ √ √ 16
2 Askia N Musa √ √ √ √ √ √ 14
3 Ardi Masud √ √ √ √ √ √ 16
4 Dewi Yanti Muin √ √ √ √ √ √ 15
5 Fira Ishak √ √ √ √ √ √ 14
6 Fahria A Sidete √ √ √ √ √ √ 13
7 Hajrawati Marola √ √ √ √ √ √ 12
8 Indri Boy √ √ √ √ √ √ 16
9 Indriyani Rahma √ √ √ √ √ √ 15
10 Iqhar Suhardi √ √ √ √ √ √ 15
11 Khasmawati Tamrin √ √ √ √ √ √ 13
12 Jainab Hasib √ √ √ √ √ √ 11
13 Julfitriani Usman √ √ √ √ √ √ 13
14 Kartika Marwan √ √ √ √ √ √ 11
15 Lisman M.H. Djen √ √ √ √ √ √ 15
16 Marwa Murad √ √ √ √ √ √ 16
17 M. Akbar Murkam √ √ √ √ √ √ 13
18 Rifandi Mahmud √ √ √ √ √ √ 13
19 Rahmi Husen √ √ √ √ √ √ 13
20 Rofita salim √ √ √ √ √ √ 15
21 Safria Burhan √ 1 √ √ √ √ 13
Jumlah 9 12 0 8 12 1 8 12 2 8 11 1 8 12 1 6 13 2 292
117
Lampiran 24
Data Mentah Keterampilan
Proses Sains Siswa
Siklus II
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 Xt Xt2
1 Aldiana la haeri 3 2 3 3 2 2 15 256
2 Askia N Musa 3 2 3 2 2 2 14 196
3 Ardi Masud 2 3 3 2 3 3 16 256
4 Dewiyanti Muin 3 2 2 3 3 2 15 225
5 Fira Ishak 2 2 2 3 3 2 14 196
6 Fahria A Sidete 2 3 2 2 2 2 13 169
7 Hajrawati Marola 2 3 2 2 2 1 12 144
8 Indri Boy 3 3 3 3 2 2 16 256
9 Indriyani Rahma 2 2 3 3 2 3 15 225
10 Iqhar Suhardi 3 2 2 2 3 3 15 225
11 Khasmawati Tamrin 2 3 2 2 2 2 13 169
12 Jainab Hasib 2 3 1 2 2 1 11 121
13 Julfitriani Usman 3 2 2 2 2 2 13 169
14 Kartika Marwan 2 2 2 2 1 2 11 121
15 Lisman M.H.Djen 2 3 3 3 2 2 15 225
16 Marwa Murad 3 2 3 2 3 3 16 256
17 M. Akbar Murkam 3 3 2 1 2 2 13 169
18 Rifandi Mahmud 2 2 3 2 2 2 13 169
19 Rahmi Husen 2 2 2 3 2 2 13 169
20 Rofita Salim 2 2 2 3 3 3 15 225
21 Safria Burhan 3 1 2 1 3 3 13 169
∑X 51 49 49 48 48 46 291 4079
118
Lampiran 25
Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa
Siklus II
A. Mencari Angka Presentase Tiap-Tiap Item
𝑅
NP = SM 𝑥 100%
15 11
1. NP1 = 18 𝑥 100% = 83,33 12. NP12= 18 𝑥 100% = 61,11
14 13
2. NP2 = 18 𝑥 100% = 77,77 13. NP13= 18 𝑥 100% = 72,22
16 11
3. NP3 = 18 𝑥 100% = 88,88 14. NP14= 18 𝑥 100% = 61,11
15 15
4. NP4 = 18 𝑥 100% = 83,33 15. NP15= 18 𝑥 100% = 83,33
14 16
5. NP5 = 18 𝑥 100% = 77,77 16. NP16= 18 𝑥 100% = 88,88
13 13
6. NP6 = 18 𝑥 100% = 72,22 17. NP17= 18 𝑥 100% = 72,22
12 13
7. NP7 = 18 𝑥 100% = 66,66 18. NP18= 18 𝑥 100% = 72,22
16 13
8. NP8 = 18 𝑥 100% = 88,88 19. NP19= 18 𝑥 100% = 72,22
15 15
9. NP9 = 18 𝑥 100% = 83,33 20. NP20= 18 𝑥 100% = 83,33
15 13
10. NP10 = 18 𝑥 100% = 83,33 21. NP21=18 𝑥 100% = 72,22
13
11. NP11= 18 𝑥 100% = 72,22
∑NPt = NP1+NP2+NP3+NP4+NP5+NP6+NP7+NP8+NP9+NP10+NP11+NP12+NP13
+NP14+NP15+NP16+NP17+NP18+NP19+NP20+NP21
=83,33+77,77+88,88+83,33+77,77+72,22+66,66+88,88+83,33+83,33+72,2
2+61,11+72,22+61,11+83,33+88,88+72,22+72,22+72,22+83,33+72,22
= 1616,58
119
Lampiran 26
Hasil Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa
Siklus II
Skor Skor Presentase Kriteria
No Nama Siswa Total Maksimum (%)
1 Aldiana la haeri 15 18 83,33 Baik
2 Askia N Musa 14 18 77,77 Baik
3 Ardi Masud 16 18 88,88 Baik sekali
4 Dewiyanti Muin 15 18 83,33 Baik
5 Fira Ishak 14 18 77,77 Baik
6 Fahria A Sidete 13 18 72,22 Sedang
7 Hajrawati Marola 12 18 66,66 Sedang
8 Indri Boy 16 18 88,88 Baik sekali
9 Indriyani Rahma 15 18 83,33 Baik
10 Iqhar Suhardi 15 18 83,33 Baik
11 Khasmawati Tamrin 13 18 72,22 Sedang
12 Jainab Hasib 11 18 61,11 Sedang
13 Julfitriani Usman 13 18 72,22 Sedang
14 Kartika Marwan 11 18 61,11 Sedang
15 Lisman M.H.Djen 15 18 83,33 Baik
16 Marwa Murad 16 18 88,88 Baik sekali
17 M. Akbar Murkam 13 18 72,22 Sedang
18 Rifandi Mahmud 13 18 72,22 Sedang
19 Rahmi Husen 13 18 72,22 Sedang
20 Rofita Salim 15 18 83,33 Baik
21 Safria Burhan 13 18 72,22 Sedang
Rata-rata 13,85 18 76,98 Baik